Assalamu'alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh
Sedikit kisah inspiratif yang insya'Allah bermanfaat untuk sahabat.
Disebuah kampung nelayan ada seorang pemuda yang dikenal sebagai ''Pemuda yang gagal''.
Setiap kali ia berlayar hendak menangkap ikan pemuda ini selalu saja kembali dengan perahu kosongnya tanpa seekor pun yang ia bawa. Sekalipun ada, terhitung sangat sedikit bila dibandingkan tangkapan nelayan muda lainnya.
Suatu hari, dengan tekad mematahkan anggapan jelek nelayan lain tentang dirinya, ia berlayar jauh ke suatu tempat yang tidak satu pun nelayan lain pernah mengayuhkan perahunya ke sana untuk menangkap ikan. 1, 2, 3 hari berlalu, tak satu orang pun dari penduduk kampung nelayan yang melihat si pemuda ini kembali menepi ke kampungnya itu. Hingga satu bulan pun berlalu, di hari ke empat puluh kepergiannya akhirnya beberapa nelayan dari penduduk kampung pun bergegas pergi melaut untuk mencari atau setidaknya memastikan kondisi si pemuda gagal itu.
Singkat ketik pendek cerita, akhirnya mereka menemukan si pemuda gagal tersebut yang ternyata berada dalam kondisi yang masih hidup namun terlihat kelelahan sekaligus bingung dengan kondisi dirinya sendiri.
Yang mencengangkan bagi para nelayan yang mencarinya ketika itu, si pemuda gagal ini ternyata berhasil mendapatkan ikan yang begitu besar melebihi besarnya perahu yang mereka tumpangi. Si nelayan pun bertanya,
Nelayan: ''hai pemuda, kamu telah mendapatkan ikan yang begitu besar ini, lantas apa yang kamu lakukan di sini??? Penduduk kampung sudah terlalu lama menunggu hasil tangkapanmu....''
Si Gagal: ''dihari pertama aku berlayar pun aku sudah mendapatkan ikan besar ini. tapi aku bingung aku bagaimana aku harus membawa ikan ini
ke tepian...''
..........................................................
Apa ibroh yang bisa sahabat dapatkan dari sedikit kisah nelayan tersebut di atas ????
Sedikit makna kisah yang bisa kita ambil di antaranya, bahwa sebenarnya apa dan siapapun makhlukNYA, ALLAH Subhanahu wa Ta'ala telah mencukupi rizkinya di dunia, bahkan nikmatNYA melimpah melebihi apa yang kita butuhkan. Hanya saja banyak di antara kita yang belum mampu untuk kemudian menemukan atau menjemput pintu rizki itu hingga sampai ke ujung pangkuan kita.
~Ketika seorang bermata minus memakai kaca mata milik orang lain yang berbeda ukuran kemampuannya boleh jadi ia tidak akan mampu melihat tulisan yang ia baca. Ketidakmampuannya melihat tulisan tersebut bukan karena tidak ada huruf-huruf dalam bacaan yang ia baca, melainkan karena ia tidak mampu melihatnya karena keterbatasan yang ada.
Banyak di antara kita yang menyadarkan rizkinya hanya pada satu pintu saja, padahal hakikatnya banyak sekali pintu-pintu rizki yang ALLAH bukakan untuk kita untuk kemudian kita masuk kedalamnya. Mungkin memang dengan satu pintu itu ALLAH sudah mencukupi kebutuhan klita (tergantung pada bagaimana kita mensyukurinya), namun tidak bisa kita pungkiri bahwasannya manusia tidak pernah lepas dari yang namanya ''keinginan''.
~''Lapar cukup dengan sepiring nasi, tapi keinginan takkan cukup dengan segunung makanan pun.''
Selain itu tidak sedikit pula di antara kita yang belum sampai menemukan siapa dirinya, seperti apa jati dirinya, seberapa besar potensinya, dan dimana letak potensi itu berada sudah lantas mengatakan ''saya bisa melakukannya''.
~Ingat ''sebagian besar orang gagal terjebak pada kata ''hampir berhasil''
Kalau dalam firmanNYA mengatakan ''tidaklah kutimpakan ujian kepada manusia melainkan sesuai dengan kesanggupannya', maka demikian pula dengan bagaimana ALLAH melimpahkan rizki kepada makhlukNYA. Tidaklah mungkin mendapatkan untung dari berdagang ketika kita tidak punya kemampuan berdagang yang baik atau bahkan tidak mau berdagang.
~''Memancing diselokan hanya akan mendapatkan ikan gapi bukan ikan paus...!!''
Potensi manusia secara fisik memang jelas berbeda-beda dan itu menjadikan ketentuan ALLAH semata, tetapi hakikat potensi sebenarnya tidak lantas datang begitu saja tetapi harus dibangun, sitingkatkan, dan dipelihara ketika memang sudah sampai pada porsinya.
ALLAH memberikan potensi yang berbeda-beda kepada manusia, akan tetapi bukan pada seberapa besar potensi yang ada pada kita yang menjadi ukuran seberapa besar rizki yang ALLAH limpahkan untuk kita yang pada akhirnya juga menjadi penilaian ALLAH kualitas hidup manusia, melainkan pada seberapa mampu diri kita untuk kemudian memaksimalkan sepenuhnya potensi yang telah ALLAH berikan kepada kita.
Tidak sedikit orang diberikan kecerdasan lebih untuk meraih gelar sarjana, rizkinya tidak lebih dari seorang pedagang tamatan SMA misalnya. Banyak orang yang diberikan mata yang sempurna rizkinya tidak lebih dari seorang yang buta.
Lepas dari takdir yang menggariskannya, ini cara ALLAH mengangkat manusia pilihanNYA^^
Wallahu 'alam bisshowwab
Sumber: Catatan SALAM sahabat
No comments:
Post a Comment