Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday 6 May 2010

Nakalnya Orang Tua Di Masyarakat

klo kmrn kita dah bahas nakalnya orang tua didlam keluarga, skrg kita akan bahas nakalnya orang tua di masyarakat. . .gimana sich nakalnya??

Nih, daftar kenalan orang tua di masyarakat. Pertama, menciptakan suasana yang nggak produktif. Wah, yang dipelihara tuh harusnya yang produktif, gitu lho. Ini kok memelihara rasa malas. Kayak gimana sih modelnya? Hmm… kayaknya udah jadi rahasia umum deh kalo untuk bapak-bapak kalo mereka udah kumpul pasti ada aja yang dilakukan yang deket-deket dengan sikap malas. Bapak-bapak kalo mereka berdua, selain ngobrol bisa juga main catur. Kalo berempat, malah ada kemungkinan main gaple. Seringnya sih begitu. Terutama kalo malam hari sambil nemani yang ronda (yee.. justru mereka yang keenakan, ditemani sama yang ngeronda).

Main catur dan main gaple ada yang bilang boleh-boleh aja kalo nggak pake duit alias judi. Cuma nggak muru’ah aja. Nggak menjaga kehormatan diri gitu lho. Maklumlah, orang yang kerjanya cuma gaple aja tiap malam dicap orang pangedulan alias tukang malas (idih, malas ada tukangnya juga ya?). Apalagi kalo main catur or gaple itu dilakukan pagi hari di hari kerja, atau siang hari di hari kerja, kayaknya nggak enak banget dilihat deh. Tul nggak? Kesan yang muncul kan jadinya memelihara kemalasan.

Kedua, menyediakan sarana kemaksiatan. Di kampung halaman saya nun jauh di mata, ada warga masyarakat yang secara terang-terangan ngejualin minuman keras. Berbagai merek dan jumlahnya sangat banyak. Tiap malam pasti ada pesta minuman keras. So, aksi para pemabuk jadi pemandangan yang biasa dilihat setiap malam. Kebanyakan pemabuk adalah remaja. Yang buka warung itu siapa? Orang dewasa. Ya, orang tua yang di masyarakat. Yang seharusnya ikut ngejaga dan mendidik anak-anak remaja. Tapi yang dia lakukan sebaliknya. Menjejali anak baru gede dan remaja dengan minuman keras.

Bukan warga dan aparat sekitar menutup mata dengan adanya pesta mabuk setiap malam di situ. Tapi nih orang bandel banget. Udah dikasih tahu secara baik-baik, nggak mempan. Malah ngelawan. Pengurus masjid yang mendatangi rumahnya untuk menasihati malah diusir dan dicaci-maki. Bahkan sesumbar bahwa bisnisnya nggak bakalan ditutup karena ia udah punya tameng, yakni seorang oknum petugas kepolisian. Duh, jelas banget ini adalah kenakalan yang dilakukan oleh orang tua di masyarakat.

Selain miras, kita juga udah pada apal kalo judi kini udah membudaya. Mulai dari judi togel, sabung ayam, pacuan kuda, taruhan di pertandingan sepakbola, gaple yang pake duit, rolet, casino, sampe judi via fasilitas pengiriman SMS. Waduh, itu sudah jadi tradisi yang berurat berakar. Kalo mo ditelusuri, tentu mereka yang jadi bandar judi adalah para orang tua. Ya, orang tua di masyarakat yang seharusnya menjadi pelindung dan memberikan teladan yang benar dan baik, khususnya bagi anak muda. Ternyata mereka malah memfasilitasi sarana kemaksiatan dan tentunya mencontohkan kenakalan. Menyedihkan banget.

Ketiga, membudayakan malas belajar. Contohnya nih, ibu-ibu yang aktif di pengajian lebih sedikit ketimbang mereka yang atas nama olahraga mengelar senam bersama dengan pakaian yang tentu saja mengumbar aurat. Ini umumnya lho, kalo yang nggak mengumbar aurat ya jangan ngambek. Nah, sadar atau pun nggak, aksinya itu mempengaruhi cara pandang warga sekitar, khususnya anak-anak. Jangan salahkan mereka seratus persen kalo akhirnya juga ikut-ikutan nggak benar akibat dari aksi nakal yang dilakukan para ortu di masyarakat.

Padahal, kalo pengajian digalakan, keterampilan tertentu (seperti menjahit, memasak, menulis, retorika berdakwah dsb) yang bisa dijadikan pegangan dalam menajalani kehidupan terus diajarkan, rasa-rasanya nggak bakalan ada deh yang terus memelihara rasa malasnya untuk belajar. Tul nggak?

Keempat, pendidik yang abai. Mungkin kedengaran aneh ada pendidik yang abai terhadap murid atau santrinya. Tapi memang benar-benar ada dan hal ini kerap terjadi. Ada oknum guru yang mengajarkan asusila kepada murid-muridnya, ada ustadz di pesantren yang nggak konsisten menerapkan disiplin. Faktanya, kalo sempat baca-baca berita ada oknum guru yang melakukan pelecehan seksual kepada muridnya, ada oknum ustadz di pesantren yang ngelarang santrinya untuk ngerokok, tapi dianya sendiri ‘ngebul’ terus saban hari, bahkan dengan atraktif memajang bungkus rokoknya di jendela dan lubang-lubang angin di atas pintu kamarnya. Duilee.. yang begini ini bisa memicu kenakalan anak didiknya. Mengkhawatir banget deh. Semoga saja jumlahnya nggak banyak ortu di masyarakat yang model gini.. . .

nah udah tau kan gmn kenakalan ortu di masyarakat, trus gmn pula ortu di pemerintahan yg nakal??. . .tungguin aja kisah berikutnya ya. . .^_^

Sumber: http://www.facebook.com/home.php?#!/?page=1&sk=messages&tid=1121241968582

No comments:

Post a Comment