Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday 30 September 2010

9 Alasan Mengapa Tak Boleh Sombong

1. Sedikit cahaya dari Allah SWT lebih berarti dari cahaya manapun. Sedikit hidayah Allah SWT yang masuk ke dalam hatimu, lebih berarti dari petunjuk manusia yang mananpun. Sedikit ilmu dari Allah yang kamu terima, lebih berarti dari ilmu manusia manapun. Sedikit harta yang kamu terima dari Allah, lebih berarti dari harta manusia yang manapun. Yang ada padamu semua serba sedikit, terutama ilmu, lalu apa yang mau kau sombongkan ?



2. Ketajaman mata rohani, lebih tajam dari benda tajam yang manapun. Sedikit kata-kata yang penuh keikhlasan, kejujuran, kebenaran, lebih tajam dan lebih bermakna dari ribuan kata-kata yang penuh kebohongan, apa lagi kesombongan ! Bila mata hatimu masih tumpul, karena penuh dengan penyakit hati, maka banyak-banyaklah istigfar, mohon ampun kepadaNya, jauhkan hatimu dari kesombongan sekecil apapun. Apa itu kesombongan ? Meremehkan orang lain dan tak mau menerima kebenaran !



3. Kebenaran apapun yang kamu sampaikan pada orang lain yang membencimu, akan sia-sia. Ibarat angin lalu di tengah padang pasir yang tandas, tak berbekas apapun. Dan jangan sombong dengan kebenaran atau kepinteran yang kau miliki, apa lagi sampai membodoh-bodohi orang lain, seakan kau penjadi orang yang sangat pinter dengan membodohi orang lain, padahal tidak ! Seandainya kau pinterpun tetap tak boleh membodoh-bodohi orang lain, apa hakmu membodohi orang lain ? Orang yang pinter bahkan biasanya lebih rendah hati, lebih menghormati orang lain dan lebih tawadu, seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk ! Lalu mengapa kamu sombong ?



4. Kebenaran manusia bersipat relatif dan orang bisa membantahnya dengan kebenaran yang lain yang sipatnya relatif pula. Selama kebenaran yang datang dari manusia sipatnya tidak ada yang absolut, kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT. Jadi kalau ada manusia merasa diri paling benar, paling pinter tanda-tanda kesombongan ada pada dirinya. Yang repot, sudah kapir, sombong lagi, dengan menyatakan dirinya : ” Saya kapir ! ” dengan bangganya, seakan berkata : ” Kalau saya kapir, kau mau apa ? ” Ini orang kok sombong amat yakh ? Padahal akhir perjalanannya hanya menjadi bangkai dan di akherat termasuk orang yang merugi. Masih mau sombong ?



5. Telah banyak kesalahan dan dosa yang kamu perbuat, saat inilah perlunya kerendahan hati/tidak sombong dan memohon petunjukNya dan beristigfar/mohon ampunanNya. Kesalahan sangat manusiawi, jangan takut salah, tapi jangan sengaja berbuat salah. Dan jangan sombong dengan kesalahan dan kekapiran ! Jangan seperti Iblis, hanya karena diciptakan dari api, sudah sombong ! Iblis merasa lebih mulia dari Adam As yang diciptakan dari tanah, sehingga Iblis membantah/menolak perintah Tuhan untuk sujud pada Adam !



6. Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna/insan kamil saja di musuhi ummatnya yang kapir, apa lagi kamu manusia biasa yang seringkali disengaja atau tidak disengaja menyakiti orang lain, pasti banyak yang tak suka padamu. Dan sampai saat ini betapa banyak manusia yang tak beriman kepada beliau, bukan hanya tak beriman, tapi juga melecehkan, menghinanya, menghujatnya, mencaci makinya. Jadi kalau kamu dihina atau dicaci maki orang itu belum apa-apa. Jangan-jangan kamu dinina, memang hina beneran. Siapa sih manusia hina ? Ya manusia yang merasa dirinya mulia, merasa suci. Padahal orang yang mulai dan suci adalah orang yang rendah hati, bukan orang orang yang sombong !



7. Kamu bukan Muhammad SAW yang bertemu Allah dalam malam Isra’ mi’raj. Kamu bukan Musa AS yang diajak berbicara oleh Allah SWT. Kamu bukan Ibrohim AS yang mencari dan diselamatkan Allah ketika di bakar oleh Namrudz. Kamu bukan Nuh AS yang penuh kesabaran menjalankan agama Allah dan tetap mensyiarkan agamaNya, walaupun yang beriman sedikit. Kamu bukan Ayub AS yang mendapat ujian begitu berat dengan penyakit yang bertahun tahun, namun tetap sabar dan iklas kepadaNya. Kamu bukan Adam AS yang di usir oleh Allah dan segera mohon ampun kepadaNya dan diampuni olehNya. Kamu bukan wali yang dimuliakan Allah, karena ketaatan ibadahnaya yang begitu banyak mereka lakukan. Kamu bukan sufi yang menyintai Allah dengan ketulusan hati dan kesabaran jiwa. Kamu bukan Malaikat yang sangat patuh atas semua perintah Allah sejak diciptakan sampai ditiadakan. Kamu hanya hamba Allah yang amat kecil dan hina dihadapanNya, tak lebih dari itu. Nah apa yang mau kau sombongkan ?



8. Para Auliya dan orang orang yang sholeh mendekati Allah SWT dengan caranya masing-masing, kamu tak mesti mengikuti cara-cara mereka. maka untukmu adalah : Dekati Allah SWT dengan caramu sendiri dan kebiasaanmu sendiri dan itu tak perlu mengasingkan diri ke gunung-gunung atau masuk ke goa-goa dan bertapa di sana ! Allah bisa di dekati di mana-mana, karena memang Dia ada di mana-mana dan jangan lupa, Allah SWT lebih dekat dari urat nadimu sendiri. Dan jangan katakan : ” Saya sudah dekat kepada Allah SWT ! ” Itu kesombongan ! Mengapa ? Karena yang mengatahui kedekatanmu pada Allah, ya Allah sendiri, bukan karena kata-kata-katamu dan perbuatanmu. Nah masih mau sombong juga ?



9. Di sini dan sekarang inilah saatnya kamu berusaha mendekati Allah SWT. Jika tidak, kapan lagi ? Hari - harimu adalah hari- hari. menuju ke kuburan, waktu-waktumu yang tersisa akan menuju ke kuburan, usiamu semakin lama semakin menjelang kematian, rohmu semakin dekat untuk kembali kepada asalnya yaitu Allah SWT. Sudahkah kamu simpan amalan-amalanmu ? Sudahkan kamu menyiapkan bekal -bekalmu ? Sudahkah kamu siap menjelang mautmu ? Sudahkah kamu mengerjakan kewajiban-kewajibanmu ? Sudahkah kamu menghitung amalmu yang sangat sedikit itu ? Sudahkah kamu menghitung dosa-dosamu yang sangat banyak itu ? Di sini dan sekarang inilah saatnya kamu lakukan itu semua ! Nah masihkah kau mau sombong dengan kematianmu yang semakin dekat ?



Sumber: http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/9-alasan-mengapa-tak-boleh-sombong/473302261041

Hasrat, Komitmen, dan Keberanian

Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika.

Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal, dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris di sana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia.

“Aku ingin kuliah di Amerika,” tuturnya, terdengar hampir tak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan.

Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap belajar.

“Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat.”

Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tak ada.

Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun.

“Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai
penerima beasiswa.

“Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik
dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga
dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya,” ujar sang guru.

“Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk
diterima itu tipis, mungkin nihil.”

Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa
Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang
yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar
bagian-bagian komputer dan cara kerjanya.

Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat
dari asosiasi beasiswa itu.

“Inilah saat yang kejam. Penolakan,” pikir sang guru.

Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang
guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya: Ia diterima! Hani diterima
….

“Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah
diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi
juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk
percaya akan dirimu sendiri,” tutur sang guru menutup kisahnya.

Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship,
dan dimuat di buku “Chicken Soup for the College Soul”, yang edisi
Indonesianya telah diterbitkan.

Tentu kisah ini tidak dipandang sebagai kisah biasa oleh Jack Canfield, Mark
Victor Hansen, Kimberly Kirberger, dan Dan Clark. Ia terpilih diantara lebih
dari delapan ribu kisah lainnya. Namun, bukan ini yang membuatnya istimewa.

Yang istimewa, Hani menampilkan sosoknya yang berbeda. Ia punya tekad. Tekad
untuk maju. Maka, sebagaimana diucapkan Tommy Lasorda, “Perbedaan antara
yang mustahil dan yang tidak mustahil terletak pada tekad seseorang.”

Apakah anda memilikinya?

Sumber: Artikel dan Cerpen (FB)

Wednesday 29 September 2010

Muslimah Yang Paling Mulia

Teruntuk Calon Bidadari Syurgaku....


Ia mutiara terindah dunia

Bunga terharum sepanjang masa

Ada cahaya di wajahnya

Betapa indah pesonanya

Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya

Kelak, ia menjadi bidadari surga

Terindah dari yang ada


Pernahkah sahabat melihat seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli. —-


Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”


Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.” Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)


Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.” Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)


Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita” Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)

Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”


Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37) Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”


Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?” Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.” Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”


Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” —-

Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.

Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.


Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.


Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.


Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.


Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu . . .


Sumber: http://www.facebook.com/notes/asep-nedyana/muslimah-yang-paling-mulia/441326627434

3 Hal yang merupakan Sumber Segala Dosa

Nabi SAW bersabda, ”Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan, karena keangkuhan menjadikan iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus), karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati, karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati.” (HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud).



Jiwa manusia diliputi oleh sifat takabur pada saat manusia merasa memiliki kelebihan, baik berupa ilmu pengetahuan, harta benda, ataupun jabatan. Dalam keadaan seperti ini, setan tidak akan tinggal diam, dia akan membisikkan dan memasang perangkap untuk menjerumuskan manusia dengan melakukan tindakan yang tidak terpuji. Seperti, mencela, menghina, dan merendahkan orang lain.



Sifat kedua yang diingatkan pada kita untuk mencermatinya adalah sifat tamak (rakus). Sering kali kita melihat betapa rakusnya manusia dalam mempertahankan apa yang sedang dalam genggamannya, baik berupa harta, kekuasaan, ataupun kedudukan. Sama sekali ia tidak mau berbagi dan hanya mau dinikmati sendiri. Ia tidak pernah merasa cukup dan tidak pernah bersyukur atas apa yang diperolehnya.

Padahal, Allah SWT menjanjikan dan mengingatkan berulang kali kepada manusia bahwa sekecil apa pun perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan sia-sia. ”Barang siapa yang mau berbuat baik walau sebesar biji dzara pun Allah SWT akan membalasnya. ” (QS Alzalzalah [99]: 7).



Ketiga, hasud atau iri hati. Dengki atau iri hati adalah perasaan tidak rela atau tidak suka melihat orang lain mendapatkan kebaikan atau kenikmatan. Ketika dalam diri manusia telah tertanam sifat dengki, ia akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan orang yang ia dengki. Ia tidak senang melihat orang lain sukses, pintar, hidup bahagia, dan lebih kaya darinya. Sikap seperti ini akan menghapus segala bentuk kebaikan yang selama ini ia peroleh. Perbuatan baiknya akan sia-sia karena dalam dirinya terdapat sifat iri hati.

Takabur, tamak, dan hasud merupakan tiga perangai buruk yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang tidak terpuji. Karena itu, Rasulullah SAW selalu mengingatkan kepada kita untuk menjauhi tiga hal yang menyebabkan manusia terjerumus dalam tipu daya setan.

Sumber: http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/3-hal-yang-merupakan-sumber-segala-dosa/472498096041

17 Hal Yang Harus Diingat !!!

1. Jika sudah terjadi masalah, tdk harus dihindari (bingung), tapi HARUS DIHADAPI dengan tenang (dipikirkan jalan keluarnya) dan pasti selesai / ada jalan keluarnya.

2. Menghadapi semua hal, tidak boleh berpikir negatif, seperti: "saya pasti tidak mampu", "saya tidak bisa", dan seterusnya. Tapi selalu berpikir positif, seperti: "saya bisa, pasti ada jalan keluarnya" dan lain lain.

3. Susah dan senang semuanya tergantung pikiran saja!! ( Pikiran adalah pelopor!!). Jadi jaga pikiran kita baik - baik. Jangan pikir yang jelek/negatif. Selalu berpikir yang positif (baik).

4. Segala kesulitan/kesusahan akan berakhir. sebesar apapun masalahnya akan selesai juga dengan berjalannya waktu. Seperti pepatah mengatakan : TIDAK ADA PESTA YANG TIDAK BERAKHIR.

5. Orang yg sukses 85% ditentukan dari sikap/prilaku, 15% baru ditentukan keterampilan. Jadi sikap kita dalam hidup ini sangat penting.

6. Segala sesuatu berubah (anicca). Kita tdk perlu susah. Misalnya : sekarang susahnya, selanjutnya pasti berubah menjadi senang. sekarang ada orang yang tidak senang pada kita, suatu saat nanti akan baik juga.

7. Hukum karma, berarti berbuat baik akan mendapat hasil baik dan sebaliknya, seperti tanam padi, pasti panen padi. Ingat!! Usahakan setiap saat selalu berbuat (tanam) kebaikan agar mendapatkan (panen) kebaikan. Jgn melakukan kejahatan. Dan jgn berharap mendapat balasan dari perbuatan baik kita!!!

8. Kesehatan adalah paling nomor satu (berhaga). Jaga kesehatan kita dengan olahraga, istirahat yang cukup dan jangan makan sembarangan.

9. Hidup ini penuh dengan masalah/persoalan/penderitaan. Jadi kita sudah tahu TIDAK MUNGKIN SELALU LANCAR/TENANG. Siapkan mental, tabah, sabar dan tenaga untuk menghadapinya. Itulah kenyataan hidup yang harus dihadapi oleh setiap manusia.

10. Masa depan seseorang sangat tergantung pada sikap dan buku buku yang dibaca. Jadi membaca sangat penting dan menentukan masa depan seseorang.

11. Jangan membicarakan kejelekan orang lain, karena kita akan dinilai jelek
oleh orang yg mendengarkannya.

12. Pergaulan sangat penting dan merupakan salah satu kunci sukses. Boleh bergaul dengan orang jahat maupun baik asal kita HARUS TAHU DIRI/JANGAN TERPENGARUH LINGKUNGAN. Lebih baik lagi apabila kita bisa menuntun yang jahat ke jalan yang benar.

13. Budi orang tua, tidak dapat dibayar dengan apapun juga. begitu juga dengan
budi orang-orang yang telah membantu kita.

14. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi jangan minder dengan kekurangan kita. dan jangan iri dengan kelebihan orang. HARGAILAH DIRIMU APA ADANYA!!!

15. JANGAN MEMPERTENTANGKAN (MEMPERDEBATKAN) hal hal kecil yang tidak berguna
dengan siapapun juga.

16. Kunci sukses dlm hidup ini, selalu bersemangat, berusaha, disiplin, sabar, bekerja keras, rajin berdoa/sembahyang, banyak berbuat baik serta tidak boleh berputus asa.

17. Jangan Menilai orang dari Harta(kekayaan), penampilan ataupun kondisi
fisik. Semua orang itu SAMA!!!

Sumber: http://artikel-motivasi.blogspot.com/2007/04/17-hal-yang-harus-diingat.html

Syair Tukang Bakso

Sebuah pengajian yang amat khusyuk di sebuah masjid kaum terpelajar,

malam itu, mendadak terganggu oleh suara dari seorang tukang bakso

yang membunyikan piring dengan sendoknya.



Pak Ustad sedang menerangkan makna khauf, tapi bunyi

ting-ting-ting-ting yang berulang-ulang itu sungguh mengganggu

konsentrasi anak-anak muda calon ulil albab yang pikirannya sedang bekerja keras.



"Apakah ia berpikir bahwa kita berkumpul di masjid ini untuk berpesta bakso!" gerutu seseorang.



"Bukan sekali dua kali ini dia mengacau!" tambah lainnya, dan disambung - "Ya, ya, betul!"



"Jangan marah, ikhwan," seseorang berusaha meredakan kegelisahan, "ia sekedar mencari makan ..."



"Ia tak punya imajinasi terhadap apa yang kita lakukan!" potong seseorang yang lain lagi.



"Jangan-jangan sengaja ia berbuat begitu! Jangan-jangan ia minan-nashara!" sebuah suara keras.



Tapi sebelum takmir masjid bertindak sesuatu, terdengar suara Pak Ustadz juga mengeras:

"Khauf, rasa takut, ada beribu-ribu maknanya.

Manusia belum akan mencapai khauf ilallah selama ia masih takut

kepada hal-hal kecil dalam hidupnya.

Allah itu Mahabesar, maka barangsiapa takut hanya kepadaNya,

yang lain-lain menjadi kecil adanya."



"Tak usah menghitung dulu ketakutan terhadap kekuasaan

sebuah rezim atau peluru militerisme politik.

Cobalah berhitung dulu dengan tukang bakso.

Beranikah Anda semua, kaum terpelajar yang tinggi

derajatnya di mata masyarakat, beranikah Anda menjadi tukang bakso?

Anda tidak takut menjadi sarjana, memperoleh pekerjaan dengan gaji besar,

memasuki rumah tangga dengan rumah dan mobil yang bergengsi:

tapi tidak takutkah Anda untukmenjadi tukang bakso?

Yakni kalau pada suatu saat kelak pada Anda tak ada jalan lain

dalam hidup ini kecuali menjadi tukang bakso?

Cobalah wawancarai hati Anda sekarang ini, takutkah atau tidak?"



"Ingatlah bahwa tak seorang tukang bakso pun pernah takut menjadi tukang bakso.

Apakah Anda merasa lebih pemberani dibanding tukang bakso?

Karena pasti para tukang bakso memiliki keberanian juga

untuk menjadi sarjana dan orang besar seperti Anda semua."



Suasana menjadi senyap.

Suara ting-ting-ting-ting dari jalan di sisi halaman masjid

menusuk-nusuk hati para peserta pengajian.



"Kita memerlukan baca istighfar lebih dari seribu kali dalam sehari,"

Pak Ustadz melanjutkan, "karena kita masih tergolong orang-orang

yang ditawan oleh rasa takut terhadap apa yang kita anggap derajat rendah,

takut tak memperoleh pekerjaan di sebuah kantor, takut miskin,

takut tak punya jabatan, takut tak bisa menghibur istri dan mertua,

dan kelak takut dipecat, takut tak naik pangkat ... masya allah,

sungguh kita masih termasuk golongan orang-orang yang belum sanggup menomor satukan Allah!"

Sumber: http://www.facebook.com/notes/hrysto-stoyckov/syair-tukang-bakso/162430893767937

Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu,
menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makana dari rumah berikutnya.
Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saatseorang wanita muda membuka pintu rumah.
Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.
Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar,
oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya,
"berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?"
Wanita itu menjawab:
"Kamu tidak perlu membayar apapun".
"Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaranuntuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."
Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya.
Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal siwanita tersebut,
terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui siwanita itu.
Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang.Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik
untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu,Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasuswanita itu.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!.
Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanyauntuk persetujuan.
Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu padapojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, iasangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.
Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut.
Ia membaca tulisan yang berbunyi..
"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.."
tertanda, DR Howard Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa :"Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia"

Sumber: http://artikel-motivasi.blogspot.com/2007/04/segelas-susu.html

Wanita Sebagai Ujian

Dari Usamah bin Zaid, Rosulullah shollallahu’alaihi wasallam bersabda: “Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain daripada godaan wanita.”

Perlu kita ketahui ukhty, fakta yang terjadi memang benar bahwa banyak sekali kerusakan yang telah timbul karena wanita yang tidak mengenali kemuliaan, kehormatan dan kesucian dirinya, sehingga menjadi wanita yang tidak bermartabat bahkan “murahan.”

Banyak kita temui para wanita yang menjajakan harga diri dan kesucian di jalan-jalan tanpa ada perasaan risih dan mereka menanggalkan rasa malunya, Mereka mengumbar nafsu para lelaki, padahal telah kita ketahui bahwa laki-laki itu sangat mudah tergoda (terfitnah) apalagi oleh perempuan yang berpakaian seksi, sehingga banyak timbul kejahatan karenanya, misalnya pemerkosaan, permusuhan, pembunuhan, bahkan sangat mungkin menyebabkan perbuatan syirik, seperti slogan yang ada “cinta ditolak, dukun bertindak.”

Fitnah lain yang mungkin ditimbulkan oleh wanita adalah fitnah harta dan kekuasaan. Wanita banyak yang tertipu dengan indahnya kehidupan dunia, suka bermewah-mewahan dan berfoya-foya. Lalu mereka mempengaruhi suami-suami mereka agar melakukan perbuatan haram untuk memenuhi nafsu dunianya, hingga banyak terjadi pencuriaan, perampokan, dan korupsi, karena laki-laki itu tidak ingin ditinggalkan wanita yang terlanjur dicintainya.

Wahai saudariku, mintalah pertolongan kepada Allah, agar kita tidak menjadi wanita penebar fitnah. Jadilah wanita mulia yang dapat mencetak generasi sholih untuk kejayaan agama islam, dan untuk keselamatanmu di akhirat kelak. Dengan apakah kita melakukannya wahai saudariku? Yaitu dengan mempelajari diinul islam yang haq, sesuai Al-Qur’an, As-Sunnah, dan pemahaman salafussholih, mengenai bagaimana beraqidah, bermanhaj, berakhlak, bermuamalah, berhijab/berpakaian syar’i, dan lain-lain dari seluruh aspek kehidupan kita.

Yang terakhir, perlu kita ketahui bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi muslim & muslimah. Jadi, berdosalah bagi seseorang yang diberi kemampuan namun tidak mau menuntut ilmu. Semoga Alloh Ta’ala memberikan taufik bagi kita. Aamiin.

***

Artikel www.muslimah.or.id

Tuesday 28 September 2010

8 Kaidah Memahami As Sunnah

8 Kaidah Memahami As-Sunnah

Mengkaji Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar setelah mengkaji al-Qur’an adalah salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena seorang muslim tidak bisa melepaskan diri dari Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan sumber hukum kedua dalam agama Islam di samping al-Qur’an.


Dan seseorang tidak akan pernah sampai kepada pemahaman Islam yang benar bila dia mengesampingkan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Sunnah yang shahih adalah wahyu dari Allah seperti halnya al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 3-4)
Untuk anda yang bersemangat dalam menghidupkan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hendaklah anda mengkaji Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengetahui kaidah-kaidah dalam rangka memahaminya, agar semangat yang ada dituntun dengan praktek amalan yang benar berdasarkan kaidah-kaidah yang diterangkan para ulama, karena bias saja terjadi anda mengamalkan hadits shahih yang anda tidak dibebankan untuk mengamalkannya, misalnya anda MENGAMALKAN HADITS YANG MANSUKH (telah dihapus).
Setiap hadits yang diutarakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, itu ada maksudnya. Orang yang serampangan mengamalkan hadits tanpa memahami maksudnya akan terjebak pada kesalahan dalam pengamalan ibadahnya.
Contoh:
Kasus yang dialami oleh ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu ketika turun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar ….” (Al-Baqarah: 187).
Dia (‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu) mengambil dua helai benang: yang satu berwarna putih, dan yang satu lagi berwarna hitam. Kemudian, diletakkannya di bawah bantalnya. Setelah itu, dia mulai melihat (mengamati) kedua benang itu dan tidak tampak sesuatu. Ketika dia memberitahukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang dimaksud dengan dua benang tersebut adalah gelapnya malam dan cerahnya waktu siang.” (HR. Bukhari, II/328 dan Muslim, II/766).
Di antara kaidah-kaidah penting yang sepantasnya dipelajari oleh seorang muslim agar pemahaman dan pengambilannya (untuk diamalkan) terhadap Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat benar, adalah sebagai berikut:
1. Memahami Sunnah dengan Tuntunan Al-Qur’an
As-Sunnah an-Nababiyyah adalah sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an dalam syariat Islam. As-Sunnah menerangkan dan merinci apa yang ada dalam Al-Qur’an. Tidak ada pertentangan antara As-Sunnah dengan Al-Qur’an. Jika terdapat pertentangan, hal itu mungkin terjadi karena haditsnya tidak shahih atau kita sendiri yang tidak bisa memahaminya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan, “Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (An-Nisaa’: 82).
Contoh yang paling jelas bahwa sunnah yang shahih tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, justru yang bertentangan dengan Al-Qur’an adalah hadits-hadits dha’if (lemah) dan maudhu (palsu), yaitu kisah gharaniq (sembahan atau tuhan-tuhan) kaum musyrikin.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Maka apakah patut (hai orang-orang musyrik) menganggap al-Lata dan al-’Uzza dan Manat yang ketiga…” (An-Najm: 19-20). “Mereka itu adalah gharaniq yang tinggi dan sungguh syafaatnya (pertolongannya) sangat diharapkan.”
Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sifatkan dengan ketinggian-Nya yang agung. Kisah yang bathil ini mustahil akan benar karena bertentangan dengan ayat itu sendiri (yang disebutkan). Apakah masuk akal, jika Imam Tauhid dan pembawa bendera agama yang lurus setelah Ibrahim ‘alaihissalam (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) memuji tuhan-tuhan orang-orang musyrik? Maka, jelas hadits ini bathil sebagaimana yang ditegaskan oleh Imam Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah rahimahullah dimana beliau berkata: “Ini (termasuk hadits) yang dipalsukan oleh orang-orang zindiq.” (Nashbul Majaaniiq, hlm. 25).
2. Mengumpulkan Hadits-Hadits yang Satu Tema dan Pembahasan pada Satu Tempat
Imam Ahmad berkata, “Suatu hadits, kalau tidak engkau kumpulkan jalan-jalannya (sanad-sanadnya), engkau tidak akan paham karena sebagian hadits menafsirkan sebagian yang lainnya.” (Al-Jaami’ (I/270).
Merupakan suatu keharusan untuk memahami sunnah dengan pemahaman yang benar, yaitu mengumpulkan hadits-hadits shahih yang satu pembahasan supaya hadits yang mutasyabih (yang memiliki banyak penafsiran) bisa dikembalikan ke yang muhkam (maknanya jelas), yang muthlaq (tidak terikat) di bawa ke yang muqayyad (terikat), dan yang ‘amm (maknanya umum) ditafsirkan oleh yang khashsh (maknanya khusus).
Dengan cara ini, akan jelas maksud hadits tersebut, maka jangan mempertentangkan antara hadits yang satu dengan yang lainnya.
Apabila sanad-sanad suatu hadits yang satu pembahasan tidak dikumpulkan pada suatu tempat, maka itu bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam memahami hadits tersebut. Padahal, orang itu berdalil dengan hadits shahih, akan tetapi dia tidak mengumpulkan hadits yang semisal dengannya sehingga menyebabkan pemahamannya terhadap hadits tersebut tidak sempurna. Bahkan, pemahaman dan gambarannya menyimpang tentang masalah yang dia bahas itu.
Contoh: Hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu ketika melihat alat pertanian, beliau berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah (alat) ini masuk ke rumah suatu kaum, kecuali Allah akan memasukkan padanya kehinaan’.” (HR. Bukhari, Fathul Baari, V/4)).
Zhahir (lahiriah) hadits ini memberikan faedah tentang bencinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap pertanian, padahal kalau seseorang mengumpulkan hadits-hadits yang lain tentang pertanian, maka dia akan mendapatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam justru menganjurkan untuk bertani dan menerangkan tentang bolehnya bertani, seperti sabda beliau berikut:
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman atau menabur benih, lalu burung memakan dari tanaman itu, atau binatang ternak, melainkan yang demikian itu sebagai sedekah (bagi yang menanam).” (HR. Bukhari, Fathul Baari X/438 dan Muslim, VII/4241).
“Jika kiamat telah mendatangi salah seorang di antara kalian dan di tangannya (masih) ada bibit kurma, maka hendaklah dia menanamnya.” (HR Ahmad, III/183, 184).
Dari tiga hadits yang telah disebutkan ini ada satu hadits yang seolah-olah bertentangan, yaitu hadits yang disebutkan pertama. Lalu, bagaimanakah cara para ulama menyatukan antara hadits-hadits yang tampaknya bertentangan ini? Bagaimana pula pemahaman yang benar setelah menyatukan hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah ini (bertani)?
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“Dan Imam Bukhari telah memberikan isyarat dengan cara menjama’ (menyatukan) antara hadits Abu Umamah dan hadits sebelumnya tentang keutamaan bertani dan bercocok tanam, dan itu (dijama’) dengan salah satu dari dua cara, yaitu dengan membawa apa yang bermakna celaan kepada akibat (buruk) dari pertanian, atau dibawa kepada pemahaman jika bertani tidak melalaikannya, akan tetapi dia melampaui batas dalam bertani…” (Fathul Baari, V/5)
Ada hadits yang mendukung pemahaman bahwa maksud larangan tersebut ditujukan apabila seseorang disibukkan dengan bertani dari kewajiban-kewajiban, seperti jihad di jalan Allah, apalagi bagi yang dekat tempatnya dengan musuh-musuh Allah. Hadits tersebut adalah hadits marfu’ dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu:
“Jika kalian berjual-beli dengan (cara) ‘inah (salah satu bentuk riba), kalian dilalaikan oleh ternak kalian, dan kalian suka (disibukkan) dengan bertani sehingga kalian meninggalkan (kewajiban) jihad, niscaya Allah akan menimpakan atas kalian kehinaan yang Dia tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (Hadits shahih riwayat Ahmad, XXII/84 dan Abu Dawud, II/246. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, Syaikh al-Albani, I/15 no. 11).
3. Menyatukan Hadits-Hadits yang Tampak Bertentangan
Pada dasarnya tidak ada pertentangan antara nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. Seandainya terjadi suatu pertentangan, maka itu anggapan kita semata, bukan hakikat dari nash-nash tersebut. Inilah keyakinan seorang mukmin pada hadits-hadits yang dapat dipercaya (hadits-hadits yang shahih atau hasan).
Firman Allah berikut harus selalu menjadi pedoman: “Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (An-Nisaa’: 82).
Contoh hadits-hadits yang tampaknya bertentangan adalah hadits-hadits yang melarang seseorang menghadap ke kiblat ketika buang air besar atau kecil, sementara ada hadits-hadits lain yang membolehkan hal tersebut. Cara jama’ yang dipakai para ulama untuk menyatukan hadits-hadits yang tampak bertentangan tersebut adalah dengan menyatakan bahwa hadits-hadits larangan dimaksudkan bila dilakukan di tempat terbuka, sedangkan hadits-hadits yang membolehkan dimaksudkan bila dilakukan di dalam suatu tempat yang ada pembatasnya (seperti seseorang melakukannya di WC). (Ta-wiil Mukhtalafil Hadiits hlm. 90 dan Nailul Authaar, I/98).
Kitab yang paling bermanfaat (dan bagus) yang bisa dijadikan rujukan untuk mendapatkan mukhtalaful hadits (hadits yang tampaknya bertentangan dengan hadits yang lain tetapi memungkinkan untuk dijamak/disatukan) adalah Musykilul Aatsaar karya Ath-Thahawi dan Ta’wiil Mukhtalaf al-Hadiits karya Ibnu Qutaibah.

4. Mengetahui Nasikh dan Mansukh Suatu Hadits
(Nasakh = Hadits yang Menghapus Hadits yang Lain; Mansukh = Hadits yang Dihapus)
Nasakh (hukum yang lama diganti hukum yang baru) dalam hadits memang terjadi. Seorang muslim yang mengamalkan suatu hadits tanpa mengetahui kalau hadits itu mansukh, berarti dia telah terjatuh ke dalam ilmu yang tidak diperintahkan syara’ untuk mengamalkannya. Sebab, kita tidak diperintahkan untuk mengamalkan hadits-hadits yang mansukh. Sementara nasakh adalah suatu ‘illat (penyebab) dilarangnya beramal dengan satu hadits (yang mansukh, ed.).
Al-Hafizh as-Suyuthi rahimahullah berkata, ” Dan nasakh telah dimasukkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kategori al-’ilal (cacat hadits). Namun, beliau hanya mengkhususkannya dalam masalah pengalamannya saja (bukan status haditsnya).” (Al-Alfiyah, hlm. 22).
Seseorang tidak boleh tergesa-gesa dalam masalah ini sehingga mengatakan hadits ini mansukh, kecuali setelah mengetahui dalil-dalil dan qara-in (tanda-tanda) yang menunjukkan adanya nasakh.
Kitab-kitab yang bisa membantu untuk mengetahui yang mansukh dari hadits-hadits adalah:
- Ittihaaf Dzawiir Rusuukh karya Al-Ju’buri.
- An-Naasikh wal-Mansuukh karya Ibnul Jauzi.
- Al-I’tibaar fin Naasikh wal-Mansuukh minal Akbaar karya Al-Hazimi.
5. Mengetahui Asbabul Wuruud Hadits
Asbabul Wuruud = Sebab-Sebab Diriwayatkanya/Datangnya Suatu Hadits.
Mengetahui asbabul wurud suatu hadits sangat membantu dalam memahami maksud hadits. Termasuk cara yang baik dalam memahami sunnah Nabi adalah meneliti (melihat) sebab-sebab tertentu disabdakannya suatu hadits, atau kaitannya dengan ‘illat (alasan atau sebab) tertentu yang ditegaskan langsung dari nash (teks) hadits itu, atau dari istinbath/kesimpulan (maknanya), atau yang dipahami (langsung) dari kondisi ketika hadits tersebut diucapkan (oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Untuk memahami suatu hadits dengan pemahaman yang benar dan mendalam, tidak boleh tidak, kita harus mengetahui situasi dan kondisi yang menyebabkan hadits itu diucapkan oleh Nabi. Biasanya, hadits datang sebagai penjelas terhadap kejadian-kejadian tertentu dan sebagai terapi terhadap situasi dan kondisi kejadian tersebut. Dengan begitu, maksud dari hadits itu dapat ditentukan dengan jelas dan rinci. Tujuannya tidak lain agar hadits itu tidak menjadi sasaran bagi dangkalnya perkiraan, atau kita mengikuti zhahir (lahiriah dari hadits tersebut) yang tidak dimaksudkan (oleh maknanya). (Kaifa Nata’aamal ma’as-Sunnah [hlm. 125]).
Contoh:
Ada sebuah hadits yang berbunyi (artinya), “Kalian lebih tahu urusan dunia kalian.” (HR Muslim, Kitab Al-Manaaqib, no. 2363).
Sebagian orang menjadikan hadits ini sebagai alasan untuk lari dari hukum-hukum syara’ (agama) yang berkaitan dengan masalah ekonomi, perdata, politik, dan yang semisalnya dengan alasan–seperti anggapan mereka yang salah–bahwa itu adalah urusan duniawi, dan kami lebih mengetahui tentang dunia, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyerahkannya kepada kami.
Apakah betul ini yang dimaksud oleh hadits tersebut? Sama sekali tidak! Karena, di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat hal-hal yang mengatur urusan muamalah: jual-beli, serikat dagang, pegadaian, sewa-menyewa, utang-piutang, dan sebagainya. Bahkan, ayat terpanjang di dalam Al-Qur’an turun untuk membahas aturan penulisan utang-piutang. “Hai, orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dengan benar ….” (Al-Baqarah: 282).
Dengan demikian, hadits tersebut di atas ditafsirkan oleh sebab diucapkannya hadits tersebut, yaitu kisah penyerbukan pohon kurma atas anjuran Rasulullah berdasarkan pendapat beliau yang merupakan dugaan belaka dalam masalah penyerbukan pohon kurma. Setelah itu para sahabat menjalankan saran Nabi tersebut dengan penuh ketaatan, padahal ketika itu mereka tidak melakukan penyerbukan, kemudian Rasulullah saw. bersabda dengan hadits tersebut.
Contoh yang lain:
Hadits: “Barang siapa melakukan sunnah yang baik dalam agama Islam ….” (HR Muslim).
Sebagian orang memahami hadits ini dengan pemahaman yang salah. Sehingga, mereka membuat bid’ah-bid’ah (amal yang diada-adakan dan tidak ada dasarnya) dalam agama dengan beranggapan bahwa mereka sedang mendekatkan diri kepada Allah dan beramal dengan sunnah yang baik, yang masuk dalam kandungan makna hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas.
Akan tetapi, kalau kita merujuk kepada sebab disabdakannya hadits ini, akan kita dapatkan sebabnya, yaitu bahwa Nabi pada suatu hari menyuruh para sahabat untuk bersedekah. Kemudian, datanglah seorang pria dengan membawa bungkusan besar yang kedua tangannya hampir tidak mampu untuk membawanya, lalu ia meletakkannya di tengah masjid. Setelah itu, orang-orang pun ikut berinfaq sampai muka Rasulullah saw. berseri-seri (karena senang), seakan-akan wajah beliau seperti sesuatu yang disepuh dengan emas, lalu beliau mengucapkan hadits tersebut.
Maka dari itu, mengartikan hadits tersebut kepada perbuatan bid’ah jelas-jelas secara meyakinkan bukan yang dimaksud. Bahkan, itu merupakan kesesatan yang nyata. Dan, sebab-sebab disabdakannya hadits tersebut menjadi bukti terkuat akan kesalahan cara pengambilan dalil yang ditempuh oleh mereka.
Ibnu Hamzah ad-Dimasyqi mempunyai kitab berjudul Al-Bayaan wa at-Ta’riif fii Ashaab Wuruud al-Hadiits asy-Syariif yang dicetak dalam tiga jilid. Kitab itu termasuk yang paling lengkap dalam bidang ilmu ini (asbaabul wuruud hadits).
6. Mengetahui Ghariibul Hadiits
(Ghariibul Hadiits = Kata-Kata yang Sulit Dipahami pada Teks Hadits)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling fasih dalam mengucapkan “dhaadd” bahasa Arab dan beliau berbicara kepada para sahabat dengan bahasa Arab yang jelas dan dikenal oleh mereka. Mereka tidak mengalami kesulitan dalam memahami apa yang diinginkan dari lafazh yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena mereka adalah orang Arab asli, yang tidak pernah dimasuki (dipengaruhi) oleh bahasa orang ‘Ajam (orang non-Arab).
Tetapi, dengan berlalunya waktu dan berbaurnya sebagian orang dengan yang lain, baik yang Arab maupun yang ‘Ajam, bahasa yang dipakai sebagian besar orang Arab menjadi lemah. Selain itu, bahasa mereka bercampur dengan bahasa orang ‘Ajam, serta mereka menjadi semakin jauh dari bahasa Arab yang fasih. Sehingga, banyak orang yang menemukan kesulitan dalam memahami hadits-hadits Nabi karena mereka tidak mengetahui arti kata-kata dalam hadits-hadits tersebut.
Oleh sebab itulah, para ulama bangkit menyusun karangan semacam ini, yaitu kitab-kitab ghaariibul hadiits. Mereka menyusun sebuah kitab untuk menerangkan kata-kata yang sulit dipahami dalam suatu hadits beserta penjelasannya. Jika seorang ulama, penuntut ilmu, dan seorang muslim secara umum ingin memahami hadits yang baik, hendaklah dia merujuk kepada kitab-kitab ghariibul hadiits, yang paling penting di antaranya adalah:
- Ghariibul Hadiits karya Al-Harawi.
- Ghariibul Hadiits karya Abu Ishaq al-Harbi.
- Ghariib ash-Shahiihain karya Al-Humaidi.
- An-Nihaayah fii Ghariibil Hadiits karya Ibnul Atsir.
Kitab yang terakhir (An-Nihaayah) adalah kitab terlengkap dan paling bermanfaat daripada kitab-kitab ghariib lainnya.

7. Memahami Sunnah seperti yang Dipahami Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Kaidah ini termasuk yang paling penting supaya seorang muslim berpegang dengan sunnah, seperti berpegangnya salafush shaleh, serta agar selamat dari penambahan dan pengurangan.
Maka, yang paling utama dalam menerangkan As-Sunnah adalah hadits-hadits Nabi sendiri, kemudian perkataan dan perbuatan para sahabat (al-aatsaar as-salafiyah), karena para sahabat telah menyaksikan turunnya Al-Qur’an dan wahyu turun di hadapan mereka. Maka, jika terjadi pemahaman yang salah dari salah seorang mereka terhadap Sunnah Nabi, niscaya Jibril akan turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meluruskan dan mengoreksi pemahaman yang salah itu.
Oleh karena itu, para ulama hadits menggolongkan perkataan seorang sahabat: “Kami berpendapat begini pada zaman Rasulullah,” sebagai perkataan yang memiliki hukum marfu’ (yang bisa disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). Apabila orang-orang berselisih tentang pemahaman suatu hadits, maka pemahaman yang paling utama didahulukan adalah pemahaman sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Contoh:
Hadits tentang menghadap ke kiblat atau membelakanginya ketika buang air besar atau kecil. Ada atsar (perkataan sahabat) dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Sesungguhnya yang demikian itu (buang hajat) terlarang jika di tempat yang terbuka, namun jika di antara kamu dan kiblat ada sesuatu yang menutupi (menghalangi), maka tidak mengapa (hukumnya boleh).” (HR Abu Dawud, Kitab Ath-Thaharah Bab “Karaahiyah Istiqbaali Qiblati ‘inda Qadhaa-il Haajah” [I/3]).
Kitab-kitab yang penyusunnya banyak menukil atsar-atsar salafiyyah (orang-orang shalih terdahulu) dari sahabat dan tabi’in adalah:
- Mushannaf ‘Abdirrazzaq.
- Mushannaf Ibni Abi Syaibah.
- Sunan Sa’id bin Manshur.
- Sunan ad-Darimi.
- As-Sunan al-Kubraa dan As-Sughaa karya Imam Al-Baihaqi.
8. Merujuk Kitab-Kitab Syarah Hadits
Yaitu kitab-kitab yang berisi penjelasan dan keterangan dari matan (teks hadits).
Termasuk hal-hal yang penting dalam memahami hadits-hadits Nabi adalah merujuk kitab-kitab syarah. Sebab, di dalamnya terdapat penjelasan tentang gharib, nasikh-mansukh, fiqhul hadits, dan riwayat-riwayat yang tampaknya bertentangan sehingga seseorang tidak mungkin meninggalkan kitab-kitab seperti ini.
Para ulama hadits telah meninggalkan kitab-kitab syarah untuk kita yang menjelaskan hadits-hadits Nabi saw. Para ulama adalah penerjemah hadits-hadits Nabi untuk seluruh umat. Setiap seorang ulama yang lebih dahulu (lebih dekat masa hidupnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka penjelasannya akan lebih dekat kepada kebenaran dan lebih layak untuk diterima, biasanya.
Kitab syarah yang paling utama didahulukan setelah memperhatikan yang lebih dahulu zaman penyusunnya adalah kitab yang penyusunnya memiliki perhatian terhadap dalil-dalil dengan menerangkan makhaarijul ahaadiits (jalan periwayatan hadits) yang bermacam-macam, serta menerangkan shahih dan dha’ifnya dalil tersebut.
Demikian pula harus didahulukan kitab yang penyusunnya paling jauh dari fanatik madzhab, yangmana suatu hadits bisa saja dipalingkan olehnya dari makna yang sesungguhnya yang diinginkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa disertai dalil yang rajih (kuat).
Di antara contoh kitab syarah hadits yang sesuai dengan pemahaman para sahabat dan mu’tamad (yang bisa dipertanggungjawabkan) yaitu sebagai berikut.
- Syarhus Sunnah karya Imam Al-Baghawi.
- Fathul Baari karya Ibnu Rajab al-Hanbali.
- Fathul Baari Syarh Shahih al-Bukhari karya Ibnu Hajar al-Asqalani.
—————–
Sumber: Diringkas dari 8 Kaidah Memahami Sunnah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i; judul asli: Dhawaabith Muhimmah li Husni Fahmis Sunnah, Dr. Anis bin Ahmad bin Thahir, Dosen Pasca Sarjana Fakultas Hadits, Universitas Islam Madinah).

Sumber: Indahnya Sunnah

Menjaga Lidah (Hikam)

Hikam:
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (Al-Qur`an: Al-Ahzab ayat 70)

Rasulullah bersabda: "Siapa yang beriman Kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." ( Hadist riwayat Bukhari dan Muslim )

Kualitas seseorang bisa terlihat dari kemampuan menjaga lidahnya. Sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang sanggup mengatakan kebenaran dan ketika Rasulullah ditanya akhlaknya beliau menjawab akhlak beliau adalah Al-Quran. Rasul termasuk orang yang jarang berbicara tetapi sekali berbicara bisa dipastikan kebenarannya.

Puasa dibulan romadhan bukan hanya puasa perut tapi juga puasa lidah. Orang yang berkualitas tinggi dalam berbicara yaitu, syarat dengan hikmah, ide, gagasan solusi, ilmu dan dzikir. Jadi manfaatnya bisa dirasakan oleh dirinya dan orang yang di ajak berbicara.

Orang yang biasa-biasa saja dalam berbicara, dia sibuk menceritakan peristiwa-peristiwa. kita tidak dilarang menceritakan peristiwa-peristiwa tapi harus ada manfaatnya.

Orang yang rendahan dalam berbicara selalu mengeluh, mencela dan menghina. Orang yang dangkal dalam berbicara, orang tersebut sibuk menyebutkan tentang dirinya dan juga jasanya. Air gelas yang kosong maunya di isi terus, orang yang kosong dari harga diri maunya di hargai.

Menceritakan keburukan orang lain atau juga disebut ghibah merupakan dosa besar dan tidak diampuni, sebelum di halalkan atau di maafkan oleh orang yang dibicarakan. Dan bila orang yang dibicarakan sudah meninggal maka kita harus taubat dan tidak mengulanginya lagi dan do`akan kebaikan buat orang
tersebut dan juga bicarakan tentang kebaikannya.

Kita tidak bisa memaksakan orang lain sesuai dengan keinginan kita, tapi kita bisa memaksakan diri kita untuk melakukan yang terbaik dan menyikapi sikap orang lain. Kita jangan menghina, merendahkan dan meremehkan orang yang suka berbicara tidak baik kepada kita.

Mudah-mudahan kita memiliki ketrampilan yang lebih tinggi lagi untuk menjaga lisan kita, makin banyak bicara, makin banyak peluang untuk tegelincir lidah kita dan akan menjadi dosa, juga kehormatan kita akan runtuh.


Sumber: http://www.facebook.com/?page=1&sk=messages&tid=1280101782347

APA KATA NON-MUSLIM TENTANG NABI MUHAMMAD Shallallahu 'Alaihi Wasallam

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi…
(QS 33 al-Ahzab:40)

Ya Allah, curahkan shalawat atas junjungan kami Muhammad dan keluaganya.

Berikut ini adalah kumpulan cuplikan pendek dari berbagai tokoh terkemuka non-Muslim dari kalangan sarjana, penulis, filosof, penyair, politisi, dan aktifis di dunia Timur dan Barat. Perlu diketahui bahwa, tak seorang pun di antara mereka yang kemudian menjadi Muslim. Karena itu, kalimat-kalimat yang dicuplik di bawah ini merefleksikan pandangan pribadi mereka atas berbagai aspek kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.

Michael H. Hart (1932- )
Profesor astronomi, fisika dan sejarah sains
“Pilihan saya menempatkan Muhammad di urutan teratas dalam daftar orang-orang yang paling berpengaruh di dunia boleh jadi mengejutkan para pembaca dan dipertanyakan oleh banyak orang, tetapi dia (Muhammad) adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil dalam dua tataran sekaligus, agama (ukhrawi) dan sekular (duniawi).”
[The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, New York, 1978, h. 33]

William Montgomery Watt (1909- )
Profesor (Emeritus) Studi Bahasa Arab dan Islam di University of Edinburgh
“Kerelaannya dalam mengalami penganiayaan demi keyakinannya, ketinggian akhlak orang-orang yang mempercayainya dan menghormatinya sebagai pemimpin, dan kegemilangan prestasi puncaknya —semua itu membuktikan ketulusan hatinya yang sempurna. Tetapi kenyataannya, tak seorang tokoh besar pun dalam sejarah yang sangat kurang dihargai di dunia Barat seperti Muhammad. Menganggap Muhammad sebagai seorang penipu akan menimbulkan lebih banyak masalah ketimbang memecahkannya.”
[Mohammad At Mecca, Oxford, 1953, h. 52]

Alphonse de Lamartine (1790-1869)
Penyair dan negarawan Prancis
“Filosof, orator, utusan Tuhan, pembuat undang-undang, pejuang, penakluk pikiran, pembaru dogma-dogma rasional dan penyembahan kepada Tuhan yang tak terperikan; pendiri dua puluh kerajaan bumi dan satu kerajaan langit, dialah Muhammad. Berkaitan dengan semua norma yang menjadi tolak ukur kemuliaan manusia, kita boleh bertanya, adakah manusia yang lebih besar daripada dia?”
[Histoire De La Turquie, Paris, 1854, vol. II, h. 276-277]

Reverend Bosworth Smith (1794-1884)
Mantan pengawas Trinity College, Oxford
“… Dia Caesar sekaligus Paus; tetapi dia adalah Paus tanpa pangkat Paus dan Caesar tanpa pasukan Caesar. Tanpa tentara tetap, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pendapatan tetap, jika pernah ada manusia yang memiliki hak untuk mengatakan bahwa dia diperintah oleh Tuhan Yang Maha Benar, dialah Muhammad; karena dia memiliki semua kekuasaan tanpa peralatan dan pendukung untuk itu.”
[Mohammed and Mohammedanism, London, 1874, p. 235]

Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948)
Pemikir, negarawan, dan pemimpin nasionalis India
“…. Saya semakin yakin bahwa bukanlah pedang yang menaklukkan sebuah daerah bagi Islam untuk hidup pada zaman itu. Kesederhanaan yang teguh, nabi yang sama sekali tidak menonjolkan-diri, kesetiaannya yang luar biasa kepada janjinya, kasih sayangnya yang amat besar kepada para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, kepercayaannya yang mutlak kepada Tuhan dan kepada misinya; inilah, dan bukan pedang, yang mengantarkan segala sesuatu di hadapan mereka dan mengatasi setiap masalah.”
[Young India (majalah), 1928, Volume X]

Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan Inggris terbesar di zamannya
“Kesuksesan kehidupan Muhammad yang luar biasa disebabkan semata-mata oleh kekuatan akhlak tanpa pukulan pedang.”
[History Of The Saracen Empire, London, 1870]
John William Draper (1811-1882)
Ilmuwan, filosof, dan sejarawan Amerika
“Empat tahun setelah runtuhnya kekaisaran Roma Timur (Kaisar Justin), pada 569 Masehi, di kota Makkah, di jazirah Arab, lahirlah manusia yang di antara seluruh manusia telah memberikan pengaruh amat besar bagi umat manusia… Muhammad.”
[A History of the Intellectual Development of Europe, London, 1875, vol.1, h. 329-330]

David George Hogarth (1862-1927)
Ahli arkeologi Inggris, penulis, dan pengurus Museum Ashmolean, Oxford
“Tindak-tanduk kesehariannya, yang serius ataupun yang sepele, menjadi hukum yang ditaati dan ditiru secara sadar oleh jutaan orang masa kini. Tak seorang pun diperhatikan oleh golongan umat manusia mana pun seperti Manusia Sempurna ini yang diteladani secara saksama. Tingkah laku pendiri agama Kristen tidak begitu mempengaruhi kehidupan para pengikut-Nya. Selain itu, tak ada Pendiri suatu agama yang dikucilkan tetapi memperoleh kedudukan mulia seperti Rasul Islam.
[Arabia, Oxford, 1922, h. 52]

Washington Irving (1783-1859)
Terkenal sebagai “sastrawan Amerika pertama”
“Dia makan secara sederhana dan bebas dari minuman keras, serta sangat gemar berpuasa. Dia tidak menuruti nafsu bermewah-mewah dalam berpakaian, tidak pula ia menuruti pikiran yang sempit; kesederhaannya dalam berpakaian dilatarbelakangi oleh sikapnya yang tidak mempedulikan perbedaan dalam hal-hal yang sepele…. Dalam urusan pribadinya dia bersikap adil. Dia memperlakukan kawan dan orang asing, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka dengan kebaikan hati dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka…. Keberhasilan militernya bukanlah kemenangan yang sia-sia dan sekali-kali tidak membuatnya merasa bangga, karena tujuan semuanya itu bukan untuk kepentingan pribadinya. Ketika dia memiliki kekuasaan yang amat besar, ia tetap sederhana dalam sikap dan penampilannya, sama seperti ketika dia dalam keadaan sengsara. Sangat berbeda dengan seorang raja, dia tidak suka jika, ketika memasuki ruangan, orang menunjukkan penghormatan yang berlebihan kepadanya.”
[Life of Mahomet, London, 1889, h. 192-3, 199]

Annie Besant (1847-1933)
Teosof Inggris dan pemimpin nasionalis India, Presiden Kongres Nasional India pada 1917
“Siapa pun yang mempelajari kehidupan dan sifat Nabi besar dari jazirah Arabia ini, siapa pun yang mengetahui bagaimana ia mengajar dan bagaimana ia hidup, pasti memberikan rasa hormat kepada Nabi agung itu, salah seorang utusan Tuhan yang luar biasa. Dan meskipun dalam uraian saya kepada Anda akan tersebut banyak hal yang barangkali sudah biasa bagi kebanyakan orang, akan tetapi setiap kali saya membaca-ulang tentang dia, saya sendiri merasakan lagi kekaguman yang baru, menimbulkan lagi rasa hormat yang baru kepada guru bangsa Arab yang agung itu.”
[The Life and Teachings of Muhammad, Madras, 1932, h. 4]

Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan besar Inggris di zamannya
“Memorinya (yakni, Muhammad) sangat besar dan kuat, sikapnya sederhana dan ramah, imajinasinya agung, keputusannya jelas, cepat, dan tegas. Dia memiliki keberanian berpikir maupun bertindak.”
[History of the Decline and Fall of the Roman Empire, London, 1838, vol.5, h.335]

www.riyaadhuljannah.com

Marah Itu Nyala Api

Marah itu sebenarnya adalah nyala api yang bersumber dari api Allah yang menyala berkobar-kobar serta menjulang tinggi sampai naik ke hulu hati. Marah adalah semacam bara api yang berada di dalam lubuk jantung, bagaikan sekamnya suatu bara api di bawah abu. Marah itu ditimbulkan oleh siafat kesombongan yang terpendam dalam kalbu setiap orang yang curang dan durhaka sebagaimana memancarnya api dari batu yang dipukulkan pada besi.



Para ahli yang mengetahui cahaya kebenaran dan keyakinan mengatakan bahwa manusia itu adakalanya dapat tertarik urat sarafnya oleh tipu daya syaitan yang terlaknat. Oleh karena itu, barangsiapa yang dapat dipengaruhi oleh api kemarahan, maka berarti amat eratlah hubungannya dengan syaitan, sebagaimana firman-Nya, “Engkau (ya Tuhan) menjadikan saya (syaitan) dari api dan menjadikan ia (Adam) dari tanah” (Al-A’raf ayat 12).



Perhatikan baik-baik, bukanlah sifat dan watak tanah itu berdiam diri dan tenang, sedangkan sifat dan watak api itu adalah menyala-nyala, menyerang bergerak dan bergejolak. Buah yang ditimbulkan oleh kamarahan adalah kedendaman dan kedengkian. Dengan memperturutkan kedua sifat keburukan ini, maka akan binasalah siapa yang ingin binasa dan bejatlah akhlaknya siapa yang ingin bejat. Yang meluap-luapkan kedendaman dan kedengkian itu adalah sebuah darah beku yang ada di dalam tubuh setiap manusia. Jika sekepal darah ini baik, maka baik pulalah seluruh tubuh dan jika rusak maka rusaklah seluruh tubuh itu. Sekepal darah itu adalah hati sanubari kita sendiri.



Apabila dendam dan dengki itu nyata-nyata merupakan suatu pendorong dan pembimbing manusia ke arah hal-hal yang menyebabkan kesengsaraan dan kecelakaan, maka alangkah pentingnya jika setiap manusia itu mengetahui bahaya-bahaya dan celanya, sehingga ia akan dapat berhati-hati dan menghindarkan diri dari kelakuan tersebut. Ia harus dikikis habis dan dikeluarkan jauh-jauh dari kalbu, jika sewaktu-waktu datang menjelma.



Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Perhatikanlah ketika timbul dalam hati orang-orang yang tidak beriman itu perasaan kebencian (kesombongan) masa jahiliyah. Kemudian Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada Rosul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman” (Al-Fath ayat 26).



Ayat ini, Allah mencela perbuatan orang-orang kafir yang tidak beriman karena mereka menampakkan kesombongan yang tidak lain kecuali yang ditimbulkan oleh hati yang penuh kemarahan untuk membela kebathilan. Sementara itu, Allah memuji kepada kaum yang beriman dengan karunia sifat ketenangan yang dilimpahkan kepada mereka.





Ada suatu riwayat bahwa pada suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian berkata, “Ya Rosulullah,berilah saya perintah untuk mengerjakan suatu amalan yang baik, namun saya harap yang sedikit saja”. Beliau menjawab, “Jangan marah” (HR Bukhari).



Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apakah yang kamu anggap sebagai orang yang kuat bergulat?”. Para sahabat menjawab, “Yaitu yang tidak dikalahkan oleh orang lain dalam pergulatannya”. Beliau kemudian bersabda lagi, “Bukan itu, yang disebut orang yang kuat bergulat adalah orang yang dapat menahan hatinya di waktu marah” (HR Bukhari dan Muslim).



Hasan berkata, “Sebagian dari tanda-tandanya seorang muslim adalah kuat dalam memegang agama, keras hati tetapi dengan disertai lemah lembut, beriman dengan menggunakan keyakinan, berpengetahuan disertai penuh kesabaran, berfikiran panjang disertai rasa kasih sayang, memberikan mana-mana yang menjadi haknya orang dan mengikuti jalan yang benar, berlaku sedang sekalipun kaya, menunjukkan kebaikan sekalipun dalam waktu kekurangan (miskin), berbuat baik selagi masih bisa melakukan, menanggung segala penderitaan dengan berusaha menghilangkannya, selalu sabar dalam keadaan yang menyulitkan, tidak dikalahkan oleh kemarahan, tidak dipengaruhi sehingga membabi buta oleh kesombongan atau membela diri yang tidak benar, tidak dapat ditundukkan oleh kesyahwatan, tidak tampak sifatnya yang hanya ingin menggendutkan perut, tidak lalai oleh sifat ketamakan, tidak dangkal cita-citanya. Ia senang menolong orang yang teraniaya, belas kasihan kepada orang yang lemah, tidak kikir tapi tidak juga boros, tidak berlebih-lebihan tapi tidak keterlaluan menggenggam hartanya. Ia senang mengampuni jika didzalimi, suka memaafkan orang yang bodoh yang menyakiti dirinya. Dirinya tabah menderita asalkan orang banyak dapat bahagia dan berkecukupan dengan kelakukan yang demikian itu”.



Semoga pencerahan pagi ini bermanfaat.....amiin (MM 28092010)

Sumber: http://www.facebook.com/notes/suprih-koesoemo/marah/144750632234502

Friday 24 September 2010

Aku Ingin Dicintai Karena Allah

Jika kau mencintaiku karena kecantikanku

Menyejukkan setiap mata yang memandangnya

Kemudian aku bertanya

Saat kecantikan itu memudar ditempuh usia

Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?



Jika kau mencintaiku karena sifatku yang ceria

Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu

Kemudian aku bertanya

Bila keceriaan itu kelam dirundung duka

Seberapa muram cintamu kan ada?



Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku

Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu

Kemudian aku bertanya

Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka

Seberapa mampu cintamu memendam praduga?



Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku

Membuatmu yakin pada putusanku

Kemudian aku bertanya

Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua

Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?



Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki

Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku

Kemudian aku bertanya

Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak

Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?



Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku

Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu

Kemudian aku bertanya

Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai

Seberapa kuat cintamu bertahan?



Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan

Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam

Kemudian aku bertanya

Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat

Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?



Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku

Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku

Kemudian aku bertanya

Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku

Seberapa besar cinta mampu memaafkan?



Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku

Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya

Kemudian aku bertanya

Kala iman itu jatuh menurun

Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?



Jika kau mencintaiku karena

Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat

Kemudian aku bertanya

Pun hati ini tergoncang

Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?




Andai sejuta alasan tak cukup

Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku

Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini....



Aku ingin kau cintai karena Allah..



Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga

Maka cintaku kan tetap utuh dan setia

Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu

Karena cintaku berpulang pada-Nya..


*untuk dia yang ku ingin dia mencintaiku, kata yang ingin kuucap, kupegang dan kupertahankan.. setelah walimatul ursy’..*

Bismillahirrahmaanirrahiim.Aku ingin dicintai karena Allah.. suamiku..


Sumber: http://www.facebook.com/notes/perempuan-bersayap-pelangi/sayangjawab-donk-/154222754599219

Kalau Anda Digoda Wanita, Inilah Solusinya.!!

Dari Usamah bin Zaid diriwayatkan bahwa ia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda:“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi kaum lelaki daripada wanita.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Said Al-Khudri diriwayatkan bahwa ia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda:“Sesungguhnya dunia ini indah dan manis, dan sesungguhnya Allah telah menjadikan kamu sekalian sebagai khalifah lalu melihat apa yang akan kalian perbuat. Maka waspadailah dunia dan wanita. Sesungguhnya godaan dan bencana pertama yang menimpa Bani Israil adalah wanita.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)



Dari Asy’ats bin Sulaim diriwayatkan bahwa ia berkata: “Aku pernah mendengar Raja bin Haiwah meriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal bahwa beliau berkata: “Kalian semua telah diuji dengan cobaan yang berat, namun kalian tetap bersabar. Namun kalian nanti akan diuji dengan godaan yang menyenangkan. Dan godaan yang paling aku takutkan atas diri kalian adalah godaan wanita apabila mengenakan gelang-gelang emas, memakai pakaian dari Syam (sejenis kain sari) dan jubah dari Yaman. Meeka (wanita-wanita itu membebani suaminya yang fakir dengan sesuatu yang dia tidak mampu membelinya.(Shifatush Shafwah I:497)



Dari Ali bin Zaid bin Said bin MUsayyib diriwayatkan bahwa ia berkata : “Setiap kali syetan putus asa menghadapi manusia, ia pasti menggunakan godaan wanita. ” Said mengatakan kepada kami ucapannya itu ketika ia berumur delapan puluh empat tahun; salah satu matanya sudah buta, sementara yang lainnya rabun malam. Beliau juga berkata: “Tidak ada yang lebih aku khawatirkan daripada wanita.” (Shifatush Shafwah II : 80)



Abbas AD-Duuri menyatakan: “Sebagian sahabat kami ada yang menuturkan: “Konon Sufyan Ats-Tsauri seringkali menyenandungkan dua bait syair berikut ini :Kelezatan-kelezatan yang didapati seseorang dari yang haram, toh akan hilang juga, yang tinggal hanyalah aib dan kehinaan,Segala kejahatan akan meninggalkan bekas-bekas buruk, sungguh tak ada kebaikan dalam kelezatan yang berakhir dengan siksaan dalam neraka!” (“RAudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaaqin” karya Ibnul Qayyim Al-Jauzi hal.230)



Muhammad bin Ishaaq menyatakan : “As-Sirri bin Dinaar pernah lewat di sebuah jalan di kota Mesir. Disana tinggal seorang wanita cantik yang amat menggoda karena kecantikannya. Karena tahu dirinya menarik, sang wanita berkata: “Aku akan menggoda lelaki ini. ” Maka wanita itupun masuk ke tempat lelaki itu dari pintunya. Wanita itu membuka wajahnya dan memperlihatkan dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau bertanya: “Ada apa denganmu?” Wanita itu berkata; “Maukah anda merasakan kasur yang empuk dan kehidupan yang nikmat?” Beliau menghadap wanita itu sambil melantunkan syair:Berapa banyak pecandu kemaksiatan yang mereguk kenikmatan dari wanita-wanita itu, namun akhirnya ia mati meninggalkan mereka untuk merasakan siksa yang nyata,Mereka menikmati kemaksiatan yang hanya sesaat, untuk merasakan bekas-bekasnya yang tak kunjung sirna.Wahai kejahatan, sesungguhnya Allah melihat dan mendengar hamba-Nya, dengan kehendak Dia pulalah kemaksiatan itu tertutupi juga.” (Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaaqin, karya Ibnul Qayyim hal.339)



Abul Faraj dan yang lainnya menceritakan, bahwa ada seorang wanita cantik tinggal di Makkah.

Ia sudah bersuami. Suatu hari ia bercermin dan menatap wajahnya sambil bertanya kepada suaminya:

“Apakah menurutmu ada seorang lelaki yang melihat wajah dan tidak akan tergoda?”

Sang suami menjawab:”Ada!”

Si istri bertanya lagi: “Siapa dia?”

Suaminya menjawab: “Ubaid bin Umeir.”

Si istri menjawab: “Ijinkan aku untuk menggodanya.”

Silakan, aku telah mengijinkanmu,” jawabnya.

Abul Faraj menuturkan:

“Maka wanita itu mendatangi Ubaid seperti layaknya orang yang meminta fatwa.

Beliau membawanya ke ujung masjid Al-Haram dan menyingkapkan wajahnya yang bagaikan kilauan cahaya rembulan.

Maka Ubeid berkata kepadanya; “Wahai hamba Allah, tutuplah wajahmu.”

Si wanita menjawab: “Aku sudah tergoda denganmu. “

Beliau menanggapi; “Baik.

Saya akan bertanya kepadamu tentang satu hal, apabila engkau menjawabnya dengan jujur, aku akan perhatikan keinginanmu.”

Si wanita berkata: “Saya akan jawab setiap pertanyaanmu dengan jujur.”

Beliau bertanya: “Seandainya sekarang ini malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, apakah engkau ingin aku memenuhi keinginanmu?”

Si wanita menjawab: “Tentu Tidak.”

Beliau berkata:”bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”

Beliau bertanya lagi: “Seandainya engkau telah masuk kubur dan bersiap-bersiap untuk ditanya, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?”

Si wanita menjawab: “Tentu tidak.”

Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”

Beliau bertanya lagi: “Apabila manusia sedang menerima catatan amal perbuatan mereka, lalu engkau tidak mengetahui apakah akan menerimanya dengan tangan kanan atau dengan tangan kiri, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?”

Si wanita menjawab: “Tentu tidak.”

Beliau berkata:”Bagus, engkau telah menjawab dengan jujur.”

Beliau bertanya lagi: “Apabila engkau sedang akan melewati Ash-Shirat (jembatan yan gterhampar di atas neraka dan ujungnya adalah surga -ed-), sementara engkau tidak mengetahui apakah akan selamat atau tidak, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?”

Si wanita menjawab:”Tentu tidak.”

Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawab dengan jujur.”

Beliau bertanya lagi: “Apabila telah didatangkan neraca keadilan, sementara engkau tidak mengetahui apakah timbangan amal perbuatanmu akan ringan atau berat, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?”

Si wanita menjawab: “Tentu tidak.”

Beliau berkata:”Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”

Beliau bertanya lagi: “Apabila engkau sedang berdiri di hadapan Allah untuk ditanya, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?”

Si wanita menjawab:”Tentu tidak.”

Beliau berkata: “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur.”

Beliau lalu berkata: “Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah telah memberi karunia-Nya kepadamu dan telah berbuat baik kepadamu. “

Ibnul Faraj berkata: “

Maka wanita itupun pulang ke rumahnya menemui suaminya.

Si suami bertanya: “Apa yang telah engkau perbuat?”

Si istri menjawab: “Sungguh engkau ini pengangguran (kurang ibadah) dan kita ini semuanya pengangguran. ”

Setelah itu si istri giat sekali melaksanakan shalat, shaum dan ibadah-ibadah lain.

Konon si suami sampai berkata: “Apa yang terjadi antara aku dengan Ubeid? Ia telah merubah istriku.

Dahulu setiap malam bagi kami bagaikan malam pengantin, sekarang ia telah berubah menjadi (Ahli Ibadah)???”

(Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaaqin, karya Ibnul Qayyim Al-Jauzi hal.340)



Sumber : Aina Nahnu Min Akhlaaqis Salaf, Abdul Azis bin Nashir Al-Jalil Baha’uddien ‘Aqiel, Edisi Indonesia “Panduan Akhlak Salaf” alih

Sumber: http://www.facebook.com/notes/pondok-nurani/kalau-anda-digoda-wanita-inilah-solusinya/154776297877491

Saudariku, Jadilah Engkau BIDADARI..!

Masihkah kau mau menjadi bidadari syurga Allah … ya ukhti?

Pertanyaan itu seolah semakin lama semakin menggema di ruang hati dan memenuhi seisi jiwa…



Wahai diri…Tahukah kau seperti apa sosok bidadari itu?

Di saat wanita bumi asyik dan sibuk mempercantik diri atau memperindah bentuk tubuh..

Mereka hamburkan uang demi satu kalimat yaitu “katakanlah bahwa wajahku cantik”

Sedangkan Bidadari..

Lebih menyibukkan mempercantik iman dalam hati…dan memperindah akhlak layaknya muslimah sejati..



Di saat wanita bumi sibuk mencari cela dan saling membicarakannya…

Bidadari akan lebih sibuk mencari celanya sendiri dan memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki…

Di saat wanita bumi lebih mudah menangis karena patah hati dengan pacarnya…

Bidadari akan menangis ketika gejolak hatinya dicemburui Allah…

Di saat wanita bumi sering mengeluh ketika menghadapi masalah..

Bidadari akan kuat tetapi seiring dengan kepasrahan diri pada Allah..



Di saat wanita bumi hanya meratapi kekurangan diri..

Bidadari tak akan diam..

dia bergerak agar kekurangan yang dimilikinya tak mematikan kesempurnaan dirinya yang lain…

Dia akan terus bergerak..bergerak…

bahkan mampu melebihi orang yang punya kelebihan di atas darinya…

Di saat wanita bumi banyak menangis untuk kesia-siaan…

Bidadari bumi akan banyak menghabiskan airmatanya kepada Rabb-nya…

hingga kelak airmata itu dijadikan Allah sebuah telaga di syurga…

Dan di saat wanita bumi memilih jalan pintas untuk memenuhi hajat diri..

Bidadari bumi akan sabar menanti dalam keta’atan dan mengisinya dengan berbenah diri…

Wahai ukhti…

hanya kekuatan diri dan mereka yang bersabar dalam keta’atan yang akan sanggup melewati ini dan menjadi bidadari…

Dan ukhti…masihkah kau mau menjadi bidadari Allah di muka bumi?



Salam Lembut Bidadari

PONDOK NURANI

Sumber: http://www.facebook.com/notes/pondok-nurani/saudariku-jadilah-engkau-bidadari/154733667881754

Wednesday 22 September 2010

GOLONGAN WANITA PENGHUNI SURGA & NERAKA

Abdullah bin Mas`ud mendengar sabda Rasulullah yang artinya :

Wanita mana saja yang mau diajak suaminya ke tempata tidur, lalu menunda nunda hingga suaminya tertidur maka ia dilaknat Allah"

"Wanita mana pun yang cemberut dihadapan suaminya maka dia dimurkai Allah sampai ia tersenyum kepada suaminya, dan meminta keridhaannya"

"Siapa saja wanita yang durhaka dihadapan suaminya melainkan ia berdiri dari kuburnya, mukanya menjadi hitam, dan wanita yang keluar rumahnya tanpa izin suaminta, maka ia dilaknat malaikat hingga ia kembali "

"Seorang istri yang keluar rumah tanpa seizin suaminya akan dilaknat segala sesuatu yang terkena sinar matahari hingga ikan-ikan yang ada di laut "

"Siapakah manusia yang lebih besar haknya dari istri.?

Rasulullah SAW bersabda :

"Suaminya" Aku bertanya lagi "Dan siapakah yang lebih besar haknya bagi seorang lelaki.?

Rasulullah SAW bersabda :

"Tiga golongan manusia yang Allah tidak mau menerima shalatnya dan amal kebaikannya tidak di naikan ke langit, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali, wanita yang dimurkai suaminya hingga suaminya ridha, dan pemabuk hingga ia sadar"

"Jika seorang istri berkata kepada suaminya," Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikanmu`, maka amalnya benar-benar terhapus"

Maksud dari hadist diatas adalah, jika seorang istri mengingkari suaminya, maka sebagai balasannya Allah akan melenyapkan segala amal kebaikannya serta merusak segala amal kebajikannya.

Lebih dari itu, pahala Allah terhalang oleh ucapan buruk sang istri itu tentangsuaminya, kecuali ia kembali mengakui segala kebaikan suaminya. Kalau memang ucapan sang istri itu benar, maka istri tidak boleh dicela sebagaimana ucapan budak kepada tuannya.

Begitulah menurut, Al-Zizi. Hadist tersebut di riwayatkan oleh Ibnu adiy dan Ibnu Asakir dari Aisiyah ra. Thalhah bin Ubaidillah ra. mendengar Rasulullah SAW bersbda :

"Wanita yang berkata kepada suaminya, "Aku tidak melihat kebaikanmu sama sekali, melainkam Allah Swt. memutuskan-rahmatnya kepadanya pada hari kiamat "

Rasulullah SAW bersabda :

"wanita yang meminta suaminya untuk menalak tanpa ada alasan yang mendesak, maka haram baginya bau surga, (HR. Ibnu Hibban, dan Al-Hakim dari Thazauban budak Rasulullah SAW )

Ibnu Ruslan berkata Maksud dari kalimat `alasan yang mendesak`diatas adalah, jika wanita itu takut tidak dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum Allah yang berhubungan dengan kewajibannya, seperti pergaulan yang baik karena istri itu benci kepada suaminya atau suami menyakitinya, sedangkan maksud dari `wanita itu terhalang`adalah, tidak dapat memperoleh harumnya bau surga, jika wanita itu benar-benar sengsara karena benci kepada suaminya, lantaran ia tidak pernah mengurusnya, maka tidak haram bagi seorang istri untuk meminta cerai.

Abu Bakar As-shiddiq ra. mendengar Rasulullah SAW bersabda :

"Apa bila seorang wanita berkata kepada suaminya, "ceraikanlah aku ! "maka ia datang pada hari kiamat dimana mukanya tidak berdaging,lidahnya keluar dari kuduknya, dan terjungkir di kerak jahanam, sekali pun siangnya dia berpuasa dan malam harinya bangun salat selamanya.

Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya Allah tidak mau memandang wanita (istri) yang tidak mau bersyukur kepada suaminya,

"Rasulullah SAW. juga bersabda :

"Sesungguhnya Allah tidak mau memandang wanita (istri) yang tidak mau bersyukur kepada suaminya,padahal dia masih membutuhkannya," Abu Hurairah ra.pernah mendengar Rasulullah SAW.bersbda :

"Andai kata seorang wanita itu mempunyai harta kekayaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman bin Dawud a.s. dan suminya memakan harta itu,lalu bertanya kepada suaminaya,di mana hartaku ?

Allah pasti melebur amal wanita itu empat puluh tahun. "Usman bin Affan ra. mendengar

Rasulullah SAW bersabda :

"Andai kata wanita itu memiliki dunia seisinya dan membelanjakan semua hartanya untuk suaminya,kemudian ia mengungkit ungkit suaminya sesudah waktu lama,maka Allah melebur amalnya dan ia di halau bersama Qarun."

Rasulullah SAW bersabda :

‘Perkara pertama kali di nyatakan kepada wanita pada hari kiamat adalah salat dan suaminya,"


Rasulullah SAW bersabda :

"Perkara pertama kali di hisab (dihitung) pada hari kiamat bagi lelaki adalah salatnya, kemudian istrinya,dan budak yang di miliki, jika ia mempergauli mereka dengan baik dan berbuat baik kepada mereka, maka Allah berbuat baik kepadanya,dan yang pertama kali teliti bagi wanita adalah salatnya, kemudian hak suaminya."


Rasulullah SAW bersabda :

"Bagaimana sikap kamu terhadap suamimu?"

Jawabnya, `saya tidak mempersempit dan tidak sembrono dalam mengabdi kepadanya, keuali jika saya tidak mampu melakukannya.`


Rasulullah SAW bersabda :

"Bagaimana sikapmu kepadanya, ingatlah! dia itu adalah surga dan nerakamu "

Rasulullah SAW bersabda :

"Ada empat golongan wanita berada di surga dan empat lainnya di neraka.
Beliau lalu menyebutkan empat wanita yang masuk surga ;



*
Pertama, wanita yang mampu menjaga diri,taat kepada Allah dan suaminya,serta wanita yang banyak anaknya.



*
Kedua, wanita sabar dan menerima pemberian itu sedikit.



*
Ketiga, wanita yang mempunyai rasa malu ,jika suaminya meninggalkannya pergi dia memelihara diri dan hartanya.Jika suaminya berada dirumah ia dapat mengekang lisannya (untuk tidak menyakiti suaminya).



*
Keempat, Wanita yang di tinggal mati suaminya beserta anak-anaknya yang masih kecil.


Lalu ia mengekang dirinya demi kepentingan untuk memelihara,mendidik dan berbuat baik kepada mereka.




Serta ia tidak mau kawin lagi karena takut menyia nyiakan anak-anaknya.
Kemudian Nabi melanjutkan sabdanya :


"Adapun empat wanita yang berada di neraka adalah :



*
Pertama, wanita yang jelek lisannya (ucapannya) terhadap suaminya, jika suaminya pergi ia tidak mau menjaga diri,dan jika suaminya berada di rumah ia menyakiti suami dengan ucapannya.



*
Kedua, wanita yang membebani atau menuntut suaminya dimana suaminya tidak mampu untuk melakukannya.



*
Ketiga, Wanita yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain dan keluar dari rumahnya dengan dandanan yang menyolok.



*
Keempat, Wanita yang sama sekali tidak mempunyai cita-cita kecuali hanya makan,minum dan tidur, ia juga tidak senang melakukan shalat, tidak mau taat kepada Allah dan RasulNya serta suaminya.Maka wanita yang mempunyai sifat-sifat seperti itu adalah wanita terkutuk termasuk ahli neraka kecuali jika ia bertobat "


Sa`ad bin Abi waqqash ra. mendengar Rasulullah bersabda :



"wanita yang tidak mau menghilangkan kesempitan suaminya maka Allah Swt. murka kepadanya dan semua malaikat malaikatnya "


Diantara wanita yang masuk surga kelak adalah wanita yang mempunyai rasa malu, kalau di tinggal suaminya maka ia menjaga diri dan harta suaminya.


Dalam hal ini Salman Al-farisi ra. mendengar Rasulullah bersabda :

"Tidaklah seorang wanita yang memandang lelaki bukan suaminya dengan shahwat,melainkan kedua matanya dipaku pada hari kiamat "


Abu Ayub Al -Anshari as. mendengar Rasulullah SAW bersabda :

"Allah Swt. menciptakan tujuh puluh ribu malaikat dilangit dunia, mereka mengutuk setiap wanita yang menyalahgunakan harta suaminya. Dan ia pada hari kiamat berkumpul bersama tukang-tukang sihir dan dukun peramal, sekalipun ia menghabiskan umurnya untuk berhidmat kepada suaminya "


"Wanita yang mengambil harta suaminya tanpa seizin nya, ia akan memikul dosa seperti dosa tujuh ribu pencuri"


Termasuk wanita yang disurga adalah wanita yang ditinggal mati suaminya dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil sebagai anak yatim.Lalu wanita itu memelihara,mengasuh dan mendidik mereka dengan baik. Ia pun selalu bersikap baik terhadap anak-anaknya dan tidak akan kawin lagi karena khawatir menyia nyiakan anaknya"


Sehubungan dengan hal ini Rasulullah SAW. bersabda :

"Setiap manusia diharamkan oleh Allah masuk surga sebelum aku, melainkan aku melihat kanaku tiba-tiba ada seorang wanita segera mendahului kepintu surga.


Kataku, `Apa kelebihan wanita ini mendahului aku.? maka dikatakan kepadaku,`Hai Muhammad. inilah wanita cantik lagi baik.Dia punya anak-anak yatim, dia selalu sabar hingga anak-anak yatim itu hidupnya menjadi sempurna.`Akhirnya Allah menyanjung nyanjung wanita itu "


Dan di hadist diatas disebutkan adanya empat wanita yang masuk neraka, adalah wanita yang mulutnya sangat lancang terhadap suaminya, dan jika suaminya pergi ia tidak menjaga dirinya, sedangkan kalau suaminya dirumah ia selalu menyakiti hatinya.


Berkaitan dengan hal ini maka Umar bin Khathab mengataka bahwa Rasulullah bersabda yang artinya :


"Wanita yang mengeras suaminya terhadap suaminya, akan dilaknat oleh segala sesuatu yang terkena sinar matahari"


Selanjutnya adalah wanita yang selalu menuntut suaminya untuk memenuhi sesuatu yang diluar batas kemampuannya.


Abu Dzar ra. mendengar Rasulullah bersabda :

"Andaikata wanita itu beribadah seperti ibadah penduduk langit dan bumi, lalu ia menyusahkan suaminya dalam urusan nafkah, maka ia datang pada hari kiamat dimana tangannya terbelenggu pada lehernya, kakinya diikat, kejelekannya terungkap, mukanya luka luka, dan di gantungi para malaikat yang keras keras dan kasar kasar, mereka menjungkirkannya dineraka"


Yang ketiga yakni wanita yang tidak menutupi dirinya dari lelaki lain dan ia keluar dari rumahnya dengan berhias dan bersolek serta menampakan kecantikannya kepada lelaki lain"


Salama Al-Farisi mendengar Rasulullah bersabda yang artinya :

"Wanita yang berhias dan memakai harum haruman lalu keluar dari rumah suaminya tanpa seizin suaminya,ia berjalan benar benar dalam kemarahan dan kemurkaan Allah hingga ia kembali"


Rasulullah bersabda :

"Wanita yang melepas pakaiannya diluar rumahnya, yaitu memperlihatkan tubuhnya pada lelaki lain, maka Allah akan membedah tutup tubuhnya "



(HR. Imam Ahmad, Thabrani, Ibnu Majah, Al Hakim,dan Al Baihaqi) Sebuah hadist yang diriwayatkan Al Hakim menyebutkan,ada seorang wanita kepada Nabi SAW.yang artinya : "Anak paman saya melamarku untuk menikahi saya, maka berilah saya nasehat mengenai hak suaminya yang harus dipenuhi oleh istri. jika hak hak itu mampu saya penuhi, maka saya akan menikah.



Lalu….



Rasulullah SAW bersabda :



"Diantara haknya adalah andaikan kedua hidung suaminya mengalir darah atau nanah lalu istrinya menjilatinya dengan lidahnya, ia belum memenuhi hak suaminya. Kalau manusia boleh bersujud kepada manusia, niscaya aku perintahkan wanita itu untuk bersujud kepada suaminya, lalu wanita itu berkata, "Demi Dzat yang mengutusmu dengan haq, selama dunia ini masih ada aku tidak akan menikah" Aisyah ra. menceritakan kedatangan seorang wanita yang bertanya kepada Nabi,



"Wahai Rasulullah! Saya seorang gadis sudah dipinang seorang lelaki,tetapi saya tidak mak kawin. Maka apakah hak suami atas wanita? Lalu Rasulullah menjawab : "Andaikan dari kepala suami sampai kedua telapak kakinya terdapat nanah, lalu istri menjilatinya, ia tetap belum dapat memenuhi kesyukurannya terhadap suaminya, Lalu gadis itu berkata, kalau begitu saya tidak mau menikah, Beliau kemudian menjawab "Tidak begitu, sebaiknya Anda tetap kawin, karena kawin itu lebih baik"


At Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik : "Bahwasannya wanita itu tidak dapat memenuhi hak Allah sebelum menenuhi hak hak suaminya. Seumpama suami meminta haknya sekalipun ia sedang diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolak dirinya "


Ibnu Abbas ra. mengatakan, ada seorang wanita dari desa Khats'am datang kepada Rasulullah seraya berkata "saya ini seorang wanita yang tidak bersuami, sedangkan saya ingin menikah,maka apakah hak suami pada istri? Rosul menjawab : "Sesungguhnya sebagian dari hak hak suami pada istrinya adakah :



*
Apabila suami memerlukan diri istrinya meskipun sang istri sedang berada di atas punggung unta, ia tidak boleh menolak.



*
Istri tidak boleh memberikan apa saja dari rumah suami tanpa seizinya.Kalau istri memberikan sesuatu tanpa seizin suaminya, maka si istri berdosa sedangkan suami mendapatkan pahala.



*
Istri tidak boleh berpuasa jika tidak mendapatkan izin suaminya, karena ia hanya akan merasakan letih dan dahaga, sedangkan puasanya tidak akan diterima Allah.



*
Jika istri keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya, maka ia mendapat laknat para malaikat hingga kembali kerumahnya dan bertobat "



Pada suatu saat, Sayyidina Ali kw. datang kepada Nabi SAW. bersama Fatimah. Tiba tiba mereka menjumpai beliau sedang menangis tersedu sedu. Ali pun bertanya kepadanya, "Ayah dan ibuku menjadi tebusan wahai Rasulullah "


(Maksudnya, kesusahan dan tangisanmu akan saya tebus dengan bapak dan ibu saya, karena saya sangat mencintaimu). Apa yang menjadikan engkau menangis ? Rosul kemudian menjawab, "Wahai Ali, ketika diriku di isra'kan (di perjalanan) ke langit, aku melihat para wanita dari umatku disiksa dineraka jahanam dengan berbagai macam siksaan. Maka saya menangis karena melihat beratnya siksaan mereka itu"


Lalu beliau menjelaskan detil detail siksaan itu sebagai berikut :



*
Aku melihat seorang wanita yang digantung dengan rambutnya dan otaknya mendidih.



*
Aku melihat seorang wanita yang digantung dengan lidahnya, lalu air mendidih yang sangat panas dituangkan ke tenggorokannya.



*
Aku melihat wanita kedua kakinya hingga puting susuny,dan kedua tangannya diikatkan pada ubun ubunnya,lalu Allah menguasakan padanya ular ular dan kalajengking untuk menyiksanya.



*
Aku melihat wanita yang digantung dengan puting susunya.



*
Aku melihat wanita dimana kepalanya seperti kepala babi dan tubuhnya seperti tubuh keledai, dan ia di hadapkan beribu ribu siksaan.



*
Aku melihat wanita dengan bentuk rupa anjing,sedangkan apa masuk dari mulutnya keluar dari duburnya,lalu para malaikat memukuli kepalanya dengan palu dari api.


Lalu Fatimah ra. berdiri seraya berkata, "Wahai ayah tercinta, "Apakah yang pernah diperbuat wanita wanita itu sehingga mereka mengalami siksaan seperti itu?"




Rasulullah pun bersabda:



"Wahai putriku! adapun wanita yang digantung dengan rambutnya, karena ia tidak mau menutupi rambutnya dari lelaki lain.



Sedangkan wanita yang di gantung dengan lidahnya adalah wanita yang menggunakan lisan untuk menyakiti hati suaminya. Maka pembalasan itu setimpal dengan perbuatannya.


Adapun wanita yang digantung dengan puting susunya adalah wanita yang mengajak tidur lelaki lain ditempat tidur suaminya. Lalu wanita yang kedua kakinya diikat hingga puting susunya dan tangannya sampai ubun ubunnya lalu digerogoti ular ular dan kalajengkin adalah wanita yang tidak mandi janabat, tidak mau mandi hait, dan mengabaikan sholat.



Sedangkan wanita yang kepala babi dan bertubuh keledai adalah wanita yang suka mengadu domba dan tukang dusta.



Sedangkan wanita yang rupanya berbentuk seperti anjing dimana api masuk dari mulutnya dan keluar lewat duburnya adalah wanita yang mengungkit ungkit pemberian dan pendengki.



Wahai putriku kecelakaan besarlah bagi wanita yang durhaka terhadap suaminya.


Penulis : Darunur Admin

Sumber: http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=121776834522193

Agar Engkau Lebih Cantik...

Konon katanya seorang lelaki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah, katanya pula bahwa kebahagiaan lelaki akan sempurna bila memiliki istri yang cantik memikat bak malaikat.



Tapi….

Asumsi ini ternyata terbantahkan. tidak hanya dibantah oleh syariat, tapi juga realitas yang bisa antum lihat.. kisah dibawah ini misalnya…



Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: Bunuh diri.

Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat.

Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!

[Cerita diatas disalin dari: Buletin al-Izzah edisi no16/thn III/Muharram 1425 H (Bulletin ini diterbitkan oleh Forkimus (Forum Kajian Islam Muslimah Salafiyah) Mataram, Lombok, NTB) dan dipost ulang oleh www.muslimah.or.id]



Nah! Bantahan keduanya adalah sabda Rasululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam:

“Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka PILIHLAH YANG TAAT BERAGAMA niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhori, Muslim)



Hadist diatas nyata menunjukan bahwasanya Rasululloh –Nabi kita yang senantiasa benar perkataannya dan tidak berbicara dengan kejahilan – menyatakan bahwa “pilihlah yang taat beragama, niscaya kamu akan beruntung”.



Bila ada yang berpendapat; kan kecantikan itu menggembirakan! mengapa tidak diutamakan?

Na’am, memang benar kegembiraan mata dikala memandang.. adalah oleh apa yang dilihatnya, akan tetapi itu hanyalah sesaat saja, karena yg terjadi dikemudian hari adalah hatilah yg akan bicara. Hatilah yang akan merasa. Hatilah yang akan menilai. Apabila ia memandang dengan sejuk suatu sosok, maka sejuklah semua yang ada padanya. dan bila ia memandang gusar suatu sosok, maka muramlah dunia.

Sungguh kesejukan hati seorang suami terhadap istri adalah…

bila ia memandang indahnya akhlak sang istri,

keanggunannya dalam menjaga diri,..

dan ketaatannya untuk berbakti,..

inilah semua keindahan yang akan menjadikan semakin bertumpuk-tumpuknya rasa sayang sang suami. Dengannya akan membuncah-buncah cinta diantara dua rongga dadanya, bak dua merpati putih yang berkejar-kejaran didalam mahligai jiwa dan rasa.



Inilah sebuah nasihat kepada para muslimah… kepada mereka yang mendambakan diri menjadi wanita Sholehah… seorang yang -meskipun ia wanita penggenggam bara api- namun tangannya senantiasa sejuk membelai mahramnya dengan kasih yang suci.



Maka,..Yaa Ukhti,..

Muslimah cantik ialah muslimah yg cantik hatinya.. lisan.. juga perbuatannya

Dia Adalah istri, ibu, anak, dan menantu yang terbaik dipandangan Alloh



Ketika menjadi istri.. ia istri yang mendukung suami untuk semakin taat kepada Alloh

Baik budipekertinya dan selalu ingin dipandang indah oleh suaminya.



Ketika menjadi ibu ia adalah ibu yang bisa mendidik buah hatinya untuk mengenal agama.

Bijak dalam memberi teladan, tahu kapan saat menegasi anak-anaknya atas sebuah kesalahan, sebagaimana ia juga tahu kapan saat mencandai anak-anaknya saat mereka duduk menangis dan butuh perhatian. Amat dalam kasih sayangnya kepada anak-anak yang dipercayakan suaminya kepadanya.



Ketika menjadi anak ia adalah anak yang berbakti..

Sayang pada ummi dan abi, menuruti apa yang dikehendakinya, bahkan memenuhi sebelum mereka menghendakinya.



Ketika menjadi menantu ia adalah menantu yang hormat dan perhatian.

Santun pada ayahanda dan ibunda suaminya.. sebagaimana santunnya ia pada ayah ibu kandung yang amat dikasihinya.



Saudariku… ini adalah sebuah nasihat sederhana namun luas sekali kebaikannya..

Insya Alloh, Apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.


[PustakaSunnah.Wordpress.Com]

http://www.facebook.com/note.php?note_id=431612000885&id=100000727131709&ref=mf