Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday 6 May 2010

Sabar

Assalamua'laikum w.b.t.

Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu." (Ali-lmran: 200)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Niscayalah Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikaniah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 155)

Lagi Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya - kerana amat banyaknya." (az-Zumar: 10)

Juga Allah Ta'ala berfirman:
"Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu niscayalah termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh." (as-Syura: 43)

Allah Ta'ala berfirman pula:
"Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 153)

Lagi Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami hendak menguji kepadamu semua, sehingga Kami dapat mengetahui siapa di antara engkau semua itu yang benar-benar berjihad dan siapa pula orang-orang yang bersabar." (Muhammad: 31)

Ayat-ayat yang mengandung perintah untuk bersabar dan yang menerangkan
keutamaan sabar itu amat banyak sekali dan dapat dimaklumi.

25. Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Bersuci adalah separuh keimanan dan Alhamdulillah itu memenuhi imbangan,
Subhanallah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada di antara langit-langit dan bumi. Shalat adalah pahaya, sedekah adalah sebagai tanda - keimanan bagi yang memberikannya - sabar adalah merupakan cahaya pula, al-Quran adalah merupakan hujjah untuk kebahagiaanmu - jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya - dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu - jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya.

Setiap orang itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya - kepada Allah - berarti ia
memerdekakan dirinya sendiri - dari siksa Allah Ta'ala itu - dan ada yang merusakkan
dirinya sendiri pula - kerana tidak menginginkan keridhaan Allah Ta'ala."
(Riwayat Muslim)

Keterangan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Hadis ini ialah:
(a) Bersuci yakni menyucikan diri dari hadas dan kotoran.
(b) Memenuhi neraca kerana sangat besar pahalanya, hingga neraca akhirat penuh
dengan ucapan itu saja.
(c) Artinya andaikata pahalanya itu dibentuk menjadi jisim yang tampak, pasti
dapat memenuhi langit dan bumi.
(d) Shalat adalah cahaya yakni cahaya yang menerangi kita ke jalan yang diridhai
Allah. Sebab orang yang tidak suka bersembahyang pasti hati nuraninya tertutup daripada kebenaran yang sesungguh-sungguhnya.
(e) Sedekah yang sunnah atau wajib (zakat) itu merupakan kenyataan yang
menunjukkan bahwa orang itu benar-benar telah melakukan perintah Allah.
(f) Al-Quran itu hujjah (keterangan) bagimu yakni membela dirimu kalau engkau
suka melakukan isinya. Atau juga keterangan atasmu yakni mencelakakan dirimu yaitu
kalau engkau menyalahi apa-apa yang menjadi perintah Allah.
(g) Kita di dunia ini ibarat orang yang sedang dalam bepergian ke lain tempat yang
hanya terbatas sekali waktunya. Di tempat itu kita menjual diri yakni memperjuangkan nasib untuk hari depan seterusnya yang kekal yaitu di akhirat. Tetapi di dalam memperjuangkan itu, ada di antara kita yang memerdekakan diri sendiri yakni melakukan semua amat baik dan perintah-perintah Allah, sehingga diri kita merdeka nanti di syurga.

Tetapi ada pula yang merusak dirinya sendiri kerana melakukan larangan-larangan Allah hingga rusaklah akhirnya nanti di dalam neraka, amat pedih siksa yang ditemuinya.

26. Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma
bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta - sedekah - kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda:

"Apa saja kebaikan - yakni harta - yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan
kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri - dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah - kaya hati dan jiwa - dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas – kegunaannya - daripada karunia kesabaran itu." (Muttafaq 'alaih)

27. Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua
keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukur-|ah, maka hal itu adalah kebaikan baginya,sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran - yakni yang merupakan bencana - iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya." (Riwayat Muslim)

28. Dari Anas r.a. katanya: "Ketika Nabi s.a.w. sudah berat sakitnya, maka beliaupun
diliputi oleh kedukaan - kerana menghadapi sakratulmaut, kemudian Fathimah radhiallahu 'anha berkata: ''Aduhai kesukaran yang dihadapi ayahanda." Beliau s.a.w. lalu bersabda:

"Ayahmu tidak akan memperoleh kesukaran lagi sesudah hari ini."
Selanjutnya setelah beliau s.a.w. wafat, Fathimah berkata: "Aduhai ayahanda, beliau
telah memenuhi panggilan Tuhannya. Aduhai ayahanda, syurga Firdaus adalah tempat
kediamannya. Aduhai ayahanda, kepada Jibril kita sampaikan berita wafatnya."
Kemudian setelah beliau dikebumikan, Fathimah radhiallahuanha berkata pula: "Hai
Anas, mengapa hatimu semua merasa tenang dengan menyebarkan tanah di atas makam Rasulullah s.a.w itu?"

Maksudnya: Melihat betapa besar kecintaan para sahabat kepada beliau s.a.w. itu
tentunya akan merasa tidak sampai hati mereka untuk menutupi makam Rasulullah s.a.w. dengan tanah. Mendengar ucapan Fathimah radhiallahu 'anha ini, Anas r.a. diam belaka dan tentunya dalam hati ia berkata: "Hati memang tidak sampai berbuat demikian, tetapi sudah demikian itulah yang diperintahkan oleh beliau s.a.w. sendiri." (Riwayat Bukhari)

***Ikuti sambungannya di ruangan Discussion Kitab Riyadhus Shalihin.
Moga beroleh manfaat...

Sumber: http://www.facebook.com/home.php?#!/?page=1&sk=messages&tid=1375555501225

No comments:

Post a Comment