Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Monday 24 May 2010

TUJUH MACAM AKHLAK YANG BURUK YANG SEGERA DIPERBAIKI

Asslmkm. wr.wb.
Facebooker’s yang berakhlak....

Tujuh macam akhlak yang buruk, yang harus segera diperbaiki oleh diri kita sendiri dulu sebagai orang muslim dan muslimat sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Rosulullah SAW bersabda "Jauhilah gosip, sebab gosip itu adalah berita yang amat bohong. Janganlah kamu intip-mengintip, mengutik-utik (rahasia), bersaing-saingan, iri hati, benci-menbenci dan belakang membelakangi. Hendaklah kamu semua menjadi hamba Allah yg bersaudara seperti yang diperintahkan Ilahi". Apabila tujuh macam akhlak yang buruk ini menjalar ke masyarakat, maka akan menjadi penyakit yang sangat berbahaya. Rosulullah menggariskan agar umat manusia hidup bersaudara karena sama-sama hamba Allah SWT yang diciptakan untuk melakukan hablum minallah dan hablum minan-nas, berbaktikah kepada Allah yang menciptakan dan membina kehidupan yang rukun, damai, harmoni antara sesama manusia.
Dari hadits tersebut, ketujuh akhlak yang harus segera diperbaiki adalah Pertama : Gosip (perbasangka), biasanya ditujukan kpd seseorang atau sekelompok orang, yang mengakibatkan adanya kecurigaan (kadang meningkat menjadi ketegangan dan pertentangan) . Sikap purbasangka adalah suatu perbuatan dosa yang harus dihindari sebagaimana Surat Al-Hujurat ayat 12 (tolong buka dan baca ya) . Kedua : Mengintip-intip (tajassus), maksudnya, mencari-cari kesalahan, kelemahan dan cacat orang lain tanpa maksud memperbaikinya. Tujuan sikap ini hanya memburuk-burukkan nama seseorang dan semata-mata hanya untuk membeberkan/ menceriterkan kepada umum sehingga mengakibatkan terjadi hal-hal yang destruktif, merusakan dan menghancurkan (lain halnya bertujuan untuk hal-hal yang konstruktif misalnya demi keamanan/kepentinga n negara dengan melakukan kegiatan inteljen, yang bertujuan untuk memelihara dan mengamankan negara dilakukan dengan tanggungjawab dan sumpah jabatan). Ketiga : Mengutik-utik rahasia, dimana banyak orang yang rajin memakai radar telinga untuk mendengar keadaan orang lain, yang sama sekali tidak berguna dan menguntungkan baginya (semata-mata menjadi hobby/latah) . Perbuatan yang ingin tahu dan kemudian mengutik-utik rahasia orang lain merupakan sikap dan akhlak yang tercela. Keempat : Bersaing-saingan, dimana ajaran Islam melarang bersaing-saingan, namun mendorong setiap orang agar melakukan/mengejar kebaikan yang akan membawa kemajuan sebagaimana digariskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 148 (tolong buka dan baca ya). Kelima : Hasad (iri hati), yang pada hakekatnya, hati kecil menginginkan untuk memperoleh nikmat lebih dari orang lain, karena tidak mempunyai persyaratan dan berkemampuan, timbullah hasad. Hal tersbut terlihat sepert serba salah, sebagaimana dilukiskan Allah SWT dalam Surat Al Imran ayat 120 (tolong buka dan baca ya).Keenam : Benci membenci, yaitu timbulnya sikap ini kadang-kadang hanya karena sepele, misalnya karena pembawaan, sikap, ucapan, tidak ada timbang rasa. mencemooh, sinis, suka menyindir dan sebagainya. Berlakulah sikap yang wajar, luwes dan terbuka. Ketujuh : Belakang membelakangi, maksudnya memutuskan hubungan silaturahmi dan saling menjauhkan diri. Tak ubahnya dua orang yang saling bertolak belakang, sehingga tidak mencapai titik temu dan hubungan keduanya putus.

Lebih lanjut akhlak yang buruk (tercela) dari ketujuh tersebut di atas adalah menghina, memfitnah, menertawakan, mencela dan mengolok-olok yang merupakan bagian dari akhlak tercela yg harus dihindari oleh setiap muslim/muslimat, karena akan menghancurkan keimanan yang telah tertanam di dalam hatinya. Larangan berakhlak ini banyak diterangkan dalam Al-Qur'an, diantaranya Surat Hujurat ayat 11, bhw "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olokan lebih baik daripada mereka yang mengolok-olokan. Dan janganlah pula wanita-wanita mengolok-olokan wanita lain, karena boleh jadi wanita2 yg diolok-olokan lebih baik daripada wanita yg mengolok-olokan. Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu memanggil dengan gelar yang buruk. Sebab seburuk-buruk panggilan adalah palnggilan yang buruk sesudah mereka beriman. Dan barangsiapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang2 yang zhalim". Dalam Surat Al-Humazah ayat 1 ditegaskan bhw "Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela". Selanjutnya Rosulullah SAW melarang kepada umatnya untuk menghina, memfitnah, menertawakan, mencela dan mengolok-olok orang lain, diantaranya : Dari Abi Hurairah ra bhw sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda : "Cukuplah keburukan bagi seseorang dengan menghina saudaranya sesama muslim" (HR Muslim). Dari Watsilah bin Al-Asqa ra, dia telah berkata : Rosulullah SAW bersabda : "Janganlah engkau menampakkan kegembiraan terhadap saudaramu yang mendapat cobaan. Sebab boleh jadi Allah SWT menyayanginya, kemudian memberi cobaan kepadamu" (HR Tirmidzi). Ketika orang lain mendapatkan musibah, kita tidak diperbolehkan menunjukkan kegembiraan, karena yang demikian itu adalah termasuk akhlak yang tercela dan penghinaan. Boleh jadi, Allah menguji orang tersebut hanya karena akan diberi kasih sayang yang lebih besar lagi, sementara dalam kesempatan lain boleh jadi Allah memberikan ujian yang lebih berat kpd kita.
Dari Abi Musa ra, dia telah berkata : "Aku pernah bertanya kpd Rosulullah SAW, "Ya Rosulullah, muslim manakah yang lebih utama?". Jawab Rosulullah SAW : "Orang yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya" (HR Bukhari dan Muslim). Dari Abi Hurairah ra dari Nabi SAW, beliau telah bersabda : "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam" (HR Bukhari dan Muslim). Dari Ibnu Mas'ud ra, dia telah berkata : Rosulullah SAW telah bersabda : "Seorang mukmin bukanlah pencela, pengutuk, pelaku kekejian, dan suka berkata kotor" (HR Tirmidzi).
Hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa orang yang beriman sempurna akan selalu menjaga ucapan dan perbuatannya jangan sampai merugikan dan menyakitkan orang lain. Bila tidak bisa berbicara baik, dia akan lebih memilih berdiam diri, sebab suka mencela, mengutuk, berlaku keji dan berkata kotor bukanlah kebiasaan orang yang beriman.
Selanjutnya, dari Sahl bin Sa'ad ra, dia telah berkata : Rosulullah SAW telah bersabda : "Barangsiapa memberikan jaminan kepadaku terhadap apa yang berada diantara dua rahangnya dan apa yang berada diantara dua pahanya, maka aku memberi jaminan syurga baginya" (HR Bukhari dan Muslim).
Jadi seseorang yang mampu menjaga lisannya dari perkataan bohong, menghina dan memfitnah, serta menjaga kemaluan dari perbuatan zina, maka Rosulullah SAW memberi jaminan syurga baginya. Inilah kemuliaan dan ketingggian derajat memelihara lisan dan kemaluan. Kemudian, dari Aisyah ra, dia telah berkata : Rosulullah SAW telah bersabda : "Janganlah kamu memaki-maki orang-orang anyg sudah meninggal. Sebab mereka telah sampai kepada apa yang mereka lakukan" (HR Bukhari). Mencaci maki dan menghina orang yang sudah meninggal pun merupakan akhlak tercela, karena itu kita harus menjauhinya. Orang yang sudah meninggal pada hakekatnya sudah sangat dengan keridhaan Allah SWT sehingga tidak selayaknya dicaci maki.

Akhlak tercela lainnya yang harus diperhatikan seperti berkhianat, berdusta, ingkar janji dan berbuat keji ketika bertengkar adalah akhlak tercela yg hanya layak dimiliki oleh orang munafik. Berkhianat merupakan akhlak tercela yang harus dihindari oleh setiap muslim/muslimat, karena hanya akan mengantarkan seseorang mendapatkan kecelakaan dan kesengsaraan. Larangan berkhianat banyak diterangkan dalam Al-Qur'an di antaranya Surat Al-Anfal ayat 27, Surat Al-Baqarah ayat 27 dan Surat Ali-Imran ayat 77 (tolong buka dan baca ya). Begitu juga Rosulullah SAW melarang kepada umatnya untuk melakukan pengkhianatan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, diantaranya, yaitu : Dari Abdullah bin Amrin bin As ra, bhw sesungguhnya Rosulullah SAW telah bersabda : "Empat pekerja yang apabila empat pekerti itu berada pada diri seseorang, berarti dia adalah seorang munafik murni. Dan barangsiapa memiliki salah satu pekerti dari empat pekerti tersebut berarti ada satu pekerti nifak pada dirinya, hingga ia meninggalkannya. Yaitu apabila dipercaya khianat, apabila berbicara berdusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila bertengkar berbuat keji" (HRBukhari dan Muslim). Dari Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar dan Anas ra, mereka telah berkata bhw Rosulullah pernah bersabda : "Bagi setiap pengkhianat pada hari kiamat nanti ada benderanya, lalu dikatakan : 'Inilah bendera pengkhianatan si fulan" (HR Bukhari dan Muslim).
Jadi berkhianat, berdusta, ingkar janji dan berbuat keji ketika bertengkar adalah akhlak tercela yang hanya layak dimiliki oleh orang munafik, sedangkan bagi seorang muslim/muslimat harus menghindari dan menjauhi sifat-sifat ertsebut.
Dari Abi Hurairah ra dari Nabi SAW, beliau telah bersabda "Allah SWT telah berfirman 'Tiga orang yang Aku menjadi musuhnya pada hari kiamat nanti yaitu seseorang yang memberikan sesuatu karena keridhaan-Ku, kemudian dia berkhianat, seseorang yang menjual orang merdeka lalu memakan harganya, dan seseorang yang mempekerjakan seorang buruh kemudian tidak memberikan upahnya" (HR Bukhari). Dari hadits ini, Allah SWT sangat benci lagi murka terhadap orang yg berkhianat, orang yang makan harta hasil penjualan terhadap orang merdeka dan orang yang mempekerjakan karyawan kemudian tidak membrikan gaji/upahnya. Kesemuanya ini adalah perbuatan khianat, padahal tipu daya, penipuan dan perbuatan yang demikian akan mengantarkan seseorang masuk ke neraka.

Bagi setiap muslim/muslimat diwajibkan mencegah segala bentuk akhlak tercela, dan segeralah berhias diri dengan akhlak mulia, sebab akhlak yang tercela hanya akan menjerumuskan seseorang ke jurang kehinaan, kesengsaraan, dan kehancuran. Sebaliknya akhlak yang mulia akan mengantarkan seseorang meraih kesuksesan, kemuliaan dan kebahgiaan. Perihal mencegah akhlak tercela banyak diterangkan dlm Al-Qur'an, diantaranya (tolong buka Al-Qur'an dan terjemahannya) dalam Surat Az-Zalzalah ayat 8-9, Surat Al-Jatsiyah ayat 21, Surat Al-Ankabut ayat 4, Surat Al-Baqarah ayat 81, Surat Yunus ayat 27 dan Surat Yusuf ayat 53. Rosulullah SAW melalui haditsnya juga menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa mencegah segala bentuk akhlak tercela, baik dalam kehidupan di tengah keluarga maupun kehidupan masyarakat, diantaranya : "Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang keras, sombong, banyak teriak di pasar, bangkai di waktu malam, keledai di waktu siang, pandai urusan dunia dan bodoh urusan akherat" (HR Ahmad). "Akan menimpa umatku penyakit-penyakit bangsa, yaitu sombong, ingkar nikmat, berbanyak-banyak harta, bermusuhan dalam urusan dunia, benci membenci dan saling mendengki, sehingga terjadilah kezaliman luar biasa" (HR Hakim).
Ada satu pertanyaan, kenapa orang non muslim justru berakhlak tercela, maka Allah SWT memberikan rejekinya bertambah (dengan sinis mengatakan: “cari rejeki yang halal saja susah, jadi kita cari yang haram”)? Memang benar adanya, apabila kamu melihat Allah SWT memberikan kekayaan yang disenangi kepada seseorang padahal dia seorang yang durhaka, maka itu hanyalah istidraj (agar dia bertambah durhaka). Kemudian Rosulullah SAW membaca Surat Al-An'am ayat 44 yang menegaskan : "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka. Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa" (HR Ahmad dan Thabrani).
Orang yg durhaka apabila mendapat kenikmatan semata-mata hanyalah istidraj, agar bertambah durhakanya, namun pada saatnya dia akan diberi musibah yang datang dengan tiba-tiba, sehingga dia merasa berputus asa. Hal ini karena kesombongan yang berupa kedurhakaan hanya akan menghandarkan pelakunya mendapatkan murka Allah SWT, yang hakekatnya musibah yang menimpa seseorang sebagai akibat dari perbuatan dosa yang dilakukannya, sebagaimana hadits Nabi SAW bersabda : "Celakalah bagi orang yang banyak mengingat Allah dengan lisannya, dan durhaka kepada Allah dengan amal perbuatannya" (HR Dailami). Selanjutnya hadits lain, Rosulullah SAW bersabda bhw "Barangsiapa mencari pujian manusia dengan durhaka kepada Allah, maka orang ya g memujinya akan berbalik mencelanya" (HR Ibnu Hibban). Rosulullah SAW telah bersabda : "Dosa adalah racun bagi orang lain selain pelakunya. Jika orang lain itu mencacinya, maka dia mendapat cobaan. Jika dia mengampuninya, maka dia berdosa. Namun jika dia meridhoinya, maka dia bersekutu dengannya dalam dosa" (HR Dailami). Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa Rosulullah SAW telah bersabda : "Maukah aku beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling buruk diantara kamu?". Mereka menjawab :"Ya, bila engkau menghendaki, ya Rosulullah". Kemudian Rosulullah bersabda : "Sesungguhnya orang-orang yang paling buruk diantara kamu adalah orang-orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya, sedangkan keburukannya tidak dapat dihindarkan" (HR Thabrani).
Dari hadits-hadits tersebut, Rosulullah SAW secara tegas telah menerangkan akhlak tercela, karena itu setiap muslim/muslimat harus menghindari dan berhias diri dengan akhlak mulia.

Di dalam Al-Qur'an sering dijumpai adanya kesejajaran antara ibadah dengan akhlak. Hal ini berarti bahwa ibadah yang dilakukan oleh seseorang itu haruslah mencerminkan akhlak yg terpuji, dan sebaliknya akhlak baginya haruslah merupakan pencerminan ibadah yg diwajibkan. Seperti halnya orang-orang yang jujur, menunaikan amanat, menepati janji, sabar, memberi batuan kepada yang memerlukan/membutuhkan, mengasihi anak yatim, menyantuni fakir miskin dan sebagainya, semuanya ini dilakukan karena digerakkan oleh imannya kpd Allah SWT, didorong oleh harapan akan mendapatkan kebahagiaan di akherat, dan juga dengan tujuan agar mendapatkan keridhoan Allah SWT. Allah SWT telah memberi banyak sekali contoh mengenai hal ini, diantaranya dalam Surat Ad-Dahr ayat 8, bhw "Dan mereka memberi makanan yang dikasihinya kepada orang miskin, anak yatim dan orang tawanan". Kemudian Allah SWT menerangkan faktor-faktor yang mendorong untuk beramal dan menerangkan pula niat-niat yang terkandung di dalam hatinya, sebagaimana Surat Ad-Dahr ayat 9-10,"Kami hanya memberi makan kepadmu, karena mengharapkan keridhoan Allah, tiada Kami menghendaki daripadamu balasan dan tidak pula terima kasih. Sesungguhnya kami takut daripada Tuhan kami akan hari (pada masa itu) orang-orang bermuka masam semasan-masamnya".
Ayat ini menjelaskan mengenai hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah) yang harus kita perhatikan dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga kita harus memperhatikan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas) dapat berjalan seiring sejalan. Kenapa? Karena pada dasarnya agama Islam itu tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Allah saja, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, atau dengan kata lain tidak hanya mementingkan kehidupan akherat saja, akan tetapi kepentingan dunia juga menjadi perhatiannya.
Belumlah sempurna kehidupan beragama seseorang apabila hubunganya dengan orang lain tidak berjalan dengan baik. Dalam kehidupan sehari-hari, terlihat bahwa manusia berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia, seringkali membuat kesalahan atau kekhilafan. Untuk itulah agama Islam menganjurkan kepada ummat agar sering-sering bertaubat dan memohon ampunan Allah SWT dan memperbaiki urusan-urusan dengan orang lain. Rosulullah SAW pernah bersabda "Setiap anak keturunan Adam bisa saja berbuat salah, tetapi sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah".
Ada sebuah syair yang menggambarkan ratapan seorang Abid yang begitu mendambakan ampunan atau maghfiroh dari-Nya : "Wahai Tuhanku, sungguh aku tidak pantas menjadi penghuni syurga Firadus-Mu. Akan tetapi aku juga tidak kuat menerima siksa api neraka-Mu. Karena itu, terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku. Sungguh Engkaulah yang berhak mengampuni dosa, betapapun besarnya". "Dosaku sebanyak jumlah butir-butir pasir di pantai. Sudikah kiranya Engkau menerima taubatku, Wahai Yang Maha Agung?. Umurku senantiasa berkurang, sedangkan dosaku senantiasa bertambah. Lalu bagaimana aku sanggup menanggungnya?". "Wahai Tuhanku, hamba-Mu berlumuran dosa ini tengah datang dan menengadahkan tangannya kepada-Mu. Andaikan Engkau sudi mengampuni, itu adalah hak-Mu. Tetapi andaikan Engkau menolaknya, maka siapa pula yang bisa diharapkan belas kasihnya selain Engkau Ya Allah".

Akhirul kalam, renungkan ayat-ayat berikut :
"Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan agar dihubungkan dan mengadakan kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kutukan, dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (neraka Jahannam)" ( Surat Ar-Ra'du ayat 25)
"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman berjalan dihadapan mereka, mereka saling mengerdip-ngerdipkan mata. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira" (Surat Muthaffifin ayat 29-31)

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kamu (dosa-dosamu) yang kecil, dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga)" (Surat An-Nisa ayat 31)

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=113145535395012

No comments:

Post a Comment