Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Saturday 30 October 2010

Sssttt….. Ada yang ingin Ku Katakan ” Saatnya Untuk Kita Menikah “

Melihat prilaku menunda menikah tanpa alasan syar’i ditengah-tengah kaum muslimin baik dengan alasan menyelesaikan kuliah, karir atau alasan tidak syar’i lainnya menjadi salah satu sebab dari banyak sebab tersebarnya kemaksiatan onani, zina bahkan liwath (homo dan lesbi), Naudzubillah, dibarengi kemaksiatan buka aurat, ikhtilat tersebarnya pornografi membuat kerusakkan diatas kerusakkan, menambah tersebar luasnya kemaksiatan. Sebuah fenomena yang membuat lisan ini berucap semoga Allah menjaga kita semua. Sambil berfikir apa yang harus ku tulis disecarik kertas ini, sebagai nasehat untuk kaum muslimin. Ku coba awali dengan sebuah doa dengan berkata semoga Allah memberi hidayah dan menjaga kita semua…

Wahai kaum muslimin……..

Tidak tahukah kalian bahwa diantara penyebab kemaksiatan onani, perzinahan bahkan perbuatan liwat (homo dan lesbi) adalah akibat menunda nikah karena karir, kuliah atau tanpa alasan syari’i lainnya…
Tidak khwatirkah kalian terjatuh kedalamnya…

Karir apa yang kalian cari…, apakah dengan mempertaruhkan agama kau raih karirmu….!!!
Bukankah keselamatan agama dan menjaga keimanan hal yang sangat terpenting bagi kita…
Lalu apa yang menghalangi kalian untuk menikah, padahal dengan menikah dapat menjaga kita dari kemaksiatan….


Wahai kaum muslimin…….

Kuhadirkan perkataan seorang ulama yang menjelaskan hukum dan manfaat menikah sebagai hadiah dariku untuk kalian, Berkata Syaikh Muhammad Bin Shaleh Al-UtsaiminRahimahullah : ” Dan berkata sebagian Ahlu Ilmi (ulama -penj) bahwasannya menikah hukummnya wajib secara mutlak karena asal perintah adalah wajib. Hal ini dikarenakan perkataan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam ” Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian mampu untuk menikah maka menikahlah ” Al-lam li ‘Amr pada asalnya di dalam ” ‘amr : perintah ” adalah wajib kecuali ada yang memalingkannya dari perintah wajib. Disamping itu bahwasannya meninggalkan menikah disertai kemampuan untuk menikah didalamnya terkandung tasyabuh (menyerupai) orang nasrani yang mereka meninggalkan menikah dengan tujuan untuk menjadi pendeta dan tasyabuh dengan selain dari kaum muslimin haram hukumnya. Dimana terdapat didalam menikah dari kebaikan yang besar dan menolak kerusakkan yang banyak, bahwasannya dengan menikah dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan akan tetapi dengan adanya syarat mampu pada pendapat ini, dikarenakan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam mengkaitkan yang demikian itu dengan kemampuan sebagaimana perkataannya ” barangsiapa diantara kalian mampu menikah ” dan dikarenakan didalam kaidah umum, setiap kewajiban disertai dengan syarat mampu. Pendapat wajibnya nikah dalam sisiku lebih mendekati kebenaran “. ( Syarhul Mumti’ ‘Ala Zaadil Mustaq’ni, Syaikh Muhammad Bin Shaleh Al Utsaimin, Kitab Nikah hal : 12 ).

Terlepas disana ada perbedaan pendapat tentang hukum menikah, akan tetapi ulama sepakat bahwa terdapat kemaslahatan yang banyak dengan menikah, diantaranya menjadi sebab terjaganya seseorang dari perbuatan maksiat.

Wahai kaum muslim…..

Bagaimana jika…(semoga Allah menjaga kita semua) dengan menundanya seseorang dari menikah tanpa alasan syar’i sebab terjatuh kedalam perbuatan zina, padahal Allah Ta’ala berfirman
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Artinya : ” Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’ : 32)

Berkata Syaikh As-Sa’di Rahimahullah ” Larangan mendekati zina lebih mengena daripada sekedar larangan berbuat zina, dikarenakan yang demikian itu mencakup larangan dari segala muqadimah zina dan perkara yang mendekatkannya.“ ( Tafsir Ar Karimur Rahman, Syaikh As-Sa’di )
Allah Ta’ala juga berfirman pada ayat lain
وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
” Dan orang-orang yang tidak menyembah sesembahan yang lain berserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya)…….. “ ( Qs. Al Furqan 67 – 68 )

Berkata Syaikh Sa’di Rahimahullah : ” Dan nash firman Allah Ta’ala tentang ketiga dosa ini merupakan dosa besar yang paling besar, perbuatan syirik didalamnya terdapat merusak agama, membunuh didalamnya terdapat merusak badan dan zina didalamnya terdapat merusak kehormatan” ( Silahkan lihat Taisirul Karimur Rahman )

Apalagi jika sampai terjatuh kedalam perbuatan liwath, Naudzubillah. Sebuah dosa yang sangat besar, sebuah kekejian yang sangat keji. Sebagaimna Allah Ta’ala berfirman :
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ
” Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ” mengapa kamu melakukan perbuatan keji (liwath), yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (didunia ini)“ ( Qs. Al A’raaf : 80 )

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : ” Tidak ada yang paling aku takutkan daripada ketakutanku kepada kalian atas perbuatan kaum luth “ ( HR. Ahmad, tirmidzi dan dari Sahabat Ibnu Abbas Radiyallahu ‘Anhu dishahihkan oleh Syaikh Al – Al Bani Rahimaullah)
Berkata Imam Adz-Zhahabi Rahimahullah : ” Liwath (homo/lesbi) lebih keji dan jelek dari perbuatan zina “ ( Al Kabaair Imam Adz Zhahabi )

Siapa yang menjamin kita akan selamat dari perbuatan maksiat….
Apakah karena karir kau pertaruhkan agamamu ….
Apakah karena mempriroritaskan kuliah dengan ikhtilat kau pertaruhkan kejernihan hatimu….
Apakah karena karir dikantor atau aktivitas profesimu dengan kemaksiatan ikhtilat atau kemaksiatan yang ada didalamnya kau ambil resiko yang membahayakan agamamu dengan menunda menikah…
Tidak inginkah kita hidup dengan kehidupan sempurna sebagai seorang manusia dengan didampingi seorang istri sholehah atau ditemani seorang suami sholeh……..
Tidak inginkah kita merasakan hidup sakinah dengan ditemani seorang istri penyayang lagi penurut atau suami penyabar lagi bijaksana….

Tidak inginkah kita bahagia sebagaimana kebahagian seorang suami istri yang menggandeng buah hatinya pergi kemajelis ilmu…..
Tidak inginkah kita bahagia sebagaimana kebahagian keluarga fulan yang bercanda dengan buah hatinya…..
Tidak inginkah kita bahagia ketika kening kita dikecup anak-anak kita sebagaimana kebahagian sepasang suami istri yang dikecup keningnya oleh buah hatinya sambil berkata : ” Ummi….. Abi… Abdurrahman berangkat dulu yah, sekarang ada setoran Juz Amma sama Ustadz…

Jawablah wahai kaum muslimin….

Kalau kalian ingin bahagia sebagaimana mereka bahagia, kalau kalian ingin menjaga agama kalian sebagaimana mereka menjaga agamanya, lalu apa yang menjadi alasan kalian untuk menunda nikah tanpa alasan syar’i. Apakah kalian merasa aman dengan kemaksiatan yang telah tersebar, yang banyak orang terjatuh kedalamnya. Tahukah kalian yang menjadi alasan kekhawatiran Nabi Ibrahim ‘Alaihissallam akan dirinya terjatuh kedalam perbuatan penyembahan berhala, sehingga beliau berdoa kepada Allah agar dijauhi dari penyembahan berhala, yaitu dikarenakan banyaknya orang yang terjatuh kedalam perbuatan tersebut. Bukankah Allah Ta’ala berfirman mengkabarkan tentang doa Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنَامَ
” dan jauhkanlah aku berserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala ” ( Qs. Ibrahim : 35 ).
Berkata Syaikh Shaleh Al Fauzan Hafidzahullah : ” Ketika Nabi Ibrahim merasa takut terhadap dirinya, maka beliaupun berdoa kepada Rabbnya agar di teguhkan diatas agama tauhid dan agar tidak dipalingkan hatinya sebagaimana dipalingkannya mereka. Karena beliau adalah seorang manusia seperti mereka dan seorang manusia tidaklah merasa aman dari fitnah “ ( Durus Nawaqidul Islam, Syaikh Shaleh Al Fauzan : 37)

Wahai saudaraku fillah, semoga Allah menjaga kita semua.
Tak tahukah kalian, bahwa disana ada seorang akhwat yang karena sangat takutnya terjatuh kedalam perbuatan maksiat atau karena khawatir terhadap keselamatan agamanya dia selalu berdoa ” Ya Allah jauhkanlah aku dari perbuatan maksiat dan karuniakanlah kepada diriku seorang suami sholeh “
Wahai ukhti fillah, tak tahukah kalian bahwa disana ada seorang ikhwan yang karena khawatir terjatuh kedalam perbuatan maksiat dia isi waktu terkabulnya doa dengan berdoa ” Ya Allah jauhkanlah aku dari perbuatan maksiat dan karuniakanlah kepada diriku seorang istri sholehah “

Wahai saudaraku fillah, bagaimana kalau ikhwan atau akhwat tersebut terjatuh kedalam perbuatan maksiat, lalu bagaimana kalau kita yang berada pada kondisi mereka. Bukankah kita merasa sedih kalau kita berbuat maksiat apakah kita tidak merasa sedih kalau saudara kita terjatuh kedalam perbuatan maksiat, lalu dimana ta’awun kita terhadap saudara kita, Bukankah Allah Ta’ala berfirman
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
” dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan.“ ( Qs. Maidah : 2 )
Bukankah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : ” Dan Allah akan menolong hambanya apabila hambanya menolong saudaranya ” (HR. Muslim dari Sahabat Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu )

Berkata Syaikh Shaleh Alu Syaikh Hafidzahullah : ” Didalam hadist ini terdapat anjuran kepada seseorang untuk menolong saudaranya dengan sebesar – besar anjuran, anjuran bahwasannya seorang hamba apabila menolong saudaranya maka Allah akan menolongnya, apabila kamu membantu kebutuhan saudaramu, Allah akan membantu kebutuhanmu, jika kamu membantu kaum muslimin, dan suatu saat kamu butuh bantuan maka Allah akan membantumu dan ini keutamaan dan pahala yang sangat besar “ ( Syarh Arbain Nawawi, Syaikh Sholeh Alu Syaikh : 391 )

Wahai saudaraku adakah yang lebih besar dari ta’awun yang dengan sebab ta’awun kita dapat menjadi sebab selamatnya saudara kita dari kemaksiatan…..Jawablah wahai saudaraku fillah…..

Karena dengan menikahnya dirimu, maka engkau sedang ta’awun dengan istri atau suamimu, karena dengan menikahnya dirimu menjadi sebab terjaganya seorang istri atau suami kedalam perbuatan maksiat. Berkata Syaikh Muhammad Bin Shaleh Al-Utsaimin Rahimahullah : ” Diantara keutamaan menikah adalah dengan menikah dapat menjaga kemaluan dirinya dan istrinya dan menjaga pandangannya dan pandangan istrinya, kemudian setelah keutamaan itu lalu dalam rangka memenuhi kebutuhan syahwatnya ” ( Syarhul Mumti’ Jilid 12 hal : 10 )

Berkata Syaikh Shaleh Al Fauzan Hafidzahullah : “ Wahai manusia bertaqwalah kalian kepada Allah dan ketahuilah bahwa menikah terkandung didalamya kebaikkan yang sangat banyak, diantaranya kesucian suami istri dan terjaganya mereka dari terjatuh kedalam perbuatan maksiat, Rasullullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : ” Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah maka menikahlah dikarenakan dengan menikah dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan “ Al Hadist ( Khutbatul Mimbariyah Fil Munaasibaatil ‘Asriyah, Syaikh Shaleh Al Fauzan : 242 )

Mungkin diantara kalian ada yang berkata, saya belum mau menikah dan belum ada pikiran kearah sana, maka saya katakan semoga Allah menjaga kita semua dan mengkaruniakan kepada kita pendamping yang sholehah…amin, wahai saudara ku fillah bahwa disana ada pendapat dari ulama yang mengatakan hukumnya sunnah (dianjurkan) bukan sekedar mubah (boleh) bagi orang yang tidak berkeinginan untuk menikah atau melakukan hubungan suami istri, sementara dia mampu, dan ini pendapat yang benar dikarenakan beberapa hal, diantaranya dengan menikah dia dapat menjaga agama istrinya atau menjadi sebab istrinya terjaga dari perbuatan maksiat, begitu juga dikarenakan masuk kedalam keumuman dalil tentang diajurkannya menikah ” ( Silahkan lihat Malzamah Kitab Nikah Syaikh Muhammad Bin Hizam Hafidzhullah )
Maka sudah saatnya untuk kita menikah, mencari pendamping sholehah, semanhaj, membina keluarga sakinah.

Maka sudah seharusnya kita ta’awun dengan menganjurkan orang untuk menikah dan membantunya sesuai dengan kemampuan kita.

Wahai kaum muslimin, semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua….
Tidak tahukah kalian beberapa banyak dari pemuda kaum muslimin yang terjatuh kepada perbuatan zina, sebuah dosa yang sangat besar yang pelakunya berhak dihukum 100 kali cambukkan dan diasingkan dari negerinya, Adapun kalau sudah menikah dihukum dengan dirajam sampai mati.
Tidak tahukah kalian bahkan ada yang terjatuh pada sebuah dosa yang pelakunya berhak dikenai hukuman dengan dilempar dari gedung yang paling tinggi kemudian dilempari batu, bahkan dosa liwath ini telah menyebar dinegeri ini. Naudzubillah

Tidak tahukah engkau bahwa kemaksiatan onani, ponogarafi, buka aurat, pacaran dianggap sesuatu hal yang biasa…
Wahai kaum muslimin kalau seperti ini kondisi bangsa ini, lalu apa yang menjadikan alasan kita untuk menunda nikah…….
kalau seperti ini kondisi bangsa ini lalu apa yang menjadi alasan para orangtua tidak menganjurkan anaknya untuk menikah……
Kalau seperti ini kondisi bangsa ini lalu apa yang menjadi alasan para orang tua melarang anaknya untuk segera menikah, katakanlah kepada diriku wahai kaum muslimin.
Bukankah kita menginginkan keselamatan dan kebahagiaan untuk diri kita….
Bukankah kita menginginkan keselamatan dan kebahagiaan untuk keluarga kita…
Bukankah para orangtua menginginkan keselamatan dan kebahagiaan untuk anak-anaknya…..
Bukankah kita menginginkan keselamatan dan kebahagiaan untuk kaum muslimin…
Lantas apa yang menghalangi kita untuk menikah…..

Lantas apa yang menghalangi kita untuk menganjurkan orang untuk menikah…..
Lantas apa yang menghalangi kita untuk membantu saudara kita untuk menikah…..
Bukankah Allah Ta’ala dan Rasul Nya menganjurkan kita untuk menikah, Allah Ta’ala berfirman :
فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
” Maka nikahillah perempuan yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja.“ ( Qs. An Nisa’ : 3 )

Rasullullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : ” Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah maka menikahlah dikarenakan dengan menikah dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan dan barangsiapa tidak mampu menikah maka baginya untuk berpuasa hal itu sebagai tameng baginya “ ( HR. Bukahri dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘Anhu )

Berkata Syaikh Shaleh Al Fauzan Hafidzahullah : ” Didalam hadist ini terdapat anjuran dari Nabi Shallahu ‘Alaihi Wassalam untuk para pemuda, khususnya para pemuda kaum muslimin, dikarenakan syahwat para pemuda lebih kuat dan kebutuhan untuk menikah disisi mereka lebih banyak, karena inilah dianjurkan bagi mereka untuk menikah “ ( Tashiilul Ilmaam Bifiqhil Ahaadist Min Bulugil Maram, Jilid 4 Kitab Nikah, hal 304 )

Berkata Syaikh Abdullah Al Basam Rahimahullah : ” Setiap pernikahan ini terkandung didalamnya manfaat yang agung, yang kemanfaatan tersebut kembali kepada suami istri, anak – anak, perkumpulan (komunitas), dan agama dengan kebaikan yang banyak ” ( Taudihul Ahkam Min Bulugil Maram, Jlid 5 Kitab Nikah hal 209 )
Oleh karena itu ada yang ingin kukatakan ” Saatnya untuk kita menikah“, menjalankan perintah Allah dan Rasul Nya, membina rumah tangga sakinah semoga dengan itu Allah menjaga agama dan diri kita dari kemaksiatan.

Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty


Sumber: http://www.humairoh.inef.web.id/2010/10/sssttt-ada-yang-ingin-ku-katakan.html

Tuesday 26 October 2010

MEREKA MENGAJARKAN KITA

Hal yang sangat menyedihkan adalah saat kau jujur pada temanmu, dia berdusta padamu. Saat dia telah berjanji padamu, dia mengingkarinya. Saat kau memberikan perhatian, dia tidak menghargainya. Hal yang sangat mengecewakan adalah kau dibutuhkan hanya pada saat dia dalam kesulitan.

Jangan pernah menyesali atas apa yang terjadi padamu! Sebenarnya hal-hal yang kau alami sedang mengajarimu. Saat temanmu berdusta padamu atau tidak menepati janjinya padamu atau dia tidak menghargai perhatian yang kau berikan, sebenarnya dia telah mengajarimu agar kau tidak berperilaku seperti dia.

Bila kau dibutuhkan hanya pada saat dia sedang kesulitan sebenarnya juga telah mengajarimu untuk menjadi orang yang arif dan santun, kau telah membantunya saat dia dalam kesulitan.

Hal yang menyakitkan adalah saat kau mencintai seseorang dengan tulus tapi dia tidak mencintaimu atau dia yang kau sayangi tiba-tiba mengirimkan kartu undangan pernikahannya, sebenarnya hal ini sedang mengajarimu untuk RIDHA menerima takdir-Nya.

Begitu banyak hal yang tidak menyenangkan yang sering kau alami atau bertemu dengan orang-orang yang menjengkelkan, egois dan sikap yang tidak mengenakkan. Dan betapa tidak menyenangkan menjadi orang yang dikecewakan, disakiti, tidak diperdulikan/dicuekin, atau bahkan dicaci dan dihina. Sebenarnya orang-orang tersebut sedang mengajarimu uuntuk melatih membersihkan hati dan jiwa, melatih untuk menjadi orang yang sabar dan mengajarimu untuk tidak berperilaku seperti itu.

Mungkin ALLAH menginginkan kau bertemu orang dalam berbagai macam karakter yang tidak menyenangkan sebelum kau bertemu dengan orang yang menyenangkan dalam kehidupanmu dan kau harus mengerti bagaimana erterimakasih atas karunia itu yang telah mengajarkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupmu.

Sumber: http://www.facebook.com/notes/razita-sabrina-filzah/mereka-mengajarkan-kita/467782129728

PERSAHABATAN ISLAM

Memelihara hak-hak umum persaudaraan Islam, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah `Shallallahu ‘alaihi wa salam

Hak muslim atas muslim ada enam, para shahabat bertanya, Apa saja enam itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, ”Jika engkau bertemu ucapkanlah salam, dan jika dia mengundangmu, maka datangilah, dan jika ia meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah, dan jika ia bersin lalu mengucap alhamdulillah maka do’akanlah, jika dia sakit maka tengoklah, dan jika ia meninggal maka antarkanlah (HR Muslim).

Kemuliaan hati adalah disaat Anda merasa senang jika di tegur dan di ingatkan oleh sahabat Anda. Dan sahabat Anda adalah yang gemar mengingatkan Anda jika anda bersalah. Alangkah indahnya jika persahabatan di jalin dalam irama meningkatkan kualitas diri agar semakin dekat kepada Allah dan semakin cinta kepada Rasulullah `SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM. Bukan sahabat Anda jika dia membiarkan Anda dalam kesalahan. Bukan sahabat Anda jika ia mendendam di saat Anda tegur dan ingatkan kala bersalah.

Ada sesuatu yang tersimpan di lubuk hati kita, yang tidak tampak kecuali disaat kita mendengar atu melihat sahabat kita bersalah.Yaitu rasa ingin menegur dan menyapanya karena merindukan kebaikan untuk sahabatnya tanda ketulusan dalam persahabatan atau rasa enggan dan acuh untuk menegurnya tanda kekotoran hati saat bersahabat.

Ada Sesuatu yang tersembunyi dilubuk hati kita yang tidak tampak kecuali disaat kita mendapat teguran dari teman kita.Yaitu kesombongan yang menjadikan kita tiba-tiba merasa dendam, sebel melihatnya dan tidak nyaman duduk disampingnya atau rasa trimakasih yang dalam tanda sebuah ketawadhuan dan kebesaran jiwa dalam menerima sebuah kebenaran.

Seorang sahabat amat besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter, sikap, tata krama dan akidah keimanan. Itulah yang dipahamkan Rasulullah untuk umat beliau dengan sabdanya “sesorang itu akan mudah terbawa kepada agama sahabatnya, maka jika ingin melihat iman dan akhlaq seseorang lihatlah siapa yang menjadi teman dalam hidupnya!”
Sahabat disini maknanya banyak, teman kerja,guru yang mengajar kita, jalinan suami-istri termasuk anggota dalam sebuah lembaga terdapat makna pesahabatan. Maka disaat hubungan kawan dengan kawan, guru dengan murid,suami dengan istri atau keberadakan anggota dalam sebuah lembaga jika tidak terdapat didalamnya makna saling memberi dan saling menerima teguran positif maka sungguh jalinan itu bukan dirajut karena Allah SWT.

Untuk menciptakan keindahan bersahabat karena Allah SWT disini dibutukan dua hal : Pertama adalah ghiroh, yaitu rasa mencitai sahabatnya dan rasa tidak rela jika sahabatnya terjerumus dalam irama menghayati makna hadits nabi”Tidak sempurna imanmu sehingga engkau benar mencintai saudaramu seperti mencintai untuk dirimu sendiri”. Agar kita senantiasa merasa tidak rela jika ada sahabatnya berbuat maksiat dan dimurkahi oleh Allah SWT seperti halnya ia tidak rela jika dirinya di murkahi oleh Allah SWT.

Kedua adalah lapang dada.Yaitu menghadirkan penghargaan kepada saudara kita yang telah menegur dan mengingatkan kita dengan menginsyafi betapa berharganya sebuah teguran itu. Hindari siafatnya orang-orng sombong yang jauh dari hidayah Allah yang mudah rasa tersinggung, kecewa dan dendam disaat ada seorang sahabat yang mengingatkan kita.

Jika ada orang menegur dan mengingatka anda lihatlah makna yang di sampaikan jangan mempermasalahka cara yang menurut anda kurang menarik atau mungkin menyakitkan. Hati yang tulus dan tawadhu hanya akan melihat kebenaran dan kebaikan darimanapun datangnya dan bagaimanapun cara penyamapaianya. Dan hati yang sombong amat susah menerima kebenaran biar sebaik apapun cara kebenaran itu disampaikan dan sehebat apapun orang yang menyampaikannya.

………..Wallahua’lam bisshowab………..

Sumber: Sahabat Muslim (FB)

Monday 25 October 2010

Caramu Melihat Masalah – Itulah Masalahnya…

Tak ada orang di muka bumi ini tidak pernah merasakan kesedihan, entah itu disebabkan oleh hal yang sepele, seperti kehilangan sandal ketika sholat di masjid, sampai yang terbilang serius, seperti ditinggal orang yang dicintai untuk selama-lamanya.

Tapi taukah wahai sahabat bahwa kesedihan merupakan perasaan yang akan menjadi positif bila kita bisa menempatkanya pada proporsi yang tepat. Maksudnya, kita terkadang hanya terpusat pada masalah yang kita hadapi daripada mempelajari cara kita memandang, menilai dan merasakan masalah yang kita hadapi. Mungkin bahasa sederhananya kita sering menjadi “sebagian dari masalah” bukan “sebagai solusi dari masalah”, sehingga semakin kita berpikir keras mencari pemecahan masalah tersebut kita akan semakin merasa buntu dengan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Itu karena kita tidak pada posisi menilai dari luar masalah tersebut, tetapi masuk kedalam masalah tersebut dan merasakan pikiran-pikiran negatif yang menghantui dan menghilangkan jalan keluar yang mungkin bisa muncul sebagai anugrah dari Tuhan.

Bagaimana kita menempatkan diri kita di luar masalah dan dapat memiliki kemampuan untuk menilai secara objektif dari masalah tersebut, padahal kita ada didalam masalah itu sendiri. Kuncinya adalah dengan mencoba bersikap “Jujur pada diri sendiri” ya cukup itu dulu. Karena pikiran dan hati kita seringkali selalu bersikap egois dan merasa bisa menyelesaikan masalah tersebut, padahal tidak. Kita hanya berusaha keras memikirkanya padahal tidak. Sahabat harus terlebih mengawali dengan sebuah kesadaran bahwa Cara kita memandang masalah itulah masalah itu sendiri, sehingga kalau kita tidak mencoba mengoreksi diri kita sendiri maka masalah yang kita hadapi tidak akan menemukan jalan keluar yang tepat dan sesuai untuk diri kita, bila pun tidak dengan cara mengoreksi diri kita, kita menemukan pemecahan masalah, penulis menilai itu hanya pemecahan masalah yang terlalu emosional dan menyentuh akar masalah itu sendiri.

Jadi sadarlah wahai sahabat, cobalah dengan jujur pada diri sendiri dalam setiap masalah untuk membuka pintu solusi yang selalu ditawarkan oleh hati nurani kita. Dan hindari perasaan super no problem. Karena sekali lagi kata kuncinya. “Cara kita menyelesaikan masalah itulah masalahnya” bukan masalah itu sendiri.

Sumber: Majlis Ta'lim Al Husaini (FB)

Belajarlah Dari Kesalahan Yang Pernah Kita Buat

Tidak ada orang yang suka berbuat kesalahan. Namun jika anda ingin melewati hidup dengan baik, maka tidak ada jaminan bagi anda untuk tidak melakukan kesalahan. Jika anda dapat belajar dari kesalahan dengan tepat, maka anda akan mendapatkan bahan bakar baru untuk maju kedepan.

Anda harus menyadari bahwa kesalahan adalah bagian yang penting dalam pengembangan diri. Jangan termenung terus dengan rasa bersalah dan penyesalan, pelajari bagaimana anda dapat belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut.

1. Minta Maaf dengan Tulus dan Sungguh-sungguh

Jika anda telah melakukan kesalahan yang menyakiti/membahayakan orang lain, sangat penting bagi anda untuk segera meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Pastikan bahwa itu adalah betul-betul suatu kecelakaan yang tidak akan terulang. Permintaan maaf yang baik akan mengembalikan tingkat kepercayaan orang tersebut pada anda.

Sebaliknya, jika anda tidak meminta maaf, maka kemungkinan besar orang tersebut akan menyerang anda. Akan sangat efektif jika anda meminta maaf secara pribadi dibandingkan lewat surat atau email. Namun, begitu anda telah mendapatkan maaf, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama lagi, karena itu adalah suatu kekonyolan dan sangat menjengkelkan. Segera perbaiki tindakan-tindakan anda.
2. Jangan Menjadi Seorang Yang ’Perfectionist’

Jika anda menjalani hidup dengan ketakutan untuk melakukan kesalahan, maka anda akan menghabiskan hidup anda dengan tidak melakukan apa-apa. Bukan masalah jika anda melakukan kesalahan, karena sekali lagi itu adalah bagian penting dari hidup agar anda terus maju. Semakin banyak tanggung jawab yang anda pikul, kemungkinan anda melakukan kesalahan pun semakin sering.

Jika anda selalu ingin merasa semuanya sempurna, selalu ingin menghindari kesalahan-kesalahan sekecil apapun, hal itu lama kelamaan akan membentengi diri anda secara psikologi dan anda menjadi tidak berani dalam mengambil resiko.
3. Jangan Membuang Waktu Dengan Mencari Pembenaran

Kita manusia mempunyai sifat alami untuk mencari pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Ketika kita melakukan kesalahan, rata-rata reaksi pertama kita adalah menyalahkan orang lain.

”Ya, saya telah menabrak mobil di depan saya, tapi itu adalah karena teman saya yang selalu mengajak saya bergosip sehingga konsentrasi saya terpecah…”

”Saya tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal karena komputer saya mengalami gangguan …”

Perlu anda ketahui, ketika kesalahan telah dibuat, atasan anda sama sekali tidak tertarik dengan pembenaran-pembenaran yang anda buat. Kita mencari pembenaran karena ego kita yang tinggi. Kadang-kadang, hal terbaik yang perlu diucapkan, sangat sederhana : ”Ya, saya telah melakukan kesalahan.”
4. Pahami Mengapa Kesalahan Tersebut Dapat Terjadi

Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai macam kesalahan. Untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama dua kali, anda harus memahami akar permasalahannya.

Sebagai contoh, anda seringkali berbicara dengan nada cepat dan marah; sering anda mengeluarkan kata-kata yang kurang baik. Anda harus mencari tahu apa yang menyebabkan anda marah pada saat itu. Mungkin anda merasa sangat lelah atau kepala anda sedang sakit. Jika anda melakukan kesalahan karena anda begitu lelahnya, cobalah untuk tidak tidur sampai larut malam. Jika anda merasa stress, carilah jalan untuk membuat anda relax.
5. Hindari Mengulang Kesalahan Yang Sama

Anda harus menghindari perasaan bersalah yang terus menerus karena telah berbuat kesalahan, namun pada saat yang sama, anda harus mencari jalan pemecahan dan melakukan tindakan perbaikan. Jika anda mengulang kesalahan yang sama, hal tersebut menunjukkan bahwa anda tidak mengalami suatu kemajuan dan menyebabkan kerugian/penderitaan yang berulang.

Seringkali kesalahan disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Untuk mencegah kesalahan yang sama berulang, anda harus menghapuskan kebiasaan buruk tersebut. Hal ini memang tidak mudah dan membutuhkan usaha ekstra untuk merubah kebiasaan. Bagaimanapun, semakin cepat anda bisa merubah kebiasaan buruk tersebut, semakin cepat anda menghindari melakukan kesalahan yang sama.
6. Kesalahan Adalah Kesempatan Untuk Belajar

Dari kesalahan-kesalahan yang telah anda buat, tentu saja anda akan semakin berkembang dan bijak. Kesalahan-kesalahan, dalam hubungannya dengan keberanian mengambil resiko, merupakan sesuatu yang krusial untuk kesuksesan anda. Hal yang terpenting adalah melihat kesalahan sebagai batu loncatan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi dan kehidupan yang lebih baik.


semoga bermanfaat,,,^_^

Sumber: Majlis Ta'lim Al Husaini

Ilmu Adalah Pemimpin Amal !!!

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin....

Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,

العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ

“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.”
(Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)


Bukti bahwa ilmu lebih didahulukan daripada amalan

Ulama hadits terkemuka, yakni Al Bukhari berkata, “Al ‘Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali (Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat)” Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala,

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ

“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad [47]: 19)

Dalam ayat ini, Allah memulai dengan ‘ilmuilah’ lalu mengatakan ‘mohonlah ampun’. Ilmuilah yang dimaksudkan adalah perintah untuk berilmu terlebih dahulu, sedangkan ‘mohonlah ampun’ adalah amalan. Ini pertanda bahwa ilmu hendaklah lebih dahulu sebelum amal perbuatan.

menulis-1Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berdalil dengan ayat ini untuk menunjukkan keutamaan ilmu. Hal ini sebagaimana dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah ketika menjelaskan biografi Sufyan dari jalur Ar Robi’ bin Nafi’ darinya, bahwa Sufyan membaca ayat ini, lalu mengatakan, “Tidakkah engkau mendengar bahwa Allah memulai ayat ini dengan mengatakan ‘ilmuilah’, kemudian Allah memerintahkan untuk beramal?” (Fathul Bari, Ibnu Hajar, 1/108)

Al Muhallab rahimahullah mengatakan, “Amalan yang bermanfaat adalah amalan yang terlebih dahulu didahului dengan ilmu. Amalan yang di dalamnya tidak terdapat niat, ingin mengharap-harap ganjaran, dan merasa telah berbuat ikhlas, maka ini bukanlah amalan (karena tidak didahului dengan ilmu, pen). Sesungguhnya yang dilakukan hanyalah seperti amalannya orang gila yang pena diangkat dari dirinya.” (Syarh Al Bukhari libni Baththol, 1/144)

Ibnul Munir rahimahullah berkata, “Yang dimaksudkan oleh Al Bukhari bahwa ilmu adalah syarat benarnya suatu perkataan dan perbuatan. Suatu perkataan dan perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh sebab itulah, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan, karena ilmu itu pelurus niat. Niat nantinya yang akan memperbaiki amalan.” (Fathul Bari, 1/108)

Keutamaan ilmu syar’i yang luar biasa

Setelah kita mengetahui hal di atas, hendaklah setiap orang lebih memusatkan perhatiannya untuk berilmu terlebih dahulu daripada beramal. Semoga dengan mengetahui faedah atau keutamaan ilmu syar’i berikut akan membuat kita lebih termotivasi dalam hal ini.

Pertama =>
Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di akhirat dan di dunia

Di akhirat, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu beberapa derajat berbanding lurus dengan amal dan dakwah yang mereka lakukan. Sedangkan di dunia, Allah meninggikan orang yang berilmu dari hamba-hamba yang lain sesuai dengan ilmu dan amalan yang dia lakukan.

Allah Ta’ala berfirman,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS Al Mujadalah: 11)

Kedua =>
seorang yang berilmu adalah cahaya yang banyak dimanfaatkan manusia untuk urusan agama dan dunia meraka.

Dalilnya, satu hadits yang sangat terkenal bagi kita, kisah seorang laki-laki dari Bani Israil yang membunuh 99 nyawa. Kemudian dia ingin bertaubat dan dia bertanya siapakah di antara penduduk bumi yang paling berilmu, maka ditunjukkan kepadanya seorang ahli ibadah. Kemudian dia bertanya kepada si ahli ibadah, apakah ada taubat untuknya. Ahli ibadah menganggap bahwa dosanya sudah sangat besar sehingga dia mengatakan bahwa tidak ada pintu taubat bagi si pembunuh 99 nyawa. Maka dibunuhlah ahli ibadah sehigga genap 100 orang yang telah dibunuh oleh laki-laki dari Bani Israil tersebut.

Akhirnya dia masih ingin bertaubat lagi, kemudian dia bertanya siapakah orang yang paling berilmu, lalu ditunjukkan kepada seorang ulama. Dia bertanya kepada ulama tersebut, “Apakah masih ada pintu taubat untukku.” Maka ulama tersebut mengatakan bahwa masih ada pintu taubat untuknya dan tidak ada satupun yang menghalangi dirinya untuk bertaubat. Kemudian ulama tersebut menunjukkan kepadanya agar berpindah ke sebuah negeri yang penduduknya merupakan orang shalih, karena kampungnya merupakan kampung yang dia tinggal sekarang adalah kampung yang penuh kerusakan. Oleh karena itu, dia pun keluar meninggalkan kampung halamannya. Di tengah jalan sebelum sampai ke negeri yang dituju, dia sudah dijemput kematian. (HR. Bukhari dan Muslim). Kisah ini merupakan kisah yang sangat masyhur. Lihatlah perbedaan ahli ibadah dan ahli ilmu.

Ketiga =>
Ilmu adalah warisan para Nabi

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak.”
(HR. Abu Dawud no. 3641 dan Tirmidzi no. 2682. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud dan Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Keempat, orang yang berilmu yang akan mendapatkan seluruh kebaikan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Setiap orang yang Allah menghendaki kebaikan padanya pasti akan diberi kepahaman dalam masalah agama. Sedangkan orang yang tidak diberikan kepahaman dalam agama, tentu Allah tidak menginginkan kebaikan dan bagusnya agama pada dirinya.”
(Majmu’ Al Fatawa, 28/80)

Ilmu yang wajib dipelajari lebih dahulu

Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk diamalkan saat itu, adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk diamalkan maka belum wajib untuk dipelajari. Jadi ilmu mengenai tauhid, mengenai 2 kalimat syahadat, mengenai keimanan adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui.

Kemudian ilmu mengenai shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya, merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari. Kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang mualamalah dan seterusnya.

Contohnya seseorang yang saat ini belum mampu berhaji, maka ilmu tentang haji belum wajib untuk ia pelajari saat ini. Akan tetapi ketika ia telah mampu berhaji, ia wajib mengetahui ilmu tentang haji dan segala sesuatu yang berkaitan dengan haji. Adapun ilmu tentang tauhid, tentang keimanan, adalah hal pertama yang harus dipelajari karena setiap amalan yang ia lakukan tentunya berkaitan dengan niat. Kalau niatnya dalam melakukan ibadah karena Allah maka itulah amalan yang benar. Adapun kalau niatnya karena selain Allah maka itu adalah amalan syirik. Ini semua jika dilatarbelakangi dengan aqidah dan tauhid yang benar.

Penutup

Marilah kita awali setiap keyakinan dan amalan dengan ilmu agar luruslah niat kita dan tidak terjerumus dalam ibadah yang tidak ada tuntunan (alias bid’ah). Ingatlah bahwa suatu amalan yang dibangun tanpa dasar ilmu malah akan mendatangkan kerusakan dan bukan kebaikan.

‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz mengatakan,

من عبد الله بغير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح

“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”
(Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)

Di samping itu pula, setiap ilmu hendaklah diamalkan agar tidak serupa dengan orang Yahudi. Sufyan bin ‘Uyainah –rahimahullah- mengatakan,

مَنْ فَسَدَ مِنْ عُلَمَائِنَا كَانَ فِيهِ شَبَهٌ مِنْ الْيَهُودِ وَمَنْ فَسَدَ مِنْ عِبَادِنَا كَانَ فِيهِ شَبَهٌ مِنْ النَّصَارَى

“Orang berilmu yang rusak (karena tidak mengamalkan apa yang dia ilmui) memiliki keserupaan dengan orang Yahudi. Sedangkan ahli ibadah yang rusak (karena beribadah tanpa dasar ilmu) memiliki keserupaan dengan orang Nashrani.” (Majmu’ Al Fatawa, 16/567)

Semoga Allah senantiasa memberi kita bertaufik agar setiap amalan kita menjadi benar karena telah diawali dengan ilmu terdahulu. Semoga Allah memberikan kita ilmu yang bermanfaat, amal yang sholeh yang diterima, dan rizki yang thoyib.

Alhamdulilllahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sumber: Perindu Syuhada

JANGAN EMOSI !

" Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam berkelahi, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai emosinya tatkala marah " (Muttafaqun Alaih)

Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang diridhoi Allah SWT, ada banyak hal yang kadang sangat-sangat sepele tetapi karena sikapi dengan sangat reaktif dan emosional, tiba-tiba hal yang sepele itu menjadi sebuah masalah yang besar dan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian yang bijak.

Suatu hari seorang bapak makan disebuah restoran bersama dengan keluarganya. Ketika sedang asik menyantap makanan, bapak tersebut melihat disampingnya ada seorang anak kecil yang tanpa sengaja menjatuhkan gelas dari mejanya. Airnya tumpah membasahi taplak meja dan baju si anak. Spontan ayah anak itu marah, “Mengapa kamu tidak hati-hati?” bentak si ayah. Si anak menangis. Si ayah makin memarahinya saja. Bapak yang lain menyaksikan kejadian itu hanya geleng-geleng saja. Menurutnya suasana makan keluarga tersebut seketika berubah menjadi kacau. Tentu saja keadaan tersebut tidak akan terjadi jika sang ayah mampu bersikap lebih bijak, sabar, dan tidak emosional.

Jika kita renungkan, dalam hidup ini ada banyak masalah yang muncul karena kita terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sederhana saja. Keadaan akan menjadi lain, keluarga tersebut akan makan dengan tenang dan bersuka-cita, jika si ayah berkata sambil tersenyum, “Lain kali hati-hati ya, nak.” Masalah pun selesai ! Si anak dan keluarga yang lain pun senang. Namun, yang sering terjadi adalah kita lebih mengutamakan amarah, menyalahkan orang lain, keadaan, dan dunia sekitar jika sedang ditimpa persoalan. Akibatnya kita kehilangan dua hal yang sangat penting dalam hidup ini, yaitu :

Pertama : Rasa Syukur

Jika terlalu sibuk menggerutu dan mengeluh, kita akan kehabisan waktu untuk bersyukur atas segala rahmat yang Allah berikan. Hari ini sebelum kita protes tentang menu dan rasa makanan dihadapan kita, pikirkanlah seseorang yang tidak memiliki sesuatu untuk dimakan.

Sebelum kita mengeluh karena tidak memiliki banyak materi, pikirkanlah seseorang yang mengemis dijalanan hanya untuk mendapatkan sedikit belas kasihan dari orang lain.

Sebelum kita mengeluh karena wajah kita tidak secantik atau setampan yang kita inginkan, pikirkanlah seseorang yang memiliki wajah lebih buruk.

Sebelum kita mengeluh tentang kekurangan pasangan kita, pikirkanlah banyaknya orang yang bergumul meminta pasangan hidup.

Sebelum kita mengeluh tentang sulitnya hidup ini, pikirkanlah seseorang yang terbaring koma di rumah sakit, bahkan untuk memikirkan masa depanpun ia sudah tidak mampu lagi.

Sebelum kita mengeluh mengenai jarak yang harus kita tempuh ketika mengemudi, pikirkanlah seseorang yang juga menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki.

Ketika kita merasa lelah dan mengeluh tentang pekerjaan, pikirkanlah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaankarena tidak memiliki kemampuan dan kesempatan seperti kita.


Kedua : Rasa Ikhlas

Kehidupan ini harus diterima dengan penuh Kebahagiaan tanpa suatu keharusan memiliki segalanya dengan berlebihan.

Jalan kebahagiaan adalah merasa senang pada diri kita, apa yang kita kerjakan dan apa yang kita miliki merupakan rahasia kekuatan, kepuasan, dan kehidupan pribadi yang berenergi tinggi.

Kebahagiaan menghubungkan kita dengan keindahan dan kekuatan semesta alam, dengan kekuatan tertinggi kita, dengan Sang Illahi.

Kebahagiaan berarti merasakan dan mengungkapkan kebahagiaan hidup, bergembira karena keindahan dan kekayaan sebagai makhluk.

Kebahagiaan merupakan daya pembebas ampuh yang melepaskan kreativitas, bakat, kemampuan, dan kecakapan kita.

Kebahagiaan mengilhami harapan. Kebahagiaan memberi makan hati dan jiwa. Kebahagiaan membawa semangat ke dalam hidup kita.

Kebahagiaan menular dan merupakan pemberian teerbesar yang dapat kita berikan kepada diri sendiri dan orang lain.Jalan kebahagiaan telah ada. Jalur itu senantiasa sudah ada menantikan kita…..

Kebahagiaan membuat tekanan darah kita yang tinggi menjadi normal, pernafasan menjadi lebih dalam dan teratur sehingga membawa lebih banyak oksigen kesel-sel tubuh kita.

Kebahagiaan meningkatkan vitalitas dan semangat sehingga kita akan merasa sehat. Kebahagiaan selalu memancar membasahi jiwa-jiwa yang kering dan tandus.

Kebahagiaan merupakan peristiwa dari dalam keluar. Kebahagiaan berasal dari dalam bathin kita untuk memberkahi dunia kita dan sekitar kita. Riak-riak gelombang Kebahagiaan itu melebar sambil membuat dunia menjadi lebih baik bagi kita semua.

" HANYA ORANG YANG SABAR YANG MAMPU SENANTIASA BERBHAGIA "

Ingin senantiasa berbahagia ? mari kita bahagiakan orang-orang terdekat kita dan orang-orang yang membutuhkan kebahagiaan. Bersama Rumah Yatim Indonesia kita wujudkan impian kebahagiaan mereka yang ingin menjadi manusia-manusia malaikat.

Sumber: http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

Pemuda & Ayahnya yang Berubah Menjadi Himar

Dalam terik panas mentari yang memancar menyinari tanah Baitul Haram, seorang ulama zuhud yang bernama Muhammad Abdullah al-Mubarak keluar dari rumahnya untuk menunaikan ibadah haji. Di sana dia leka melihat seorang pemuda yang asyik membaca selawat dalam keadaan ihram. Malah di Padang Arafah dan di Mina pemuda tersebut hanya membasahkan lidahnya dengan selawat ke atas Nabi. "Hai saudara," tegur Abdullah kepada pemuda tersebut. "Setiap tempat ada bacaannya tersendiri. Kenapa saudara tidak membanyakkan doa dan solat sedangkan itu yang lebih dituntut? Saya lihat saudara asyik membaca selawat saja."

"Saya ada alasan tersendiri," jawab pemuda itu. "Saya meninggalkan Khurasan, tanahair saya untuk menunaikan haji bersama ayah saya. Apabila kami sampai di Kufah, tiba-tiba ayah saya sakit kuat. Dia telah menghembuskan nafas terakhir di hadapan saya sendiri. Dengan kain sarung yang ada, saya tutup mukanya. Malangnya, apabila saya membuka semula kain tersebut, rupa ayah saya telah bertukar menjadi himar. Saya malu. Bagaimana saya mahu memberitahu orang tentang kematian ayah saya sedangkan wajahnya begitu hodoh sekali?

"Saya terduduk di sisi mayat ayah saya dalam keadaan kebingungan. Akhirnya saya tertidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu saya melihat seorang pemuda yang tampan dan baik akhlaknya. Pemuda itu memakai tutup muka. Dia lantas membuka penutup mukanya apabila melihat saya dan berkata, "Mengapa kamu susah hati dengan apa yang telah berlaku?" "Maka saya menjawab, "Bagaimana saya tidak susah hati sedangkan dialah orang yang paling saya sayangi?"

"Pemuda itu pun mendekati ayah saya dan mengusap wajahnya sehingga ayah saya berubah wajahnya menjadi seperti sediakala. Saya segera mendekati ayah dan melihat ada cahaya dari wajahnya seperti bulan yang baru terbit pada malam bulan purnama. "Engkau siapa?" tanya saya kepada pemuda yang baik hati itu. "Saya yang terpilih (Muhammad)."

"Saya lantas memegang jarinya dan berkata, "Wahai tuan, beritahulah saya, mengapa peristiwa ini bisa terjadi?" Rahasia selawat 100 kali "Sebenarnya ayahmu seorang pemakan harta riba. Allah telah menetapkan agar orang yang memakan harta riba akan ditukar wajahnya menjadi himar di dunia dan di akhirat. Allah telah menjatuhkan hukuman itu di dunia dan tidak di akhirat. "
Semasa hayatnya juga ayahmu seorang yang istiqamah mengamalkan selawat sebanyak seratus kali sebelum tidur. Maka ketika semua amalan umatku ditontonkan, malaikat telah memberi tahu keadaan ayahmu kepadaku. Aku telah memohon kepada Allah agar Dia mengizinkan aku memberi syafaat kepada ayahmu. Dan inilah aku datang untuk memulihkan semula keadaan ayahmu."

Sumber: Jam'iyah Ismul Haq

Untuk Kita RenUngkan!!!!Kata-Kata Bijak Penjaga Pintu Tol

Assalamualaikum..
Setiap hari sebut saja Pak Ary pergi ke kantor dari rumahnya di bilangan Depok ke daerah Pondok Pinang melewati Pintu tol Jakarta Outer ring road yang sama.

Suatu hari, dimana biasanya para petugas tol hanya melihat jumlah uang kita, mengambilnya, menghitungnya dan mengembalikan uang sisa beserta tanda bukti pembayaran, setelah itu mereka akan melakukan hal yang sama kepada mobil berikutnya.

Teruuuuus seperti itu, kalaupun mereka dimutasi, maka hanya mutasi antar pintu tol, yang tentunya bagi kebanyakan petugas pintu tol tidak memberikan kebahagiaan bagi mereka.

Namun hari itu Pak Ary menemukan seseorang yang betindak berbeda. Ketika Pak Ary menyerahkan uangnya, seorang pria penjaga pintu tol tersebut menyapanya dengan hangat,”Selamat Pagi Pak..” guratan senyum di wajahnya pun mengembang.. mengambil uangnya, menghitungnya, dan mengembalikan sisa uang dan karcis tol seraya berkata “Selamat sampai di tujuan Pak…”. Pak Ary tertegun tak percaya, karena baru kali ini dia merasakan pengalaman tersebut. Sebuah hal kecil yang dilakukan oleh pria tersebut berdampak besar dan telah membuat perasaan Pak Ary Bahagia meluncur di jalan tol menuju kantornya.

Keesokan harinya Pak Ary kembali pergi ke kantor dan kembali melewati pintu tol yang sama. Dan Luar biasanya seorang pria Amazing tersebut masih melakukan hal yang sama seperti kemarin. Dan itu dilakukan kepada semua mobil yang melewati pintu tol tersebut.

Setelah menyelesaikan transaksi tersebut, Pak Ary memparkirkan kendaraannya di tepian tol, dan menghampiri sang pria penjaga tol yang Amazing tadi. Lalu Pak Ary bertanya dengan tulus, “Pak, Apa yang membuat Anda bertindak berbeda dengan para penjaga tol lainnya?”

Jawaban Sang Penjaga tol begitu Amazing, hingga hati saya pun bergetar ketika mendengar cerita Amazing ini. Anda mau tahu apa yang dikatakan oleh Sang Penjaga Tol?

“Saya bukanlah pribadi yang berlatar belakang pendidikan yang tinggi, saya bukan seorang guru yang dengan amalnya bisa membawanya ke Surga. Saya bukan seorang dokter yang dengan profesinya bisa membawanya ke Surga. Saya bukan seorang insiyur yang dengan karyanya bisa membawanya ke Surga.
Saat ini saya tidak memiliki profesi yang “Elit” seperti Anda semua. Namun saya tahu, siapapun yang melewati jalan tol ini, mereka adalah pribadi-pribadi yang sedang terburu-buru pergi menuju kantornya, tempat mereka berjihad dan berjuang, makanya mereka melewati jalan tol ini agar cepat sampai di tujuan. Ketika saya menyapa mereka dan mendoakan mereka agar selamat sampai di tujuan, saya hanya berharap saya juga memiliki andil terhadap kerja dan karya mereka yang akan membawa mereka menuju perjumpaan mulia dengan Tuhannya di Surga. Paling tidak itulah yang bisa saya lakukan. Tuhan tidak menilai dari apa jenis profesi saya, namun Tuhan Melihat,Mendengar, Menilai dari bagaimana saya melakukan kerja profesi saya. Itulah yang insyaAllah akan membuat saya berjumpa Tuhan di Surga-Nya kelak.”

AMAZING… bergetar hati ini ketika mendengar cerita tersebut. Bagaimana seorang Penjaga Tol bisa menempatkan profesinya sebagai bakti dan ibadah kepada Sang Maha Kuasa. Inilah kecerdasan spiritual, sebuah kecerdasan yang memiliki porsi terbesar dari sekedar kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) yang akan membawa Anda kepada kepada kebahagiaan dan kesuksesan sejati Anda di dunia dan akhirat. Mari kita senantiasa cerdaskan spiritualisme kita dengan terus mendekat kepada Sang Maha Kaya, lakukan apa yang diperintahkan, jauhi apa yang dilarang-Nya, sehingga perjumpaan dengan-Nya pun akan menjadi perjumpaan yang kita nantikan.
Insya ALLAH ^_^

Sumber: Islam Forever

Sunday 24 October 2010

Curhat Seorang Akhwat (Ta'aruf?)

Saudariku….sahabatku..ukhty muslimah….

Sungguhpun taaruf bukanlah sebuah permainan….

bukan sekedar coba-coba…bukan sekedar perkiraan… “hmm..siapa tau cocok…” “hmm…siapa tau jodoh…” “siapa tau…”siapa tau…’atau bahkan… ” Hmm….lumayanlah…buat hepi-hepian?”

Astaghfirullah…. Sungguh…Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu….!!!!



Bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH…OLEH ISLAM..adalah sebuah permainan iseng…permainan coba-coba…sebuah kesenangan terselubung…??????

Bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN…justru tanpa disadari masuk dalam PACARAN tersebut…

Bagaimana mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci…suatu ikatan yang mahal harganya…sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja…siapa saja yang mau…siapa saja yang ada…atau sebuah iseng-iseng berhadiah…??????????????

Dengan perkataan… “coba ah…sama dia…siapa tau…hehehe..???????????”



TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH SEPERTI ITU….!!!!!!! TAARUF ITU SUNGGUH SUCI…!!!



Sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya… Saya bukan siapa-siapa…bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam dengan masalah ini….

Tapi…sungguh miris hati saya ketika melihat realita…taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran…!!!

Akhibatnya…??? taaruf tiada bedanya dengan pacaran…??? Lalu…??? taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan “selimut Islami…”????????



Jika pacaran yang dibicarakan adalah…(hmm..mungkin ..^^) “sayang…ketemuan yuk…” Taaruf… “ukhty…sholat tahajud dulu…??????????” Jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan “sayang…aku cinta kamu…” Taaruf …?? “ukhty…sungguh hati ini mencintaimu karena Allah…????” Sms-sms penuh perhatian…tiap hari…tiap jam… Telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari… Chatting..??? YANG DIBICARAKAN…??????? hmm..tidak jauh beda…!!!

Kiranya semuanya telah tau… Bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki… Namun…saya wanita…dan ukhty pun wanita… Tapi kita juga tau…bahwa perhatian laki-laki…kasih sayangnya…sikap melindunginya…kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita…

Mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata…

“iih…iseng bgt sih…” “nyebelin…” “ganjen…” “TP TP…” “ngapain sih ngajak-ngajak taarufan nggak jelas..”

TAPI….kita semua juga tau…. Cinta itu tumbuh karena terbiasa terbiasa dekat, terbiasa ada, terbiasa bersama, terbiasa berantem..hhe, terbiasa saling menyapa, terbiasa diberi perhatian, terbiasa saling mengobrol…hmm…

Cinta itu teramat bening…

Saat ini tiada apapun namun perlahan tanpa kita sadari dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita, menguasai kita… Awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya ,terganggu oleh sms-sms isengnya. Terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya, namun tanpa kita sadari saat ia tiada saat sms tak kunjung tiba saat telepon tak berdering lama, akan ada perasaan kehilangan, setiap saat melihat ke HP menunggu deringnya setiap saat melongok ke komputer menunggu onlinenya.

Dan itukah? Itukah saudariku?

Yang dinamakan dengan “MENCINTAI KARENA ALLAH?” Itukah?



Ya akhi, para ikhwan, sungguh hati wanita ini lemah hati wanita itu mudah terjangkiti virus dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta? Bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu menginginkan adanya kebersamaan, merindukan adanya kasih yang tanpa akhir? Sementara….KITA BELUM HALAL….!!!!!! DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL….!!!!!!

Sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu? Sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu? Sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu? Mulai berharap padamu?

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri.

Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA. Karena janji Allah itu pasti.

Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Ya akhi ikhwan calon pemimpin kami di masa depan.

Jika engkau benar-benar serius mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu?

Bersembunyi dibalik HPmu?

Bersembunyi dalam kata-katamu?

Kita sudah lelah dengan semua itu.



Sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE yang hanya berani di dunia maya yang hanya berani di dunia sms dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok. Jika engkau memang sungguh serius.

DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI!!! JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG!!!

DIHADAPAN KAMI…!!!! JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG….!!!!

Kami wanita ingin pemimpin yang berani.

Kami wanita yang ingin menjaga diri.

Kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu, janji gombal Kami wanita yang ingin laki-laki yang halal.

DENGARLAH AKHI…KAMI WANITA YANG BERBEDA!!! PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN. DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA…!!!

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana. Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain,dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu.

Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan.

Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak. Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.

Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.

Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.

Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.

ATAS NAMA TAARUF? MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA “mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf..” maka, wanita akan menjawab, suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami, akan kami layani kebutuhannya, akan kami tunggu kehadirannya, akan kami berikan jiwa kami, raga kami.

Bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami meski hanya dalam rangka taaruf? Suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami, penjaga kami, pelindung kami, Bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan, meski hanya sebatas tukaran biodata? Mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga, ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami. Bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata…”baik saya setuju…taarufan…”

Ya akhi, saudaraku, para ikhwan.

JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI! KETAHUILAH…KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA!

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Al Baqarah, 2: 45)


Sumber: http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/curhat-seorang-akhwat-allh-/484166176041

Saturday 23 October 2010

Lampu Merah dan Kesedihan

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack
segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu
perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup
lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati
Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter
menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia
berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem
mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya
berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati.
Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia
melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Jack.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri
saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Bob agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh
terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu
merah di persimpangan ini.”

O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.
“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah.
Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta
sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup
kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa
saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan
penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup
untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.

Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela.
Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa
ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru
Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.

“Halo Jack,
Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia
sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.
Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu
dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah
tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan
mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.
Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu
juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan.
Berhati-hatilah.
Bob”

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob
sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia
mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya
dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa
jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga,
jalanilah dengan penuh hati-hati. – Penulis tanpa nama. (Posting dari
seorang rekan yang tak mau disebut namanya.)

SUMBER: http://www.resensi.net/lampu-merah-dan-kesedihan/2008/11/21/

Dunia memberi apa Yang kita Fokuskan

Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil

Namun bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan hal-hal penting dan berharga

Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiaran kita.

Padahal dunia tidak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri

Maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.

Sumber: http://www.resensi.net/dunia-memberi-apa-yang-kita-fokuskan/2009/12/26/

Persahabatan

Mencari persahabatan itu seperti kita memasukkan benang dalam lubang jarum…

Sulitnya mencari seorang sahabat itu bisa digambarkan ketika kita berusaha memasukkan benang ke dalam lubang jarum. Ada saja halangan atau kendala saat kita berusaha memasukkan benang dalam jarum, ada angin, mata kita yang kurang fokus, tempat yang kurang terang dan lain-lain.

Namun setelah kita berhasil melawan kendala yang ada, akhirnya benang bisa masuk ke dalam jarum, itulah saat-saat yang menggambarkan bahwa kita telah berhasil mendapatkan seorang sahabat. Setelah jarum dan benang telah bersatu, tibalah saatnya kita merajut..dalam hal ini kita sebagai jarum dan sahabat kita sebagai benang, bersama-sama merajut peristiwa-peristiwa manis dan indah sehingga menjadi rajutan indah berupa kenangan terindah di hidup kita….

Itulah Sahabat, seseorang yang kita peroleh dari pengorbanan dalam kehidupan kita. Yang awalnya pahit namun berakhir manis ^^

Dikirim oleh :
Sartika Setiyowati



Sumber: http://www.resensi.net/persahabatan/2010/02/17/

Perbuatan Baik Tidak Pernah Sia-Sia

Al kisah ada seorang dermawan yg berkeinginan untuk berbuat kebaikan.
Dia telah menyiapkan sejumlah uang yang akan dia berikan kepada beberapa orang yang ditemuinya.
Pada suatu kesempatan dia bertemu dengan seseorang maka langsung saja dia menyerahkan uang yang dimilikinya kepada orang tersebut. Pada keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang penjahat beringas. Mendengar kbr ini si dermawan hanya mengatakan” Ya Tuhan aku telah memberikan uang ke pada seorang penjahat”
Di lain waktu, dia kembali bertemu dengan seseorang, si dermawan pada hari itu juga telah berniat untuk melakukan kebaikan. Ia dengan segera memberikan sejumlah uang kepada orng tersebut. Keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan uang kpd seorang koruptor. Mendapat kabar ini si dermawan hanya berkata “Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada koruptor”.
Si dermawan ini tidak berputus asa, ketika dia bertemu dengan seseorang dengan segera dia menyerahkan sejumlah uang yang memang telah disiapkannya. Maka esok harinya pun tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang kaya raya. Mendengar hal ini si dermawan hanya berkata. ” Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada penjahat, koruptor dan seorang yang kaya raya”.
Sekilas kita bisa menyimpulkan bahwa si dermawan ini adalah seorang yang “Ceroboh” Asal saja dia memberikan uang yang dimilikinya kepada orang yang tidak dikenalnya, padahal jika dia lebih teliti maka niat baik nya itu bisa lebih berguna tersalurkan kepada orang yang memang membutuhkan.
Tapi ternyata suatu niat yg baik pasti akan berakhir dengan baik, pun begitu pula dengan “kecerobohan” si dermawan.

Uang yg diberikannya kepada sang penjahat ternyata mampu menyadarkannya bahwa di dunia ini masih ada orang baik, orang yg peduli dengan lingkungan sekitarnya. Penjahat ini bertobat dan menggunakan uang pemberian sang dermawan sebagai modal usaha. Sementara sang koroptor, uang cuma-cuma yg diterimanya ternyata menyentuh hati nuraninya yang selama ini telah tertutupi oleh keserakahan, dia menyadari bahwa hidup ini bukanlah tentang berapa banyak yang bisa kita dapatkan. Dia bertekad mengubah dirinya menjadi orang yang baik, pejabat yang jujur dan amanah. Sementara itu pemberian yg diterima oleh si kaya raya telah menelanjangi dirinya, karena selama ini dia adalah seorang yg kikir, tak pernah terbesit dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain, baginya segala sesuatu harus lah ada timbal baliknya. Dirinya merasa malu kepada si dermawan yang dengan kesederhananya ternyata masih bisa berbagi dengan orang lain.
Sahabat, tak akan ada yang berakhir dengan sia-sia terhadap sutau kebaikan. Karena kebaikan akan berakhir pula dengan kebaikan. Hidup ini bukanlah soal berapa banyak yang bisa kita dapatkan, tapi berapa banyak yang bisa kita berikan.

Rangga Prayuda


Sumber: http://www.resensi.net/perbuatan-baik-tidak-pernah-sia-sia/2010/06/27/

Nilai Sebuah Kegagalan

Bagi banyak orang kegagalan adalah sesuatu yg buruk. Apakah betul begitu?
Untuk pikiran yang dangkal, hal itu memang betul. Namun apabila kita memikirkannya lebih dalam lagi, kegagalan tidak selamanya merupakan bencana.

Bisa jadi, dengan kegagalan Tuhan mengingatkan kita bahwa kapasitas kita belum cukup untuk menerima kesuksesan. Barangkali Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak hal yang harus kita pelajari, yang mana kalau kita sukses padahal kemampuan kita masih dangkal, kita akan terjatuh lebih dalam lagi.

Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli investasi dari Amerika bahwa ‘orang bodoh dengan uang banyak adalah suatu fenomena yang sangat menarik’. Apakah yang akan terjadi bila orang bodoh tiba-tiba mendapatkan uang banyak? Jelas, dia akan menghabiskannya tanpa perhitungan hanya untuk barang-barang konsumtif dan kembali mengalami kesulitan keuangan karena kemungkinan besar barang-barang konsumtif tersebut akan dia beli dengan cara kredit. Apakah dia pantas disebut orang kaya? Jelas tidak, orang yang betul-betul kaya tahu betul apa yang akan dia perbuat dengan uangnya dan akan mengembangkannya lebih banyak lagi.

Poin utamanya adalah kesuksesan yang kita terima akan selalu sesuai dengan kapasitas diri kita. Jika kita menerima kesuksesan di luar kapasitas diri, malah kita akan jatuh lebih dalam dan gagal lebih parah. Maka dari itu, jangan terlalu mendramatisir kegagalan. Bisa jadi dengan kegagalan Tuhan menyelamatkan kita dari kegagalan yang lebih parah. Yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana caranya agar kita bisa berkembang secara pribadi untuk layak menjadi orang yang betul-betul sukses sehingga kesuksesan kita bisa bertahan lama dan semakin berkembang.

Semoga Beruntung!

Ditulis oleh “Kesatria Pemikir”

Kumpulan Motivational Quotes: http://hubpages.com/hub/motivational-inspirationalquotes

Sumber: http://www.resensi.net/nilai-sebuah-kegagalan/2010/09/28/#more-795

Friday 22 October 2010

KAIFIAT DAN ADAB DA'WAH

HIKMAH

"Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasihat-nasihat yang baik-baik, dan bertukar fikiranlah dengan cara yang lebih baik, sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang mengetahui siapa yang terpimpin." [An-Nahl:125]

Hikmah dalam erti "mengenal golongan":

Bila seorang pembawa da'wah sudah mengayunkan langkah, bermacam corak manusia yang akan dijumpainya.

Dia akan berhadapan dengan fahaman-fahaman dan pegangan-pegangan tradisional yang sudah berurat dan berakar; dengan sesetengah orang yang mahu menolak tiap-tiap apa yang baru; dengan kegigihan orang yang ingin mempertahankan kedudukan pendapatnya, dan yang bimbang kalau-kalau apa-apa yang hendak disampaikan itu akan merugikannya; dengan kejahilan orang yang bodoh, yang reaksinya secara bodoh pula; dengan cerdik cendekiawan yang hanya mahu menerima sesuatu atas dasar hujjah dan keterangan-keterangan yang "nyata"; dengan orang-orang yang sangsi
disebabkan oleh bemacam pendengaran-pendengaran atau pengetahuan-pengetahuan yang serba-serbi; dan sebagainya.

Tiap-tiap jenis itu harus dihadapi dengan cara yang sepadan dengan tingkat kecerdasan, sepadan dengan alam fikiran dan perasaan serta tabiat masing-masing.

Ayat Al-Qur'an yang di atas mengandungi petunjuk-petunjuk pokok bagi Rasul dan para da'i, cara bagaimana menyampaikan da'wah kepada manusia yang berbagai jenis itu. Yakni:

"Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasihat-nasihat yang baik-baik, dan bertukar fikiranlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik." (An Nahl:125)

Syeikh Muhammad Abduh (dalam Tafsir al-Manar, juz III) menyimpulkan dari ayat Al Qur'an di atas, bahawa dalam garis besarnya, ummat yang dihadapi seseorang pembawa da'wah dapat dibahagi atas tiga golongan, yang masing-masingnya harus dihadapi dengan cara yang berbeza-beza pula:

a. Ada golongan cerdik-cendekiawan yang cinta kebenaran, dan dapat berfikir secara kritical, cepat dapat menangkap erti persoalan. Mereka ini harus dipanggil dengan "hikmah": yakni dengan alasan-alasan, dengan dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan aqal mereka.

b. Ada golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat berfikir secara kritical dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan "mauidzatun-hasanah", dengan anjuran dan didikan yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah difahami.

c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya di antara kedua golongan tersebut, belum dapat dicapai dengan "hikmah", akan tetapi tidak akan sesuai pula bila dilayani seperti golongan awam; mereka suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas yang tertentu, tidak sanggup mendalam benar.

Mereka ini dipanggil dengan "mujadalah billati hiya ahsan"; yakni dengan bertukar fikiran, untuk mendorong supaya berfikir secara sihat, dengan satu dan lainnya dengan cara yang lebih baik.

Demikianlah Syeikh Muhammad Abduh, kesemuanya dapat disimpulkan dalam kalimat:

"Berbicaralah kepada manusia menurut kadar aqal (kecerdasan) mereka masing-masing"

Hadith yang lengkap berbunyi:

"Kami diperintah supaya berbicara kepada manusia menurut kadar aqal (kecerdasan) mereka masing-masing" [Rowahu Muslim]

Ini tidaklah bererti bahawa menghadapi golongan awam selalu akan lebih mudah daripada menghadapi golongan cerdik-cendekiawan. Memang menghadapi cerdik-cendekiawan itu memerlukan ilmu yang agak luas dan mendalam. Akan tetapi seringkali mereka ini, dengan sekadar sindiran atau kerenah saja sudah dapat menangkap apa yang dimaksudkan; dengan sedikit pancingan dan dorongan untuk berfikir, mereka dapat merintis jalan sendiri, dan akhirnya mencapai kebenaran.

Dan mereka akan terima kebenaran itu, apabila pada hujung jalan fikiran mereka itu tidak ada pula hawa nafsu yang menabiri(membentengi) antara mereka dengan kebenaran yang sudah kelihatan oleh mereka.

Kepada golongan awam cukup dikemukakan bahan-bahan yang sederhana. Tak ada gunanya membawakan pemikiran-pemikiran yang tinggi-tinggi. Akan tetapi cara, kaifat menghidangkan sesuatu yang sulit dalam bentuk yang mudah, tidak dapat dikatakan suatu perkara yang "mudah."

Demikianlah pula menghadapi golongan ketiga, yang dalam pembahagian golongan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syeikh Muhammad Abduh itu, letaknya "di antara" golongan cerdik cendekiawan dan golongan awam, dan harus dihadapi dengan "mujadalah billati hiya ahsan", tidaklah selalu akan lebih mudah daripada menghadapi golongan pertama (cerdik pandai), dan tidak akan selalu lebih sulit daripada golongan kedua (awam).

Golongan macam manapun yang akan dihadapi, masing-masingnya menghendaki cara yang mengandungi "kemudahan" dan "kesulitannya" sendiri.

Pokok persoalan bagi seseorang pembawa da'wah ialah bagaimana menentukan cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi suatu golongan tertentu dalam suatu keadaan dan suasana yang tertentu.

[Fiqhud Da'wah]

SUMBER: Perindu Syuhada (FB)

Catatan seorang Suami

Istriku tercinta, aku tdk mnulis surat ini kecuali karena aku mencintaimu.Engkau telah rela menjadikanku sebagai suami dan aku telah menghibahkan hidupku utk mu.Aku mengatakan kepada diriku,inilah seorang ibu dan istri,inilah kasih sayang dan ketenangan,inilah hembusan angin Surga yg da d rumahku,maka aq mengajakmu dan kita sama2 menaiki perahu yg menuju ke pelabuhan bahagia di sisi Rabb Yang Maha Pengasih.



Tetapi, tiba2 aku mendapatkan badai di jalan yg kita lalui dan angin yg berhembus.Jika kita tidak berhati2,maka kita akan kehilangan kendali perahu dan kehilangan arah. Aku mengatakan kpda diriku sendiri tidak! Aq tdk akan meninggalkan perahu tenggelam,maka aq ambil pena N kertas, dan aq tulis surat teguran. Teguran dr seorang kekasih kpda kekasihnya..



Apakah engkau ingat wahai istriku tercinta??? betapa engkau d awal pernikahan kita merupakan simbol feminim seorang perempuan. kemudian aku tdk tahu,mengapa engkau berubah menjadi tidak enak di lihat?? engkau lupa bahwa salah 1 sifat perempuan yg shalihah adalah jika ia di lihat suaminya,maka suaminya akan merasakan senang.



apakah engkau ingat wahai kekasihku?? engkau sering menyebut2 kpdaku mengenai apa yg engkau lakukan dlm mengerjakan pekerjaan rumah,perlakuanmu dalam menjamu tamu2ku dan mlaksanakan kebutuhanku, sehingga engkau lupa akan firmanNya : Hai org2 yg beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dgn menyebut2nya N menyakiti perasaan si penerima ( QS.2/164)



Apakah engkau ingat kekasihku?? betapa qta berjanji ktika qta menikah utk saling membantu 1 sm lain dlm hal ketaatan N dakwah kepada Allah. qta sdh berkomitmen bahwa yg menjadi keinginan qta adalah umat islam dan mendidik anak2 qta berarti membangun agama islam. ttp saat ini keinginan yg menyibukan kita adalah berlomba2 untuk mengejar model terbaru,gaya rambut, mengecet rambut N mendapatkan uang dr mana saja.



Apakah engkau ingat,wahai kekasih??? betapa engkau sering marah dan mengeluh terhadap rejeki yg d berikan Allah kpada kita. Apakah aku mencari rejeki untuk memenuhi keinginanmu dari jalan yang di haramkan?? Engkau lupa pada seorang perempuan berkata kepada suaminya .Bertakwalah kepada Allah dalam menjalani hubungan kita,sesungguhnya kita bisa sabar atas lapar dan kita tidak bisa sabar atas api neraka.





Apakah engkau ingat ?? berapa kali aku terjaga dari tidur tengah mlm N melihatmu melihat tayangan film N musik d televisi?? tidakkah lbh baik engkau berdzikir kepada Allah N shalat malam 2 rakaat di saat manusia sdg tidur di gelapnya malam?? atau tidakkah sebaiknya engkau tidur sore hari sehingga tidak kehilangan shalat subuh???



Apakah engkau ingat??? ktika engkau keluar dari rumahku untuk mengunjungi keluarga mu tanpa seizinku N ketika engkau mengizinkan teman perempuanmu masuk ke rumahku, pdahal aku melarangmu untuk memasukkan temanmu ke rumah kita,apakah engkau lupa bahwa adalah hakku??? Apakah engkau ingat bahwa ktika keluarga ku mengunjungiku,begitu jg dgn temen2ku yg bertamu ke rumah, engkau memalingkan wajah N kakimu terasa berat serta muka masam. memang engkau tlh menyediakan makanan bwt mereka,tetapi smua cita rasa itu hilang ktika engkau menunjukkan muka masam.apakah engkau mengetahui pepatah mengatakan temuilah aku,, N jangan engkau berikan aq makan...

Kekasihku,,,,,,,,,,,,,, aku tetap mengatakan dari lubuk hatiku bahwa aku sungguh mencintaimu. aku berharap kita dapat meraih ridha Dzat Yang Maha Penyayang bersama2. mungkin aku pernah berbuat kesalahan dalam memberikan hak mu N mungkin aku tidak menyadari keteledoranku dalam menjalankan sebagian kewajiban N menjagamu,, apa yg aq tulis ini merupakan ajakan agar engkau menulis kepadaku apa yangg ada d benakmu. tujuan kita berdua satu.kita telah menaiki perahu yg sama N tujuan perahu tersebut satu. Tujuannya adalah mendampingi di dunia N akhirat dalam Surga Adn (InsyaAllah). jangan biarkan gelombang badai membawa kita k jalan yg qta tdk ketahui.


Sumber: http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/catatan-seorang-suami/483341711041

Keutamaan Membaca Al Qur'an

Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Utsman r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya".

Dari Abu Umamah ra. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Bacalah Al Qur'an sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya."
(Riwayat Muslim)

Dari Nawwas bin Sam'an ra. telah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Di hari Akhirat kelak akan didatangkan Al Qur'an dan orang yang membaca dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali 'Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya."
(Riwayat Muslim)

Dari Usman bin 'Affan ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
(Riwayat Bukhari)

Dari Aisyah ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala."
(Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Abu Musa Al Asy'ari ra. telah berkata: Rasulullah saw.bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur'an seperti buah Utrujjah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis.
Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur'an seperti Raihanah (jenis tumbuhan), baunya wangi tapi rasanya pahit.
Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit.
(Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Umar bin al Khatthab ra. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur'an."
(Riwayat Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Muhammad saw. telah bersabda, "Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara: Laki-laki yang dianugerahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Qur'an sedang dia membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugerahi harta sedang dia menginfakkannya siang dan malam."
(Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Barra' bin 'Azib ra. telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang
diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan melindunginya dan semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi Muhammad saw. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda, "Itu adalah ketenangan yang turun karena Al Qur'an."
(Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Ibnu 'Abbas ra. beliau berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Qur'an laksana sebuah rumah yang runtuh."
(Riwayat Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)

Dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash ra. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur'an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca."
(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)

Dari 'Uqbah Bin 'Amir ra. berkata; Rasulullah saw. keluar dan kami berada di beranda masjid. Beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau 'Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak memutuskan hubungan silaturahmi?" Kami menjawab, "Kami ingin ya Rasulullah" Lantas beliau bersabda, "Mengapa tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Qur'an akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta."
(Riwayat Muslim)

Dari Ibnu Mas'ud ra. bahawasanya Nabi Muhammad saw. bersabda, "Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Qur'an."
(Riwayat Muslim)

Dari Jabir bin Abdullah ra. bahawasnya; Ketika Nabi Muhammad saw. mengumpulkan dua mayat laki-laki diantara korban perang Uhud kemudian beliau bersabda, "Siapa diantara keduanya yang lebih banyak menghafal Al Qur'an?" dan ketika ditunjuk salah satunya beliau mendahulukannya untuk dimasukkan kedalam liang lahad.
(Riwayat Bukhari, Tirmizi, Nasa'i & Ibnu Majah)

Dari Imran bin Hushoin bahawa beliau melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur'an kemudian dia berdoa kepada Allah lalu ia kembali membaca, lantas dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang membaca Al Qur'an maka berdoalah kepada Allah dengan Al Qur'an karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca Al Qur'an dan orang-orang berdo'a dengannya."
(Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini hasan)

Dari Ibnu Mas'ud ra. ia berkata: Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud 'Alif, Laam, Miim' satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.
(Riwayat Ad Darami dan Tirmizi, beliau berkata hadits ini hasan sahih)

Sumber: Perindu Syuhada (FB)

Sumber:

Wednesday 20 October 2010

Memahami Rancangan Alloh SWT

Seorang wanita yg baru saja menikah datang pd ibunya & mengeluh soal tingkah laku suaminya.

Setelah pesta pernikahan yg gegap gempita beberapa waktu lalu,baru ia tahu karakter asli sang suami. Keras kepala,suka bermalas malasan,boros dsb...

Ibu muda itu berharap orang tuanya ikut menyalahkan suaminya.Namun betapa kagetnya ternyata ibunya diam saja.Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur,sementara putrinya trus bercerita & mengikutinya.

Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama,air mendidih.Sang ibu menuangkan air panas itu kedalam 3 gelas yg telah disiapkan.

Di gelas pertama ia masukkan Telur.

Digelas kedua, ia taruh Wortel & digelas ketiga,ia bubuhkan Kopi.

Setelah menunggu beberapa saat ,ia mengangkat isi ke 3 gelas tadi.

Wortel yg keras menjadi

Lembut,

Telur yg mudah pecah menjadi Keras &

Kopi yg panas memancarkan aroma yg harum.

Lalu sang ibu menjelaskan,

"Nak masalah itu bagaikan air mendidih,namun, bagaimana sikap kitalah yg akan menentukan hasilnya.

Kita bisa menjadi :

Lembek seperti Wortel.

Mengeras seperti Telur.

Atau menjadi harum seperti Kopi yg panas.

Dalam setiap masalah, sebenarnya tersimpan mutiara iman yg berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik2 saja,tapi apakah kita dapat tetap percaya pada saat pertolongan Tuhan seolah-olah tdk kunjung datang?

Ingatlah dalam setiap masalah TUHAN punya rencana buat kita krn Rancangan-NYA yg damai sejahtera untuk memberikan kpd kita hari depan yg penuh harapan

Hari ini kita belajar dari 3 reaksi orang saat menghadapi masalah yg datang.

Ada yg jadi lembek,suka mengeluh & mengasihi diri. Ada yg mengeras marah & berontak pd Tuhan,tapi Ada jg justru semakin harum,semakin taat & mau berserah percaya pada-Nya.

Adakalanya Tuhan sengaja menunda pertolongan-Nya Dgn tujuan,agar kita belajar percaya,bahwa tdk pernah ada masalah yg tidak dpt diselesaikan oleh-NYA

Sumber artikel oleh :Yeny Herliana (Civitas Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar Jakarta, Nafta)

Sumber: http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-memahami-rancangan-alloh-swt-/482634256041

Filosofi Memanah

Alkisah, di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan dengan baik seperti biasanya.

Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.

Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan baginda?"

Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.

"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".

"Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya," kata baginda.

"Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan."

"Apa itu?" tanya baginda penasaran.

"Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita inginkan".

Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang hebat."

Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik.
--------
Sahabat...
Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.
Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti (hasilnya) akan maksimal dan memuaskan.
selamat bekerja..

by:admin.

Sumber: Artikel dan Cerpen ,Motivasi

BEKERJA KERAS SAJA TIDAK CUKUP...

Joko dan Edi sama-sama diterima di sebuah perusahaan distribusi FMCG sebagai salesman setelah lulus. Mereka berdua bekerja keras.

Dua tahun kemudian bos Chandra mengangkat Edi menjadi Sales Supervisor. sedangkan Joko tetap saja menjadi Salesman.

Suatu hari Joko tidak tahan lagi dan mengajukan pengunduran dirinya kepada bos Chandra. Alasan Joko perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya orang yang pandai menjilat bos saja yang bisa naik.

Bos Chandra tau bahwa Joko pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Joko apa beda dia dengan Edi maka ia memberikan satu tugas kepada Joko.Ia meminta Joko untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor.

Saat Joko kembali, bos Chandra bertanya: “Sudah kau temukan Jok?” “Sudah pak” jawab Joko. “Berapa harga semangkanya?” tanya Bos Chandra.

Joko pergi ke pasar lagi untuk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap bos Chandra dan berkata: “ Rp 1000 per kg pak.”

Bos Chandra berkata kepada Joko bahwa sekarang dia akan memberi perintah yang sama kepada Edi.

Edi ke pasar dan setelah kembali menghadap ke bos Chandra.Edi lapor kepada bos Chandra: “Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka, harga semangka Rp 1000 per kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800 per kg nya,- ia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau segar dan isinya merah jingga, kualitasnya bagus.”

Joko sangat terkesan dengan laporan Edi dan memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.

Morale of the story Kawan!Bekerja lebih keras saja tidak cukup. Seorang yang lebih sukses meneliti lebih banyak, berpikir lebih banyak dan mengerti lebih mendalam.

Untuk alasan yang sama seorang yang lebih sukses melihat beberapa tahun ke depan sedangkan anda hanya melihat esok hari saja.

Perbedaan antara 1 hari dan 1 tahun adalah 365 kali lipat.

Semoga memberi inspirasi untuk anda menjadi lebih sukses, salam sukses...!!

NB: dari pakdhe dewo

Sumber: http://www.facebook.com/notes/purwati-widiastuti/bekerja-keras-saja-tidak-cukup/441435102911

Nabi Isa dan Seorang Pendusta

Moch Mochlizin 19 Oktober jam 23:38 Balas • Laporkan
Suatu hari, Nabiyullah Isa AS melakukan perjalanan dengan seorang temannya. Mereka hanya berbekal tiga potong roti. Ketika sampai di suatu tempat, mereka berdua beristirahat.
"Bawa roti itu kemari," kata Nabi Isa AS kepada temannya.
Lelaki itu memberikan dua potong roti.
"Mana yang sepotong lagi?" tanya nabi Isa.
"Aku tidak tahu."

Setelah masing-masing makan sepotong roti, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai ke tepi laut. Nabiyullah Isa menggelar sajadahnya di atas laut, mereka berdua lalu berlayar ke seberang.

"Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa kepada temannya."Aku tidak tahu."

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan mereka melihat seekor kijang. Setelah dipanggil, kijang itu pun datang menghampiri beliau. Beliau lalu menyembelih, memanggang dan memakannya. Sehabis makan, Nabi Isa berkata kepada tulang-tulang kijang, "Berkumpullah kamu." Tulang-tulang itu pun berkumpul. Beliau lalu berkata, "Dengan izin Allah, jadilah kalian seperti semula." Tulang-tulang itu segera bangkit dan berubah menjadi kijang."Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa AS."Aku tidak tahu," jawab temannya.

Nabiyullah Isa bersama temannya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai pada sebuah tempat. Mereka duduk beristirahat. Nabiyullah Isa memungut tiga bongkahan batu.
"Dengan izin Allah, jadilah emas," kata Nabi Isa AS.
Batu itu pun segera berubah menjadi emas.
"Ini untukku, yang ini untukmu dan yang satu lagi untuk orang yang telah makan sepotong roti itu," kata Nabiyullah Isa:
"Akulah yang telah makan roti itu," kata temannya.
"Ambillah semua emas ini, aku tak mau berteman dengan pendusta," kata beliau sambil meninggalkan temannya.

Lelaki tadi lalu duduk di dekat emasnya. Ia tidak mampu membawa ketiga-tiganya, tetapi juga tidak rela meninggalkan sebagian darinya. Ketika ia sedang memikirkan cara membawa ketiga bongkahan emas itu, datanglah dua orang lelaki. Melihat keindahan emas itu, timbul keinginan di hati kedua orang itu untuk memilikinya.
"Kalian tidak pantas mengambil milikku dan kalian sama sekali tidak akan mendapatkan bagian," kata pemilik emas.

Melihat mereka berdua hendak membunuhnya, ia segera berkata, "Emas ini kita bagi saja, satu untukku dan sisanya untuk kalian berdua."Mereka pun rela dengan pembagian itu.

"Ambillah secuil dari bongkahan emas ini, pergilah beli makanan," kata pendatang kepada pemilik emas.
Setelah mengambil secuil emas, ia lalu pergi membeli makanan untuk mereka bertiga.

"Untuk apa aku membagi emas itu dengan mereka berdua, emas itu kan milikku," pikir si pemilik emas. Timbullah niat untuk meracuni makanan.

"Jika mereka berdua mati, emas itu akan jatuh ke tanganku lagi," pikir si pemilik emas.
Ia lalu membeli racun yang paling ganas, siapa pun yang memakannya pasti akan mati seketika. Racun itu lalu ia taburkan di atas makanan mereka.

Kedua pendatang tadi juga mempunyai rencana, "Mengapa kita harus memberi dia. Jika telah kembali, kita bunuh saja dia. Emas itu semua akan menjadi menjadi milik kita berdua."

Mereka berdua kemudian membunuh si pemilik emas. Dan dengan perasaan senang karena mendapat emas lebih banyak, kedua lelaki itu kemudian menyantap dengan lahap makanan yang baru saja dibeli.
Beberapa tahun kemudian Nabi Isa bersama kaumnya melewati tempat itu. Mereka melihat tiga bongkahan emas dan tiga kerangka manusia.

"Lihatlah bagaimana dunia memperlakukan mereka," kata Nabi Isa AS kepada kaumnya.

Beliau kemudian berdiri di depan emas dan berkata, "Jadilah seperti asalmu." Emas itu pun kembali menjadi batu.


Sumber; Sahabat Muslim (FB)

Nabi Isa dan Seorang Pendusta

Moch Mochlizin 19 Oktober jam 23:38 Balas • Laporkan
Suatu hari, Nabiyullah Isa AS melakukan perjalanan dengan seorang temannya. Mereka hanya berbekal tiga potong roti. Ketika sampai di suatu tempat, mereka berdua beristirahat.
"Bawa roti itu kemari," kata Nabi Isa AS kepada temannya.
Lelaki itu memberikan dua potong roti.
"Mana yang sepotong lagi?" tanya nabi Isa.
"Aku tidak tahu."

Setelah masing-masing makan sepotong roti, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai ke tepi laut. Nabiyullah Isa menggelar sajadahnya di atas laut, mereka berdua lalu berlayar ke seberang.

"Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa kepada temannya."Aku tidak tahu."

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan mereka melihat seekor kijang. Setelah dipanggil, kijang itu pun datang menghampiri beliau. Beliau lalu menyembelih, memanggang dan memakannya. Sehabis makan, Nabi Isa berkata kepada tulang-tulang kijang, "Berkumpullah kamu." Tulang-tulang itu pun berkumpul. Beliau lalu berkata, "Dengan izin Allah, jadilah kalian seperti semula." Tulang-tulang itu segera bangkit dan berubah menjadi kijang."Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa AS."Aku tidak tahu," jawab temannya.

Nabiyullah Isa bersama temannya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai pada sebuah tempat. Mereka duduk beristirahat. Nabiyullah Isa memungut tiga bongkahan batu.
"Dengan izin Allah, jadilah emas," kata Nabi Isa AS.
Batu itu pun segera berubah menjadi emas.
"Ini untukku, yang ini untukmu dan yang satu lagi untuk orang yang telah makan sepotong roti itu," kata Nabiyullah Isa:
"Akulah yang telah makan roti itu," kata temannya.
"Ambillah semua emas ini, aku tak mau berteman dengan pendusta," kata beliau sambil meninggalkan temannya.

Lelaki tadi lalu duduk di dekat emasnya. Ia tidak mampu membawa ketiga-tiganya, tetapi juga tidak rela meninggalkan sebagian darinya. Ketika ia sedang memikirkan cara membawa ketiga bongkahan emas itu, datanglah dua orang lelaki. Melihat keindahan emas itu, timbul keinginan di hati kedua orang itu untuk memilikinya.
"Kalian tidak pantas mengambil milikku dan kalian sama sekali tidak akan mendapatkan bagian," kata pemilik emas.

Melihat mereka berdua hendak membunuhnya, ia segera berkata, "Emas ini kita bagi saja, satu untukku dan sisanya untuk kalian berdua."Mereka pun rela dengan pembagian itu.

"Ambillah secuil dari bongkahan emas ini, pergilah beli makanan," kata pendatang kepada pemilik emas.
Setelah mengambil secuil emas, ia lalu pergi membeli makanan untuk mereka bertiga.

"Untuk apa aku membagi emas itu dengan mereka berdua, emas itu kan milikku," pikir si pemilik emas. Timbullah niat untuk meracuni makanan.

"Jika mereka berdua mati, emas itu akan jatuh ke tanganku lagi," pikir si pemilik emas.
Ia lalu membeli racun yang paling ganas, siapa pun yang memakannya pasti akan mati seketika. Racun itu lalu ia taburkan di atas makanan mereka.

Kedua pendatang tadi juga mempunyai rencana, "Mengapa kita harus memberi dia. Jika telah kembali, kita bunuh saja dia. Emas itu semua akan menjadi menjadi milik kita berdua."

Mereka berdua kemudian membunuh si pemilik emas. Dan dengan perasaan senang karena mendapat emas lebih banyak, kedua lelaki itu kemudian menyantap dengan lahap makanan yang baru saja dibeli.
Beberapa tahun kemudian Nabi Isa bersama kaumnya melewati tempat itu. Mereka melihat tiga bongkahan emas dan tiga kerangka manusia.

"Lihatlah bagaimana dunia memperlakukan mereka," kata Nabi Isa AS kepada kaumnya.

Beliau kemudian berdiri di depan emas dan berkata, "Jadilah seperti asalmu." Emas itu pun kembali menjadi batu.


Sumber; Sahabat Muslim (FB)