Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday, 22 July 2010

BERLINDUNG KEPADA ALLAH SWT

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." (QS. Al-Falaq : 1-5).
Allah SWT mengawali surat Al-Falaq ini dengan kalimat: QUL = katakanlah = ucapkanlah kembali.Memerintah mengucapkan kembali adalah untuk menimbulkan rasa tentram, bahwa apa yang dia ucapkan dan apa yang dia lakukan adalah benar. Ibarat seorang ibu menyuruh anaknya berbelanja ke warung untuk membeli beberapa macam barang, setelah disebut oleh ibunya, maka disuruh anaknya mengulang barang apa yang hendak dibelinya.Seorang komandan yang memerintah bawahannya, selalu bawahannya itu mengulang kembali apa yang diperintahkan itu agar tepat dijalankan.Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk selalu mengucapkan kembali kalimat: "AUDZU" = aku berlindung. Tidak ada yang kaya atau miskin, tidak ada yang kuat atau lemah, semuanya memerlukan perlindungan.Seorang suami memerlukan perlindungan istrinya, dan demikian pula sebaliknya. Seorang anak memerlukan perlindungan ayahnya, dan demikian pula sebaliknya.Lindung melindungi sesama insan adalah hal yang umum dan biasa. Tetapi kepada siapa kita dapat berlindung secara mutlak?Yang mutlak tidak boleh kepada manusia atau benda-benda yang lain, karena kalau perlindungan yang mutlak kepada manusia, akan disalahgunakan!Karena itu yang mutlak harus kepada RABBIL FALAQ, kepada Tuhan yang Menguasai subuh, kepada Allah pemilik cakrawala ini. Mengapa? Karena kita memerlukan Allah, sedang Allah tidak memerlukan kita. Karena lindungan Allah itu pasti obyektif, pasti benar dan adil kepada hambaNya.Menitipkan sesuatu kepada yang tidak berkepentingan pasti aman. Tetapi menitipkan sesuatu kepada yang berkepentingan belum tentu akan aman. Dari apa kita berlindung kepada Allah? Kita berlindung dari empat bahaya:1. Minsyarri maa khalaq (dari kejahatan makhlukNya).Semua makhluk Allah tidak ada yang sempurna. Semuanya mempunyai unsur kekurangan. Karena sadar bahwa semua itu ada unsur kekurangannya, maka percaya kepada seseorang tidak boleh lebih dari 99.9%. Lebih dari itu akan disalahgunakan.Kata seorang politikus: min syarri maa khalaqa itulah sumber demokrasi. Karena memang sifat manusia itu semuanya mempunyai kekurangan, maka yang kurang-kurang ini bermusyawarah untuk menemukan sesuatu yang lebih baik.2. Minsyarri gaasiqin idza waqaba. (dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita).Malam adalah baik untuk istirahat. Tetapi malam juga mengandung bahaya. Melamun, niat jahat, juga dilakukan pada malam hari. Karena itu apabila berjalan di waktu malam, jangan sendirian, karena akan ditemani syaitan. Dua orang muda-mudi yang berjalan-jalan di waktu malam, akan ditemani oleh syaitan. Apabila syaitan bersama pemuda akan menggempur pemudi, dan sebaliknya apabila syaitan bersama pemudi (gadis) akan menggempur pemuda. Keduanya pada akhirnya akan sama-sama hancur bila menuruti godaan syaitan. Gelapnya malam bisa diganti dengan lampu, pelita, tetapi gelapnya hati sukar sekali ditemukan obatnya. Karena itu Rasulullah mengajarkan doa (yang artinya):"Ya Allah! Berikanlah cahaya di hati kami dengan hidayatMu seperti engkau berikan cahaya matahari untuk duniaMu selama-lamanya."Orang yang berani mengucapkan doa ini pasti hatinya terbuka untuk mendengarkan nasihat orang lain. Tetapi kalau tidak pernah membaca doa ini hatinya akan gelap, nasihat orang akan terpental kembali dan tidak pernah masuk ke dalam hati dan pikirannya. Karena itu baca doa ini berulang-ulang.3. Min syarrin naffaatsati fil 'uqadi (dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul).Naffaatsat, di zaman intelektual manusia masih rendah, banyak dijumpai tukang-tukang sihir wanita. Pekerjaan mereka adalah mempertemukan wanita dan pria yang benci, atau memecah-belah suami istri yang baik-baik, memecah perkongsian dua orang yang bersahabat, memecah belah persatuan bangsa, dll melalui ilmu-ilmu sihir.Sekarang di zaman intelektual manusia sudah lebih tinggi, bukan lagi tukang tenung/tukang sihir, tetapi yang dimaksud naffaatsat ialah orang yang menebarkan perpecahan rumah tangga, perkongsian memecahbelah persatuan bangsa, dan sebagainya. Karena itu kita harus berlindung kepada Allah dari perbuatan naffaatsat.4. Min syarri hasidin idza hasada (dari kejahatan orang yang dengki apabila ia telah dengki).Tidak ada pekerjaan yang buruk kecuali pekerjaan tukang dengki. Melihat orang lulus ujian, ia dengki, melihat orang kaya, ia dengki, melihat orang memiliki tampang rupawan (ganteng atau cantik), ia pun menyimpan rasa dengki. Rasa dengki akan mengikis iman, dan juga meracuni hati dan pikiran. Telah banyak terjadi bahwa rasa dengki itu akan terakumulasi menjadi stres hati dan pikiran, maka tidak heran di kota-kota besar semakin banyak saja orang yang mengidap penyakit jantung, maupun stroke. Semuanya terjadi karena miskin rasa syukur dan membangun kedengkian dan kebencian dalam hati dan pikirannya sendiri. Padahal itu adalah racun yang akan merugikan diri sendiri. Orang tidak akan pernah menemukan kebahagiaan dalam hati dan pikirannya, apabila hati dan pikiran itu telah dipenuhi oleh rasa dengki, iri dan tamak.Padahal agama Islam menganjurkan apabila melihat orang lain maju atau beroleh kebahagiaan, kita harus turut merasa senang dan bersyukur dan mengucap Alhamdulillah, sekarang ia memperoleh keberuntungan dan kebahagiaan, semoga besok Allah melimpahkan hal yang sama kepada saya.Hakikat kalimat yang tidak dengki dan mirip dengan doa yang penting dibaca saat berziarah ke kubur:"Selamat sejahtera wahai ahli kubur. Saudara telah berangkat lebih dahulu, kami suatu saat akan menyusul kemudian."Itulah yang patut kita baca saat ziarah kubur. Kita doakan mereka yang berada di dalam kubur, dan bukannya sebaliknya seperti yang banyak terjadi di masyarakat kita, yaitu banyak masyarakat yang justru meminta kebaikan dari orang yang telah berada di dalam kubur (mati). Minta-minta kebaikan atau doa dari orang yang telah mati (berada di alam kubur), adalah perbuatan yang sesat. Demikian pula dapat digolongkan perbuatan sesat adalah pergi ke kuburan dengan membawa kemenyan, bunga tujuh rupa dan membaca japa mantra adalah perbuatan syirik dan sesat, dan malah akan menyusahkan arwah orang yang berada di alam kubur itu sendiri.

Sumber: Majlis Ta'lim Al Husaini

No comments:

Post a Comment