Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Friday 25 June 2010

CINTA SESAMA MUSLIM SEBAGIAN DARI IMAN

1. Terjemahan hadist :
“Anas r.a berkata bahwa nabi SAW. Bersabda, “tidaklah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana is mencintai dirinya sendiri.” ( H.R Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i )

2. Penjelasan
Seorang mukmin yang ingin mendapatkan rida Allah SWT. Harus berusaha untuk melakukan perbuatan – perbuatan yang diridai-Nya. Salah satunya adalah mencintai sesama saudaranya seiman seperti ia mencintai dirinya, sebagaimana dalam hadist diatas.
Namun demikian hadist tidak dapat diartikan bahwa seorang mukmin yang tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri berarti tidak beriman. Maksud pertanyaan pada hadist diatas. “tidaklah sempurna keimanan seseorang “, jika tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Jadi, haraf nafi pada hadist tersebut berhubungan dengan ketidaksempurnaan.
Hadist diatas juga menggambarkan bahwa islam sangat menghargai persaudaraan dalam arti sebenarnya. Persaudaraan yang datang dari hati nuranu, yang dasarnya keimanan dan bukan hal- hal yang lain, sehingga betul – betul merupakan persaudaraan murni dan suci. Persaudaraan yang abadi seabadinya iman kepada Allah SWT. Dengan kata lain, persaudaraan yang didasarkan lillah, sebagaimana diterangkan dalam banyak hadist tentang keutamman orang yang saling mencintai karena Allah SWT, diantaranya :

“Abu Hurairah berkata, Rasullulah SAW bersabda, ‘pada hari kuamat Allah SWT. Akan berfirman’ dimanakah orang yang saling terkasih sayang karena kebesaran-Ku, kini Aku naungi dibawah naunganku,pada saat tiada naungan, kecuali naungan-Ku
Orang yang mencintai saudaranya karena Allah SWT akan memandang bahwa durinya merupakan salah satu anggota masyarakat, yang harus membangun suatu tatanan untuk kebahagiaan bersama. Apapun yang dirasakan oleh saudaranya, baik kebahagiaan maupun kesengsaraanya juga. Dengan demikian, terjadi keharmonisan hubungan antar individu yangakan memeperkokoh persatuan dan kesatuan. Dala hadist lain, Rasullulah SAW, menyatakan:

sesungguhnya antara seseorang mukmin dengan mukmin lainya bagaikan bangunan yang saling melengkapi ( memperkokoh ) satu sama lainya”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Masyarakat seperti itu, telah dicontjkkan pada zaman Rasullulah SAW. Kaum anshar dengan tulus ikhlas menolong dan merasakan penderitaan yang dirasakan loeh kaum muhajirin sebagai penderitaanya. Perasaan seperti itu bukan didasarkan keterkaitan darah atau keluarga,tetapi didasarkan pada keimanan yang teguh. Tak heran kalau mereka rela memberikan apa saja yang dimilikinya untuk menolong saudaranya dari kaum Muhajirin, bahkan ada yang menawarkan salah satu istrinya untuk dinikahkan kepada kaum muhajirin.
Persaudaraan seperti itu sungguh mencerminkan betapa kokoh dan kuatnya iman seseorang. Ia selalu siap menolong saudaranya seiman tanpa diminta, bahkan tidak jarang mengorbankan kepentingannyta sendiri demi menolong saudaranya. Perubahan baik seperti irtulah yang akan mendapat pahala besar disisi Allah SWT, yakni memeberikan sesuatu yang sangat di cintainya kepada saudaranya seiman dengan dirinya sendiri.
Allah SWT Berfirman:

“ kamu sekali – kali tidak sampai kepada kebejikan (yang sempurna ). Sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa yang kamu nafkahkan, sesunggihnya Allah mengetahuinya”.(Q.S.Al- imran :92)
Sebaliknya orang – orang mukmin yang egois, yang hanya mementingkan kebahagiaanya dirinya sendiri, pada hakikatnya tidak memiliki keimanan yang sesungguhnya. Hal ini karena perbuetan seperti itu merupakan perbuatan orang kufurdan tidak disukai Allah SWT. Tidaklah cukup dipandang mukmin yang taat sekalipun khusyuk dalam shalat atau melaksanakan semua rukun iman bila tidak peduli terhadap nasib saudaranya sendiri.
Namun demikian, mencintai seseorang mukmin, sebagaimana dikatakan diatas, harus didasari lillah. Oleh karena itu, harus tetap mencintai saudaranya seiman sehingga ia mau menolong saudaranya tersebut dalam berlaku maksiat dan dosa kepada Allah SWT.
Sebaliknya, dalam mencintai sesama muslim, harus mengutamakan saudara – saudaranya yang seiman yang betul – betul taat kepada Allah SWT. Rasullulah SAW Memberikan contoh siapa saja yang harus terlebuh dahulu dicintaiyakni mereka yang berilmuorang – orang terkemuka, orang – orang yang suka berbuat kebaikan, dan lain – lainya sebagaimana dalam hadist:

“Abdullah ibn Mas’ud r.a, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, hendaknya mendekat kepadaku orang – orang dewasa dan yang pandai, ahli – ahli pikir. Kemudian berikutnya lagi. Awaslah! Janganlah berdesak – desakan seperti orang – orang pasar. (HR. Muslim)
Hal ini tidak berearti diskriminatif karena islam pun memerintahkan umatnya untuk mendekati orang – orang yang suka berbuat maksiat vdan memberi nasihat kepada mereka atau melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar.

3. Kesimpulan
Salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang mukmin ialah mencintai saudaranya sendiri sebagaiman ia mencintai dirinya sendiri. Hal itu direalisasika dalam kehidupan sehari – hari dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan maupun kebahagiaansaudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh kepada Allah SWT.
Dia tidak berfikir panjang untuk menolong saudaranya sekalipin sesuatu yang diperlukan saudaranya adalah benda yang paling di cintainya. Sikap ini timbul karena ia merasakan adanya persamaanantara dirinya dan saudaranya seiman.

http://www.facebook.com/?page=1&sk=messages&tid=459876012570

No comments:

Post a Comment