Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Wednesday 5 May 2010

** TEMAN HIDUP **

Segala puji bagi Allah yang telah mentakdirkan segala bentuk pertemuan dan perpisahan. Yang telah menentukan segala bentuk kehidupan dan kematian.

Agar manusia dapat bersyukur terhadap berbagai macam kenikmatan dan kelapangan sebelum datang kepadanya ujian berupa kesulitan.

Shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada nabi kita Muhammad Shalllahu ‘alaihi wasallam karena telah mengajarkan kepada kita makna sesungguhnya dari hidup dan kehidupan.

Telah menjadi ketentuan Allah bahwasanya manusia seluruhnya akan melewati berbagai perjalanan panjang menuju janji Allah Subhanahu wa ta’ala.

Dari alam ruh kita dipindahkan ke alam rahim kemudian dilahirkan oleh ibu kita tercinta. Setelah menginjakkan kaki di dunia ini kita pun tumbuh. Dahulunya kita adalah bayi mungil kemudian beranjak remaja, dewasa, membangun keluarga kemudian menjadi renta hingga akhirnya kita semua akan mati.

Maka beruntunglah mereka yang semasa hidupnya selalu berada di bawah cahaya hidayah dan sungguh merugi mereka yang hari-harinya di dunia ini hanya terlukiskan oleh tinta-tinta kemaksiatan dan kedurhakaan kepada-Nya.

Dalam perjalanan kita di dunia ini. Tentunya kita hidup dalam sebuah lingkungan sosial. Dan sebagai makhluk sosial kita sangatlah membutuhkan teman dan pergaulan. Di sekolah, di tempat kerja ataupun di lingkungan tempat tinggal kita.

Kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Sehingga tak diragukan lagi bahwasanya teman dan pergaulan merupakan elemen yang sangat penting dalam proses pembentukan karakter jiwa seorang manusia.

Islam, sebagai agama yang sempurna, sejak dahulu telah menjelaskan kepada kita tentang konsep pergaulan sosial yang ideal. Karena telah nyata dari masa ke masa bahwa pergaulan dengan teman atau masyarakat yang baik akan mendorong seseorang itu menjadi individu yang baik.

Sebaliknya, bergaul dengan teman atau masyarakat yang buruk akan menyeret seseorang kepada keburukan demi keburukan. Cepat atau lambat.

Rasulullah bersabda:

“Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi tidak akan merugikanmu baik kamu membeli minyak wangi tersebut atau tidak, engkau pasti akan mencium darinya aroma yang semerbak. Sementara dekat dengan pandai besi hanya akan membuat bajumu gosong atau paling tidak kau akan menghirup bau yang tidak sedap darinya”(H.R.Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya dengan bergaul dengan teman yang baik kita juga akan menjadi baik. Kalaupun tidak menjadi baik, paling tidak kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukannya.

Sedangkan bergaul dengan teman yang jahat hanya akan membuat kita terjerumus ke dalam kejahatan. Kalaupun mungkin kita tidak terjerumus, paling tidak kita akan merasakan akibat dari kejahatan yang dia lakukan.

Begitu pentingnya masalah pergaulan ini sampai-sampai Rasulullah menjadikan teman sebagai salah satu parameter kepribadian seseorang. Dengan siapa seorang itu bergaul akan menjelaskan kepada kita gambaran kepribadian orang tersebut. Rasulullah bersabda:

“Kondisi keagamaan seseorang sangat tergantung pada kondisi keagamaan temannya. Maka hendaknya kamu memperhatikan dengan siapa sebenarnya kamu tengah bergaul”(HR.Abu Daud, At-Tirmidzi dan Hakim dengan sanad Hasan)

Sebuah bait syair arab pun telah menyebutkan hal yang serupa:

“Jangan kau tanya langsung tentang bagaimana seseorang itu, tapi cukup tanyakan bagaimana temannya, karena sesungguhnya seseorang itu akan mengikuti langkah-langkah temannya.”

Maka dari itu marilah kita kembali menata pergaulan kita dalam hidup ini. Dengan siapa kita bergaul dan dengan siapa kita memberikan loyalitas. Memang berat bagi seseorang untuk melepaskan diri dari lingkungan dan pergaulan yang buruk.

Tapi marilah kita usahakan sejak sekarang. Mumpung semua belum terlambat. Sebelum pergaulan kita yang keliru menjerumuskan kita ke dalam penyesalan yang tiada akhir di akhirat kelak. Bukankanh Allah subhanahu wa ta’ala berfirman memperingatkan kita akan hal ini?!:

“Dan hari itu ketika orang yang zalim menggigit dua tangannya [karena menyesal], seraya berkata: “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman akrabku. Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.”(Al-Furqan:27-29)

Di antara bentuk pergaulan yang sangat menentukan masa depan suatu masyarakat adalah pergaulan dalam sebuah keluarga. Yaitu sejauh mana sebuah keluarga terbangun atas dasar saling mencintai karena Allah, setiap individu di dalamnya senantiasa patuh terhadap aturan-aturan Allah dan saling bekerjasama untuk mencapai Ridho-Nya.

Tanpa itu semua maka sebuah keluarga hanya akan merusak setiap individu di dalamnya yang dengannya akan rusak pula kehidupan bermasyarakat.

Maka dari itu sejak awal proses membangun sebuah keluarga haruslah dilandasi oleh rasa saling mencintai karena Allah. Sehingga hubungan kasih sayang di antara anggota keluarga akan terus berlanjut hingga di akhirat kelak yang kekal abadi.

Tidakkah kita sering melihat keluarga yang dibangun hanya berdasarkan harta semata. Maka seiring berkurangnya harta maka hubungan cinta kasih sesama anggota keluarga pun akan berkurang. Kita juga sering melihat keluarga yang dibangun hanya atas dasar ketertarikan fisik antara sepasang suami-istri sahaja.

Maka seiring pudarnya daya tarik jasmani karena termakan usia maka akan pudar pula kasih sayang diantara mereka berdua. Kita lihat pula sebagian keluarga yang dibangun demi mengejar status sosial yang terpandang.

Maka kasih sayang diantara mereka pun tak kan abadi, ia akan berubah seiring putaran roda kehidupan yang tak pasti.

Beda halnya dengan sebuah keluarga yang dibangun atas dasar cinta kepada Allah. Sepasang manusia bersatu demi sebuah cita-cita agung yaitu menggapai Ridho-Nya. Maka keluarga yang demikian ini akan memetik hasil yang mempesona tidak hanya di dunia yang fana ini namun berlanjut terus hingga hari yang mana Allah telah berfirman tentangnya:

“Para kekasih pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”(Az-Zukhruf:67)

Sumber: http://www.facebook.com/notes/al-ukhuwah-wal-ishlah/-teman-hidup-/116356635065232

No comments:

Post a Comment