Assalamu'alaikum wr wb
Bismillahirrohmanirrohim
Berbuat baik kepada kedua orang tua (Birrul Walidain ) adalah: Memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta menaati perintanya (kecuali yang maksiat) dan mendoakannya apabila keduanya telah wafat.
Ibu dan bapak sebagai orang tua sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan dari anaknya. Islam sangat perhatian mengenai masalah ini, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yang berbunyi:
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menysukan pula selama kurang lebih dua tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali” (Q.S.Luqman : 14 )
Jelaslah bahwa birrul walidain adalah kewajiban setiap muslim dalam kerangka taat kepada perintah Allah SWT.
Keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua sungguh sangat banyak diantaranya: memberkahkan rizki, memperpanjang umur, mendatangkan ridho Allah, bahkan lebih banyak lagi sejauhmana kita berkhidmat kepada keduanya.
Dalam kitab Misykat dikisahkan; pada zaman bani Israil ada seorang kaya raya di negeri Syam, yang mana amalannya disamping beribadah kepada Allah disela – sela kesibukan dia berdagang dia selalu berkhidmad kepada ibunya tiap pagi. Ibunya sudah dalam keadaan tua renta dan lemah, setiap pagi ibunya mendatangi rumah anak tersayangnya dan seperti biasanya si pedagang kaya raya itu menjamu dan berkhidmat kepadanya, dan pulangnya selalu diberi sejumlah uang yang diambil dari sakunya untuk bekal dia dihari itu. Hal itu rupanya tidak disenangi oleh istrinya, yang selalu membujuknya supaya menghentikan amalan tersebut kepada ibunya. Sampai akhirnya dia terbujuk dan terpengaruh oleh bujukan istrinya.
Seperti biasa ibunya mendatangi rumah anaknya dan pedagang tersebut menjamunya dan berkhidmat, namun ketika akan pulang, dia berkata “ maaf bu, hari ini aku sedang tidak ada uang untuk bekal ibu hari ini “ ibunya diam, sakit hati karena mengetahui bahwa anaknya sudah mulai mengikuti bujukan istrinya.
Besok harinya Si Pedagang kaya raya tersebut pergi ke Damaskus untuk berdagang bersama pedagang Kabilah Arab lainnya, ditengah perjalanannya di rampok oleh segerombolan penjahat dan semua barang dagangan beserta harta habis terkecuali si Pedagang tersebut bukan hanya dirampok tapi juga di potong tangan kanannya.
Mendengar hal itu ibu Si pedagang tersebut menjenguk anaknya kerumah dan menanyakannya : “Nak, siapa yang memotong tangan kanan kamu ?” Si Pedagang menjawab : “Ibu…..” katanya lirih
Dari kisah diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa yang menyebabkan Si Pedagang Kaya terpotong tangannya dikarenakan dia berbohong kepada ibunya (hati ibunya tersakiti) hanya untuk menyenangkan hati istrinya.
Hal ini sesuai dengan sebuah hadist yang berbunyi “ Tiga azab yang Allah timpakan kepada hambanya langsung di dunia adalah : durhaka kepada ibu-bapak, menzholimi wanita dan bersumpah palsu”.
Dengan ber-Ittiba’ pada kisah diatas semoga dapat membuka hati saya pribadi dan pembaca sekalian untuk lebih meningkatkan kasih sayang kita kepada kedua orang tua kita dan berkhidmat kepada keduanya dalam kerangka ketaatan kepada Allah SWT
Sumber: Ki Ageng Raden Sahid
No comments:
Post a Comment