Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Monday 24 May 2010

RENUNGKANLAH KELUHAN DAN NASEHAT SYEKH IBNU ‘ATHO’ILLAH

Asslmkm. wr.wb.
Facebooker's yang mempunyai rasa cinta, rasa takut dan berpengharapan....
Keluhan-keluhan Syekh Ibnu 'Atho'illah kepada Allah SWT untuk dijadikan suri tauladan kita :

“ Ya Allah, ya Tuhanku, akulah hamba-Mu yg fakir (butuh) di dalam kekayaanku, maka bagaimana aku tdk menjadi orang-orang fakir di dalam kefakiranku. Tuhanku, akulah orang yg bodoh di dalam ilmu, maka bagaimanakah aku tidak sangat bodoh dalam kebodohanku?”

“ Ya Allah, ya Tuhanku, sesungguhnya perubahan pengaturan-Mu dan kecepatan berlangsungnya takdir-takdir-Mu, keduanya telah mencegah hamba-hamba-Mu yang ma'rifat kepada-Mu dari keterangan menerima pemberian dan kebosanan di dalam menerima cobaan dari-Mu”

“Ya Allah, ya Tuhanku, daripadaku keluar apa yg memang patut dengan sifat kejiku dan daripada-Mu pasti keluar apa yg patut dengan sifat kemurahan-Mu”

“Ya Allah, ya Tuhanku, Engkau telah mensifati Dzat-Mu dengan lemah lembut dan belas kasih kepadaku sebelum terwujud sifat kelemahanku. Adakah Engkau akan menolakku dari kedua sifat itu setelah benar-benar terwujud kelemahanku?”

“Ya Allah, ya Tuhanku, jika terlihat kebaikan-kebaikan dariku, maka itu semua berkat anugerah-Mu dan bagi-Mu lah hak untuk menuntut-Mu. Dan jika terlihat kejahatan-kejahatan dariku, maka semua itu sebab keadilan-Mu dan bagi-Mu lah hak untuk menuntut alasan kepadaku”

“Ya Allah, ya Tuhanku, bagaimana Engkau serahkan kembali kepadaku untuk mengurusi diriku, padahal sesungguhnya Engkau telah menyerahkan kepada-ku (menjaminku). Dan bagaimana aku dihinakan, padahal Engkau adalah penolongku atau bagaimana aku mesti kecewa, padahal Engkau adalah Dzat yg belas kasih kepadaku?”

“Ya Allah, Inilah aku yang berperantara kepada-Mu dengan kefakiranku untuk menuju kepada-Mu. Dan bagaimana aku mesti berperantara kepada-Mu dengan apa mesti bisa sampai kepada-Mu. Dan bagaimana aku mengadu kepada-Mu mengenai keadaan, padahal keadaanku tidak samar atas-Mu. Atau bagaimana aku mesti meneangkan kepada-Mu dengan kata-kataku, padahal kata-kataku itu dari-Mu yang keluar menuju kepada-MU. Atau bagaimanakah Engkau kecewakan harapanku, padahal harapan itu benar-benar telah datang kepada-Mu. Atau bagaimana tidak akan baik keadaanku, padahal dengan-Mu lah keadaan itu berasal dan kebali kepada-Mu?”

“Ya Allah, ya Tuhanku, alangkah banyaknya kelembutan-Mu kepadaku, padahal aku sangat bodoh, Dan alangkah banyaknya kasih sayang-Mu kepadaku, padahal perbuatanku sangat buruk”

“Ya Allah, ya Tuhanku, alangkah dekatnya Engkau denganku dan alangkah jauhnya aku dari-Mu”

“Ya Allah, ya Tuhanku, alangkah lemah lembutnya Engkau kepadaku, maka gerangan apakah yg menghalangiku hingga jauh dari-Mu?”

“Ya Allah, ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah mengerti akan perubahan dunia ini dari silih bergantinya masa, bahwasanya Engkau kehendaki dariku adalah Engkau perkenalkan kekuasaan-Mu kepadaku di dalam setiap sesuatu hingga aku tidak boleh kepada-Mu di dalam sesuatu itu”

“Ya Allah, ya Tuhanku, sewaktu kekejianku membungkamku, maka sifat kemurahan-Mu telah membuka mulutku. Dan sewaktu sifat-sifat celaka memutus-asakan aku, maka karunia-Mu telah membuka harapan kepadaku”

“Ya Allah, ya Tuhanku, orang yang sudah banyak kebaikannya itu masih banyak kesalahannya, maka bagaimanakah tidak akan menjadi kesalahan-kesalahan itu sebagai dosa. Dan orang yang ilmu dan pengetahuannya itu hanya sebagai pengakuan-pengakuan, maka bagaimana akal tidak akan menjadi pengakuannya itu sebagai kepalsuan belaka?”

“Ya Allah, ya Tuhanku, keputusan-Mu yang mesti berlangsung dan kehendak-Mu yang memaksa, keduanya tidak akan memberi kesempatan untuk berkata-kata bagi orang yang pandai berbicara (berdalih) atau untuk melaksanakan kesaktiannya bagi orang yg mempunyai kesaktian”

“Ya Allah, ya Tuhanku, berapa banyak ketaatan yg telah aku lakukan dan tingkah laku yg aku perbaiki, namun telah menghancurkan keadilan-Mu terhadap atasnya, bahkan telah membatalkan aku, anugerah-Mu daripada-Nya”

Setelah mengadukan atau mengeluh kepada Allah SWT, kemudian Syekh Ibnu ‘Atho’illah mengatakan bahwa:

"Janganlah merasa senang dengan suatu karunia yang kamu belum mengetahui buahnya, sebab tidaklah diharapkan dari awan itu adanya hujan. Akan tetapi yg diharapkan daripadanya yaitu wujud (adanya) buah-buah (dari tanaman)". Bahwa tanda-tanda amal yang diterima Allah SWT adalah apabila dalam pelaksanaannya disertai dengan kekhusyu'an dan seakan-akan Allah SWT berada dihadapannya menyaksikan amal yg telah dikerjakan. Berkaitan hal ini, Rosulullah SAW pernah bersabda : "Hendaklah kamu beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan kamu melihat kpd-Nya. Sekalipun kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat kamu". Bagaimana kalau tidak bisa khusyu'? Bila tidak bisa khusyu', hendaklah hal ini tidak menjadi sebab keputus-asaan seseorang, sehingga tidak mau lagi mengerjakan amal kebajikan. Belajarlah pada tanaman yg tidak bisa berbuah, hendaknya janganlah tanaman itu dipotong begitu saja, tetapi harus dicari dahulu penyebabnya”

Semoga bermanfaat bagi orang yg mau berfikir......
Wasslmkm. wr.wb. (MM, 2452010)

Sumber: http://www.facebook.com/notes/suprih-koesoemo/renungkanlah-keluhan-dan-nasehat-syekh-ibnu-athoillah/113120765397489

No comments:

Post a Comment