Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday 27 May 2010

Bahaya Bid'ah

BY: Abu Fauzan

Berikut ini pemaparan tentang bahayanya bid'ah agar diketahui bahwa orang yang terjerumus ke dalamnya tengah melakukan pelanggaran-pelanggaran besar:
Pertama: Kebid'ahan adalah kesesatan, orang yang melakukannya berarti melakukan kesesatan menurut nash Kitab dan Sunnah, yang demikian itu karena apa yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah haq, sedang Allah telah berfirman, "Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?" (QS Yunus: 32). Rosulullah menyatakan, "Setiap kebid'ahan adalah sesat."
Kedua: Kebid'ahan adalah sikap menyimpang dan keluar dari mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dimana Allah berfirman, "Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran: 31). Maka siapa yang melakukan kebid'ahan, beribadah kepada Allah dengannya, sungguh dia telah keluar dari mengikuti Nabi yang berarti keluar dari apa yang disyariatkan Allah.
Ketiga: Kebid'ahan melenyapkan pembuktian syahadat "Muhammadar Rosulullah" karena yang menjadi konsekuensi dari syahadat tersebut adalah berkomitmen penuh terhadap syariatnya, tidak menambahi atau mengurangi. Adapun kebid'ahan menggugurkan komitmen yang agung ini.
Keempat: Kebid'ahan mengandung celaan terhadap Islam, sebab orang yang melakukan suatu kebid'ahan secara tidak langsung dia menganggap Islam belum sempurna, sementara Allah telah berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al Maidah: 3).
Kelima: Kebid'ahan mengandung celaan terhadap diri Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena bid'ah yang dianggap ibadah secara tidak langsung pelakunya menuduh bahwa Rosul tidak mengetahuinya atau Rosul mengetahuinya tapi menyembunyikannya, keduanya perkara yang sangat berbahaya.
Keenam: Kebid'ahan penyebab perpecahan umat Islam, karena jika pintu bid'ah dibuka lebar-lebar di hadapan umat Islam, tentu masing-masing akan membuat bid'ah, akibatnya apa yang terjadi di tengah-tengah umat sekarang ini dimana tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada padanya. Allah berfirman, "Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (QS Ar Rum: 32). Tiap-tiap golongan mengklaim bahwa "kebenaran ada pada kami dan kesesatan ada pada selain kami". Allah telah berfirman kepada NabiNya, "Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)." (QS Al An'am: 159-160). Jadi jika umat Islam melakukan kebid'ahan-kebid'ahan maka merekapun akan terpecah-belah.
Ketujuh: Kebid'ahan bila merebak di tengah-tengah umat, maka akan melenyapkan sunnah, umat akan menjadi asing terhadap sunnah karenanya, meski didapati orang-orang yang melakukan bid'ah mengira tujuannya baik dan amalannya baik namun tepatlah atas mereka firman Allah, "Katakanlah: Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS Al Kahfi: 103-104).

Sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kebid'ahan sangatlah banyak yang semuanya kembali pada tiga sebab yang utama:
Pertama: Kebodohan akan sumber-sumber hukum dan wasilah untuk memahaminya, sumber hukum syar'i adalah Kitabullah dan Sunnah Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang diikutsertakan ke dalam keduanya dari perkara ijma' dan qiyas.
Kedua: Mengikuti hawa nafsu dalam mengambil hukum, sehingga hawa nafsu dijadikan landasan utama sedangkan dalil dipaksa untuk mengikuti kemauan.
Ketiga: Berbaik sangka terhadap akal dalam hal penetapan syariat, padahal Allah menjadikan bagi akal batasan-batasan dalam mengetahui sesuatu dan tidak menjadikannya sebagai jalan untuk mengetahui segala sesuatu.

Para pembaca, dakwah kepada tauhid dan sunnah adalah memerintah kepada yang ma'ruf, dan peringatan dari kesyirikan dan kebid'ahan adalah mencegah dari yang mungkar. Dengan jalan inilah umat Muhammad akan menyandang predikat "sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia". Allah berfirman, "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS Ali Imran: 110).
Kepada para da'i, wajib untuk memperingatkan kaum muslimin dari kebid'ahan dan kesyirikan serta menyeru mereka kepada tauhid dan sunnah, di atas pondasi inilah dakwah dibangun, seperti firman Allah, "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran: 104). Wal ilmu indallah.

Sumber: http://www.facebook.com/profile.php?id=100000594627540#!/?page=3&sk=messages&tid=1435858892053

No comments:

Post a Comment