Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday, 22 July 2010

BERJALAN DI JALAN BERDURI

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLAH dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (Muslim).” (QS Ali Imran (3): 102)

Tak pernah jemu para khatib menasehati Muslimin dan dirinya sendiri dengan ayat yang sangat populer ini. Karna terlalu populernya, sehingga setiap Jum’ah terdengar laksana mukaddimah pelengkap sang khatib saja.

Padahal ayat ini adalah satu nasehat yang begitu agung dan lengkap bagi hidup seorang hamba dalam menuju kesuksesan, kedamaian, kebahagiaan dan kemenangan dunia dan akherat. Cobalah renungi dan selami ke samudera maknanya yang begitu luas, hingga tak akan cukup tinta untuk menguraijabarkannya. Bahkan sedikit pun tak sanggup si dhaif ini (abudzakira) untuk menjelaskannya.

Maka cukuplah dengan setetes dari lautan ilmu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan umat pilihannya menerangkan dengan sekiblat cahaya agar terterangilah awal jalan yang begitu panjang yang harus kita jajaki sedari kini.

“Orang-orang mu’min yang berhati-hati dari syirik, menjauhi syirik dan melakukan ta’at.” Demikian keterangan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu tentang “taqwa”.

Ibnul Mu’tazz berkata tentang taqwa, “Tinggalkan semua dosa yang kecil maupun yang besar, itulah taqwa. Dan berbuatlah seperti orang yang berjalan di tanah yang penuh duri, selalu waspada dari apa yang dilihatnya. Jangan meremehkan dosa kecil, ingatlah gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil).”

Dan Hasan al-Bashri berkata, “Takut dan menghindari apa yang diharamkan ALLAH, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh ALLAH. Taqwa adalah kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan.”

Taqwa adalah kewaspadaan, sebagaimana ketika Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu tentang taqwa. Jawab Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, “Apakah anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Jawab Umar radhiyallahu ‘anhu, “Ya.” Ubay radhiyallahu ‘anhu bertanya, “Lalu anda berbuat apa?” Jawab Umar radhiyallahu ‘anhu, “Saya sangat waspada dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.” Ubay radhiyallahu ‘anhu berkata, “Itulah contoh taqwa.”

Athiyah as-Sa’di radhiyallahu ‘anhu mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Seorang hamba tidak dapat mencapai derajat taqwa, sehingga meninggalkan apa yang tidak berdosa semata-mata karena khawatir terjerumus dalam dosa.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah. Hasan gharib).

Dan ingatlah! Sesungguhnya kematian senantiasa menggantung di atas kepala setuiap makhluk yang kapan saja bisa turun mencabut ruh dari raga. Untuk itu, janganlah berani-berani mencoba suatu maksiat meskipun hanya sebentar saja. Bisa saja, maut menjemput ketika kita sedang mencoba maksiat itu. Na’udzubillah!

Serahkan semuanya kepada ALLAH dengan ketauhidan yang bersih.

Pengertian Taqwa

Taqwa, menurut istilah, berasal dari kata waqa yaqi wiqayatan yang artinya “berlindung atau menjaga diri dari sesuatu yang berbahaya”. Taqwa juga berarti “takut”.

Sedangkan menurut syara, dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin (1/290), Syeikh Utsaimin berkata, “Taqwa diambil dari kata wiqayah, yaitu “upaya seseorang melakukan sesuatu yang dapat melindungi dirinya dari azab ALLAH Subhana Wata’ala. Dan, yang dapat menjaga seseorang dari azab ALLAH Subahana Wata’ala ialah (dengan) melaksanakan perintah-perintah ALLAH Subhana Wata’ala dan menjauhi larangan-larangan-Nya.”

Taqwa adalah salah satu perintah ALLAH yang banyak disebutkan dalam Al-Qur`an (208 ayat, 226 kata) dan Al-Hadits, mengingat hal tersebut merupakan salah satu kunci untuk menggapai rahmat ALLAH Subhana Wata’ala, guna menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Melalui Al-Qur`an-Nya, ALLAH Subhana Wata’ala juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang-orang yang bertaqwa tidak hanya dapat dirasakan di akhirat kelak, tetapi buahnya dapat pula dinikmati sejak kita masih hidup. Bahkan dalam Surah Ath-Thalaq ALLAH mengemukakan bahwa taqwa merupakan solusi dari berbagai himpitan hidup yang menghimpit. Dan di akhirat kelak mereka akan memasuki surga yang luasnya seluas langit dan bumi (lihat QS. Ali Imran [3]: 133)

(abudzakira: “nasehati aku”).
di http://abudzakira.wordpress.com/

Sumber: Ruang Belajar Abu Zakaria

No comments:

Post a Comment