Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Monday 8 November 2010

AKU adalah AMANAH-NYA...

" ANAK ADALAH AMANAH-NYA, BUKAN AIB. HANYA TITIPAN, BUKAN MILIK KITA. APAKAH KITA BERHAK MENGGUGAT JIKA TITIPAN-NYA TERNYATA TIDAK SEPERTI ANAK-ANAK LAIN? KITA HANYA DITUGASKAN MENJAGA DAN MENGASUHNYA DENGAN CINTA, KARENA IA DITITIPKAN ALLAH, YANG RAHMAN DAN RAHIM-NYA TAK PERNAH SURUT DARI SISI KITA. BUKAN TUGAS KITA MENILAI APAKAH SESEORANG AMANAH-NYA YANG BERNAMA "KHALID" ATAU SIAPAPUN, LAYAK MENJADI ANAK KITA ATAU TIDAK. "

------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Khalid, yang terlahir dengan keadaan Down Syndrome. Seorang anak yang merupakan amanah dari Allah, yang tidak akan tumbuh seperti anak normal dan dia tidak akan bisa menjadi orang dewasa normal yang mampu mengurus dirinya sendiri. Khalid memang tidak tumbuh seperti anak-anak normal lainnya. Khalid tidak bisa membaca, mengaji bahkan shalat pun hanya bisa mengikuti gerakan-gerakannya tanpa bisa menghapal. Bicara pun tidak lancar, tak bisa mandi dan berpakaian sendiri hingga usianya hampir 9 tahun. Khalid juga sulit untuk dibiasakan buang air di kamar mandi.

Namun Khalid mencintai sesuatu dengan keikhlasan yang bersih dari egoisme anak seusianya. Cintanya yang tulus, perasaannya yang halus dan penuh kasing sayang.

Aku bertasbih... mataku pedih...

Air mataku menetes saat kubaca ayat kedua belas dari surat Lukman... Anisykurlillahi...

Dan, aku bersyukur...


Anak lelaki itu berumur lima atau enam tahun. Ia mengenakan kemeja putih dan pullover kotak-kotak hijau dengan logo taman kanak-kanak di dada kiri. Di bahunya tersandang tas punggung merah dan di dadanya tersilang tali botol minuman. Ia kelihatan lucu dan manis.

Begitu naik ke dalam angkot, bocah itu menunjukkan hasil origaminya pada wanita yang mungkin ibunya. Seekor burung yang sedikit kusut dan penyok. Ia juga menyanyikan lagu baru yang diajari gurunya hari itu.


" Lihat ibu keretaku yang baru
cukup besar untuk ayah dan ibu
roda tiga buatanku sendiri
dari kulit buah jeruk bali... "


Aku tersenyum geli mendengar suaranya yang agak sumbang tapi penuh semangat. Bocah itu balas tersenyum padaku, kemudian kembali asyik memberondong ibunya dengan berbagai cerita. Mulutnya tak henti mengunyah donat yang barangkali dibelikan ibunya di depan sekolah. Ibunya menyahut sesekali dengan anggukan atau gumaman setengah tak peduli, sementara tangannya mengibaskan lukisan krayon anaknya untuk menghalau panas.

Aku tidak menyalahkannya. Cuaca siang itu memang panas dan kemacetan jalan membuat udara pengap. Melihat bungkusan yang terserak di kakinya, aku yakin ia telah menghabiskan paginya untuk berbelanja kebutuhan dapur. Tak heran ia kelihatan sangat letih, mengantuk dan tak begitu bersemangat mendengar cerita anaknya di sekolah hari itu.

Atmosfer yang menyengat tidak mengalihkan perhatianku dari anak itu. Kureguk tiap kata dan lagu yang dinyanyikannya seperti pengelana kehausan yang menemukan wadi di tengah gurun. Alangkah rindunya aku akan semua itu. Aku tak ingin membandingkan anakku dengan bocah lucu di angkot itu, tapi mau tak mau Khalid singgah ke dalam benakku dan merusak kenikmatanku.

Setiap kali memeriksakan diri selama mengandung Khalid, bidan selalu mengatakan kehamilanku normal dan bayiku sehat. Karena itu aku dan suami sama sekali tak siap waktu dokter memberi tahu bahwa Khalid tidak normal. Ia lahir dengan Down syndrome.

Menyakitkan. Masa depan anakku sudah ditentukan oleh dokter hanya beberapa menit setelah kelahirannya. Khalid tidak akan tumbuh seperti anak normal dan dia tidak akan bisa menjadi orang dewasa normal yang mampu mengurus dirinya sendiri.

Selain itu dokter juga menemukan kelainan pada jantungnya yang harus diperbaiki dengan pembedahan. Ada juga gangguan mata dan tonsil. Hal yang menurut dokter biasa menimpa anak Down syndrome.

Shock yang kualami setelah melahirkan Khalid cukup berat hingga aku harus dirawat agak lama di rumah sakit. Aku sangat tertekan hingga bahkan tak bisa menyusui Khalid. Dokter memperkenalkanku dengan wanita pakar penanganan anak Down syndrome. Wanita itu memberikan buku-buku dan brosur kepada kami.

Tapi, semua yang kubaca malah semakin membuatku tertekan. Sejak dokter menyatakan bahwa aku positif mengandung, aku selalu berdoa dan bermimpi tentang seorang anak yang cerdas dan lincah. Anak yang akan kubimbing mengenal Allah dan Rasul-Nya. Yang akan kuajari mengaji dan shalat agar ia bisa mendoakan kedua orang tuanya. Ia akan kubawa tafakur alam ke tempat-tempat yang indah agar pandai bersyukur dan memiliki sifat tawadlu.

Aku akan memperkenalkannya pada saudara-saudaranya yang yatim dan papa agar hatinya lembut dan peka. Yang akan mencintai buku-buku seperti aku dan ayahnya. Anak yang akan jadi seorang pejuang di jalan Allah, demi kebangkitan dan kejayaan Islam seperti panglima gagah itu, Khalid bin Walid.

Kubayangkan jari mungil anakku menyusuri huruf-huruf dalam lembaran mushaf Al Qur-an. Jika lelaki, ia pasti lucu dalam baju koko dan peci mungilnya dan jika perempuan, ia pasti manis dalam jilbab kecilnya yang berbunga dan berenda

Rasanya aku bahkan sudah bisa mendengar suaranya yang bening melantunkan ayat-ayat suci itu. Suara terindah yang pernah kudengar.

Lalu ke mana bisa kukubur kecewaku saat mendapati Khalid tak mungkin mewujudkan semua impianku. Aku hanya bisa berdoa siang malam memohon kekuatan. Aku mengintrospeksi diri, mengingat kembali apa yang telah kulakukan hingga Allah menghukumku dengan memberikan Khalid.

Hingga suatu hari kalimat itu menohokku. Anakku adalah amanat-Nya, bukan hukuman, bukan aib. Hanya titipan, bukan milikku. Apakah aku berhak menggugat jika titipan-Nya ternyata tidak seperti anak-anak lain,..??? Aku hanya ditugaskan menjaga dan mengasuhnya dengan cinta, karena ia dititipkan Allah yang rahman dan rahim-Nya tak pernah surut dari sisiku. Bukan tugasku menilai apakah Khalid layak jadi anakku atau tidak. Setelah itu aku kembali menemukan ketenangan.

Tapi tak urung kesedihan itu kerap. Sangat menyakitkan. Tiap kubawa Khalid ke dokter dan melihat ibu lain dengan bayi seumur Khalid, aku kembali terbenam dalam kepiluan. Entah untuk Khalid atau untuk diriku sendiri.

Bulan demi bulan berlalu. Sementara bayi lain mulai tertawa dan mengeluarkan suara-suara lucu, Khalid hanya diam. Ia memandang kosong ke depan.

Tiap hari suamiku dan aku harus bergantian merangsang otaknya dengan mainan warna-warna dan kerincingan yang ribut. Khalid baru menunjukkan reaksi saat usianya hampir delapan bulan.

Khalid baru belajar berjalan di usia dua tahun. Bicaranya tak pernah selancar anak-anak lain dan kosa katanya sangat terbatas. Ia tak bisa mandi dan berpakaian sendiri hingga usianya hampir sembilan tahun. Ia harus disuapi tiap waktu makan sampai ia bisa makan sendiri beberapa bulan terakhir ini.

Yang paling menjengkelkan, sulit sekali membiasakannya buang air di kamar mandi walaupun aku dan suamiku sudah mengajarinya selama delapan tahun dari sepuluh tahun usianya.

Mengajari Khalid salat dan mengaji hampir tak mungkin. Khalid hanya bisa mengikuti gerakan-gerakan salat tanpa bisa menghafal bacaannya.


Setelah beberapa lama, kami menyadari kesalahan kami dan mulai dari awal sekali, mengakrabkan Khalid dengan Allah dan Islam. Sesuatu yang lebih mudah dilakukan dan dipahami Khalid.

'Di belakang rumah ada pohon jambuu...' suara lantang bocah berseragam TK diangkot itu mengembalikan perhatianku pada polahnya yang kocak. Tapi kali itu aku tak bisa menikmatinya tanpa merasa iri. Iri pada ibu yang tak menyadari besarnya nikmat Allah yang dimilikinya. Ada kegeraman dan rasa kasihan pada diri sendiri yang tiba-tiba bergolak dan menenggelamkanku.

Membuat dadaku sesak dan leherku tercekik. Aku tak tahu apakah harus menyesal atau gembira saat anak itu akhirnya turun dari angkot.

Di bangku yang mereka tinggalkan kulihat burung-burungan kertas itu gepeng. Kupungut dan kuperbaiki. Tiba-tiba mataku kabur oleh air mata. Khalid tak bisa melukis dengan krayon atau membuat origami. Koordinasi tangannya lemah sekali.

Dalam kepalanku yang gemetar, burung-burungan itu kuremas menjadi gumpalan kertas. Aku tak sanggup lagi menahan isak. Dengan suara tercekat kusuruh sopir berhenti. Kusodorkan ongkos dan turun, walaupun rumahku masih jauh.

Aku duduk di halte yang sepi. Menarik nafas dalam-dalam dan mengeringkan air mata. Saat aku menengadah mataku tertambat pada papan putih di seberang jalan. Sebuah masjid. Ya Allah, inikah teguran-Mu,..??? Aku menyeberang. Segera kuambil wudhu dan salat dua rakaat. Air mataku menetes saat kubaca ayat kedua belas dari surat lukman... Anisykurlillahi....

Usai mengucap salam aku tercenung. Kekalutan yang sempat menguasai sudah berhasil kukendalikan. Aku merasa kosong, tapi damai. Lalu satu- satu fragmen kehidupan Khalid mulai kembali ke dalam benakku. Bukan gambaran muram tentang kekurangannya, tapi keistimewaan-keistimewaan kecil yang mengimbangi dan melengkapi hidupnya.

Khalid suka sekali musik. Ia sulit menangkap dan menghafal lirik, tapi kenikmatan yang terlukis di wajahnya saat mendengarkan musik adalah keindahan tersendiri. Ia juga tak pernah nakal dan usil, selalu ramah dan murah senyum. Ia tak pernah marah dan ngambek, dan jika dimarahi, cepat kembali ceria.

Ia sangat mencintai adiknya Fatimah, yang lahir empat tahun lalu. Kami sempat khawatir Khalid akan cemburu dengan kehadiran adiknya. Tapi ia malah antusias membantuku mengurus Fatimah. Sering kudapati Khalid duduk menatap adiknya yang tertidur dengan ekspresi terpesona yang tak terlukiskan.

Fatimah normal dan cerdas sekali tapi ia menerima abangnya tanpa syarat. Kemesraan di antara keduanya selalu menerbitkan syukur di hatiku dan ayah mereka. Mengurus Khalid memang menuntut kesabaran dan kegigihan ekstra dibandingkan mengasuh anak biasa. Tapi Khalid memang bukan anak biasa.

Ia telah mengajarkan kepada kami makna mencintai tanpa pamrih yang hakiki. Di zaman saat orang memburu segala yang superlatif; tercantik, terpandai, tergesit, anakku tidak akan bisa bersaing. Ia tidak mungkin menjadi teknolog, ekonom atau da'i tersohor.

Tapi apakah itu akan mengurangi cinta kami padanya,..??? Mengurangi kegembiraan melihat prestasi-prestasi kecilnya yang dianggap remeh dan sepele orang lain seperti bisa berpakaian dan makan sendiri,..??? Aku dan ayahnya tak akan memperoleh apa-apa darinya. Kemungkinan besar Khalid akan terus tergantung pada kami. Dan setelah kami tak sanggup lagi, mungkin pada Fatimah.

Tapi kami memang tak lagi mengharapkan apapun darinya. Kami hanya mencintainya. Kudorong gerbang rumah dan kuserukan salam. Sahutan riang menyambutku. Pintu terkuak. Fatimah menghambur memelukku sementara abangnya tersenyum lebar sambil berjalan goyah di belakangnya.

'Ibu bawa apa, bawa apa,..???' tanya Fatimah. Ia memekik ketika kukeluarkan sekantung mangga ranum dari keranjang belanjaku. Khalid tersenyum. Matanya yang semula kosong berbinar. Mangga adalah buah kesukaannya.

Aku masuk ke kamar untuk berganti baju setelah berpesan pada pembantu untuk mencuci dan mengupaskan mangga buat anak-anak. Saat aku keluar, mereka tidak berada di meja makan.

Kupanggil mereka dan kudengar sahutan dari halaman belakang. Di depan kandang burung parkit Fatimah melonjak-lonjak dan tertawa melihat abangnya dengan sabar menyodorkan potongan mangga lewat jeruji bambu. 'Ayo kuning..!! Jangan diam saja..!! Tuh diambil si hijau deh..!!' teriak Fatimah. Satu demi satu burung-burung parkit dalam kandang terbang menyambar potongan mangga dari tangan Khalid. Aku bertasbih. Mataku pedih. Sudah lama aku mengamati keistimewaan Khalid untuk mencintai dengan keikhlasan yang bersih dari egoisme anak seusianya. Cintanya sangat tulus pada burung-burung kesayangan suamiku, pada ikan hias dan ayam kate yang kami pelihara untuk mengajar anak-anak bertanggung jawab.

Bahkan pada bunga-bungaku di kebun. Ia gembira mengurus semua itu, walaupun tak pernah mendapat imbalan apapun dari kami. Kelembutannya terulur bahkan pada kucing-kucing liar yang sering diberinya makan atau anak-anak tetangga yang kerap mendapat bagian dari jatah kue dan buahnya tanpa menuntut balasan apapun.

Aku memang tak punya alasan untuk bersedih dan kecewa. Khalid mungkin tak bisa membaca dan mengaji. Tapi perasaannya halus dan penuh kasih sayang. Dan aku sangat bersyukur atas kelebihannya.



Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci....

Sumber: WSTMTD

Ukhti..,Siapa Bilang Kamu Gak Cantik..?

CANTIK....
Bagi sebagian wanita, Beberapa orang mungkin mempunyai persepsi beda-beda tentang cantik.
Bahkan ada yang bilang kalau cantik itu relatif. Itu benar.
Tapi saya tambahkan sebait puisi beriku sebagai Motivasi:

Menjadi wanita itu kehendak Tuhan
Menjadi Cantik itu relatif
Menjadi muslimah itu anugrah
Tetapi menjadi muslimah yg sholehah itu PILIHAN !

---------------------------------------------------------

Namun, seiring dengan maraknya produk-produk kecantikan di TV. Kita jadi berpikir kalau yang di sebut wanita cantik itu adalah yang seperti model di produk kecantikan tersebut. Berkulit putih, berhidung mancung, berbibir tipis, dan semua yang tampak pada si model.

Sehingga terciptalah image, bahwa wanita yang berkulit gelap, hidungnya mancung ke dalam dan berbibir tebal itu adalah wanita yang jelek.

Ukhti, jika sekarang kamu merasa kalau wajahmu gak cantik. Cobalah pandang kembali wajahmu ke cermin. Lihatlah betapa Allah telah menyempurnakan bentuk wajahmu. Bayangkanlah jika seandainya Allah menciptakan lubang hidungmu bukan menghadap ke bawah, tapi ke depan. Bisa ukhti bayangkan apa yang terjadi jika ada lalat dan nyamuk yang terbang nyasar ke dalam hidung mu. Atau jika Allah menciptakan lubang hidung mu menghadap ke atas, bisa dibayangkan jika musim hujan tiba, Ukh. Hidung kita akan menampung air hujan yang turun dari langit.

Atau bisa kamu bayangkan jika Allah menciptakan sepasang matamu ditaruh dijidat atau telingamu hanya sebelah. Wah, bentuknya pasti gak karuan rupa. Jangankan manusia yg melihatnya, hantupun juga akan takut melihatnya...hihi..

Sungguh Maha Suci Allah atas semua ciptaan-Nya. Karena Allah sendiri yang bersumpah dalam firman-Nya :

“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. ” (QS. At-Tin: 4)

Sungguh, mudah bagi Allah menciptakan seluruh wanita di dunia ini dengan wajah yang cantik semua. Tapi dengan begitu, kita jadi sama. Tidak ada yang menjadi pembedanya. Kita jadi sulit mengenal jika wajah kita sama semua, Ukh....

Allah ingin menciptakan keindahan di dunia ini, dengan banyak perbedaan di dalamnya....

Maka biarlah kita menjadi salah satu yang indah itu, Ukh. Dengan segala perbedaan di antara kita....

Aku jadi teringat dialog salah seorang sahabatku dengan mamanya beberapa tahun yang lalu.

“ Ma, hidung Aya kok pesek sih? Gak kayak temen-temen Aya yang lain. Aya jadi keliatan jelek. ”


Waktu itu mamanya ketawa, dan bilang :


“ Aya harus bersyukur karena di beri hidung sama Allah. Coba bayangin kalo Aya gak di kasih hidung sama Allah? Trus siapa yang bilang kalau hidung pesek itu jelek? Buktinya banyak kok yang hidungnya mancung tapi kelihatan jelek. Sedangkan Aya, walaupun pesek tapi cantik. Aya anak mama yang paling cantik.. ”

Ya jelas aja mama bilang kalo aku adalah anaknya yang paling cantik, karena adek-adeknya 'kan cowok semua.

Tapi waktu itu Aya serasa melambung ke langit, karena di puji oleh mama. Dan ketika Aya beranjak dewasa, Aya tau mamanya hanya ingin membuat Aya merasa selalu bersyukur atas pemberian-Nya.

Yaa Ukhti, Syukur. Itulah perasaan yang harus kita miliki. Bukan perasaan minder dan sedih.

Bersyukurlah, karena Allah menciptakan mu dengan sempurna. Bersyukurlah, karena banyak yang telah Dia beri pada mu, pada kita. Bahkan jika kita mencoba menghitung nikmat-Nya, tidak akan cukup waktu kita untuk menghitungnya.

Bersyukurlah Ukhti....Seperti yang Dia katakan padamu :

“ Jika engkau bersyukur kepada-Ku, niscaya akan Ku tambah nikmat-Ku kepadamu. Namun jika engkau mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku amat pedih. ” (QS. Ibrahim : 7)

Aku pun jadi teringat dengan ucapan salah seorang temanku beberapa waktu lalu,

“aku ini jelek, pasti nggak ada ikhwan yang mau jadi suami ku.”

Tapi ternyata, 4 bulan sesudahnya dia menikah. Subhanallah..

Masyaallah Ukh....jika ada pikiran suudzon kepada Allah terlintas di dada dan otakmu tentang bentuk wajahmu ,maka Ingatlah kembali janji-Nya pada kita,

“ ....perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik..... ” (QS. An-Nur : 26)


Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, Ukh....

Di ayat itu, Allah tidak berfirman kalau perempuan-perempuan yang cantik untuk laki-laki yang baik.

Bukan, Ukh...bukan cantik....tapi baik !

Maka perbaikilah diri kita dengan akhlak Qur’ani, bukan malah mempercantik diri dengan make-up tebal seperti wanita-wanita jahiliyah di zaman Rasulullah dulu.

Percayalah, Ukh..! Laki-laki itu datang bukan karena kecantikan, kekayaan dan kepandaianmu.

Bukan, Ukhti...!! tapi karena Allah lah yang menggerakkan hatinya untuk mengkhitbahmu, untuk menyempurnakan setengah agama bersama-sama denganmu.

maka tunggulah janji Allah itu, karena janji Allah akan pasti datangnya.

Kalaupun tidak di dunia ini, insyaallah... Allah mempertemukanmu dengannya di alam yang abadi....alam yang tidak ada keburukan di dalamnya....hanya ada keindahan....

insyaallah....

Jadi, jangan merasa minder atau sedih jika ada yang mengatakan kalau wajahmu gak cantik, Ukhti

Karena Allah yang menjamin, bahwa Dia telah menciptakanmu dengan sebaik-baiknya bentuk.

Dan bila rasa sedih itu masih ada karena seisi dunia menganggapmu bukanlah wanita yang cantik, dengarkanlah kembali firman-Nya yang dapat menenangkan hatimu....

“ Dan janganlah kamu merasa lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati. Sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang beriman. ” (QS. Ali ‘Imran : 139)

Percayalah, Ukhti.. Beratnya timbangan amalanmu di Hari Akhir nanti tidak lah di tentukan dengan seberapa banyak orang di dunia ini yang menganggap kamu cantik. Tapi seberapa banyak orang di dunia ini yang menganggap kamu baik. Insyaallah, mereka akan menjadi saksi di hadapan Allah atas semua amal kebaikanmu....

Insyaallah....

Untuk yang terakhir, izinkan aku mengutip salah satu kalimat dari sebuah buku yang pernah ku baca:

“ Semua bunga itu cantik. Tidak ada bunga yang tidak cantik, walaupun mekar dengan cara yang berbeda-beda. ”


Subhanallah, kita semua cantik Ukhti !
Dan semoga, kita bukan hanya cantik, tapi juga baik.....
Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci....


Sumber: WSTMTD

Monday 1 November 2010

Akhirnya Ku Menemukanmu

Ku mengenalmu lewat Jiwa, bukan lewat Mata

aku menulis Nama-mu di Hatiku

aku memohon petunjuk kepada Rabb,

Ku yakin Rabb memberikan jawabanku dengan cara-Nya, kehendak-Nya serta Ilmu-Nya

Ku hanya bisa bersabar dan terus bersabar dalam penantian

Satu persatu sinyal demi sinyal yang muncul dalam hatiku kukumpulkan

Hingga akhirnya ku yakin Alloh bekerja sesuai dengan prasangka hamba-Nya

Ku hanya bisa memohon dan terus berikhtiar agar Rabb mengirimkan seseorang yang terbaik untukku dan terbaik pula menurut pandangan Alloh SWT

Hingga akhirnya..

Rasa itu hadir

Rasa itu tumbuh

Rasa itu adalah kamu ..... .... .....



Aku hanya bisa bersyukur dan terus bersyukur kepada Alloh

Alloh menjawab doa-doa yang kupanjatkan selama ini di kala hatiku galau



Kini semua-Nya kukembalikan kembali jawaban tersebut kepada Alloh

Aku ingin menjalankannya semua ini dengan syar’i serta diridhoi olehmu ya Alloh



Ku hanya berharap agar hamba diberikan ketetapan hati selalu hingga akhirnya waktu yang dinantikan itupun tiba



Ku hanya bisa berdoa dan berharap agar rasa ini selalu tumbuh dan hinggap menemani nafas-nafasku selama dunia memainkan durasinya hingga akhirnya ragaku pun terhenti...

Amin ya Rabb..



Betapa besar nikmat Karunia-Mu

Kau kirimkan padaku malaikat untuk menemani hari-hariku dalam episode kehidupanku

Terima kasih ya Alloh...Mudahkanlah segala sesuatu-Nya ini

Hingga kelak Ikrar itu pun melafadzkan irama dalam tautan kesaksian dihadapan-Mu



Amin..Amin ya Rabbal’ alamin..

Sumber: http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-akhirnya-ku-menemukanmu/488754351041

Tanda-Tanda Cinta Kepada Allah

Banyak orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji apakah tulen atau hanya palsu.

Ujian pertama ialah; Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw bersabda;

"Siapa yang ingin melihat Allah, Allah ingin melihat dia."

Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Allah berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap membuat persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk membuat persediaan itu.

Ujian kedua ialah ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Allah dan berupaya menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Allah langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang wali Allah berkata kepada seorang lelaki;

"Jika orang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Allah, hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."

Ujian yang ketiga ialah ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau diusahakan benar, karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Allah itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu. Sehingga cinta kepada menyintai Allah itu mungkin mengambil tempat jua, karena cinta itu satu perkara dan cinta kepada cinta itu adalah perkara lain pula.

Ujian keempat kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaitu Kalam Allah, dan cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Allah. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang, karena semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.

Ujian kelima ialah ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu lekas datang agar dapat berbicara dengan rakan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Allah berfirman kepada Nabi Daud,

"Janganlah terlampau karib dengan manusia, karena ada dua jenis manusia tersingkir dari MajlisKu: yaitu mereka yang bersemangat mencari ganjaran dan menjadi pemalas apabila mereka mendapat ganjaran itu; dan mereka yang mementingkan diri mereka sendiri lalu melampaui aku. Tanda tidak redhanya aku ialah aku biarkan mereka begitu saja."

Pada hakikatnya, jika cinta kepada Allah itu benar-benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari.
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata,

"Engkau telah mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat engkau di kalangan Auliya' Allah telah diturunkan,"

Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Allah, suatu hari sedang ia melakukan ibadatnya kepada Allah rumahnya telah terbakar, tetapi ia tidak nampak dan sadar rumahnya terbakar.

Yang keenam ialah ibadatnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Allah ada berkata,

"Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi indah dan lazat pula kepada saya." Apabila cinta kepada Allah itu sempuna, maka tidak ada keindahan yang sebanding dngan keindahan ibadat.

Yang ketujuh ialah orang yang cinta kepada Allah itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada Allah dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang derhaka kepada Allah. Al-Quran mnyatakan "mereka itu bersikap kasar kepada orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka sendiri." Suatu masa, Nabi bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawapan,

"Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun."

Sumber: Jam'iyah Ismul Haq

Wanita Berpurdah

Suatu kisah...Kisah ini berlaku sewaktu aku di Madinah. Suatu hari aku berjalan melalui pasar. Sebaik saja muazzin melaungkan azan, aku terlihat seorang wanita. Wanita itu ganjil cantiknya. Dia berpaling kepadaku seolah-olah tahu bahawa aku merenungnya. Malah dia memberikanku anggukan kecil penuh bermakna sebelum wanita itu berpusing di satu sudut menuju ke lorong penjual sutera.



Bagaikan terkena panahan halilintar, aku serta-merta tertarik, hatiku terpukau dengan wanita itu. Dalam kepayahan aku berdebat dengan hatiku, memberikan satu demi satu alasan untuk meneruskan langkahku ke masjid memandangkan masanya telah tiba untuk solat, namun perdebatan ternyata gagal. Aku memutuskan untuk mengikut wanita tersebut.



Aku bergegas mengejar wanita itu, nafasku pantas dan mengah manakala wanita itu tanpa disangka mempercepatkan langkahnya. Dia telah berada jauh beberapa kedai di hadapan. Dia memaling wajahnya seketika padaku, terasa kudapat melihat cahaya senyuman nakal wanita itu dibalik purdah hitamnya. "Adakah ini khayalanku sahaja?" bisik hatiku. Akalku seolah-olah tidak berfungsi pada waktu itu.



"Siapakah wanita itu?"



Aku memantaskan langkahku dan memasuki lorong dimana wanita itu dilihatku masuk. Dan seterusnya wanita itu mengimbau aku, sentiasa dihadapan, masih tidak dapat dikejar, semakin jauh dan jauh dari mana kami mula-mula bersua. Perasaanku tambah membuak.



"Adakah wanita itu orang gila?"



Semakin jauh nampaknya wanita itu berjalan hingga ke penghujung bandar. Mentari turun dan tenggelam, dan wanita tersebut masih berada jauh di hadapanku. Sekarang, kami berada di tempat yang tidak disangka, sebuah perkuburan lama.



Kalaulah aku siuman seperti biasa, pasti aku akan merasa gementar, tapi aku terfikir, tempat yang lebih ganjil dari ini biasa dijadikan tempat pasangan kekasih memadu asmara. Dalam 60 langkah di antara kami aku melihat wanita itu memandang ke arahku, menunjuk arah, kemudian turun ke tangga dan melalui pintu bangunan sebuah kubur tua.



Kalaulah aku tidak diamuk senyuman wanita itu tadi, pasti aku berhenti sebentar dan memegun masa, tapi sekarang tiada guna berpaling arah, aku menuruni tangga tersebut dan mengekori wanita itu ke dalam bangunan kubur itu. Di dalam bilik bangunan kubur itu, kudapati wanita itu duduk di atas ranjang yang mewah, berpakaian serba hitam masih berpurdah, bersandar pada bantal yang diletak pada dinding, diterangi cahaya lilin pada dinding bilik itu. Di sebelah ranjang itu, aku terpandang sebuah lubang perigi. "Kuncikan pintu itu," kata wanita itu, dengan suara yang halus gemersik seumpama berbisik, "dan bawakan kuncinya. " Aku akur.



"Buangkan kunci tersebut ke dalam perigi itu," kata wanita itu. Aku tergamam sebentar, kalaulah ada saksi di situ, pasti saksi itu dapat melihat gamamku. "Buang-lah," ujar wanita itu sambil ketawa, "tadi kau tidak berfikir panjang untuk meninggalkan solatmu untuk mengekoriku kemari?" Tempelak wanita itu lagi. Aku diam.



"Waktu maghrib sudah hampir selesai," kata wanita itu bernada sedikit menyindir . "Apa kau risaukan? Pergilah buangkan kunci itu, kau mahu aku memuaskan nafsumu, bukan?" Aku terus membuang kunci pintu tersebut ke dalam perigi, dan memerhatikan kunci itu jatuh. Perutku terasa bersimpul tatkala tiada bunyi kedengaran ketika kunci itu jatuh ke dalam lantai perigi. Aku berasa kagum, kemudian takut.



"Tiba masanya untuk melihat aku," kata wanita tersebut, dan dia mengangkat purdahnya untuk mendedahkan wajah sebenarnya. Bukan wajah segar seorang gadis remaja, tapi kehodohan wajah yang mengerikan, jijik, hitam dan keji, tanpa satu zarah cahaya kelihatan pada alur kedut ketuaannya. " Pandang aku sungguh-sungguh," kata wanita itu lagi.



"Namaku Dunia. Aku kekasihmu. Kau habiskan masamu mengejarku , sekarang kau telah memiliki diriku . Didalam kuburmu. Mari. Mari." Kemudian wanita itu ketawa dan ketawa, sehingga dia hancur menjadi debu, dan lilin itu padam satu demi satu, dan kegelapan menyelubungi suasana.

Sumber: WSTMTD

Seorang Sahabat

Tidak ada seorang manusia pun di muka bumi ini yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah mahluk sosial yang senantiasa membutuhkan lingkungan dan pergaulan di dalam berinteraksi dan berkomunikasi.

Di dalam pergaulannya tersebut seseorang akan memiliki teman, baik itu di sekolahnya, tempat kerjanya ataupun di lingkungan tem-pat tinggalnya. Hingga tidak dipungkiri lagi bahwa teman merupakan elemen penting yang berpengaruh bagi kehidupan seseorang.

Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah me-ngatur bagaimana adab dan batasan-batasan di dalam pergaulan, sebab betapa besar dampak yang akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang jahat, dan sebaliknya betapa besar manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang bergaul de-ngan teman yang shalih.

Banyak diantara manusia yang terjerumus ke dalam lubang ke-maksiatan dan kesesatan dikarenakan bergaul dengan teman-teman yang jahat, dan banyak pula diantara manusia yang mendapatkan hidayah disebabkan bergaul dengan teman-taman yang shalih.

Di dalam sebuah hadits Rasulullah menyebutkan tentang pera-nan dan dampak sesorang taman. Rasulullahbersabda :

“Perumpaman teman duduk yang baik dengan teman duduk yang jahat adalah seperti penjual minyak wangi dengan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi tidak melewatkan kamu, baik engkau akan membelinya atau engkau tidak membelinya, engkau pasti akan mendapatkan wanginya yang semerbak, sementara pandai besi ia akan membakar bajumu atau engkau akan mendapatkan bau-nya yang tidak enak” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Berdasarkan hadits tersebut dapat di-ambil faedah penting, bahwasanya ber-gaul dengan teman yang shalih mempu-nyai 2 kemungkinan yang kedua-duanya baik, yaitu :
Kita akan menjadi baik atau kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukan teman kita. Sedang bergaul dengan teman yang jahat juga mempunyai 2 kemungkinan yang kedua-duanya jelek yaitu :
Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilaku-kan teman.

Rasulullah telah menjadikan se-orang teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang, oleh sebab itu Rasulullah memerintah-kan kepada kita agar memilah dan me-milih kepada siapa kita bergaul.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda :

“Seseorang berada di atas agama temannya, maka hendaknya seseorang diantara kamu melihat kepada siapa dia bergaul”.(HR. Ahmad, Abu Daud dan At Tirmidzi)
dan dalam sebuah syair disebutkan :
“Jangan tanya tentang seseorang, tapi tanya tentang temannya, sebab orang pasti akan mengikuti kelakuan teman-nya”.

Demikianlah karena memang fitrah ma-nusia cenderung ingin selalu meniru tingkah laku dan keadaan temannya .
Para salafusshalih sering menyampaikan kaidah bahwa:

“Hati itu lemah, sedang syubhat kencang menyambar”
Sehingga pengaruh kejelekan akan lebih mudah mempengaruhi kita dikarenakan lemahnya hati kita.


Merupakan sikap yang diajarkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah men-jauhi para penyeru bid’ah, para pengikut hawa nafsu (ahlul ahwa’) dan orang-orang fasik yang terang-tarangan menampakkan dan menyerukan kefasik-annya. Ini merupakan salah satu tin-dakan preventif terhadap bahaya lingkungan pergaulan dan agar umat terhindar dari pengaruh kemaksiatan tersebut.

Seorang teman memberikan penga-ruh yang besar dalam kehidupan kita, janganlah ia menyebabkan kita menyesal pada hari kiamat nanti dikarenakan bujuk rayu dan pengaruhnya sehingga kita tergelincir dari jalan yang hak dan terjerumus ke dalam kemaksiatan.

Renungkanlah baik-baik firman Allah berikut ini :
“Dan ingatlah hari ketika orang-orang dzalim menggigit kedua tangannya seraya berkata :”Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil si fulan sebagai teman akrabku. Sesung-guhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan adalah syaithan itu tidak mau menolong manusia” (QS. Al Furqan:27-29)

Lihatlah bagaimana Allah menggam-barkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku maksiat sebagai teman-temannya ketika di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penye-salan yang sudah tidak berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari hisab bukan hari amal, sedang di dunia adalah hari amal bukan hari hisab.

Setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertang-gung jawabannya terhadap apa yang dipimpinnya dan orang tua adalah pe-mimpin terhadap istri dan anak-anaknya oleh karenanya hendaknya para orang tua, untuk memperhatikan lingkungan dan pergaulan istri dan anak-anaknya. Ingatlah bagaimana wasiat agung Lukman Al Hakim di dalam surat Luqman ayat 13-19 ketika mewasiatkan kepada anaknya diantaranya agar mengikuti dan menempuh jalan orang-orang yang kem-bali kepada Allah. Merekalah para nabi, syuhada dan shalihin, merekalah uswah dan tauladan dalam segenap aspek kehidupan kita.

Jika kita berada pada suatu lingku-ngan yang jelek dan dikhawatirkan kita atau keluarga kita akan ikut terbawa oleh kejelekan tersebut maka hendaknya kita hijrah (pindah) dari tempat tersebut ke tempat lainnya, ke tempat yang lebih kondusif, di lingkungan orang-orang yang shalih, yang akan lebih mendekatkan kita dan keluarga kita kepada keridhaan Allah. Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang di-wafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (Kepada mereka) malaikat bertanya :”Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab : “Kami adalah orang-orang yang tertindas di negri” Para malaikat berkata : “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu ?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS. An Nisaa’:97)

Di ayat ini Allah mengancam orang-orang yang tidak melakukan hijrah dari tempat yang jelek ke tempat yang baik dan aman, padahal mereka mempunyai kemampuan untuk melakukannya, de-ngan ancaman Neraka Jahannam –Wal I’yadzu billah-

Oleh karenanya hendaknya setiap kita menjadikan orang-orang shalih yang bermanhaj dan beraqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai teman akrab kita, merekalah sebaik-baik teman dan sebaik-baik persahabatan, adapun selain itu adalah persahabatan yang semu. Maha benar Allah yang menyebutkan dalam kitab-Nya:

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa” (QS. Az Zukhruf:67)

Umar bin Khattab berkata :
“Hendaklah engkau mencari teman-teman yang jujur, niscaya engkau akan hidup aman dalam lindungannya. Mereka merupakan hiasan pada saat gembira dan hiburan pada saat berduka. Letakkan urusan saudaramu pada tempat yang paling baik, hingga dia datang kepadamu untuk mengambil apa yang dititipkan kepadamu. Hindarilah musuhmu dan waspadailah temanmu kecuali orang yang bisa dipercaya. Tidak ada orang yang bisa dipercaya kecuali orang yang takut kepada Allah. Janganlah engkau berteman dengan orang keji, karena engkau bisa belajar dari kefasikannya. Jangan engkau bocorkan rahasiamu kepadanya, dan mintalah pendapat da-lam masalahmu kepada orang-orang yang takut kepada Allah”

Seorang bijak menasehatkan tentang hakekat seorang teman:
“Saudaraku, teman sejatimu adalah yang selalu mendorongmu untuk berbuat ke-bajikan dan mencegahmu dari berbuat kejelekan walaupun engkau jauh dan engkau tidak bergaul dengannya, dan musuh sejatimu adalah yang mendorong-mu berbuat kejelekan dan tidak mence-gahmu dari berbuat dosa walaupun ia dekat denganmu dan engkau selalu bergaul dengannya”

Semoga Allah selalu memberikan taufik kepada kita dan menyelamatkan kita dari kejelekan lingkungan dan per-gaulan serta menganugrahkan kepada kita lingkungan dan pergaulan yang mendorong kita untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Shalawat dan salam semoga senan-tiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah , keluarga dan shahabat-shahabat beliau.

Sumber: Lembaga Sakinah (FB)

Dibalik Ujian

di sebalik dugaan ALLAH...ada hikmah terselindung.
KENAPA AKU DIUJI??
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan
saja mengatakan; "Kami telah beriman,"sedangkan
mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah
menguji org2 yg sebelum mereka maka
sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan
sesungguhnya Diamengetahui org2 yg dusta." (Surah Al-Ankabut ayat 2-3)

KENAPA AKU x DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang
kamu tidak mengetahui." (Surah Al-Baqarah ayat 216)

KENAPA UJIAN SEBERAT INI??
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. " (Surah Al-Baqarah ayat 286)

RASA FRUST??
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula
kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling
tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yg beriman."
(Surah Al-Imran ayat 139)

BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA? ?
"Wahai orang-orang yang beriman!Bersabarlah kamu(menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan
perkara-perkara yang berkebajikan) ,
dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada
kesabaran musuh, dimedan perjuangan), dan bersedialah
(dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan)
serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya,
kamu berjaya (mencapai kemenangan). " (Surah Al-Imran ayat 200)

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan
sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya
sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada
orang-orang yang khusyuk" (Surah Al-Baqarah ayat 45)

APA YANG AKU DAPAT DRPD SEMUA INI??
"Sesungguhnya Allah telah membeli drpd org2 mu'min,
diri, harta mereka dengan memberikansyurga utk
mereka... (Surah At-Taubah ayat 111)

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP??
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain drNya.
Hanya kepadaNya aku bertawakkal. " -
(Surah At-Taubah ayat 129)

AKU DAH TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!
"...dan jgnlah kamu berputus asa drp rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah"

Sumber: WSTMT (FB)

FOKUS

Pepatah Barat berujar “Konsentrasilah terhadap semua pekerjaanmu, segala sesuatu tidak akan berhasil sampai kita mendapatkan sebuah focus.”
Pepatah Arab Mengatakan : “ Man Jadda Wajada = Siapa yang sungguh-sungguh ( focus pada tujuan tertentu ) maka ia akan mendapatkannya “.

Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang diberkahi Allah SWT, dalam salah satu surat Al-Insyiroh Allah memberi pelajaran kepada kita untuk menyelesaikan program / pekerjaan / proyek secara bertahap : “ Jika kamu telah selesaikan / Sukses satu proyek maka angkatlah proyek baru “. Artinya kita disuruh untuk focus ke satu proyek tertentu sampai berhasil baru kita angkat proyek baru yang lebih baik dan lebih luas dampak kebaikannya atau yang sedang dinanti sekian banyak ummat kendati proyek tersebut tidaklah besar nilainya.

Berhasil tidak harus kita sendiri yang melakukannya, ketika proyek tersebut mampu berjalan dan menghasilkan walau tanpa kita ikut campur tangan, itu berarti proyek tersebut telah sukses dan kita dianjurkan mengangkat proyek baru yang lebih dahsyat dampak kebaikannya.

Mengapa anak-anak didik kita lulus sekolah tidak mempunyai kompetensi yang memdahi ? karena belajarnya tidak focus
Mengapa para sarjana kita lulus tidak siap kerja atau mampu menciptakan pekerjaan ? karena belajarnya tidak focus
Mengapa para istri kita banyak yang gagal mendidik anak-anaknya menjadi sholeh ? karena tidak fokus membangun pendidikan di rumah
Mengapa para ayah tidak focus pada pekerjaan ? karena urusan istri dan anak yang belum mandiri dan berdaya

Beberapa anak laki-laki berlomba untuk membuat garis yang paling lurus diatas lapangan bersalju dengan kaki mereka. Salah satu anak itu berhasil membuat garis yang benar-benar lurus. Ketika ditanya bagaimana dia bisa melakukannya, anak itu menjawab, “Saya mengarahkan mata lurus kesasaran didepan saya, sedangkan kalian hanya sibuk dengan kaki kalian sendiri.


Tahukah kita bahwa kekuatan sebuah focus ternyata menyimpan energi yang besar? Bandingkan saja kekuatan cahaya matahari yang panasnya mencapai 5.500 derajat dengan sebuah laser yang memiliki panas hanya beberapa derajat saja. Sebuah laser dapat melubangi batu-batu berlian sedang panas matahari tidak. Mengapa? Laser menggunakan panas yang difokuskan sedang panas matahari menyebar (tidak focus).

Untuk menjalani tahun 2010 ini, kita pasti sudah membuat banyak resolusi yang ingin dikerjakan dan dicapai, bukan? Setiap orang bisa saja membuat sasaran yang besar dan detail. Namun, tidak semua orang bisa tetap setia berjalan pada komitmen yang sudah ditulisnya. Oleh karena itu, kita membutuhkan sesuatu yang bernama focus. Tanpa focus yang jelas dan kuat, kita mustahil sampai garis akhir dengan kemenangan. Hari ini marilah kita kembali memperbaharui focus kita yang mungkin sudah mulai memudar.

Ingat bahwa dunia hanya mengakui orang yang benar-benar focus pada pekerjaannya. Kita dapat menciptakan realitas kita sendiri dengan memusatkan perhatian pada apa-apa yang dapat kita kerjakan, bukannya pada apa-apa yang tidak dapat kita lakukan. Tepat apa yang dikatakan Ben Stein: “Langkah pertama yang tak boleh ditawar-tawar untuk mendapatkan hal-hal yang kita kehendaki dari hidup ini adalah menentukan apa yang kita kehendaki, lalu fokuslah.


Sumber: Istana Sorgaku (FB)