Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Tuesday 31 August 2010

MENJADI PEREMPUAN PILIHAN......

Berbahagialah engkau duhai para perempuan. Kalian tercipta begitu rupa, indah melebihi segala pemandangan yang ada. Ini adalah anugerah Tuhan yang harus kalian jaga, biarkan yang berhak saja yang kan tenggelam dalam berjuta pesonanya.

Duhai para perempuan. Kau adalah perhiasan terindah dunia, perhiasan dengan pemaknaan yang berbeda. Berhati-hatilah dari kesalahan persepsi yang ada. Karena bisa jadi, kalian dianggap sama selayaknya emas dan permata. Dijual, dibeli dan dipamerkan di depan berjuta pasang mata.

Duhai para perempuan. Setiap inci tubuhmu mengandung pesona. Jangan biarkan kau hamburkan di pasaran. Lalu setiap tatapan bermanja, banyak tangan menjamahnya, dan bahkan banyak bibir menciuminya. Karena yang kan tersisa, adalah keterpurukan bermahkotakan luka.

Duhai para perempuan. Jangan biarkan umpan rahwana melenakanmu. Tetaplah waspada akan tipu daya. Jangan biarkan mekar segarmu segera layu, pada musim yang tak semestinya. Ada cinta di sana yang kan menjagamu. Dan kau harus sampai padanya dengan tepat waktu. Biarkan Tuhan memapahmu, seiring ikhtiar dan keyakinanmu.

Duhai para perempuan. Untukmu yang baik lelaki baik. Percayalah itu. Maka jaga dirimu, jaga hatimu. Pasrahkan dirimu kelak pada mata yang tertunduk saat dia belum berhak. Pasrahkan pada tangan yang berusaha tak meraba sebelum waktunya. Pasrahkan pada lelaki yang bisa menjagamu, menjaga kehormatanmu dan mampu membawamu ke surga.

Duhai para perempuan. Aku sampaikan ini dengan tulus, sebagai bukti penyesalanku akan tindakan salahku di masa lalu. Karena kutahu sebenarnya, banyak dari kalian yang teramat rapuh dan mudah terayu, oleh para pemain cinta.

Ini karena, masih banyak generasi harapan yang kan lahir dari rahim kalian duhai para perempuan. Dan biarkan generasi itu jauh lebih baik dari kita. Maka, tetaplah menjadi perempuan tangguh, perempuan tanpa keluh meski bermandi peluh. Perempuan yang tak mudah luluh oleh rayuan hati-hati yang keruh.

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman ~

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

"Sebarkanlah walau satu ayat pun" (Sabda Rasulullah SAW) "Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Surah Al-Ahzab:71)

Saturday 28 August 2010

Setetes Parfum Yang Kau Usapkan Pada Tubuhmu..

Parfum dan wanita merupakan bagian yang tak terpisahkan.Saking pentingnya banyak kaum hawa yang tak percaya diri bila tidak memakai benda ini. Sekejap saja kita keluar rumah dijalan, di pasar, di tempat keramaian maka akan dengan mudah hidung kita mencium bau yang semerbak dari wewangian parfum.Berbagai macam merek parfum dijual dari harga di bawah sepuluh ribu rupiah sampai ratusan ribu bahkan ada yang mencapai jutaan.Yang menjadi masalah bukannya merek atau harganya . Sebenarnya boleh nggak sih seorang wanita muslimah keluar dengan memakai parfum? walaupun hanya setetes saja?

Wajib bagi setiap muslimah mengetahui tentang masalah ini agar nantinya bermanfaat bagi diri kita, apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan garis syariat agama kita , sayang kan kalau ternyata hal ini kita anggap enteng (disepelekan)ternyata merupakan suatu kesalahan besar setelah di tinjau dari kacamata islam sehingga anggapan semacam ….ah itukan hanya setetes saja apa salahnya??, atau hanya parfum ini …tidak akan kita dengar lagi ……lalu bagaimana sebenarnya islam memandang masalah wanita yang keluar rumah dengan memakai parfum ??? Ada baiknya kita simak penjelasan berikut ini.

1. Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda:”Siapa saja perempuan yang memakai harum-haruman (parfum) maka janganlah ia menghadiri shalat isya (dimasjid) bersama kami” {Shahih riwayat Imam Ahmad,Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i dari jalan Abu Hurairah, juga lihat kitab Ash-shahihah hadits no.1094)

2. Dari Abu hurairah : “Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian (parfum) menerpanya.Maka Abu Hurairah berkata:”Wahai hamba Allah! apakah kamu hendak kemasjid?”ia menjawab:”Ya!” Abu Hurairah kemudian berkata lagi:”Pulanglah saja, lalu mandilah! karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:”Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangiannya menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi (baru kemudian shalat kemasjid” {Hadits shahih, dikeluarkan oleh Al-baihaqi (III/133 dan 246) lihat silsilah Hadits Shahihah Syaikh Albani 3/1031)

3. Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda:”Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi kemudian keluar ke masjid niscaya tidak diterima shalatnya sehingga ia mandi dahulu (membersihkan dirinya dari wangi-wangian tersebut) ” {Shahih riwayatb Ibnu Majah dari jalan Abu Hurairah}

Hadits pertama menjelaskan haramnya seorang wanita keluar ke masjid untuk menghadiri shalat isya dengan memakai wewangian.Disebutnya shalat isya disini tidak berarti menghadiri shalat-shalat lainnya diperbolehkan.Tentu saja tidak!!karena pada hadits kedua dan ketiganya menunjukkan keumuman seluruh macam shalat baik shalat fardhu maupun sunnah (seperti shalat tarawih dan shalat hari raya).
Disebut shalat isya pada hadits no. 1 karena fitnahnya lebih besar.Kita lihat penjelasan Ibnul Malik mengenai hal ini :”shalat isya itu dikerjakan pada waktu malam hari, dimana kondisi jalanan pada waktu itu sepi dan gelap, sedangkan bau harum itu dapat membangkitkan birahi laki-laki, sehingga kaum wanita tidak bisa aman dari fitnah pada saat-saat seperti itu.Berbeda dengan waktu lainnya seperti Shubuh dan Magrib yang agak terang. Sudah jelas bahwa memakai wewangian itu menghalangi seorang wanita untuk mendatangi masjid secara mutlak”(Jilbab Wanita Muslimah:143-144)’

Apakah benar hanya ke masjid saja yang dilarang??? kalau begitu keluar rumah asalkan kita nggak ke masjid sah-sah saja kita memakai minyak wangi.Pembahasan ini belum lah selesai. Penulis menemukan satu hadits lagi yang patut kita camkan baik-baik karena apabila kita meremehkan bahaya sekali akibatnya .Ingin tahu lebih detail lagi???

Hadits ini diriwayatkan dari jalan Abu Musa Al-Asyari Radhiyallahu anhu dia menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam telah bersabda:

“Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi, kemudian ia keluar lalu ia melewati suatu kaum (orang banyak) supaya mereka mendapati (mencium )baunya , maka dia itu adalah perempuan zina /tuna susila”(Hadits ini hasan shahih diriwayatkan Imam Ahmad(4/414),Abu Dawud(4173),Tirmidzi(2786),An-Nasa’i(8/153)).

Jadi bagi siapa saja wanita muslimah yang memakai parfum ketika keluar rumah akan terkena ancaman ini. Alasan pelarangannya sudah jelas yaitu bahwa hal itu dapat membangkitkan syahwat kaum laki-laki.Al-Alamah Al-Mubarakafuri Rahimahullah menjelaskan hadits diatas dengan mengatakan:

“Yang demikian itu disebut berzina karena wangi-wangian yang dikenakan wanita dapat membangkitkan syahwat laki-laki dan menarik perhatian mereka. Laki-laki yang melihatnya berarti telah berzina dengan mata dan dengan demikian wanita itu telah melakukan perbuatan dosa “(30 larangan Wanita 30-31).

begitu pula dengan Syaikh Albani beliaupun menyampaikan penjelasan hadits diatas (hadits 1,2,3 dan yang terakhir ) dengan berkata:

“Jika hal itu (memakai wewangian ) saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya??tidak diragukan lagi bahwa hal ini jauh lebih haram dan lebih besar dosanya.AlHaitsami dalam kitabnya Az-Zawajir (2/37) menyebutkan bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai harum-haruman dan berhias adalah termasuk perbuatan dosa besar, meskipun suaminya mengijinkannya.(Jilbab Wanita muslimah 143).

Mungkin akan timbul pertanyaan dalam benak kita, kalau memakai parfum haram hukumnya (ketika keluar rumah) lalu bagaimana mengatasi bau badan kita???tentunya kita akan malu dan tidak percaya diri berdekatan dengan teman-teman di kampus, sekolah, rumah sakit dan sebagainya.Bagaimana ini???ukhti-ukhti jangan khawatir sekarang ini banyak produk yang dijual dipasaran untuk mengatasi masalah tersebut.Dari yang berbentuk bubuk sampai cairpun dijual bebas.Pilihlah yang tidak memakai wewangian (fragarance free),apalagi kalau ukhti rajin minum jamu maka tidaklah sulit untuk mengatasi masalah “bau badan ini” dengan rajin mandi, minum jamu dan memakai produk khusus untuk mengatasi “bau badan” maka insya Allah kita akan terhindar dari bau yang tidak menyenangkan itu.Sehingga kita tidak akan bergantung lagi dengan parfum , bila ukhti dirumah maka islam tidak melarang seorang wanita muslimah memakainya, kita bebas memakainya asalkan kita yakin parfum itu tidak akan tercium oleh laki-laki yang bukan mahram kita.jadi kita nggak mau kan terjerumus dalam kesalahan fatal (dosa) hanya gara-gara dari setetes parfum yang kita pakai ketika keluar rumah.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita , sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.amin.

Daftar Pustaka:

1. Jilbab Wanita Muslimah,Syaikh Albani,Pustaka Tibyan, 2000M
2. 30 Larangan Wanita,Amr bin Abdul Mun’im,Pustaka Azzam,2000M
3. Al-Masail, jilid 2, Abdul Hakim bin Amir Abdat,Darul Qalam,2003M

KERENDAHAN HATI

** KERENDAHAN HATI **

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin

yang tegak di puncak bukit

Jadilah saja belukar, Tetapi . . . .

Belukar yang baik, yang tumbuh ditepi danau.


Kalau engkau tak sanggup menjadi belukar

Jadilah saja rumput, Tetapi . . . .

Rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.


Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya,

Jadilah saja jalan kecil, Tetapi . . . .

Jalan setapak yang membawa orang ke mata air.


Tidak semua menjadi Kapten,

tentu harus ada awak kapalnya.


Bukan besar kecilnya tugas yang

menjadikan rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu . . . .

Sebaik-baik dirimu sendiri.

Sumber: http://www.facebook.com/photo.php?pid=514950&fbid=155100801173118&id=118924971457368

Friday 27 August 2010

Lailatul Qadar

Secara etimologis, “lailah” artinya malam, dan “al-qadar” artinya takdir atau kekuasaan, secara harfiah diartikan malam penentuan atau malam kemuliaan.

Secara metaforis disebut malam seribu bulan. Suatu malam permulaan Alquran diturunkan oleh Allah SWT.
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar)” (QS Al-Qadar (97):1)
Dari pernyataan bahwa Al-Qur’an tersebut diturunkan pada saat Lailatul Qadar, dapat kita tangkap pengertian, yakni; pertama , Lailatul Qadar merupakan dari suatu malam, saat diturunkan Al-Qur’an secara keseluruhan. Dalam masalah ini, para Muffasir menjelaskan bahwa Lailatul Qadar itu adalah saat diturunkannya Al-Qur’an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzhke Baitul’Izzah, sebelum diwahyukan kepada Rasulullah SAW secara berangsur.


~ Keutamaan Lailatul Qadar

1. Lailatulqadar adalah malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Allah Ta'ala berfirman , "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan." (QS. Al Qadar: 1).

2. Lailatul qadar lebih baik dari 1000 bulan. An Nakho'i mengatakan, "Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan." Mujahid & Qotadah berpendapat bahwa yang dimaksud dg lebih baik dari 1000 bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.

3. Menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat akan mendapatkan pengampunan dosa.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam bersabda, "Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman & mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 1901)


~ Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?

Kapan tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar AlAsqolani telah menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini.Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimanadikatakan oleh beliau adalah lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahunke tahun (Fathul Baari, 6/306, Mawqi' Al Islam Asy Syamilah). Mungkin pada thn tertentu terjadi pada malam ke-27 atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam ke-25, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta'ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa." (HR. Bukhari no. 2021)


Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya lailatul qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan.



~ Tanda Malam Lailatul Qadar

1. Udara & angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan." (HR. Ath Thoyalisi.Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh/terpercaya)

2. Malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebutdan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hariyang lain.

3. Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.

4. Matahari akan terbit pada pagi harinya dalamkeadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka'ab bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik." (HR. Muslim no. 1174)



~ Do'a di Malam Lailatul Qadar

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do'a pada lailatul qadar, sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah.Beliau radhiyallahu 'anha berkata, "Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?" Beliau menjawab, "Katakanlah: 'Allahumma innaka 'afuwwuntuhibbul 'afwa fa'fu anni' (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi MahaMulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku)." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)


~ Bagaimana Seorang Muslim Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Seharusnya setiap muslim dapat memperbanyak ibadahnya ketikaitu, menjauhi istri-istrinya dari berjima' & membangunkan keluarga u/ melakukan ketaatan pada malam tersebut. 'Aisyah mengatakan, "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan),beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dariberjima'), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya."(HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 117)

Adapun yang dimaksudkan dg menghidupkan malam lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dg ibadah & bukan seluruh malam. Pendapat ini dipilih oleh sebagian ulama Syafi'iyah. Menghidupkan malam lailatul qadar bukan hanya shalat, bisa pula dg dzikir & tilawah Al Qur'an (Lihat 'Aunul Ma'bud, 3/313, Mawqi' Al Islam, Asy Syamilah).Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits, "Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadarkarena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 1901)



~ Bagaimana Wanita Haidh Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, "Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya dalam keadaan berdzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?" Adh Dhohak pun menjawab, "Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akanmendapatkan bagian malam tersebut." (Latho-if Al Ma'arif, hal. 331)

Dari riwayat ini menunjukkan bahwa wanita haidh, nifas & musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun karena wanita haidh & nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka boleh melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh lakukan ketika itu adalah: (1) Berdzikir dg memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid(alhamdulillah) dan dzikir lainnya, (2) Memperbanyak istighfar, dan (3) Memperbanyak do'a. (Lihat pembahasan di "Al Islam Su-al wa Jawab" pada link http://www.islam-qa.com/ar/ref/26753)



Sumber: buletin.muslim.or.id (Muhammad Abduh Tuasikal )

WASIAT ROSULULLAH KEPADA AISYAH

Saiyidatuna 'Aisyah r.'a meriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda :

"Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau. Hendaklah
engkau senantiasa mengingat wasiatku ini. Sesungguhnya
engkau akan senantiasa di dalam kebajikan selama engkau
mengingat wasiatku ini..."

Intisari wasiat Rasulullah s.a.w tersebut dirumuskan
seperti berikut: Hai, Aisyah, peliharalah diri engkau.
Ketahuilah bahwa sebagian besar daripada kaum engkau
(kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka.

Diantara sebab-sebabnya ialah mereka itu :
(a) Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan
(kesusahan), tidak sabar apabila ditimpa musibah
(b) tidak memuji Allah Taala atas kemurahan-Nya, apabila
dikaruniakan nikmat dan rahmat tidak bersyukur.
(c) mengkufurkan nikmat; menganggap nikmat bukan dari
Allah
(d) membanyakkan kata-kata yang sia-sia, banyak bicara
yang tidak bermanfaat.

Wahai, Aisyah, ketahuilah :
(a) bahwa wanita yang mengingkari kebajikan (kebaikan)
yang diberikan oleh suaminya maka amalannya akan
digugurkan oleh Allah
(b) bahwa wanita yang menyakiti hati suaminya dengan
lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah menjadikan
lidahnya tujuh puluh hasta dan dibelitkan di tengkuknya.
(c) bahwa isteri yang memandang jahat (menuduh atau
menaruh sangkaan buruk terhadap suaminya), Allah akan
menghapuskan muka dan tubuhnya pada hari kiamat.
(d) bahwa isteri yang tidak memenuhi kemauan suaminya di
tempat tidur atau menyusahkan urusan ini atau
mengkhiananti suaminya, akan dibangkitkan Allah pada
hari kiamat dengan muka yang hitam, matanya kelabu,
ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam neraka.
(e) bahwa wanita yang mengerjakan sembahyang dan berdoa
untuk dirinya tetapi tidak untuk suaminya, akan dipukul
mukanya dengan sembahyangnya.
(f ) bahwa wanita yang dikenakan musibah ke atasnya lalu
dia menampar-nampar mukanya atau merobek-robek
pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama
dengan Isteri nabi Nuh dan isteri nabi Luth dan tiada
harapan mendapat kebajikan syafaat dari siapa pun;

(g) bahwa wanita yang berzina akan dicambuk dihadapan
semua makhluk didepan neraka pada hari kiamat, tiap-tiap
perbuatan zina dengan depalan puluh cambuk dari api.
(h) bahwa isteri yang mengandung ( hamil ) baginya
pahala seperti berpuasa pada siang harinya dan
mengerjakan qiamul-lail pada malamnya serta pahala
berjuang fi sabilillah.
(i) bahwa isteri yang bersalin ( melahirkan ), bagi
tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diberi pahala
memerdekakan seorang budak. Demikian juga pahalanya
setiap kali menyusukan anaknya.
(j) bahwa wanita apabila bersuami dan bersabar dari
menyakiti suaminya, maka diumpamakan dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah.

Smoga bermanfaat

Sumber: jam'iyah Ismul Haq (FB)

Kisah Siti Fatimah Radhiallahu 'Anha

Gembira hatinya, gembiralah Rasulullah s. a. w. Tertitis air matanya, berdukalah baginda. Dialah satu-satunya puteri yang paling dikasihi oleh junjungan Rasul selepas kewafatan isterinya yang paling dicintai, Siti Khadijah. Itulah Siti Fatimah r. a., wanita terkemuka di dunia dan penghuni syurga di akhirat.

Bersuamikan Sayyidina Ali bukanlah satu kebanggaan yang menjanjikan kekayaan harta. Ini adalah kerana Sayyidina Ali yang merupakan salah seorang daripada empat sahabat yang sangat rapat dengan Rasulullah s. a. w., merupakan kalangan sahabat yang sangat miskin berbanding dengan yang lain.

Namun jauh di sanubari Rasulullah s. a. w. tersimpan perasaan kasih dan sayang yang sangat mendalam terhadapnya. Rasulullah s. a. w. pernah bersabda kepada Sayyidina Ali,"Fatimah lebih kucintai daripada engkau, namun dalam pandanganku engkau lebih mulia daripada dia."(Riwayat Abu Hurairah)

Wanita pilihan untuk lelaki pilihan. Fatimah mewarisi akhlak ibunya Siti Khadijah. Tidak pernah membebani dan menyakiti suami dengan kata- kata atau sikap. Sentiasa senyum menyambut kepulangan suami hingga hilang separuh masalah suaminya. Dengan mas kahwin hanya 400 dirham hasil jualan baju perang kepada Sayyidina Usman Ibnu Affan itulah dia memulakan penghidupan dengan wanita yang sangat dimuliakan Allah di dunia dan di Akhirat.

Bukan Sayyidina Ali tidak mahu menyediakan seorang pembantu untuk isterinya tetapi sememangnya beliau tidak mampu berbuat demikian. Meskipun beliau cukup tahu isterinya saban hari bertungkus-lumus menguruskan anak-anak, memasak, membasuh dan menggiling tepung, dan yang lebih memenatkan lagi bila terpaksa mengandar air berbatu-batu jauhnya sehingga kelihatan tanda di bahu kiri dan kanannya.

Suami mana yang tidak sayangkan isteri. Ada ketikanya bila Sayyidina Ali berada di rumah, beliau akan turut sama menyinsing lengan membantu Siti Fatimah menggiling tepung di dapur. "Terima kasih suamiku," bisik Fatimah pada suaminya. Usaha sekecil itu, di celah-celah kesibukan sudah cukup berkesan dalam membelai perasaan seorang isteri.

Suatu hari, Rasulullah s. a. w. masuk ke rumah anaknya. Didapati puterinya yang berpakaian kasar itu sedang mengisar biji-biji gandum dalam linangan air mata. Fatimah segera mengesat air matanya tatkala menyedari kehadiran ayahanda kesayangannya itu.

Lalu ditanya oleh baginda, "Wahai buah hatiku, apakah yang engkau tangiskan itu? Semoga Allah menggembirakanmu."

Dalam nada sayu Fatimah berkata, "Wahai ayahanda, sesungguhnya anakmu ini terlalu penat kerana terpaksa mengisar gandum dan menguruskan segala urusan rumah seorang diri. Wahai ayahanda, kiranya tidak keberatan bolehkah ayahanda meminta suamiku menyediakan seorang pembantu untukku?"

Baginda tersenyum seraya bangun mendapatkan kisaran tepung itu. Dengan lafaz Bismillah, Baginda meletakkan segenggam gandum ke dalam kisaran itu. Dengan izin Allah, maka berpusinglah kisaran itu dengan sendirinya. Hati Fatimah sangat terhibur dan merasa sangat gembira dengan hadiah istimewa dari ayahandanya itu. Habis semua gandumnya dikisar dan batu kisar itu tidak akan berhenti selagi tidak ada arahan untuk berhenti, sehinggalah Rasulullah s. a. w. menghentikannya.

Berkata Rasulullah s. a. w. dengan kata-kata yang masyhur, "Wahai Fatimah, Gunung Uhud pernah ditawarkan kepadaku untuk menjadi emas, namun ayahanda memilih untuk keluarga kita kesenangan di akhirat." Jelas, Baginda Rasul mahu mendidik puterinya bahawa kesusahan bukanlah penghalang untuk menjadi solehah.

Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, mahukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu?"

"Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan.

Rasulullah s. a. w. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai sembahyang, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' ini sebanyak tiga puluh tiga kali."

Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah. Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya sentiasa mengingatiNya..

Sumber: WSTMTD (FB)

KESEMPURNAAN SEORANG MUSLIM

Seorang sahabat bertanya kepada Rosulullah S.A.W , Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri sendiri maka engkau akan jadi orang paling kaya
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab: Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang istimewa di sisi Allah
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan dzikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah
Dia berkata : Aku ingin disempurnakan imanku
Baginda S.A.W menjawab : Baikkanlah akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna
Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang taat
Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajiban yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat
Dia berkata : Aku ingin berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa
Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu dari dosa niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci dari dosa
Dia berkata : Aku ingin dihapuskan segala dosaku
Baginda S.A.W menjawab : Banyaklah beristighfar niscaya akan dihapuskan (kurangkan ) segala dosamu
Dia berkata : Aku ingin menjadi semulia-mulia manusia
Baginda S.A.W menjawab : Jangan berprasangka pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia
Dia berkata : Aku ingin menjadi segagah-gagah manusia
Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berserah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia
Dia berkata : Aku ingin dimurahkan rezeki oleh Allah
Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadast ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu
Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya
Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka
Dia berkata : Aku ingin diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan selamat dari kemurkaan Allah dan rasulNya
Dia berkata : Aku ingin diterima segala permohonanku
Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya segala permohonanmu akan diterimaNya
Dia berkata : Aku ingin agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutupilah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat
Dia berkata : Siapa yang selamat dari dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang senantiasa mengalirkan air mata penyesalan, mereka yang tunduk padakehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan
Dia berkata : Apakah kebaikan terbesar di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Baik budi pekerti, rendah diri dan sabar menghadapi cobaan Allah
Dia berkata : Apakah kejahatan terbesar di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan
Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?
Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi dan menghubungkan persaudaraan

Dia berkata: Apakan yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?
Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah

www.riyaadhuljannah.com.
Lil Habib Syafiq Bin Ali Ridho bin Syeikh Abubakar bin Salim.
(Jakarta Barat)

Pengakuan Iblis

KESAKSIAN IBLIS :

sayaakan berbagi tentang suatu hadits yang luar biasa dahsyat maknanya.Saya yakin cukup dengan suatu hadist ini jika setiap kita membaca,menyelami dan mengamalkannya dengan baik insya Allah kita akan menjadimukmin sejati. Tak perlu berpanjang, berikut kutipan lengkapnya:DariMuadz bin Jabal dari Ibu Abbas: Ketika kami sedangbersama RasulullahSAW di kediaman seorang sahabat Anshar, terdengarpanggilan seorang dariluar rumah:" wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalianakan membutuhkanku. "Rasulullah bersabda." Tahukahkalian siapa yangmemanggil?" Kami menjawab: "Allah dan rasulNya yanglebih tahu". Beliaumelanjutkan, "itu iblis, laknat Allah bersamanya."Umar bin Khattabberkata : "izinkan aku membunuhnya wahai Rasullulah".Nabi menahannya:"Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allahmemberinya kesempatanhingga hari kiamat? Lebih bukakan pintu untuknya,sebab dia telahdiperintahkan untuk ini, pahamilah apa hendak iakatakan dan dengarkandengan baik".

Ibnu Abbas RA berkata:pintu lalu dibuka, ternyatadia seperti seorang kakek yang cacat satumatanya. Di janggutnyaterdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda,taringnya terlihat sepertitaring babi, bibirnya seperti bibir sapi.Iblis berkata: "Salam untukmuMuhammad. Salam untukmu para hadirin",Rasulullah SAW lalu menjawab:"Salam hanya milik Allah SWT sebagaimakhluk terlaknat, apakeperluanmu?"Iblis menjawab: " Wahai Muhammad, aku datang kesini bukanatas kemauanku, namun karena terpaksa"."Siapa yangmemaksamu?""Seorangmalaikat utusan Allah mendatanganiku dan berkata:Allah SWTmemerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukandiri.Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia.Jawablahdengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andaikauberdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debuyangditiup angin "."Oleh karena itu aku sekarangmendatanganimu.Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika akuberdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu punyang paling besarmenimpaku daripada cacian musuh".

*Orang yang dibenci Iblis*

RasulullahSAWlalu bertannya kepada iblis: "Kalau kau benar jujur, siapakahmanusiayang paling kau benci?" iblis segera menjawab: "Kamu, kamu dan orangsepertimu adalah makhluk Allah yang paling aku benci.""Siapaselanjutnya?" tanya Rasulullah"Pemuda yang bertaqwa memberikan dirinyamengabdi kepada Allah SWT.""Lalu Siapa lagi?""Orang alim dan wara'(loyal)""Lalu siapa lagi?""Orang yang selalu bersuci.""Siapalagi?""Seorang yang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkankesulitannya kepada orang lain?""Apa tanda kesabarannya?""WahaiMuhammad,jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari,Allah akan memberi pahala orang – orang yang sabar"."Selanjutnyaapa?""Orang yang bersyukur""Apa tanda kesukurannya ?""ia mengambilkekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga daritempatnya"."Orang seperti Abu Bakar menurutmu?""Ia tidak menurutiku dimasa jahiliyah, apalagi dalam Islam.""Umar bin Khattab ?""Demi Allahsetiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.""Usman bin Affan?""Aku Malukepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.""Ali bin AbiThalib?""Akuberharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap iamelepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mau melakukanitu." (Ali AbiThalib selalu berdzikir terhadap Allah SWT).

* Amalan yang Dapat Menyakiti Iblis*

"Apayang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?""Aku merasa panas dingin dan gemetar," "kenapa ?""Sebab, setiapseorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1derajat.""Jika seorang umatku berpuasa ?""Tubuhku terasa terikat hinggaia berbuka.""Jika ia berhaji ?""Aku seperti orang gila.""Jika iamembaca al – qur'an ?""Aku merasa meleleh laksana timah di atasapi""Jika ia bersedekah"" Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhkudengan gergaji.""Mengapa bisa begitu ?""Sebab dalam sedekah ada 4keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai,sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api nerakadan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.""Apa yang dapatmematahkan pinggangmu ?""Suara kuda perang dijalan Allah.""Apa yangdapat melelehkan tubuhmu ?""Taubat orang bertaubat.""Apa yang dapatmembakar hatimu?""Istighfar diwaktu siang dan malam.""Apa yang dapatmencoreng wajahmu ?"" Sedekah yang diam – diam."" Apa yang dapatmerusak wajahmu ?"" Shalat fajar."" Apa yang dapat memukul kepalamu?""Shalat berjama'ah."" Apa yang paling mengganggumu ?"" Majelis paraulama."" Bagaimana cara makanmu ?"" Dengan tangan kiri dan jariku .""Dimanakah kau menaungi anak – anak mu dimusim panas ?"" Dibawah kukumanusia ."

* Manusia Yang Menjadi Teman Iblis*

Nabilalu bertanya : "Siapa temanmu wahai Iblis ?""Pemakan riba""Siapasahabatmu ?"" Pezina"" Siapa teman tidurmu "" Pemabuk. "" Siapautusanmu ?"" Tukang sihir."" Apa yang membuatmu gembira ?"" Bersumpahdengan cerai."" Siapa kekasihmu?"" Orang yang meninggalkan shalatjum'at."" Siapa manusia yang paling membahagiakanmu ?"" Orang yangmeninggalkan shalatnya dengan sengaja."

*Iblis Tidak Berdaya Dihadapan Orang yang Ikhlas*

RasullullahSAW lalu bersabda :"Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakanumatku dan menyengsarakanmu"."Iblis segera menimpali : " tidak. Takakan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kaubisa berbahagia dengan umatmu,sementara aku bisa masuk ke dalam alirandarah mereka dan mereka takbisa melihatku. Demi yang menciptakan dirikudan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkanmereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dantidak bisa membaca,yang durjana dan yang saleh, kecuali hamba Allahyang ikhlas.""Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?""Tidaklahkautahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak,ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat orang yang tidak menyukaidinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikanbahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seoranghamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikatdengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku. "

*Iblis dibantu oleh 70.000 anak – anaknya*

Tahukahkamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak dan setiap anakmemilki70.000 syaitan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk menggangguulama.Sebagian untuk mengganggu anak – anak muda, sebagian untukmengganggu orang tua sebagian untuk menggunggu wanita tua, sebagiananakku juga aku tugaskan kepada para zahid. Aku punya anak yang sukamengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjama'ah.Tanpanya manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjama'ah.

Akupunya anak yang suka menaburkan sesuatu dimata orang yang sedangmendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur hingga pahalanyaterhapus.Aku punya anak yang senang berada dilidah manusia.Jikaseseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka99%pahalanya akan terhapus.Pada setiap seseorang wanita yangberjalan,anakku dan syaitan duduk dipinggul dan pahanya, lalumenghiasinya agarsetiap orang memandanginya.Syaitan juga berkata,"Keluarkan tanganmu", lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaitan punmenghiasi kukunya. Mereka, anak –anakku selalu menyusup dan berubah kesatukondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu lainnyauntukmenggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasanmereka.Akhirnya mereka menyembah allah tanpa ikhlas, namun mereka tidakmerasa.Tahukahkamu, Muhammad ? Bahwa ada rahib yang telah beribadatkepada Allahselama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnyasembuhseketika. Aku terus meggodanya hingga ia berzina, membunuh dankufur.

*Cara Iblis Menggoda*

Tahukahkau Muhammad, dusta berasal dari diriku?Akulahmahluk pertama yangberdusta. Pendusta adalah sahabatku. Barang siapabersumpah denganberdusta, ia kekasihku. Tahukah kau Muhammad? Akubersumpah kepada Adamdan Hawa derngan nama Allah bahwa aku benar-benarmenasihatinya. Sumpahdusta adalah kegemaranku. Ghibah (gosip) danNamimah (adu domba)kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku. Orangyang bersumpah untukmenceraikan istrinya ia berada di pinggir dosawalau hanya sekali danwalaupun ia benar. Sebab barang siapamembiasakan dengan kata-katacerai, isterinya menjadi haram baginya.Kemudian ia akan beranak cucuhingga hari kiamat. Jadi semua anak-anakzina dan ia masuk neraka hanyakarena satu kalimat, Cerai.

WahaiMuhammad, umatmu ada yang sukamengulur – ngulur shalat, Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, akubisikkan padanya waktu masih lama,kamu masih sibuk, lalu ia menundanyahingga ia melaksanakan shalat diluar waktu, maka shalat itudipukulkannya ke mukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, akubiarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ketelinganya lihat kiri dankananmu, ia pun menoleh. Pada saat itu aku usap dengan tanganku dankucium keningnya serta aku ucapkan 'shalat mu tidak sah'. Bukankah kamutahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akandipukul.Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. Ia punshalat seperti ayam yang mematuk beras.Jika ia berhasil mengalahkankudan ia shalat berjama'ah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga iamengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkan sebelum imam. Kamutahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubahmenjadi wajah keledai.Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiuphidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutupmulutnya ketika menguap, syaitan akan masuk ke dalam dirinya, danmembuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. dan ia pun semakintaat padaku.Kebahagiaan apa untukmu, sedangkan aku memerintahkan orangmiskin agar meninggalkan shalat. Aku katakanpadanya, "Kamu tidak wajibshalat, shalat hanya wajib untuk orang yangberkecukupan dan sehat.Orang sakit dan miskin tidak. Jika kehidupanmutelah berubah baru kaushalat.

Ia pun mati dalamkekafiran. Jika ia mati sambilmeninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalamkemurkaan. WahaiMuhammad, apakah engkau akan bergembira dengan umatmupadahal akumengeluarkan seperenam mereka dari Islam ?"

*10 Permintaan Iblis Kepada Allah SWT*

"Berapayang kau pinta dari Tuhanmu?""10 macam"" Apa saja?""Akuminta agar Allahmembiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia,Allah mengizinkan.Allah berfirman, "Berbagilah dengan manusia dalamharta dan anak. Danjanjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan"(Qs Al Isra:64).Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga darimakanan haram dan bercampur dengan riba. Akujuga makan dari makananyang tidak dibacakan nama Allah.Aku minta agar Allah membiarkanku ikutbersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindungdengan Allah. Maka setan ikutbersamanya dan anak yang dilahirkan akansangat patuh kepada syaitan.Akuminta agar bersama dengan orang yangmenaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. Aku minta agar Allahmenjadikan kamar mandi sebagai rumahku. Aku minta agar Allah menjadikanpasar sebagai masjidku. Akuminta agar Allah menjadikan syair sebagaiQuranku. Aku minta agar Allahmemberikan saudaraku, maka ia jadikanorang yang membelanjakan hartanyauntuk maksiat sebagai saudaraku. Allahberfirman, " Orang – orang boros adalah saudara – saudara syaitan."(Qs. Al – Isra:27).WahaiMuhammad, aku minta agar Allah membuatku bisamelihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku. Dan aku mintaagar Allah memberikukemampuan untuk mengalir dalam aliran darahmanusia. Allah menjawab,"silakan", aku bangga dengan hal itu hinggahari kiamat. Sebagian besarmanusia bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata : " Wahai Muhammad, aku tak bisa meyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda,"Jikaaku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorang pun. Sebagaimanadirimu,kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya Rasulyangmenyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akanadaseorang kafir pun dimuka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebabuntuk orang telah ditentukan sengsara. Orang yang bahagia adalahorangyang telah ditulis bahagia sejak diperut ibunya. Dan orangyangsengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjakdalamkandungan ibunya.

Rasulullah SAW lalu membaca ayat : "Merekaakan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT"(QSHud : 118 – 119). Juga membaca, "Sesungguhnya ketentuan Allahpastiberlaku: (Qs Al-Ahzab :38). Iblis lalu berkata : "Wahai RasulAllahtakdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha suciAllahyang menjadikanmu pemimpin para Nabi dan Rasul, pemimpin penduduksurga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin makhluk – makhluk celakadan pemimpin penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhiryang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tak berbohong."

Sumber : suntingan dr catatan seorang sahabat Al-aji Aji

(Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyidin Ibnu Arabi /Darul 'Ilmi al – Munawar asy-Syamsiyah, Madinah.)

~"Ulamawara berkata : Berbuat baiklah sekuat tenagamu untuk mencapaiSYURGA,danjanganlah engkau Menyandarkan terlebih dahulu kepada TAKDIR"~


semoga bermanfaat...

sumber: http://www.facebook.com/notes/adie-ajah-deh/pengakuan-iblis/428921181161

CARA MEMPERLAKUKAN ISTRI MENURUT ISLAM

“Hai orang-orang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi wanita dengan cara paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikanyang banyak.” (An-Nisa: 19).

Menikah adalah fitrah manusia. Rasulullah saw. menyebut menikah sebagai sunahnya. Bahkan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkata, siapa yang membenci sunnahnya, tidak termasuk dalam golongannya.

Setiap kita, pasangan muslim dan muslimah yang melakukan pernikahan, paham betul bahwa tujuan menikah yang utama adalah untuk mendapatkan ridha Allah. Setelah itu untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawahdah wa rahmah dan meneruskan keturunan dengan memperoleh anak-anak yang saleh dan salehah.

Kita juga menyadari bahwa lembaga keluarga yang kita bentuk adalah wadah untuk melakukan proses perubahan, baik untuk diri kita sendiri, keluarga, dan masyarakat.

Sepasang suami-istri yang dipersatukan oleh ikatan pernikahan juga sadar bahwa keluarga adalah organisasi kecil yang memiliki aturan dalam pengelolaannya. Karena itu, sepasang suami-istri harus bisa memahami hak dan kewajiban dirinya atas pasangannya dan anggota keluarga lainnya.

Sepasang suami-istri dalam berinteraksi di rumah tangga sepatutnya melandasi hubungan mereka dengan semangat mencari keseimbangan, menegakkan keadilan, menebar kasih sayang, dan mendahulukan menunaikan kewajiban daripada menuntut hak.

Adapun kewajiban seorang istri terhadap suaminya adalah :

  1. Mentaati suami, apapun keinginan atau perintahnya, kecuali dalam maksiat. Sabda Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam : “Tidak ada ketaatan terhadap makhluk untuk bermaksiat kepada Allah, Sang Pencipta.”
  2. Menjaga kehormatan dirinya, suami, dan harta keluarga.
  3. Mengatur rumah tangga.
  4. Mendidik anak-anak.

          Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda : “Wanita adalah pengasuh dan pendidik di rumah suami, dan bertanggung jawab atas asuhannya.”

Keluarga adalah prioritas seorang istri, meski tidak ada larangan baginya untuk melakukan peran sosialnya di masyarakat seperti berdakwah, misalnya.Dan kewajiban lain seorang istri kepada suaminya adalah berbuat baik kepada keluarga suami.

Sedangkan kewajiban seorang suami kepada istrinya adalah

  1. Membayar mahar dengan sempurna.
  2. Memberi nafkah. Rasulullah bersabda, “Takutlah kepada Allah dalam memperlakukan wanita, karena kamu mengambil mereka dengan amanat Allah dan kamu halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah; dan kewajiban kamu adalah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan baik.”
  3. Suami wajib memberi perlindungan kepada istrinya.
  4. Melindungi istri dari siksa api neraka. Ini perintah Allah subhanahu wata'ala., “Hai orang-orang yang beriman, selamatkan dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
  5. Mempergauli istri dengan baik. Allah berfirman, “Dan pergaulilah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nisa: 19)

Rasulullah saw. bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya; dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Muasyarah bil ma’ruf

Di ayat 19 surat An-Nisa di atas, Allah subhanahu wata'ala. menggunakan redaksi “muasyarah bil ma’ruf”. Makna kata “muasyarah” adalah bercampur dan bersahabat. Karena mendapat tambahan frase “bil ma’ruf”, maknanya semakin dalam.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menulis makna “muasyarah bil ma’ruf” dengan “perbaikilah ucapan, perbuatan, penampilan sesuai dengan kemampuanmu sebagaimana kamu menginginkan dari mereka (pasanganmu), maka lakukanlah untuk mereka.”

Sedangkan Imam Qurthubi dalam tafsirnya menerangkan makna “muasyarah bil ma’ruf” dengan kalimat, “Pergaulilah istri kalian sebagaimana perintah Allah dengancara yang baik, yaitu dengan memenuhi hak-haknya berupa mahar dan nafkah, tidak bermuka masam tanpa sebab, baik dalam ucapan (tidak kasar) maupun tidak cenderung dengan istri-istriyang lain.”

Adapun Tafsir Al-Manar menerangkan makna ”muasyarah bil ma’ruf” dengan kalimat, “Wajib atas orang beriman berbuat baik terhadap istri mereka, menggauli dengan cara yang baik, memberi mahar dan tidak menyakiti baik ucapan maupun perbuatan, dan tidak bermuka masam dalam setiap perjumpaan, karena semua itu bertentangan dalam pergaulanyang baik dalam keluarga.”

Di antara bentuk perlakuan yang baik adalah melapangkan nafkah, meminta pendapat dalam urusan rumah tangga, menutup aib istri, menjaga penampilan, dan membantu tugas-tugas istri di rumah.

Salah satu hikmah Allah swt. mewajibkan seorang suami ber-muasyarah bil ma’ruf kepada istrinya adalah agar pasangan suami-istri itu mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. Karena itu, para ulama menetapkan hukum melakukan “muasyarah bil ma’ruf” sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh para suami agar mendapatkan kebaikan dalam rumah tangga.

Karena itu, para suami yang mendambakan kebaikan dalam rumah tangganya perlu mendalami tabiat perempuan secara umum dan tabiat istrinya secara khusus. Jika menemukan ada sesuatu yang dibenci dalam diri istri, demi kebaikan keluarga temukan lebih banyak kebaikan-kebaikannya.

Suami juga harus tahu apa perannya dalam rumah tangga. Dan, jangan pernah mencelakan istri dengan kekerasan, baik secara fisik maupun mental. Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.,” Apa hak istri terhadap suaminya?” Rasulullah menjawab, “Memberi makan apa yang kamu makan, memberi pakaian apa yang kamu pakai, tidak menampar mukanya, tidak membencinya serta tidak boleh memboikotnya.”

Bagaimana jika timbul perselisihan? Cekcok antara suami-istri adalah hal yang manusiawi. Jika Rasulullah  memberi toleransi waktu tiga hari bagi dua orang muslim saling mendiamkan satu sama lain, alangkah baiknya jika suami-istri saling mendiamkan di pagi hari, di malam harinya sudah bisa saling senyum lagi.

Kenapa?

Sebab, pasangan suami-istri muslim dan muslimah paham betul bahwa perselisihan mereka adalah gangguan Iblis. Rasulullah saw. pernah menerangkan kepada para sahabat, “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya diatas air, kemudian dia mengirim pasukannya, maka yang paling dekat kepadanya, dialah yang paling besar fitnahnya.

Lalu datanglah salah seorang dari mereka seraya berkata: aku telah melakukan ini dan itu, Iblis menjawab, kamu belum melakukan apa-apa. Kemudian datang lagi yang lain melapor, aku mendatangi seorang lelaki dan tidak akan membiarkan dia, hingga aku menceraikan antara dia dan istrinya, lalu Iblis mendekat seraya berkata, “Sangat bagus kerjamu” (HR . Muslim)

Begitulah, Iblis menjadikan menceraikan pasangan suami-istri sebagai prestasi tertinggi tentaranya. Karena itu, Islam mencegah perbuatan yang bisa menyebabkan perselisihan suami-istri. Karena itu, jika cekcok dengan pasangan hidup Anda, segera selesaikan masalahnya. Upayakan selesaikan masalah rumah tangga sendiri. Jangan menghadirkan pihak ketiga. Jika belum selesai juga, hadirkan seseorang yang bisa menjadi hakim yang bisa diterima kedua belah pihak.

Seiring dengan panjangnya perjalanan waktu dan lika-liku kehidupan, kadang ikatan pernikahan mengendur. Karena itu, perkuat lagi ikatan itu dengan mengingat-ingat kembali tujuan pernikahan.

Bangun komunikasi yang positif. Komunikasi adalah kunci keharmonisan. Karena itu, pahami betul cara berkomunikasi pasangan Anda. Dan, hidupkan syuro dalam keluarga. Bahkan untuk urusan kecil sekalipun perlu dibicarakan bersama.

Insya Allah, Allah swt. akan memberi kebaikan yang banyak dalam keluarga Anda. Amin.

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=145505045483724&ref=notif&notif_t=note_tag

KEUTAMAAN HARI JUM’AT

Hari Jum’at memiliki beberapa keutamaan sebagaimana tertuang dalam beberapa hadits Nabi, diantaranya:

Pertama. Hari Jum’at adalah hari yang paling utama diantara hari-hari lainnya.

Kedua. Nabi Adam Alaihissalamdiciptakan pada hari Jum’at dan pada hari ini pula diwafatkan. Pada hari ini ia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari ini pula dikeluarkan dari surga.

Ketiga. Hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at.[3]
Abu Hurairah Radhiyalahu 'anhu meriwayatkan, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلاَ تَقَوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَة .

"Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at; pada hari ini Adam q diciptakan, pada hari ini (Adam Alaihissalam) dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari ini pula ia dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali pada hari ini.[HR Muslim, no. 854]

Dalam riwayat Aus bin Aus Radhiyallahu 'anhu dengan lafal:

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيْهِ قُبِضَ، وَفِيْهِ النَّفْخَةُ، وَفِيْهِ الصَّعِقَةُ .......

"Sesungguhnya seutama-utama hari kalian adalah hari Jum’at ; pada hari ini Adam Alaihissalam diciptakan, pada hari ini pula ia dimatikan, pada hari ini ditiupkan sangkakala (tanda kiamat), dan pada hari ini pula hari kebangkitan"[4]

Keempat. Hari Jum’at merupakan keistimewaan dan hidayah yang Allah berikan kepada umat Islam yang tidak diberikan kepada umat-umat lain sebelumnya.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

نَحْنُ اْلآخِرُوْنَ اْلأَوَّلُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوْتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوْتِيْنَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوْا فَهَدَانَا اللهُ لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ، فَهَذَا يَوْمُهُمُ الَّذِيْ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ هَدَانَا اللهُ لَهُ –قَالَ: يَوْمُ الْجُمْعَةِ-، فَالْيَوْمُ لَنَا وَغَداً لِلْيَهُوْدِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى.

"Kita adalah umat yang datang terakhir tapi paling awal datang pada hari kiamat, dan kita yang pertama kali masuk surga, cuma mereka diberi Kitab sebelum kita sedangkan kita diberi Kitab setelah mereka. Kemudian mereka berselisih, lalu Allah memberi kita hidayah terhadap apa yang mereka perselisihkan. Inilah hari yang mereka perselisihkan, dan Allah berikan hidayah berupa hari ini kepada kita (Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut hari Jum’at). Maka hari (Jum’at) ini untuk kita (umat Islam), besok (Sabtu) untuk umat Yahudi dan lusa (Ahad) untuk umat Nasrani".[HR Muslim, no. 855]

Dalam riwayat lain dari Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu dengan lafadz:

أَضَلَّ اللهُ عَنِ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا، فَكَانَ لِلْيَهُوْدِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ اْلأَحَدِ، فَجَاءَ اللهُ بِنَا فَهَدَانَا اللهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ وَاْلأَحَدَ، وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، نَحْنُ اْلآخِرُوْنَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَاْلأَوَّلُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَقْضِيَّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلاَئِقِ.

Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita dari hari Jum’at, maka umat Yahudi memperoleh hari Sabtu, umat Nasrani memperoleh hari Ahad. Lalu Allah mendatangkan kita dan memberi kita hidayah untuk memperoleh hari Jum’at. Maka Allah menjadikan hari Jum’at, Sabtu dan Ahad, dan mereka (umat sebelum kita) berada di belakang kita pada hari kiamat. Kita datang paling akhir di dunia, tetapi paling awal datang di hari kiamat yang telah ditetapkan untuk mereka sebelum diciptakan seluruh makhluk" [HR Muslim, no. 856]

Kelima. Pada hari Jum’at ini terdapat saat-saat terkabulnya do’a, terutama pada akhir-akhir siangnya setelah Ashar.

Berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّيْ يَسْأَلُ اللهَ خَيْراً إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، قَالَ: وَهِيَ سَاعَةٌ خَفِيْفَةٌ.

“Sesungguhnya pada hari Jum’at ada saat-saat, yaitu seorang muslim tidaklah ia berdiri shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, melainkan Allah akan memberinya.” Lalu Beliau berkata,”Dan saat-saat tersebut adalah saat yang singkat.” [HR Muslim, no. 852]

Dalam riwayat Jabir Radhiyallahu 'anhu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوْجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئاً إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوْهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.

"(Siang) hari Jum’at itu dua belas jam. Tidaklah didapati seorang hamba muslim pada saat-saat ini meminta sesuatu kepada Allah, melainkan Allah akan memberinya. Maka carilah pada akahir saat-saat tersebut setelah Ashar" [5].

Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/2615/slash/0

Wednesday 25 August 2010

~ SENI HIDUP ~

SENI tidak lebih penting daripada HIDUP
Namun HIDUP terasa MENYEDIHKAN bila TANPA SENI
Orang yang tidak tahu cara HIDUP YANG BAIK
Harus bisa MENINGGAL dengan BAIK

Jika orang membungkus dirinya SENDIRI
Ia akan membuat BUNGKUSAN YANG CANTIK
Senyum adalah KUNCI pembuka RUMAH KEBAHAGIAAN
KASIH SAYANG adalah PINTUNYA
Sikap SELALU GEMBIRA adalah TAMANNYA
IMAN adalah CAHAYANYA
RASA AMAN adalah DINDINGNYA


KEBAHAGIAAN adalah ketika seseorang memiliki WAJAH YANG CERAH,
kebun yang HIJAU, Air minum yang SEJUK, Buku (bacaan) YANG BERMANFAAT, Hati yang BERSYUKUR, Terjauh dari MAKSIAT, serta MENCINTAI KEBAIKAN


KENIKMATAN DUNIA adalah FATAMORGANA
PENDERITAAN atau MUSIBAH adalah PENGHAPUS DOSA
KEMARAHAN adalah API YANG MENGHANGUSKAN
WAKTU KOSONG adalah KERUGIAN
IBADAH adalah PERNIAGAAN


KENIKMATAN DUNIA berada dalam KESEHATAN
Kenikmatan MASA MUDA berada dalam SEMANGAT dan KREATIVITAS
KEMULIAAN ada dalam TAKWA
KEHORMATAN ada dalam HARTA
KEPRIBADIAN YANG BAIK ada dalam KESABARAN


Jangan TERLALU BERAMBISI untuk mengerjakan seluruh yang di dengar
Jangan terlalu BERHARAP kepada Teman
Jangan mengerjakan SELURUH KEINGINAN


KEUNGGULAN dalam BERKATA-KATA menciptakan KEPERCAYAAN DIRI
KEUNGGULAN dalam BERPIKIR menciptakan SESUATU YANG SANGAT BESAR
KEUNGGULAN dalam MEMBERI menciptakan CINTA


Orang yang SABAR dan TOLERAN akan DIHORMATI
Orang yang PELIT DAN SERAKAH akan DIBENCI
Orang yang GEMAR berbuat KEBAIKAN akan DICINTAI
Orang yang sering MEMINTA-MINTA akan DIJAUHI


Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk DUNIA
Maka ia hanya akan mendapatkan DUNIA
( bisa juga tidak mendapatkan apa-apa)


Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk AKHIRAT
Ia akan mendapatkan KEDUANYA... DUNIA dan AKHIRAT.


TINDAKAN MANUSIA BISA DI MODIFIKASI
Tetapi SIFAT MANUSIAWI tidak bisa di ubah


CINTA...
KEBAHAGIAAN...
KASIH SAYANG...
PERSAUDARAAN DAN PERSAHABATAN...
Tumbuh dari HATI YANG TULUS...


Ada SATU KATA yang membebaskan kita dari BEBAN HIDUP dan PENDERITAAN
SATU KATA itu adalah KASIH...

Hiduplah seperti BURUNG ...
Yang selalu AKTIF MENCARI REZEKI pagi dan petang ...
Dia tidak menghiraukan apa yang akan terjadi ESOK HARI ...
Dia tidak pernah KHAWATIR akan HARI ESOK...
Dia juga TIDAK BERHARAP pada siapapun...
TIDAK BERGANTUNG pada siapapun...
Kecuali pada Tuhannya
TIDAK MENYAKITI siapapun...
Serta terbang kian kemari dengan RIANG dan PENUH KELEMBUTAN


Bila KELEMBUTAN MELEKAT pada sesuatu pastilah ia akan MENGHIASINYA
Apabila TERLEPAS ia juga akan MEMPERBURUKNYA
Selamat menjalani hidup dengan indah...
*EZ09*

~ Bulan Cahaya ~
http://bulancahaya9.blogspot.com/

Tuesday 24 August 2010

Kegembiraan Orang yang Berpuasa

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ رَسُوْلُ الله صلي الله عليه وسلم كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”“[1]

Betapa istimewanya hadits ini. Di dalamnya diterangkan amalan secara umum dan puasa secara khusus. Diuraikan pula tentang keutamaan, keistimewaan, pahala (sekarang atau kemudian hari), hikmah dan tujuan puasa. Inilah salah satu contoh betapa luas karunia dan kebaikan Allah ‘Azza wa Jalla kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Allah ‘Azza wa Jalla membalas satu kesalahan dan penyimpangan dengan balasan yang sesuai dengan kesalahan itu. Sedangkan ampunan Allah ‘Azza wa Jalla lebih banyak dari padanya. Adapun kebaikan, paling sedikit, satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat dan akan semakin bertambah sesuai dengan sebab-sebabnya.

Hadits ini juga menerangkan hikmah pengkhususan, bahwa orang yang berpuasa ketika meninggalkan semua yang disukai oleh hawa nafsunya yang memang diciptakan dengan tabiat (watak, kebiasaan) sangat menyukainya, bahkan cenderung mendahulukannya dari apapun juga, apalagi jika hal itu merupakan kebutuhan pokok namun dia justru mengedepankan kecintaannya kepada Rabb-nya diatas kesenangan tersebut. Oleh sebab itulah Allah ‘Azza wa Jalla mengkhususkan amalan ini untuk diri-Nya dan Dia sendiri yang memberi pahala orang-orang yang berpuasa.

Ditegaskan pula bahwa puasa yang sempurna adalah ketika seseorang meninggalkan dua perkara yaitu,

Pertama, Meninggalkan semua perkara yang yang membatalkan puasa seperti makan, minum, bersetubuh dan semua yang semisalnya (dalam kategori membatalkan puasa secara dzahir).

Kedua, Meninggalkan semua yang menyebabkan berkurangnya pahala amalan itu seperti melakukan rafats (perbuatan keji), berteriak-teriak (bertengkar) dan mengerjakan atau mengucapkan kata-kata yang diharamkan, menjauhi semua bentuk kemasiatan, pertengkaran dan berbantah-bantahan yang menimbulkan permusuhan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.“[2]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata فَلَا يَرْفُثْ (maka janganglah berkata kotor), yakni janganlah berbicara dengan kata-kata yang buruk; وَلَا يَصْخَبْ (jangan ribut bertengkar), yaitu dengan kata-kata yang menimbulkan fitnah dan pertengkaran. Sebagaimana diterangkan dalam hadits lain, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta bahkan mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”[3]

Maka, barangsiapa yang merealisasikan kedua hal itu, yakni meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa dan hal-hal yang dilarang, sempurnalah pahalanya sebagai orang yang berpuasa. Sedangkan yang tidak melaksanakan hal ini, maka janganlah mencela siapapun kecuali dirinya sendiri.

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membimbing orang yang berpuasa jika ada seseorang yang mengajaknya bertengkar atau mencacinya, hendaknya dia mengatakan kepada orang tersebut :إِنِّي صَائِمٌ (saya sedang berpuasa).

Adapun manfaatnya ialah seakan-akan dia ingin mengatakan, “Ketahuilah, bukannya saya tidak mampu menghadapi perbuatanmu, akan tetapi saya sedang berpuasa. Saya menghormati dan menjaga kesempurnaan puasa saya. Inilah yang diperintahkan Allah’Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Ketahuilah, bahwa puasa mengajakku untuk tidak mengimbangi perbuatanmu, tetapi menganjurkan aku agar bersabar. Maka, apa yang aku lakukan jauh lebih baik daripada apa yang kamu kerjakan terhadapku.”

Sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ (untuk orang yang berpuasa ada dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb-nya). Keduanya adalah pahala yang diberikan Allah ‘Azza wa Jalla yang disegerakan atau ditunda di akhirat.

Kegembiraan pertama, kegembiraannya ketika berbuka, yaitu kegembiraan dengan nikmat yang telah Allah ‘Azza wa Jalla berikan kepadanya dengan menyempurnakan puasanya. Ibadah ini termasuk amal shalih yang paling utama, namun betapa banyak orang yang terhalang dari puasa. Selain itu, ia juga bergembira dengan apa yang kembali dihalalkan Allah untuknya, berupa makanan, minuman dan persetubuhan (jima’),mengingat hal-hal tersebut sebelumnya diharamkan baginya pada saat sedang berpuasa.

Kegembiraan kedua, Kegembiraannya ketika berjumpa dengan Rabb-nya dengan keridhaan dan kemurahanNya. Ia gembira dengan membawa pahala puasanya. Ketika dia mendapatkan pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’âla yang telah disediakan untuknya, ketika dikatakan kepadanya, “Mana orang-orang yang berpuasa, hendaklah dia masuk surga dari pintu Ar-Royyan, yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.”

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.”[4]

Juga dalam ayat yang mulia ini dijelaskan mengenai balasan bagi orang yang berpuasa. Allah Ta’ala berfirman,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

“(Kepada mereka dikatakan): ‘Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.’” (QS. Al Haqqah [69]: 24)

Mujahid dan selainnya mengatakan, “Ayat ini turun pada orang yang berpuasa”. Barangsiapa yang meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena Allah, maka Allah akan memberi ganti dengan yang makanan dan minuman yang lebih baik.”[5]

Saudariku, apakah kita tidak ingin memasuki pintu surga Ar-Royyaan? Betapa besarnya ganjaran Allah terhadap orang-orang yang berpuasa. Dan betapa pula, hati setiap orang yang berpuasa luruh dalam kegembiraan dan kebahagiaan dengan amalan yang diistimewakan Allah ‘Azza wa Jalla untuk diriNya dan dijanjikan balasannya murni dari karunia dan kebaikanNya. Sesungguhnya, Allah ‘Azza wa Jalla Maha Memiliki karunia yang besar.

Kemudian sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ (sungguh, bau mulut orang yang berpuasa jauh lebih harum di sisi Allah Azza wa Jalla daripada bau misik (minyak wangi)). Meskipun tidak disukai orang, janganlah bersedih duhai orang yang berpuasa, sesungguhnya dia lebih harum disisi Allah ‘Azza wa Jalla daripada bau minyak kesturi (misik). Inilah hasil ibadah dan taqarrub-nya kepada Allah’Azza wa Jalla.

Kegembiraan ketiga, kita juga dapat bergembira karena puasa mampu memberikan syafaat kepada pelakunya pada hari kiamat. Diriwayatkan dari ‘Abdullan bin ‘Amr radhiallaahu ‘anhuma, bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اَلصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. يَقُوْلُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِيْ فِيْهِ. وَيَقُوْلُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِيْ فِيْهِ

“Puasa dan al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada Hari Kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka izinkan aku memberi syafa’at kepadanya.’ Al-Qur`an berkata, ‘Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafa’at kepadanya”.[6]

Kegembiraan keempat, kebahagiaan terhadap puasa sebagai kaffarat (pelebur) dosa-dosa. Dosa menyebabkan kecemasan dan ketakutan karena akibatnya yang buruk, manakala disediakan peleburnya, berarti kecemasan tersebut akan teratasi, pelakunya pun tenang dan berbahagia, sama halnya dengan peminum racun yang membahayakan, ketika penawarnya ditemukan, dia akan senang sekali. Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ

“Fitnah (kelalaian) seseorang pada keluarga, harta, anak, dan tetangganya dapat dilebur dengan shalat, puasa dan sedekah.”[7]

Melihat kebaikan-kebaikan puasa di atas, penulis teringat Firman Allah Ta’ala ,

وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 184).
Akhirul kalam…

والله الموفّق إلى أقوم الطريق
وصلى الله وسلم على نبينا وعلى آله وأصحابه ومن اتّبعهم بإحسان الى يوم الدين

Penulis: Ummu Izzah Yuhilda
Muraja’ah: Abu Rumaysho Muhammad Abduh Tuasikal

[1] HR. Muslim no. 1151
[2] HR. Al Bukhari 1904
[3]HR. Al-Bukhariy no.190
[4] HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152
[5] Latho’if Ma’arif, hal. 281.
[6] HR. Ahmad no. 6626 dari Ibnu Umar. Al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawa`id, 3/181 berkata, “Rawi-rawinya adalah rawi hadits shahih”
[7]HR. al-Bukhari dari Hudzaifah bin al-Yaman. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 310

Maraji’ :
Qur’anul Karim dan Terjemahannya
www.rumaysho.com
www.alsofwah.or.id
Majelis Bulan Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin, Imam Asy-Syafi’i, Jakarta.
Mutiara Hikmah Penyejuk Hati Syarah 99 Hadits Pilihan, Al-Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Cahaya Tauhid Press, Malang.
Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi Kedua, Darul Haq, Jakarta.

***
Artikel muslimah.or.id

Apakah Ghibah dan Mencela Orang Dapat Membatalkan Puasa?

Pertanyaan :

Apakah perbuatan ghibah (menggunjing) seseorang dapat membatalkan puasa Ramadhan?

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz -rahimahullah- menjawab:

Ghibah tidak membatalkan puasa. Ghibah adalah menyebut seseorang dengan apa yang tidak disukainya, ghibah adalah maksiat. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً

“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain” (QS. Al Hujurat: 12 )

Begitupula dengan namimah (mengadu-domba), mencela, dan berdusta, semuanya tidaklah membatalkan puasa dan ibadah yang lainnya. Namun semua itu menodai puasa dan mengurangi pahala, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam,

من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل، فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشراب

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta, melakukan kedustaan serta berbuat usil, maka Allah Ta’ala tidak butuh ia meninggalkan makannya dan minumnya” (HR. Bukhari)

dan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam,

الصيام جنة، فإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث ولا يصخب فإن سابه أحد أو قاتله فليقل إني صائم

“Puasa itu perisai, jika sesorang diantara kalian berpuasa, janganlah berkata keji dan janganlah berkelahi, dan jika seseorang mencelanya atau memusuhinya maka katkanlah aku sedang berpuasa.” (Muttafaqun ‘alaihi)
dan hadits-hadits yang semakna jumlahnya banyak.

Sumber: http://binbaz.org.sa/mat/550

Diterjemahkan oleh Ummu Sufyan Ferarita Dewi A.
Murojaah: Abu Rumaysho Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslimah.or.id

Benarkah Tidurnya Orang Yang Berpuasa Adalah Ibadah??

Apakah benar tidur orang yang berpuasa itu berpahala? Apakah benar seperti itu?



Di bulan Ramadhan saat ini, kita sering mendengar ada sebagian da’i yang menyampaikan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Bahkan dikatakan ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga dengan penyampaian semacam ini, orang-orang pun akhirnya bermalas-malasan di bulan Ramadhan bahkan mereka lebih senang tidur daripada melakukan amalan karena termotivasi dengan hadits tersebut. Dalam tulisan yang singkat, kami akan mendudukkan permasalahan ini karena ada yang salah kaprah dengan maksud yang disampaikan dalam hadits tadi. Semoga Allah memudahkan dan menolong urusan setiap hamba-Nya dalam kebaikan.

Derajat Hadits Sebenarnya

Hadits yang dimaksudkan,

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.”

Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if (lemah). Juga dalam hadits ini terdapat Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.
Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan sanad hadits yang dho’if (lemah).
Kesimpulan: Hadits ini adalah hadits yang dho’if. Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah no. 4696 mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).

Tidur yang Bernilai Ibadah yang Sebenarnya

Setelah kita menyaksikan bahwa hadits yang mengatakan “tidur orang yang berpuasa adalah ibadah” termasuk hadits yang dho’if (lemah), sebenarnya maknanya bisa kita bawa ke makna yang benar.
Sebagaimana para ulama biasa menjelaskan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah. Sebagaimana An Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,

أَنَّ الْمُبَاح إِذَا قَصَدَ بِهِ وَجْه اللَّه تَعَالَى صَارَ طَاعَة ، وَيُثَاب عَلَيْهِ

“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Jadi tidur yang bernilai ibadah jika tidurnya adalah demikian.

Ibnu Rajab pun menerangkan hal yang sama, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” (Latho-if Al Ma’arif, 279-280)

Intinya, semuanya adalah tergantung niat. Jika niat tidurnya hanya malas-malasan sehingga tidurnya bisa seharian dari pagi hingga sore, maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia. Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.

Jadi ingatlah “innamal a’malu bin niyaat”, setiap amalan tergantung dari niatnya.

Semoga Allah menganugerahi setiap langkah kita di bulan Ramadhan penuh keberkahan. Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmatnya, segala kebaikan menjadi sempurna. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam, wal hamdu lillahi robbil ‘alamin.

Rujukan:

1. As Silsilah Adh Dho’ifah, Muhammad Nashiruddin Al Albani, Maktabah Al Ma’arif Riyadh, Asy Syamilah
2. Latho-if Al Ma’arif fil Mawaasim Al ‘Aam minal Wazho-if, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islamiy
3. Syarh Muslim, Abu Zakaria Yahya bin Syarf An Nawawi, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah
4. http://www.dorar.net/enc/hadith/نوم الصائم /pt

***
Diselesaikan pada waktu ifthor, 2 Ramadhan 1430 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.rumaysho.com

Menyikat Gigi Tanpa Pasta Gigi Saat Berpuasa

Berpuasa seringkali menyisakan bau mulut yang kurang nyaman bila tercium oleh orang lain. Meskipun demikian, dalam sebuah hadits telah disebutkan bahwa bau mulut orang yang berpuasa bagaikan wangi misk di sisi Allah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”[1]

Untuk meminimalisir bau mulut, seringkali kita menyikat gigi dengan pasta gigi. Dalam kondisi berpuasa, apakah kita tetap boleh menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi? Apakah hal ini boleh disamakan dengan kebolehan bersiwak saat berpuasa? Mari kita kaji pembahasan ini bersama.

Hukum Bersiwak Saat Berpuasa

Syaikh Shalih al-Fauzan pernah ditanya tentang hukum bersiwak ketika sedang melakukan puasa Ramadhan. Beliau memaparkan, “Tidak diragukan lagi bahwa bersiwak merupakan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dianjurkan. Bersiwak memiliki keutamaan yang besar. Terdapat berbagai riwayat shahih yang menunjukkan dianjurkannya bersiwak, dapat kita lihat pada perbuatan maupun perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mengamalkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Hendaklah kita berusaha bersiwak, terlebih-lebih lagi pada saat diperlukan atau pada waktu yang disunnahkan untuk bersiwak, seperti sebelum berwudhu, ketika akan melaksanakan shalat, ketika hendak membaca al-Quran, ketika ingin menghilangkan bau mulut yang tak sedap, serta saat bangun tidur sebagaimana hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Keadaan-keadaan tadi merupakan saat yang ditekankan untuk bersiwak. Dan asalnya, siwak itu disunnahkan di setiap waktu. Orang yang berpuasa pun dianjurkan untuk bersiwak sebagaimana orang yang tidak berpuasa. Pendapat yang tepat, bersiwak dibolehkan sepanjang waktu, dianjurkan untuk bersiwak di pagi hari maupun di sore hari.

Pendapat yang menyatakan tidak bolehnya bersiwak di sore hari sebenarnya bukan berasal dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, yang tepat terdapat beberapa perkataan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan,

رَأَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- مَا لاَ أُحْصِى يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ

“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak beberapa kali hingga tidak dapat kuhitung banyaknya, meskipun saat itu beliau sedang berpuasa.”[2]

Oleh karena itu, bersiwak itu disunnahkan bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa. Namun dengan tetap menjaga agar jangan terlalu kasar (tergesa-gesa) ketika bersiwak karena bisa melukai mulut dan menyebabkan keluarnya darah, atau siwak bisa merusak sesuatu yang ada di mulut . Maka, wajib bagi orang yang terjadi semacam itu untuk mengeluarkan darah atau siwak tersebut dari mulutnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang bersiwak dengan perlahan-lahan.[3]

Jika Siwaknya Memiliki Rasa

Sebuah pertanyaan disampaikan kepada Syekh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin, “Apakah bersiwak dengan siwak yang memiliki rasa membatalkan puasa?”

Syaikh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin menyampaikan jawaban, “Bersiwak boleh dilakukan saat berpuasa, dan hukumnya disunnahkan di setiap waktu. Banyak ulama yang memakruhkan bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Mereka berpendapat demikian karena bersiwak menyebabkan hilangnya bau mulut yang baunya di sisi Allah bagaikan wangi misk.

Para ulama yang meneliti lebih jauh menguatkan pendapat bahwa bersiwak saat berpuasa tidaklah makruh, bahkan dianjurkan untuk bersiwak di pagi dan sore hari.
Adapun jika siwak tersebut memiliki rasa, maka wajib bagi orang yang bersiwak untuk membuang ludahnya ke tanah atau menyekanya dengan sapu tangan. Secara umum, sesungguhnya rasa itu hanya ada di kulit siwak dan tidak selamanya akan ada pada siwak tersebut. Adapun jika siwak tersebut berasa seperti rasa salah satu jenis sayuran atau yang semisalnya, dari segi bahwa rasanya dapat terkecap dengan ludah, maka wajib bagi orang yang bersiwak tersebut untuk memuntahkan air liurnya tadi, karena jika dia sengaja menelan sesuatu dan mengecap rasanya maka puasanya batal. Wallahu a’lam.[4]

Dari fatwa beliau tersebut, dapat dipahami bahwa alasan tidak bolehnya menggunakan siwak yang memiliki rasa saat berpuasa adalah karena rasa dari siwak tersebut bisa terkecap oleh ludah dan akhirnya tertelan masuk ke tenggorokan. Padahal, telah kita ketahui bersama bahwa menelan makanan dan minuman ke dalam kerongkongan dengan sengaja termasuk salah satu pembatal puasa.

Dalam kitab Haqiqatush Shiyam, pada Pasal “Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan yang Tidak Membatalkan Puasa”, Syaikh al-Albani menyatakan, “Pembatal-pembatal puasa ada yang berdasarkan nash dan ijma’ (kesepakatan para ulama), yaitu: makan, minum, dan berjima’ (hubungan intim dengan istri). Allah Ta’ala berfirman,

فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُواْ مَا كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ

‘Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, serta makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam (yaitu fajar). Kemudian, sempurnakanlah puasa itu sampai (datangnya) malam….’ (QS. Al-Baqarah: 187)

Ayat ini menunjukkan bahwa di saat tidak puasa diizinkan untuk berhubungan intim dengan istri. Maka bisa dipahami bahwa puasa haruslah menahan diri dari berhubungan intim dengan istri, makan dan minum.”[5]

Hukum Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa

Dalam hal ini, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya, “Apakah seseorang yang berpuasa boleh menggunakan pasta gigi padahal dia sedang berpuasa di siang hari?”

Beliau menjawab, “Melakukan seperti itu tidaklah mengapa selama tetap menjaga sesuatu agar tidak tertelan di kerongkongan. Sebagaimana pula dibolehkan bersiwak bagi orang yang berpuasa baik di pagi hari atau sore harinya.” [6]

Pertanyaan yang serupa juga pernah disampaikan kepada Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, “Apa hukum menggunakan pasta gigi bagi orang yang berpuasa di siang hari bulan Ramadan?”

Beliau menjelaskan, “Penggunaan pasta gigi bagi orang yang sedang berpuasa tidaklah mengapa jika pasta gigi tersebut tidak sampai masuk ke dalam tubuhnya (tidak sampai ia telan, pen). Akan tetapi, yang lebih utama adalah tidak menggunakannya karena pada pasta gigi terdapat rasa yang begitu kuat yang bisa jadi masuk ke dalam perut seseorang tanpa dia sadari. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Laqith bin Shobroh,

بَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا

“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), kecuali bila engkau sedang berpuasa.”[7]

Dengan demikian, yang lebih utama bagi orang yang sedang berpuasa adalah tidak menggunakan pasta gigi. Waktu untuk menggunakan pasta gigi sebenarnya masih bisa di waktu lainnya. Jika orang yang berpuasa tersebut tidak menggunakan pasta gigi hingga waktu berbuka, maka berarti dia telah menjaga dirinya dari perkara yang dikhawatirkan merusak ibadah puasanya.”[8]

Kesimpulan

* Bersiwak disunnahkan untuk dilakukan dalam keadaan apa pun, baik sedang berpuasa ataupun tidak.
* Hukum menggunakan sikat gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak.
* Hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak yang memiliki rasa.
* Pada asalnya, hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi saat berpuasa adalah boleh. Namun untuk lebih berhati-hati dari tertelannya pasta gigi ke dalam kerongkongan, maka sebaiknya pasta gigi tidak digunakan ketika puasa, bisa ditunda setelah waktu berbuka tiba atau sebelum masuk waktu shubuh. Sebagai gantinya, ketika sedang berpuasa, sebaiknya menyikat gigi dilakukan tanpa memberikan pasta gigi pada sikat gigi. Wallahu a’lam.


[1] HR. Muslim no. 1151.
[2] HR. Tirmidzi no. 725 dan Ahmad 3/445. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if.
[3] Fatawa Ramadhan, Juz 2, nomor fatwa. 441, hlm. 492-493.
[4] Fatwa Syekh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin, nomor fatwa. 10774.
[5] Haqiqatush Shiyam, hlm. 10—11.
[6] Fatawa Ramadhan, Juz 2, nomor fatwa. 444, hlm. 495.
[7] HR. Abu Daud no. 2366. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[8] Fatawa Ramadhan, Juz 2, nomor fatwa. 446, hlm. 496

Referensi:

* Fatwa Syaikh al-Jibrin, http://ibn-jebreen.com (URL: http://ibn-jebreen.com/ftawa.php?view=vmasal&subid=10774&parent=835)
* Fatawa Ramadan fish Shiyam wal Qiyam wal I’tikaf wa Zakatul Fithr, Para Ulama, www.waqfeeya.com (URL: http://ia311213.us.archive.org/1/items/frskfrsk/frsk.pdf)
* Haqiqatush Shiyam, Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, pentahqiq Syekh Nashiruddin al-Albani, www.waqfeeya.com (URL: http://ia311036.us.archive.org/2/items/waq93564/93564.pdf)

Penulis: Ummu Asiyah Athirah
Muroja’ah: Abu Rumaysho Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslimah.or.id

Monday 23 August 2010

keutamaan Tauhid dan pembatal2nya

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw.

Saudaraku..Kepadamu aku persembahkan kalimat-kalimat singkat ini yang membahas masalah keutamaan Tauhid dan peringatan dari hal-hal yang membatalkannya,seperti berbagai macam perbuatan syirik dan bid'ah, baik yang besar maupun yangkecil.

=================================

Sesungguhnya Tauhid itu adalah kewajiban pertama yang diserukan oleh para rasul, yang merupakan pondasi da'wah mereka,Allah swt berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul padatiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah taghut"(An-Nahl:36)

Dan tauhid itu adalah merupakan hak Allah yang paling besar atas hamba-Nya, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukharidan Muslim dari hadits Mu'adz ra berkata: "Rasulullah saw bersabda:'HakAllah atas hamba-hamba-Nya adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain'"

Maka barangsiapa yang mengamalkan tauhid akan masuk surga, dan barangsiapa yangmengamalkan dan menyakini hal-hal yang bertentangan dengannya, maka ia termasukpenghuni neraka. Dan karena tauhid itu pulalah para rasul diperintahkan untukmemerangi kaumnya hingga mereka meyakininya, sebagaimana sabda Rasulullah saw:"Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwatiada Tuhan kecuali Allah."[H.R. Bukhari-Muslim]

=================================

Merealisasikan (mewujudkan) tauhid adalah jalan menuju kebahagiaan di duniamaupun di akhirat, sedang melakukan hal-hal yang bertentangan dengannya adalahjalan menuju kepada kesengsaraan. Mengamalkan tauhid adalah jalan untukmenyatukan barisan dan kalimat umat, sedang kesalahan dalam tauhid adalahpenyebab perpecahan dan terceraiberainya umat ini.

Ketahuilah wahai akhi fillah- semoga Allah merahmati kita semua- bahwasesungguhnya tidak semua orang yang mengucapkan laa ilaha illallah termasukahli tauhid hingga terpenuhinya syarat-syarat tauhid yang tujuh itu, sepertiyang disebutkan oleh ulama, yaitu:

1. Mengetahui makna dan maksudnya, dengan kedua dimensinya, baik dari segipeniadaan (laa ilaha) "tiada tuhan" maupun dari segi penetapan(illallah) "kecuali Allah", jadi tidak ada tuhan yang berhak disembahkecuali Allah swt.


2. Meyakini kandungannya dengan keyakinan yang kuat


3. Menerima apa yang dimaksudkan oleh kalimat ini dengan hati dan lisan


4. Tunduk kepada kandungannya

5. Jujur, yaitu ia menyibukkan dengan lisan yang dibenarkan oleh hatinya

6. Ikhlas yang tidak dicampuri oleh perasaan riya

7. Mencintai kalimat ini dengan segala kandungannya

Wahai saudara-saudaraku yang saya cintai karena Allah!. Sebagaimana kita wajib untuk mengamalkan tauhid dengan memenuhi syarat-syarat "laa ilahaillallah" maka kitapun diwajibkan untuk menghindari dan mencegah diri dariperbuatan syirik dengan segala bentuk, pintu dan tempat masuknya, baik syirik yang besar maupun syirik yang kecil, karena sebesar-besar kezaliman adalah syirikkepada Allah, dimana Allah swt mengampuni dosa-dosa hamba-Nya kecuali perbuatansyirik itu.

Dan barangsiapa yang terperosok ke dalamnya maka Allah swtmengharamkan surga baginya dan nerakalah tempat kembalinya. Allah swtberfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Diamengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yangdikehendaki-Nya." (An-Nisaa':48)

Kepadamu wahai akhi fillah! saya persembahkan beberapa hal yang membatalkan danmerusak tauhid, sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama agar kita dapatmenghindarinya, diantaranya adalah:

1. Memakai kalung atau benang (yang diikatkan di leher atau di tangan) dariapapun jenisnya, seperti kuningan , besi ataupun kulit dengan maksudmengangkat(menghilangkan) dan menolak bencana karena hal ini termasuk perbuatansyirik.

2.A Menggunakan "Ruqyah Bid'ah" (pengobatan dengan membaca mantra) dan"Tamimah" (jimat). Ruqyah bid'ah yang dimaksud adalah yang mengandungcoretan-coretan, gambar-gambar dan perkataan-perkataan yang tidak dimengertiserta meminta pertolongan kepada jin dalam mendeteksi suatu penyakit ataumelepaskan diri dari sihir. Sedang yang dimaksud dengan "Tamimah"adalah apa-apa yang dikalungkan pada manusia atau hewan yang terbuat dari benangatau ikatan lainnya, baik yang tertulis dengan ucapan bid'ah yang tidakbersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, ataupun yang bersumber darikeduanya-berdasarkan pendapat yang rajih (kuat)- karena ini termasuk hal yangmelahirkan perbuatan syirik.Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Ruqyah-yang mengandung syirik-,Tamimah, dan Tiwalah (sesuatu yang dibuat agar suami mencintai istrinya atausebaliknya) adalah perbuatan syirik" [H.R Ahmad dan Abu Daud]

2.B Termasuk perbuatan ini adalah menggantungkan selembar kertas, sepotong logam kuningan atau besi di dalam mobil yang diatasnya tertulis 'Lafdhul Jalala'(Allah) atau ayat kursyi atau meletakkan mushaf Al-Qur'an di dalam mobil dengankeyakinan bahwa itu semua dapat menjaga dan mencegahnya dari kejelekan sepertimata yang mengandung sihir dan sejenisnya. Termasuk pula memasang sepotong kertas atau logam yang berbentuk telapak tangan atau terdapat gambar mata.Tidak boleh memasang itu semua dengan keyakinan dapat mencegah dari pandanganmata yang mengandung sihir.Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang menggantungkan dirinya padasesuatu maka Allah akan membuatnya tetap bergantung padanya." [H.R Ahmad,Tirmidzi dan Hakim]
3. Termasuk diantara yang membatalkan tauhid adalah mencari berkah padaorang-orang tertentu dengan menyentuh dan meminta berkahnya, atau mencariberkah pada pohon-pohon, batu-batu dan lain-lain, bahkan kepada Ka'bahpun tidakboleh disentuh dengan tujuan mencari dan mengambil berkahnya, Umar ra ketikamencium Hajar Aswad berkata: "Sesungguhnya saya tahu bahwa kamu adalahbatu yang tidak mendatangkan mudharat dan manfaat, seandainya saya tidakmelihat Rasulullah saw menciummu, saya tidak akan menciummu."

4. Diantara yang membatalkan tauhid adalah menyembelih hewan bukan karenaAllah, seperti untuk para wali, setan-setan, jin dengan tujuan mengambilmanfaat dan mencegah kejahatan mereka, perbuatan ini termasuk syirik palingbesar. Dan sebagaimana kita dilarang menyembelih untuk selain Allah, maka kitapun dilarang meyembelih pada tempat-tempat penyembelihan yang biasadigunakan menyembelih hewan untuk selain Allah, walaupun orang tersebutmenyembelih dengan niat untuk Allah swt, dengan maksud mencegah seseorangterperosok ke dalam perbuatan syirik.

5. Termasuk pula, bernadzar untuk selain Allah, karena nadzar itu adalah ibadahyang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah swt

6. Termasuk diantaranya adalah meminta pertolongan dan perlindungan kepadaselain Allah swt. Rasulullah saw bersabda kepada Ibnu Abbas ra: "Bilaengkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah dan bilaengkau memohon sesuatu, maka mohonlah kepada Allah." Oleh karena itu kitadilarang memohon kepada Jin.

7. Diantara yang menafikan (membatalkan) tauhid adalah sifat "Ghuluw"(berlebih-lebihan) terhadap para wali dan orang-orang shaleh dan mengangkatmereka melebihi kedudukannya, yaitu dengan berlebih-lebihan dalam memuliakanatau mengangkat mereka sederajat dengan kedudukan para rasul, atau menganggapmereka sebagai orang-orang yang ma'sum (terbebas dari dosa)

8. Diantara yang merusak tauhid adalah "thawaf" di (sekeliling)kuburan, ini termasuk perbuatan syirik. Kita dilarang shalat di kuburan karenadapat menggiring seseorang kepada perbuatan syirik, maka bagaimana pula kitashalat dan beribadah kepadanya? Na'udzu billah.

9. Untuk menjaga tauhid, kita dilarang membangun sesuatu diatas kuburan ataumembuat kubah dan masjid, serta dilarang meninggikan (tanah kuburan) nya.

10. Diantara yang merusak tauhid adalah sihir, mendatangi tukang sihir, dukun,ahli nujum dan sebagainya. Jadi tukang sihir itu adalah orang yang kafir, tidakboleh mendatangi, bertanya dan membenarkannya, walaupun mereka mengaku sebagaiwali, syaikh dan sebagainya

11. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah "Thiyarah" yaitu perasaanpesimis (karena melihat suatu jenis burung tertentu) kepada hari, bulan, atau orang tertentu. Ini semua dilarang, karena "Thiyarah" adalah sesuatuyang dilarang, sebagaimana disebutkan di dalam salah satu hadits.

12. Termasuk yang merusak tauhid adalah mengandalkan dan bergantungkepada-sesuatu-sebab (perantara) seperti dokter, pengobatan, jabatan, dansebagainya dan tidak bertawakkal kepada Allah SWT. Dan yang diperintahkanadalah mencari perantara itu seperti mencari penyembuhan dan rejeki tetapidengan tetap menggantungkan hati (tawakkal) kepada Allah SWT semata, tidakkepada perantara tersebut.

13. Termasuk yang menafikkan tauhid adalah ilmu nujum atau memanfaatkan bintangpada sesuatu yang tidak diciptakan untuk itu. Maka kita dilarang untukmenggunakan bintang untuk mengetahui atau meramal kejadian yang akan datang danhal-hal ghaib, karena ini semua dilarang.

14. Termasuk pula meminta hujan berdasarkan musim, bintang dan benda langitlainnya dengan keyakinan bahwa bintang-bintang itulah yang menurunkan ataumenahan hujan, akan tetapi yang menurunkan dan menahan turunnya hujan adalahAllah SWT, maka katakanlah, "Hujan itu diturunkan kepada kami karenakeutamaan (karunia) dan rahmat Allah."

15. Di antara yang membatalkan tauhid adalah memalingkan suatu ibadah kepadaselain Allah, seperti memalingkan perasaan cinta yang tulus atau rasa takutkepada makhluk-makhluk.

16. Termasuk yang menghapuskan Tauhid adalah perasaan aman dari tipu daya dan adzab Allah serta berputus asa dari rahmat-Nya. Maka janganlah merasa aman daritipu daya Allah dan jangan berputus asa dari rahmat-Nya, tetapi hendaklah berada di antara perasaan takut dan harapan.

17. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah tidak sabar terhadap takdir-takdirAllah, mengeluh dan menentang takdir, seperti mengatakan: "Ya Allah,Mengapa engkau melakukan ini terhadapku, atau terhadap si Fulan." ataumengucapkan: "Mengapa Engkau melakukan ini semua, ya Allah." dantermasuk dalam jenis ini adalah meratap, merobek kantong dan memotong-motongrambut (karena perasaan sedih yang berlebih-lebihan).

18. Termasuk pula adalah riya' dan sum'ah (ingin memperdengarkan kebaikannya)dimana seseorang melakukan kebaikan karena dunia.

19. Di antara yang menafikkan tauhid adalah mematuhi para ulama, pemimpin dansebagainya dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, karenataat kepada mereka dalam hal ini termasuk perbuatan syirik.

20. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah ucapan: "Apa yang Allah danengkau kehendaki." atau ucapan: "Seandainya bukan karena Allah dan siFulan." atau ucapan: "Saya bertawakkal kepada Allah dan kepada siFulan." Hendaklah menggunakan kata "kemudian" dalamungkapan-ungkapan tersebut di atas, berdasarkan perintah Rasulullah SAW bahwaketika mereka ingin bersumpah hendaklah mengatakan: "Demi TuhanKa'bah" dan mengatakan: "Apa yang dikehendaki Allah kemudian apa yangengkau kehendaki." [H.R Nasai]

21. Termasuk perbuatan yang merusak Tauhid adalah mencaci maki tahun, waktu,hari dan bulan.

22. Termasuk yang menafikan tauhid adalah menghina agama, rasul-rasul,Al-Qur'an dan Sunnah. Atau mengejek orang-orang shaleh dan ulama disebabkanoleh karena mereka mengamalkan sunnah dan menampakkannya kepada mereka sepertimemelihara jenggot, memakai siwak, memendekkan pakaian hingga ke atas mata kakidan lain-lain.

23. Termasuk pula penamaan "Abdul Nabi", "Abdul Ka'bah" dan"Abdul Husain". Ini semua dilarang karena mengandung maknapenghambaan diri kepada selain Allah. Karena penghambaan diri hanya kepadaAllah semata, seperti nama "Abdullah" dan"Abdurrahman"

24. Termasuk yang menafikan Tauhid adalah menggambar makhluk-makhluk yangmemiliki roh lalu mengagungkan dan menggantungkan gambar tersebut di dinding,ruang tamu dan sebagainya

25. Diantara yang merusak Tauhid adalah meletakkan dan menggambar salib ataumembiarkannya ada pada pakaian sebagai pengakuan. Hendaklah salib itudipatahkan atau dibuang.

26. Diantara yang menafikan Tauhid adalah mengangkat orang-orang kafir danmunafiq sebagai pemimpin dengan mengagungkan dan memuliakan mereka ataumemanggil mereka dengan sebutan sayyid (tuan), menyambut ataupun mencintaimereka.

27. Termasuk yang menafikan dan bertentangan dengan Tauhid adalah bertahkim(berhukum) kepada selain apa yang diturunkan oleh Allah serta mendudukkan undang-undangbuatan manusia sejajar dengan hukum syariat Allah Yang Maha Bijaksana, ataumelegalisir undang-undang manusia dalam hukum, atau menganggap undang-udangtersebut sama atau bahkan lebih baik dari hukum syariat dan lebih cocok denganzaman, dan seseorang yang meridhai itu termasuk dalam jenis ini.

28. Termasuk yang membatalkan Tauhid adalah bersumpah dengan selain Allah,seperti bersumpah dengan nabi amanah dan semacamnya. Nabi saw bersabda:"Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh ia telahkafir atau musyrik" [H.R. Tirmidzi dan dihasankannya]

Akhi fillah! Sebagaimana kita wajib mengamalkan Tauhid dan berhati-hati darisegala hal yang bertentangan dan membatalkannya, maka kita juga harus selaluberjalan diatas jalan Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikenal dengan sebutanAl-Firqatun Najiyah (golongan yang selamat) yaitu jalan orang-orang salaf(dulu) umat ini seperti para sahabat dan yang datang sesudah mereka dalamsegala aspek aqidah dan akhlak. Dan sebagaimana Ahlus Sunnah memiliki manhaj(jalan hidup) dalam hal aqidah pada masalah nama-nama dan sifat-sifat Allah dansebagainya, maka demikian pula mereka memiliki manhaj dalam hal tingkah laku,akhlak, muamalah, ibadah, dan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Olehkarena itu ketika Rasulullah saw menyebutkan bahwa umat ini akan terpecahmenjadi 73 golongan: "Semua di neraka kecuali satu", Beliau ditanya:"Siapa mereka?" Lalu Beliau menjawab: "Mereka adalah seperti apayang aku dan para sahabatku jalani sekarang". Beliau tidak mengatakan: "Mereka yang mengatakan dan melakukan ini danitu... saja" Tetapi mereka yang mengikuti dan menjalani manhaj Rasulullahsaw dan para sahabatnya dalam berbagai hal. Maka yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut:

1. Dalam masalah Sifat, hendaklah anda menyifati Allah dengan apa yang Diasifati dirinya dan apa yang Rasulullah sifati dengan tanpa penyimpangan,penggambaran bentuk, penyerupaan dan peniadaan. Jadi tidak boleh menolak(sifat-sifat itu) kecuali (apa) yang diingkari oleh Allah swt dan tidak adapenyerupaan. Berdasarkan firman Allah swt: "Tidak ada sesuatupun yangserupa dengan Dia, dan Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat"(Asy-Syuura:11)

2. Bahwa Al-Qur'an itu adalah kalam Allah, bukan makhluk yang diturunkanoleh-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

3. Beriman dengan apa yang akan terjadi setelah mati seperti adzab kubur dansebagainya

4. Keyakinan bahwa iman itu adalah perkataan dan perbuatan yang bertambahdengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan

5. Tidak boleh mengkafirkan seseorang ketika melakukan dosa selain syirikselama ia tidak melakukannya. Dan bahwa pelaku dosa besar bila ia bertaubatkepada Allah, maka Allah akan menerima taubatnya, dan bila meninggal sebelumbertaubat, maka ia berada dalam kehendak Allah. Bila Dia menghendaki, maka Diaakan mengampuninya dan bila Dia mengendaki, maka Dia akan menyiksanya lalumemasukkannya ke dalam surga. Dan bahwa tidak ada yang akan kekal di dalamneraka kecuali orang yang tergelincir dalam lembah kekafiran dan syirik, danmeninggalkan shalat termasuk perbuatan kafir.

6. Ahlus-Sunnah mencintai, mengagumi dan mengikuti seluruh sahabat Rasulullah,apakah mereka termasuk Ahlul-Bait atau bukan. Dan tidak meyakini kemaksumanseorang pun di antara mereka. Dan bahwa sahabat yang paling mulia adalah AbuBakar Ash Shiddiq, kemudian Umar bin Khattab lalu Utsman bin 'Affan disusul Alibin Abi Thalib, -semoga Allah meridhoi mereka-.

7. Mereka beriman kepada karomah para wali yaitu orang-orang yang bertakwa dansholeh. Sebagaimana firman Allah SWT: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itutidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (Yunus:62-63)

8. Mereka tidak melihat bolehnya keluar dari kepemimpinan seorang imam(pemimpin) selama ia masih menegakkan sholat. Dan mereka pun tidakmenganggapnya kafir murtad selama ia memiliki dalil dan petunjuk dariAllah.

9. Mereka juga beriman kepada takdir baik dan buruk dengan seluruh tingkatannya,dan meyakini bahwa manusia itu berjalan dan memiliki ikhtiyar (pilihan untukmelakukan usaha atau perbuatan yang terbaik). Jadi mereka tidak menafikkantakdir dan tidak pula menafikkan ikhtiyar, tetapi menetapkan keduanya.

10. Mereka senang melakukan kebaikan untuk manusia, mereka adalah sebaik-baikmanusia bahkan termasuk yang paling adil di antara manusia.Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad.

(Diambil dari buletin Darull Qasim,"Keutamaan Tauhid dan Peringatan dari Hal-hal yang Membatalkannya". Penyusun: Darull Qasim, muraja'ah: SyaikhAbdullah bin Jibrin )

Sumber: Harmoni Islam Dan Indahnya Ramadhan (FB)