By : SALAM SAHABAT
BISMILLAHROHMANIROHIM.
Hari itu, tgl 19 Oktober 2007 aku bersyukur karena hari itu aku telah melangsungkan pernikahan. Aku berpikir cobaan yang diberikan Allah agar aku bersabar karena jodohku datang saat aku menginjak umur hampir 30 tahun. Aku selama ini berusaha kuat tetap sabar menunggu jodoh yang akan dikirim Allah buatku, aku selama itu mencoba untuk tidak iri dan menyalahkan keadaanku karena banyak dari teman-temanku yang umurnya dibawahku telah menikah bahkan telah punya momongan.
Hari itu tanggal 19 Oktober 2007 aku memulai babak baru hidupku, aku tambah bersyukur karena 1 bulan kemudian aku dinyatakan hamil. Alhamdulillah. Tapi pikiranku tentang bersabar menemui babak yang baru pula. Aku dinyatakan memiliki mioma didalam rahim dan di luar rahim. Aku sedih, didalam kebingungan dan ketidak tahuanku tentang tumor ini membuatku banyak bertanya dan mencari-cari artikel tentang mioma.
Mioma adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat disekitarnya. Karena mioma ini diketahui setelah aku hamil maka tidak mungkin untuk dilakukan operasi karena akan berbahaya untuk janinku. akhirnya atas saran dokter, kehamilanku tetap dipertahankan dengan 2 mioma sekaligus. Selama 9 bulan hamil banyak hal yang membuat aku berpikir tentang kesabaran.
Selama 9 bulan aku mengalami pendarahan sebanyak 6 kali di tambah pada kehamilan 3 bulan aku harus dirawat di rumah sakit karena gejala typus.
Dengan pendapatan yang pas-pasanan alhamdulillah ada saja rizki untuk biaya selama kehamilan. Semua itu mungkin belum seberapa, karena beban mental yang aku terima dari omongan beberapa orang membuat aku khawatir, semisal temanku yang bilang kalau anakku akan lahir cacat karena ada miomanya, bahkan ada yang menyarankan agar aku menggugurkan kandunganku.
Tapi….
Aku Tidak!!, aku berpikir hal-hal positif dari apa yang telah diberikan Allah untuk kehamilanku. Aku diberi rizki anak, sedangkan banyak orang tua yang sampai sekarang belum dikarunia anak, itu alasan aku tetap mempertahankan kehamilanku. banyak orang tua yang punya anak dengan kekurangan fisik tapi mereka bisa dan kuat menerima. Aku berpikir aku juga harus bisa, itu membuatku untuk tetap mempertahankan janinku.
Aku harus terima vonis dokter bahwa aku harus caesar karena jalan lahir anakku tertutup oleh mioma. Aku tetap tersenyum walau hati galau dan takut, selain takut operasi aku juga memikirkan biaya yang harus dikeluarkan. Terakhir pendarahan (hamil 8 bulan), Dokter menyarankan untuk segera operasi tanpa menunggu usia kandungan 9 bulan. aku dan suami bingung.
Atas pertimbangan suami dan aku serta saran orangtua, aku diminta operasi di tempat orangtuaku, selain mempertimbangkan biaya, juga perawatan pasca operasi. Aku akhirnya pulang kampung.
Sampai disana, aku ke Dokter ahli kandungan. Dokter mengatakan aku belum boleh operasi atas pertimbangan berat badan bayiku masih kurang (belum ada 2 kg), aku diminta bersabar dan menunggu sampai berat bayi memungkinkan untuk operasi kecuali aku mengalami pendarahan lagi. setelah 2 minggu dari konsultasi dokter aku mengalami flek yang akhirnya aku disarankan untuk operasi.
Babak baru kesabaranku diuji kembali. Aku opname sebelum operasi hari kamis malam. Pada hari jum’at pagi aku mulai puasa untuk rencana operasi hari itu juga.
Tapi…..
Jam 8 pagi ada pasien datang dengan hamil bayi sungsang yang harus di operasi, aku diminta menunggu setelah ibu tersebut, aku hanya bilang iya…!!. Setelah ibu tersebut selesai operasi datang lagi pasien yang sudah kehabisan tenaga, yang akhirnya harus operasi juga, akupun diminta menunggu, aku bilang iya…!!!. Saat jam menunjukan jam setengah 1 siang aku diberitahu bahwa aku akan operasi jam setengah 2, aku bilang iya…!. Semuanya sudah siap untuk menuju ruang operasi, tapi…jam 1 siang datang lagi pasien yang harus operasi karena bayinya terlalu besar.
Aku diminta menunggu setelah operasi ibu tersebut, aku bilang iya….!, dan aku berbaring sambil berpikir, entah apa yang aku pikirkan. 1 jam aku menunggu tiba-tiba aku merasakan sakit yang aku pikir ini adalah kontraksi. sambil terus menunggu aku mencoba melawan rasa sakit tersebut, aku didampingi ibu dengan seorang perawat. ketika sakit datang aku menarik napas panjang sambil beristighfar, sampai akhirnya asisten dokter datang mengatakan aku telah mengalami pembukaan lengkap dan akhirnya diputuskan untuk melahirkan normal.
Akhirnya jam 5 kurang 10 menit sore itu aku melahirkan bayi perempuan secara normal. Setelah aku diminta menunggu 3 ibu yang harus caesar lebih dulu, dan setelah aku puasa dari pagi hari aku masih diberi kekuatan oleh Allah untuk melahirkan secara normal, tanpa operasi. Bayiku lahir dengan berat 2,4 kg dan panjang 48 cm. Alhamdulillah.
Setelah anakku berumur 2 bulan aku melakukan operasi untuk menghilangkan mioma yang masih tersisa. Sekarang aku bersyukur untuk kesekian kalinya karena anakku lahir normal tanpa caesar, tanpa cacat, dan sekarang aku tanpa mioma. Anakku telah berumur 3 bulan dan sudah mulai tengkurap.
Alhamdulillah. karena Allah memberiku kekuatan, karena dengan kekuatan ini aku masih mampu melalui semua ini. karena kalau kekuatan ini hilang aku tidak tahu harus mencari kemana????
Alhamdulillah, disaat aku sendiri aku tetap berusaha bersabar menunggu jodohku sambil terus berdo’a dan akhirnya aku bersyukur karena Allah memberiku jodoh.
Disaat hamil dengan mioma aku berusaha semaksimal mungkin tetap mempertahakan kehamilanku sambil terus berdo’a dan akhirnya aku kembali bersyukur karena anakku lahir selamat secara normal dan tanpa cacat fisik.
Alhamdulillah, sampai hari ini aku tetap berikhtiar dalam menjalankan hidup, tetap berdo’a untuk semua hal dan bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Allah. Terima kasih ya Allah, mudah-mudahan dengan semua yang telah engkau berikan aku tetap memiliki kekuatan.
sumber: http://www.facebook.com/notes/salam-sahabat/buah-dan-hikmah-sabar-ihklas-dan-selalu-bersyukur/152150484818120
No comments:
Post a Comment