Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday 10 June 2010

Wahai Para Suami, Jangan Memandang Istri Hanya Sebatas Fisik

“Sebelum menikah, kadang seorang wanita berharap calon suaminya kelak akan berubah setelah menikah, tetapi ternyata dia tidak berubah. Sebaliknya, seorang pria kadang berharap calon istrinya kelak tidak berubah setelah menikah, tetapi ternyata berubah.”

Seorang teman yang kerena begitu cintanya kepada pria kekasihnya, mandah selalu memaklumi seperti apa pun sifat dan perilaku kekasihnya. Meski dia tahu pacarnya temperamen, sedikit ringan tangan, dan berperilaku negatif lain, dia tetap mencoba mempertahankan hubungan sambil berharap cinta bisa mengubah segalanya. Dia seolah begitu yakin bahwa kekasihnya akan berubah seiring berjalannya waktu setelah menikah kelak. Ketika pernikahan benar-benar terwujud, ternyata kekasih hati yang kini menjadi suaminya tetap eksis dengan perilakunya yang kasar dan ringan tangan. Bahkan, mungkin karena rasa memiliki yang begitu tinggi, membuat pasangan hidupnya seolah berhak melakukan apa pun terhadap istrinya, termasuk memukul dan berperilaku kasar lain.

Realita ini bisa menjadi pembenaran pernyataan bahwa sebelum menikah seorang wanita biasanya berharap calon suaminya kelak akan berubah setelah menikah, tetapi ternyata dia tidak berubah. Lalu, bagaimana dengan pria?

Seorang pria sebelum menikah sering hanya memandang fisik wanita. Seperti kisah Faris dan Farah di acara “Masihkah Kau Mencintaiku?” yang ditayangkan RCTI. Mereka sempat berpacaran sekitar lima tahun sebelum akhirnya menikah. Sebuah perkenalan yang cukup lama. Tidak dipungkiri, salah satu daya tarik Farah di mata Faris adalah kecantikannya, apalagi tubuhnya waktu itu masih langsing. Farah betul-betul memikat Faris dengan kecantikan dan postur tubuhnya yang nyaris sempurna. Namun, kondisi itu berubah ketika Farah melahirkan anak ketiga mereka. Tubuh Farah mulai melar dan mengalami obesitas. Di sinilah persoalan mulai muncul.

Mungkin, pada awalnya Faris merasa malu bila harus mengajak Farah di acara-acara kantornya karena membawa istri yang bobotnya berlebih menurutnya. Apalagi dia seorang direktur sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Faris juga mengaku menjadi kurang bergairah melihat perubahan fisik istrinya ini. Ujung-ujungnya, Faris akhirnya menikah lagi dengan wanita lain yang menurutnya lebih langsing dan seksi.

Tentu saja Farah tidak bisa menerima perlakuan suaminya ini. Dia merasa selama ini sudah berusaha menjadi istri yang baik bagi suaminya, melayani suami semampu yang bisa dia berikan. Dia juga berusaha keras membesarkan anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Mungkin karena kesibukannya itulah sehingga dia lupa mengurus dan mengontrol perubahan fisiknya.

Sementara suaminya mengaku sudah meminta istrinya untuk lebih mengurangi bobot tubuhnya dan memberikan dana tambahan untuk program diet. Namun, dia tidak menemukan perubahan berarti di tubuh istrinya hingga membuat gairahnya terhadap istri berkurang.

Siapa yang Salah?

Salahkah seorang pria mengagumi kecantikan dan keseksian seorang wanita? Tentu saja tidak karena inilah pesona yang diberikan Allah kepada makhluk lembut bernama wanita. Akan tetapi, salah besar bila kemudian “kecantikan fisik” ini menjadi satu-satunya standar kualitas seorang wanita. Seorang pria menjadi salah mengartikan makna “kecantikan wanita” bila standarnya hanya pada yang kasat mata. Begitupun wanita, salah besar bila mengaktualisasikan kecantikan dirinya hanya dengan mengandalkan kecantikan fisik.

Ada yang mengibaratkan wanita sebagai lukisan. Raga wanita adalah lukisan realis, sedangkan jiwa, hati, dan pikirannya adalah lukisan abstrak. Semua itu bergabung menjadi satu dalam bentuk yang utuh sehingga untuk mengagumi yang satu, yang lain pun harus dipahami. Kekurangan pada salah satunya bisa ditutupi dan didukung oleh yang lainnya, begitupun sebaliknya. Ada orang yang berwajah biasa-biasa saja, tetapi entah mengapa dia tampak menarik. Mungkin inilah yang disebut “inner beauty”. Sebaliknya, ada yang berwajah cantik, tetapi tidak menarik. Bila memiliki wajah yang tidak cantik dan tidak pula tampak menarik, itu apes namanya. Akan tetapi, Allah pasti adil dalam menciptakan manusia. Seperti apa pun kondisi fisik dan karakter seseorang insya Allah tetap ada jodohnya.

Sumber: http://www.facebook.com/?page=2&sk=messages&tid=1269904839663

No comments:

Post a Comment