Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Saturday 17 July 2010

Abu Bakar

Abu Bakar bernama lengkap Abdullah bin Abi Quhafah At-Taimy. Nama kecilnya adalah Abdul Ka’bah. Gelar “Abu Bakar” diberikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam setelah ia menikahkan Rasul dengan anak gadisnya, ‘Aisya, dan karena cepatnya ia masuk Islam. “Ash- Shiddiq” yang berarti “sangat membenarkan” adalah gelar yang diberikan kepadanya lantaran ia segera membenarkan Rasul dalam berbagai peristiwa, terutama peristiwa Isra’ dan Mi’raj.

Abu Bakar memiliki nama panggilan “Atiq (sang tampan)”, lantaran wajahnya yang tampan dan cakap orangnya. ‘Aisyah menerangkan karakter bapaknya, “Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pipinya, kecil pinggang (sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya), wajah selalu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersahaja dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai maupun katam.” Begitulah karakter phisiknya. Ada pun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (kemauan keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala yang syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi ALLAH, serta lembut dan ramah, Quraisy yang supel dalam bergaul, disukai dan diterima, seorang pebisnis, dan berbudi pekerti yang baik, semoga ALLAH meridhainya.

Dakwah Abu Bakar cukup efektif. Sejumlah sahabat masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar, diantaranya: Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas dan Thalhah bin Ubaidillah.

Kekokohan imannya terlihat ketika Madinah kelabu karena wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Banyak manusia bersedih, bahkan Umar murka dan tidak menerima kenyataan yang ada. Saat itu, Abu Bakar tampil mengingatkan seluruh sahabat dengan satu khutbah yang terkenal:

“Ketahuilah! Siapa yang menyembah Muhammad, maka ia telah wafat. Dan siapa yang menyembah ALLAH, maka sesungguhnya ALLAH tidak mati!”

Keberanian Dakwah Abu Bakar.

Abu Bakar adalah seorang lelaki merdeka dan hartawan besar yang pertama sekali beriman (percaya) kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan seruannya. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda tentangnya, “Aku tidak mengajak seseorang kepada Islam melainkan ada maju mundurnya, kecuali Abu Bakar bin Abu Quhafah tidak keberatan padanya dan tidak ada keraguan ketika aku mengajaknya masuk Islam.” (Syirah Ibnu Hisyam).

Ketika jumlah Muslimin Mekkah masih sangat sedikit jumlahnya, Abu Bakar menunjukkan satu keberaniannya berdakwah.

Pada suatu hari, Abu Bakar dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam serta beberapa sahabat yang lain, bersama pergi ke masjid. Setelah mereka duduk bersama-sama di masjid, Abu Bakar mohon izin kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk berdiri di tengah masjid dan berseru kepada kaum musyrikin Quraisy agar mereka itu insyaf dan mengikuti kepada seruan ALLAH dan Rasul-Nya. Di kala itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Kita masih sedikit, hai sahabatku! Kita masih sedikit, hai Abu Bakar!” Berkali-kali beliau menjawab demikian kepada sahabat Abu Bakar. Tetapi tampak oleh beliau bahwa Abu bakar sangat mendesak untuk mengerjakan keinginannya, berda’wah (berseru). Sebab itu, kehendaknya yang sebaik itu terpaksa diizinkan oleh beliau.

Abu Bakar lalu berdiri teguh ditengah-tengah masjid, lantas berkhutbah dengan suara yang sekeras-kerasnya, berseru kepada kaum musyrikin Quraisy supaya mengikut seruan ALLAH dan Utusan-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sedangkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat itu tetap duduk bersama-sama dengan kaum Muslimin.

Setelah seruan Abu Bakar terdengar oleh sebagian kaum musyrikin Quraisy, maka sebentar kemudian mereka datang bersama-sama seraya mengerubuti Abu Bakar. Mereka memukuli Abu Bakar dengan hebatnya. Oleh karena Abu Bakar tidak kuat menolak dan menahan pukulan-pukulan mereka, maka jatuhlah ia. Ketika Abu Bakar hendak melarikan diri, dengan segera ‘Utbah bin Rabi’ah (seorang pemuka pemuda kaum Quraisy) menangkapnya dan membantingnya sehingga jatuh lagi. Lalu dinjak-injaknya Abu Bakar dengan terompahnya yang berpaku hingga hidung Abu bakar tak kelihatan.

Saat itu juga, datang sekelompok orang dari keturunan keluarga Taimy yang masih musyrik juga yang memang untuk menolong Abu Bakar. Mereka segera mencegah musyrikin Qurisy untuk memukul Abu Bakar. Dan terlepaslah Abu Bakar dari penganiayaan kaum musyrikin Quraisy yang sangat kejam. Lalu Abu Bakar dibawa pulang oleh keturunan Taimy ke rumah Abu Quhafah, ayah Abu Bakar. Mereka lalu kembali ke masjid mendapatkan kaum musyrikin Quraisy yang telah memukuli Abu Bakar, dan diantaranya ada yang berkata, “Demi ALLAH! Jika sekiranya Abu Bakar mati terbunuh olehmu, kami harus membunuh ‘Utbah sebagai balasan kepadamu.”

Abu Bakar Khalifatur Rasul

Setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat, beberapa kerabat Rasul berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib yang paling berhak menggantikan sebagai khalifah. Namun sebagian kaum Anshar berkumpul di Balai Pertemuan Bani Sa’idah. Mereka hendak mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai pemimpin umat. Ketegangan terjadi. Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah datang untuk mengingatkan. Perdebatan terjadi. Mereka membicarakan siapakah yang sepatutnya yang menggantikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam memimpin kaum Muslimin dan mengurusi persoalan umat. Setelah musyawarah dan mengajukan beberapa usulan, tercapailah kesepakatan bulat bahwa khalifah pertama sesudah kematian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang pernah mengimami sholat kaum muslimin pada saat Rasulullah sakit, sahabat yang terbesar dan pendamping di dalam gua Hira. Akhirnya Abu Ubaidah (Muhajirin) dan Basyir bin Sa’ad (Anshar) membai’at Abu Bakar. Umar menyusul membai’at. Demikian pula yang lainnya. Pertikaian pun selesai.

(abudzakira: “nasehati aku")
di http://abudzakira.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment