Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday 27 May 2010

BERSERAH DIRI KEPADANYA

Sudah menjadi kodrat-Nya, bahwa manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan tiada berdaya. Siapapun kuatnya seseorang, dia pandai, cerdik, cerdas, luas ilmunya dan pintar, namun tanpa pertolongan dari Allah SWT, dia tidak akan mampu melakukan apapun. Benar? Untuk itu, sudah seharusnya apabila manusia senantiasa menyandarkan diri dan menyerahkan sepenuhnya segala permasalahan yang dihadapi kepada Allah SWT.

Sungguh demikian besarnya kasih sayang Allah SWT dan Rosul-Nya yang memberikan petunjuk untuk kebahagiaan hidup manusia. Tinggal kini, apakah kita mau atau tidak untuk memperhatikan petunjuk-petunjuk tersebut.

Kecemasan atau ketidaktenangan jiwa, kebanyakan disebabkan oleh permainan fikiran yang mengkhawatirkan kejadian-kejadian buruk yang akan menimpa diri kita. Padahal kejadian itu sendiri belum tentu akan terjadi. Hal ini biasanya dialami oleh orang-orang yang kurang bertawakal kapada Allah SWT dan tidak mau mengamalkan firman-Nya dalam Surat Ath-Thalaq ayat 3, "Barangsiapa yang mau bertawakal (berserah diri) kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupi kebutuhannya".
Ayat ini diperkuat dengan hadits Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi: "Seandainya kamu semua bertawakal kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya, niscaya kamu akan mendapat rizqi seperti rizqinya burung-burung di waktu pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan kembali sore hari dengan perut kenyang". Jadi bila kita berpegang pada ayat dan hadits tersebut, maka jiwa kita akan merasa tenang dan tentram, dan hal ini insya Allah akan mendatangkan kebahagiaan baik di dunia maupun akherat.
Selain itu juga, terdapat ayat dan hadits lain yang patut direnungkan agar tercapai ketenteraman dan ketenangan jiwa yang kita dambakan, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 41-42,"Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang", Surat Al-Hijr ayat 99,"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadmu yg diyakini", Surat Hud ayat ,"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi ini melainkan Allah yang memberi rizqinya", Surat Al-Ankabut ayat 4, "Adapun kehidupan di dunia ini hanyalah suatu kesenangan dan permainan (yang sifatnya sementara), tetapi kehidupan akherat itulah kehidupan hakiki (sebenar-benarnya) jika mereka itu mengerti", Surat Al-Qoshosh ayat 88, "Segala sesuatu itu akan hancur binasa, kecuali hanya Allah (Dia yang Maha Kekal)", Surat Ath-Tholaq ayat 3, "Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya",Surat Ath-Tholaq ayat 4, "Barangsiapa yang takut kepada Allah, Tuhan akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusan-urusan yang dihadapinya", Surat Al-Hadid ayat 22-23, "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfudh). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami terangkan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu. Dan Dia tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri". Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori, Rosulullah SAW bersabda : "Hendaklah engkau di dunia ini seperti orang yang bepergian".

Instropeksi dan mengenal diri sendiri dalam memohon doa kpd Allah SWT.

Sebagaimana dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 186, menyuruh pemeluk agama Islam supaya sering-sering memohonkan doa kepada Allah SWT dengan hati yang tulus ikhlas. Demikian pula berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, menyatakan bahwa salah satu diantara doa yang sering beliau ucapkan adalah "Ya Allah...Aku berlindung kepada Engkau dari hati yang tidak khusyu', dari nafsu yang tidak merasa kenyang, dari ilmu yang tidak memberi manfaat, dan dari doa yang tidak dikabulkan". Dari hadist ini dirumuskan empat pokok persoalan yang selalu dimohonkan oleh Rosulullah SAW, yaitu : Hati yang khusyu',Nafsu yang terkendali, Ilmu yang mendatangkan manfaat, dan Doa yang dikabulkan. Jadi syarat yang utama terkabulnya suatu doa adalah keikhlasan, keyakinan yang bulat dan kesucian hidup.
Banyak orang-orang yang mengeluh bahwa doanya masih belum dikabulkan oleh Allah SWT, padahal setiap pagi dan malam mereka menadahkan tangan bermohon kepada Ilahi, namun apa yang dimintanya tidak kunjung datang. Timbul pertanyaan, kenapa belum dikabulkan? Apa penyebabnya? Pada hakekatnya, sebab-sebab belum dikabulkan itu terletak pada si pemohon sendiri. Apakah syarat yang penting agar dikabulkan doa oleh Allah SWT adalah dilakukan dengan hati (bukan dengan mulut). Tidak ada gunanya mulut komat-kamit kalau hatinya menerawang ke alam lain, jiwa tidak terkonsentrasi menghadap Ilahi.
Salah seorang ulama sufy bernama Ibrahim bin Adham (hidup pada abad ke 8 Masehi) memberikan jawaban bahwa sebab-sebab doa tidak dikabulkan oleh Allah SWT ada sepuluh macam, yaitu :
1. Kamu tidak membayarkan hak-hak Allah SWT. Hak Allah SWT adalah untuk disembah. Setiap hamba harus mensyukuri nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepadanya dengan jalan menyembah-Nya (ta'abbudi). Bagaimana mungkin Allah SWT memperkenankan doa seorang hamba, bila Allah SWT mengatakan supaya ia berjalan ke kanan, tetapi masih ditempuhnya jalan ke kiri?.
2. Kamu tidak mengamalkan isi Al-Qur'an. Kitab suci Al-Qur'an senantiasa dibaca (bahkan dilagukan), namun isinya tidak dipelajari sehingga tidak bisa menghayatinya. Kalaupun ada satu dua ayat yang dapat dimengerti tidak diamalkan, bahkan kadang-kadang sengaja dilanggar.
3. Kamu tidak menjalankan sunnah rosulullah. Rosulullah menunjukkan jalan yang lurus, tapi tidak sedikit jumlahnya manusia yang memilih jalan berkelok-kelok. Kadang, ada pula yang katanya mengikuti sunnah rosul, mengamalkannya tapi tidak dikerjakan, tidak dilakukan sesuai yang dikerjakan rosulullah (nota bene melakukan bid'ah). Orang yang mengerjakan perbuatan bid'ah, tidak ubahnya peribahasa "arang habis, besi binasa"...tidak mendatangkan keuntungan (hanya memperoleh kerugian atau dosa semata).
4. Kamu patuh kepada syaitan. Syaitan adalah musuh bebuyutan manusia yang selalu berusaha menjatuhkan Bani Adam ke lembah kenistaan, dengan jalan mempengaruhi hawa nafsu manusia yang jelek. Dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan manusia berlutut kepada syaitan dengan memperturutkan hawa nafsu dan dengan sikapnya itu dia telah menguasai syaitan.
5. Kamu menerjunkan diri ke jurang. Maksudnya, kebanyakan manusia ingin memasuki pintu kebahagiaan, namun dia sendiri mengunci pintu itu, artinya dia tdk mau mengerjakan yang ma'ruf tapi selalu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
6. Ingin masuk sorga tapi tidak beramal. Orang yang seperti ini tidak ubahnya laksana seorang yang ingin kaya tapi tidak berusaha, malah bermalas-malasan. Mau menang, tapi tidak berjuang, mau pinter tapi malas belajar.
7. Sadar akan mati, tapi tidak mempersiapkan diri. Artinya mengakui dan insaf bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, sedangkan hidup yang abadi di akherat kelak. Namun demikian, mereka tidak mengerjakan amal shalih yang akan menjadikan anak kunci membuka pintu kehidupan yang abadi itu.
8. Kamu melihat cacat orang lain, cacat sendiri tak tampak. Peribahasa mengatakan bahwa "Tuma/ketam di seberang lautan kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata sendiri tidak tampak". Orang semacam ini selalu "menuding-nuding" orang lain, tapi amat jarang menghadapkan telunjuknya ke belakang (menunjuk dadanya sendiri).
9. Kamu mengecap nikmat, tapi tidak bersyukur. Artinya, sejak kecil manusia diberikan nikmat Ilahi tapi tidak berterimakasih. Bahkan sering membangkang dengan menunjukkan kecongkakannya dan lupa daratan.
10.Kamu menguburkan jenazah, tapi tidak menyadari diri. Bila ada orang yang meninggal dunia selalu tidak ketinggalan turut mengantar jenazah itu sampai ke pemakaman. Tapi tidak menarik pelajaran dari kejadian itu, bahwa apabila hari ini kita turut mengantar orang ke pemakaman, mungkin besok atau lusa kita sendiri yang akan diantar orang ke pemakaman. Dalam hubungan ini, diriwayatkan bahwa Abu Bakar Siddiq apabila turut mengantarkan jenazah, beliau menangis sampai air matanya jatuh ke jenggotnya karena menyadari bahwa beliau sendiri akan mengalami dimakamkan.
Sepuluh penyebab doa seseorang tidak dikabulkan oleh Allah SWT menurut Ibrahim bin Adham, yang seharusnya setiap mukmin dan mukminat dalam berdoa menginstropeksi dan mengenal diri sendiri sampai ke ulu hati.

Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi dan dipersiapkan untuk dikabulkannya sebuah doa.

Dengan permohonan atau permintaan yang kita sandarkan kepada Allah SWT dan dengan keyakinan yang seyakin-yakinnya bahwa permintaan kita akan dikabulkan oleh-nya, maka akan mudah bagi kita untuk menerima apa yang kita minta itu. Selain itu, masih ada syarat-syarat lain yang harus dipenuhi dan dipersiapkan untuk dikabulkannya sebuah doa, antara lain:
• Hendaknya berdoa dengan sopan dan merendahkan diri. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Surat Al-A'raf ayat 55, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan (dengan) suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas".
• Tidak meminta agar segera dikabulkan doanya. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rosulullah SAW bersabda : "Telah dikabulkan permohonan dari salah satu kalian selama ia tidak minta disegerakan. Beliau berkata : "Sungguh aku telah berdoa kepada Tuhanmu, namun doaku belum dikabulkan".
Dengan demikian, saya tegaskan sekali lagi bahwasanya doa yang dikabulkan oleh Allah SWT adalah doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. (selanjutnya baca DOA DAN HARAPAN).

Menyadarkan diri dan menyerahkan sepenuhnya segala permasalahan kepada Allah SWT.

Di antara firman Allah SWT yang berhubungan dengan doa adalah Surat Al-Baqarah ayat 186, "Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadmu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permintaan orang yang berdoa jika ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka senantiasa berada dalam kebenaran". Kemudian dalam Surat Al-Mu'min ayat 60, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan doamu" Ayat-ayat ini menunjukkan bhw berdoa adalah termasuk ibadah, dan juga merupakan senjata orang mukmin.
Dalam hal melakukan atau memerlukan apa saja, hendaknya kita terlebih dahulu berdoa agar apa yang kita inginkan itu dipenuhi oleh Allah SWT. Namun hendaknya kita jangan berputus asa, jika seandainya doa yang kita panjatkan itu belum dikabulkan oleh Allah SWT. Sesuai janji Allah SWT, tidak ada doa yang tidak dikabulkan. Hal ini hanya masalah waktu saja, karena adakalanya doa itu ada yang dipercepat pemenuhannya, ada pula yang diperlambat. Bahkan ada yang baru dipenuhi di alam akherat nanti dan ini adalah sebaik-baik waktu dipenuhinya doa seseorng.
Seandainya saja orang yang berdoa itu tahu dan mengerti bahwa doa yang dipenuhi atau dikabulkan di akherat itu lebih baik daripada dikabulkan ketika di dunia, maka mereka akan berharap dan memilih doanya dikabulkan di akherat. Jadi dalam berdoa, seseorang tak sedikitpun berkuasa memaksa Allah SWT agar segera memenuhi/mengabulkan doanya. Cepat atau lambat, itu adalah hak Allah SWT, bukan kehendak kita. Dan bila Allah SWT sudah bekehendak, siapa lagi yang akan mampu menghalangi atau mencegahnya?
Sungguh kita harus bersyukur, bahwa apa yang ditentukan Allah SWT dan juga yang dipilihkan Allah SWT adalah sebaik-baik ketentuan dan juga sebaik-baik pilihan, meskipun terkadang kelihatannya tidak mengenakkan namun di balik itu terdapat hikmah yang pasti akan kita rasakan di kemudian hari. Coba perhatikan dan renungkan firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 216, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal (sebenarnya) ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyenangi sesuatu, padahal (sebenarnya) ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tiada mengetahui". Dalam hadits, Rosulullah SAW pernah bersabda : "Tiada seorangpun yang berdoa melainkan Allah pasti akan mengabulkan doanya atau dihindarkan bahaya daripadanya atau diampuni sebagian dosanya selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang menjurus kepada dosa atau untuk memutuskan silaturahmi/hubungan sanak famili".
Memang sesuai dengan janji Allah SWT bahwa setiap doa akan dikabulkan, namun walau demikian terdapat bermacam-macam, yaitu :
1. Doa yang cepat dikabulkan, misalnya seperti doanya orang teraniaya karena tidak ada hijab (penghalang) antara orang yang teraniaya tersebut dengan Allah SWT.
2. Doa yang lambat dikabulkan, misalnya seperti doa Nabi Nur agar Allah SWT menghancurkan kaum-Nya. Doa ini dikabulkan setelah memakan waktu kurang lebih 40 tahun.
3. Doa yang sama sekali belum dikabulkan, misalnya sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwasanya Rosulullah SAW pernah bersabda : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintah orang-orang mukmin serupa dengan yang diperintahkan kepada Rosul, maka Allah berfirman : 'Wahai para Rosul, makanlah dari segala sesuatu yang baik, dan berjalanlah kamu dengan pekerjaan yang baik. Dan telah berfirman : 'Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik, yang telah kami rizkikan kepadamu. Kemudian beliau memerintahkan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut penuh dengan debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata : 'Wahai Tuhan, wahai Tuhan, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana ia akan diterima permintaannya?".

Semoga bermanfaat...amiin..

Sumber; http://www.facebook.com/notes/suprih-koesoemo/berserah-diri-kepadanya/113732832002949

No comments:

Post a Comment