Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Monday 31 May 2010

ANAK CACAT

Sahabat, Bagaimanakah sikap kita ketika melihat anak kita terlahir CACAT ?
Apa yang bisa kita rasakan ketika melihat teman atau saudara kita CACAT ?
Apa yang bisa kita perbuat dengan orang-orang yang CACAT disekitar kita ?
Dan bagaimanakah sikap kita ketika tiba-tiba diri kita juga CACAT ?
Mungkin cacat fisik atau cacat mental dan bisa jadi juga cacat kehidupannya !

Ketika kita tidak mempu merasakan dan tidak berempati sedikitpun terhadap kecacatan disekitar kita, maka sebenarnya kita adalah orang cacat, cacat Qolbu kita, cacat Jantung kita dan cacat Perasaan kita, Adakah diantara kita yang tidak cacat ?

Kata Nabi SAW bahwa, Di dalam tubuh kita ini ada segumpal daging, jika ia cacat maka cacatlah seluruh infrastruktur dan sistem tubuh kita. Tetapi jika ia baik maka baiklah seluruh infrastruktur dan sistem tubuh kita. Ketahuilah daging itu adalah JANTUNG (QOLB ).

Manusia manakah yang mampu mengatur dan mengendalikan Jantung ? kapan dia harus berdetak dan kapan saatnya harus berhenti total ? hanyalah Allah Sang Maha Pencipta Pemelihara Seluruh Alam Semesta.

Fisikal kita boleh saja cacat asal Jantung ( Qolb ) kita tidak cacat, lalu nutrisi apakah yang membuat Jantung kita selalu sehat sepanjang hayat ? ” alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub ” ( Ketahuilah hanya dengan MENGINGAT ALLAH sajalah Jantung kita menjadi tenang/stabil ).

Nutrisi Jantung (Qolb) bukanlah kekayaan yang melimpah, bukan jabatan yang melangit, bukan nama dan keluarga yang dibesar-besarkan tetapi INGAT ALLAH artinya senantiasa barada dalam rel-rel ATURAN ALLAH ketika melaksanakan segala bentuk aktifitas kehidupan kita.
Apa yang terjadi jika ada selain Allah yang harus dibesar-besarkan ? inilah kisahnya !

“Huuu….uuura, hore.. yes !”
Teriakan gembira dari seorang Ibu yang menerima telegram dari anaknya yang telah bertahun-tahun menghilang. Apalagi ia adalah anak satu-satunya. Maklumlah anak tersebut pergi ditugaskan perang ke Vietnam pada 4 tahun yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah menerima kabar lagi dari putera tunggalnya tersebut. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur dimedan perang. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tersebut. Dalam telegram tersebut tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.

Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh anggota keluarga maupun rekan-rekan bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.

Siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport.
Si Anak: “Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?”
Ibu: “Oh sudah tentu, rumah kita cukup besar dan kamarpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan-segan bawalah!”
Si Anak: “Tetapi kawan saya adalah seorang cacad, karena korban perang di Vietnam?”
Ibu: “……oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacad?” - nada suaranya sudah agak menurun
Si Anak: “Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!”
Si Ibu dengan nada agak terpaksa, karena si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: “Asal hanya untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah?”
Si Anak: “…tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu wajahnya juga turut rusak begitu juga kulitnya, karena sebagian besar hangus terbakar, maklumlah pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!”
Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: “Na…ak lain kali saja kawanmu itu diundang kerumah kita, untuk sementara suruh saja ia tinggal di hotel, kalau perlu biar saya yang bayar nanti biaya penginapannya ya !”
Si Anak: “…tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!”
Si Ibu: “Cobalah renungkan olehmu nak, ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama dan kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang-orang penting yang berkunjung kerumah kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat tubuh yang cacad dan wajah yang rusak. Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? Apakah tidak akan menurunkan martabat kita bahkan jangan-jangan nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu nanti.”

Tanpa ada jawaban lebih lanjut dari anaknya telepon diputuskan dan ditutup.
Orang tua dari kedua anak tersebut maupun para tamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tersebut tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, karena tersinggung, disebabkan temannya tidak boleh datang berkunjung kerumah mereka.

Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telepon dari rumah sakit, agar mereka segera datang kesana, karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak karena kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya, tetapi kenyataannya pemuda tersebut adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka kehilangan putera tunggalnya !

Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tersebut kejam dan hanya mementingkan nama dan status mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?

Apakah Kita masih tetap mau berkawan
……. dengan orang cacad?
……..yang bukan karena cacad tubuh saja?
……. tetapi cacad mental atau
……..cacad status atau cacad nama atau
……..cacad latar belakang kehidupannya?

Apakah Kita masih tetap mau berkawan dengan orang
…….yang jatuh miskin?
…… yang kena penyakit AIDS?
…….yang bekas pelacur?
…….yang tidak punya rumah lagi?
…….yang pemabuk?
…….yang pencandu?
…….yang berlainan agama?

Jawabannya hanya kita dan Sang Pencipta saja yang mengetahunya?!
maka “SIKAP” Kita dalam memandang suatu hal harus kita ubah menjadi yang lebih baik atau lebih positif.dan hanya orang-orang yang jantungnya sehat sajalah yang mampu berfikir dan bersikap lebih positif terhadap segala sesuatu.

Sumber: http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=1493921071695#!/?page=1&sk=messages&tid=1130755125131

Manfaat Akhlak Dalam Kehidupan Sehari Hari

By: agusyafii

Sebagaimana telah disebutkan bahwa akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung rugi. Bagi orang yang berakhlak baik, berbuat baik adalah satu ekpresi, bukan transaksi, oleh karena itu perbuatan baiknya mengalir begitu saja tanpa harus mempertimbangkan untung rugi. Yang dimaksud dengan perbuatan adalah kegiatan fisik atau mental yang dilakukan secara sengaja dan bertujuan. Perbuatan bisa berujud aktifitas gerak, bisa juga berwujud diam tanpa gerak. Tidak berbuat dan tidak berkatakata yang dilakukan secara sengaja adalah suatu perbuatan yang bernilai akhlak. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, perkataannya, perbuatannnya dan diamnya diukur secara cermat, kapan harus berkata dan kapan harus diam, kapan harus bertindak dan kapan harus berdiam diri. Akhlak mengandung dimensi vertikal, horizontal dan internal, oleh karena itu kemanfaatan hidup berakhlak dirasakan oleh masyarakat dan oleh orang yang bersangkutan.

Diantara manfaat hidup berakhlak bagi individu yang berakhlak adalah:

1. Dapat menikmati ketenangan hidup. Ketenangan dalam hidup diperoleh oleh orang yang tidak memiliki konflik batin, konflik interest. Konflik batin timbul disebabkan oleh ketidak mampuan seseorang berakrab-akrab dengan diri sendiri, dengan kemampuan diri sendiri, dengan apa yang telah dimiliki. Pusat perhatian orang berakhlak ialah pada bagaimana menjadikan dirinya bermakna, bermakna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa serta kemanusiaan sesuai dengan nilai yang diajarkan oleh Allah Sang Pencipta. Dari segi ini orang yang berakhlak selalu bekerja keras tak kenal lelah untuk orang lain, yang dampaknya pulang kepada diri sendiri, yaitu tidak hirau terhadap kesulitan pribadinya. Secara internal orang berakhlak selalu mensyukuri nikmat Allah kepada dirinya sehingga ia merasa telah diberi banyak dan banyak memiliki. Dari itu ia selalu berfikir untuk memberi dan sama sekali tidak berfikir untuk menguasai apa yang telah dimiliki orang lain.

2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi. Perubahan merupakan sunnatullah dalam kehidupan. Terkadang perubahan terjadi dengan amat cepat, membalik keadaan begitu rupa, yang selama ini berkuasa jatuh terhina, yang terhina naik ke atas panggung, yang selama ini ditabukan justeru berubah menjadi perilaku umum setiap hari, yang mudah menjadi sulit, sebaliknya yang semula mustahil menjadi sangat gampang. Bagi orang yang berakhlak, perubahan itu tak lebih hanya sunnatullah kehidupan, sementara sunnatullah itu sendiri justeru tidak berubah. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, yang menjadi perhatian adalah bukan perubahannya, tetapi yang tidak berubah, yaitu kaidah-kaidah sunnatullah, seperti kebenaran akan jaya dan kebatilan akan runtuh, bahwa setiap kesulitan akan membawa kemudahan, bahwa kejujuran akan mendatangkan keberkahan, bahwa yang yang buruk, meski disembunyikan akan terbuka, bahwa yang baik meski sedikit akan diakui juga , bahwa merendahkan diri akan mendatangkan kemuliaan dan bahwa kesombongan akan berakhir dengan kehancuran. Bagi orang berakhlak dengan akidah tersebut diatas, ia akan memandang perubahan situasi justem dengan perspektif sunnatullah yang tidak berubah. Oleh karena itu ia tetap tenang di tengah perubahan zaman.

3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan. Kehidupan yang kita jalani memang benar-benar merupakan realitas, tetapi tak jarang apa yang ditawarkan kepada kita dan apa yang sedang kita ikuti sebenarnya bukan realitas tetapi hanya fatamorgana belaka. Bahwa untuk menjadi pandai orang harus belajar adalah realitas, bahwa untuk mencapai ke tingkat sosial tertentu orang harus berjuang melalui tahap-tahap pekerjaan adalah realitas, bahwa untuk menjadi kaya orang harus berusaha secara ulet serta membutuhkan waktu adalah realitas. Sebaliknya untuk menjadi pintar mendadak, menjadi kaya mendadak, untuk mencapai kedudukan tinggi secara mendadak adalah lebih sering merupakan fatamorgana yang menipu. Bagi orang yang berakhlak, fatamorgana kehidupan tidak menarik baginya, karena ia justeru tertantang untuk mengatasi kesulitan secara realistis. Orang yang berakhlak tahu persis makna sabar, yaitu tabah hati tanpa mengeluh, dalam menghadapi cobaan dan rtintangan, dalam jangka waktu tertentu, dalam kerangka mencapai tujuan. Orang sabar tahu persis bahwa menggapai tujuan bukan suatu yang mudah karena untuk itu membutuhkan waktu dan keuletan dalam menghadapi rintangan. Hanya orang dalam keadaan lemah mental atau tertekan sajalah yang mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan, kepada sesuatu yang nampaknya sangat menjanjikan tetapi sebenarnya tipuan belaka.

4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan. Sudah menjadi sunnatullah bahwa hidup manusia mengalami pasang dan surut, terkadang beruntung, di lain kali merugi, terkadang disambut oleh banyak orang, di lain kali dimaki dan bahkan diusir oleh orang banyak. Bagi orang yang berakhlak, karena prinsip hidup lurus yang selalu dipegang, maka ia selalu siap menghadapi keadaan surut maupun keadaan pasang. Di waktu beruntung ia bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berbagi rasa syukurnya kepada orang lain dan tidak menghambur-hamburkan keberuntungannya. Meski keberuntungan melimpah ruah, orang berakhlak tetap hidup wajar, tidak berlebihan dan tetap menjadi dirinya. Ketika sedang mengalami surut dalam hidupnya ia sabar, tidak mengeluh dan menerima apa adanya. Meski dalam keadaan serba kekurangan secara materi, orang yang berakhlak masih tetap memiliki keindahan dalam hidupnya karena ia tetap bisa melakukan sesuatu yang bermakna. Adapun orang yang tak berakhlak ketika beruntung ia lupa daratan berfoya-foya dengan keberuntungannya, dan ketika jatuh merugi ia lupa ingatan, sedih berkepanjangan, stress dan ada yang bunuh diri.

Wassalam,
agussyafii -

Wanita Penghuni Surga Itu....

Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”

Aku menjawab, “Ya”

Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’

Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’

Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.

Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah….dst”

Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?

Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?

Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.

Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.

Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.

Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”

Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.

Tapi, lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita penyakit ayan? Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.

Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???

Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”

Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.

Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)

Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.

Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.

Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?

Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.

Oleh : Ummu Rumman Siti Fatimah

Maraji’:
Syarah Riyadhush Shalihin (terj). Jilid 1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin.


Sumber: ttp://www.facebook.com/notes/itha-crochet/wanita-penghuni-surga-itu/393600152038

EMPAT HAL YANG HARUS DIWASPADAI

Asslmkm. wr.wb.

Saya mengingatkan kembali kepada saudara-saudariku, waspadalah terhadap empat hal keburukan, yaitu angkuh dan sombong, iri dan dengki, marah atau emosi, dan syahwat yang tidak terkendali.

* Angkuh dan sombong itu, menghalangi orang untuk mematuhi dan mentaati perintah atau larangan syariat Islam.

* Iri dan dengki itu, menghalangi orang untuk menerima nasehat atau memberi nasehat.

* Marah atau emosi itu, menghalangi orang untuk berbuat adil.

* Mengikuti nafsu syahwat itu, dapat mencegah orang menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Wasslmkm. wr.wb.
Sumber: http://www.facebook.com/notes/suprih-koesoemo/empat-hal-yang-harus-diwaspadai/114956991880533

Bukan Curhat Biasa

Curhat itu memang perlu. Walau kadang kala, kita merasa apa yang kita curhatkan itu adalah yang sama. Dan mendengarkan itu adalah perlu, walau apa yang dicurhatkan itu adalah sama. Sudah Fitrah manusia mengeluarkan segala uneg-unegnya dengan tujuan mengurangi beban hidupnya. Tidak hanya wanita, pria pun membutuhkannya. Segala komoditi internet ditujukan juga untuk mengurangi tingkat stress diri, sangat familiar salah satunya adalah email, blog, facebook, dan tak ketinggalan sosial commuditi sejenis plurk, dan saya mulai kecanduan dengan komoditi inet yang satu ini.

Menilik curhat lewat mail, anda tahu sendiri, bagaimana reaksi masyarakat terkait dengan kasus Prita dengan email curhatnya, yang dibela oleh banyak blogger dan insan pers bahkan DPR, membuktikan betapa curhat itu adalah kebutuhan primer yang setiap orang berhak mendapatkannya. Di lain negara, curhat bisa dilakukan kepada seorang robot, yang diberi nama Indrabot yang sudah dilengkapi dengan intelegensia tinggi dari aplikasi teori AI (Artificial intellegent). Apalagi seorang yang sudah renta (tua) mereka butuh waktu untuk didengarkan dan diberi komentar, walau hal itu mungkin tidak terlalu penting untuk disimak oleh seorang pendengar, tapi jangan salah sangka bagi si renta hal ini sangat berguna baginya.

Hmm.. semua orang butuh curhat!

Saya teringat, beberapa bulan yang lalu, ada masalah keluarga yang menimpa saya dan kakak. Yang bisa saya lakukan saat itu hanyalah menangis, karena tidak tahu apa solusinya dan mungkin juga karena emosi saya masih labil. Saat itu saya merasa nyaman sekali saat mama menenangkan saya dan mendengarkan curhat saya, dan semuanya berakhir sempurna. Saat itu tiada lagi resah gulana, dan baru menyadari betapa nikmatnya mempunyai mama, tidak perlu cari orang lain untuk mendengarkan curhat kita, atau datang ke kost orang yang kita pengen curhati itu (seperti yang saya lakukan sebelum bekerja). Weits.. ini OOT (out Of Topic ), bukan bermaksud mengiming-imingi para pembaca yang pengen bekerja [ peace ] .

Bagi yang belum nikah [ Ceiee gayanya :D], ati-ati bener-bener ati-ati curhatan ama lain jenis yang bukan mahram. Mungkin kita para cewek akan merasa nyaman, ga perlu berbasa-basi, to the point nan, logika yang lebih berperan daripada perasaan sehingga lebih cepet nemu solusinya. Tapi bila hal itu dilakukan antara seorang cewek ke lain jenis yang bukan mahramnya akan berakibat khalwat. Dan itu akan beimbas pada dosa. Kenapa? Karena curhat, mengutarakan isi hati akan menciptakan iklim yang intens berhubungan dengan orang yang dicurhati, alhasil lama kelamaan akan mempunyai kesamaan chemistry yang sama, dan akhirnya akan menimbulkan kecanduan dan membawa ingatan kita kepada yang kita curhati, baik dilakukan by sms, email, facebook, atau sejenisnya. Islam melarang keras khalwat karena hal itu mendekati zina. Dan curhat dengan lain jenis akan menurunkan izzah kita sebagai seorag muslimah. Menjauhi curhat dengan lawan jenis merupakan bentuk penjagaan terhadap nafsu yang sering bergelora dan akan lebih bergelora bila sudah tiba saatnya.

Terkadang.. butuh kedewasaaan saat seseorang mendengarkan curhat yang sama dari orang yang sama dengan permasalahan yang sama, perihal sudah dikasih tahu solusinya, tetapi tetep saja berulang dengan masalah yang sama. Betapa kerdilnya manusia ya.. yang permasalahanya dibebani dengan masalah yang sama, tapi dia masih saja kebingungan memecahkannya. Boleh jadi, dia dinilai sang Pencipta, tidak tangguh untuk menyelesaikan masalahnya tersebut. Atau dengan kata lain, sang pencipta ingin hamba tersebut lebih lihai memanagemen perasaan diri. Intinya sih, ketika kita diberi ujian pastilah kita akan mampu menyelesaikannya, karena Allah tidak akan memberi ujian diluar kemampuan kita menyelesaikannya.

Curhat yang tepat dilayangkan kepada Allah sebagai Dzat yang sebaik-baik penolong. Hasbunalloh wa nikmal wakil nikmal maula wa nikman natsir. Kemudia kepada suami, murrobi, teman yang kita anggap sholeh/sholehah. Dengan bercurhat tersebut kita bisa diarahkan untuk mengarungi permasalahan dengan solusi yang religi. Meniti jalan kebaikan itu tidaklah mudah, perlu perjuangan ekstra dan kemauan yang kuat, serta pengetahuan yang memadai untuk melalui medan tersebut. Kita akan melewati banyak sekali godaan, onak dan duri, yang membuat kita terengah-engah kepayahan. Tapi itulah jalan terakhir menuju Surga. Sebaliknya jalan ke nereka dipenuhi dengan berlimpangan kesenangan yang menipu. Ingatlah kawan kesenangan ini hanyalah sementara, dan kebebasan yang dirasakan semu adanya.

Mungkin agak aneh kurasa tulisan ini, masih belepot disana-sini, ditulis dalam kondisi yang sempit mencuri waktu untuk menyempatkan diri mengisi blog keep hamasaah , monggo di kritisi..

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=377120712038&id=100000648404084

Memaafkan Itu Menyehatkan

By: agussyafii

Pernah saya ditanya oleh seorang teman, 'kenapa aku kok susah memaafkan kepada orang yang justru aku cintai?' 'Dia telah menduakan cintaku..' Kemudian saya balik bertanya padanya, 'Kenapa tidak bisa memaafkan?' 'Sulit Mas..' jawabnya tertunduk.

Pada dasarnya memaafkan itu mudah dan menyehatkan. Selama kita tahu alasannya bila kita memaafkan membuat tubuh kita menjadi sehat dan bugar karena dapat mengurangi beban pikiran dan perasaan maka kita dengan mudah akan memaafkan. Jika anda termasuk orang yang suka memaafkan. Berbahagialah anda!

Terbayangkah oleh kita bila kita menyimpan daftar panjang kesalahan setiap orang, yang kita anggap berdosa? Apa lagi kesalahan dan dosa orang-orang yang kita cintai? Daftar panjang kesalahan orang lain kita biarkan menumpuk dalam hati tanpa kita sadari begitu banyak yang telah kita simpan sehingga hati kita dipenuhi dengan kebencian tanpa menyisakan ruang untuk menyimpan kebaikan dan kasih sayang yang senantiasa dipancarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala secara terus menerus ke dalam hati kita.

Pancaran sinar kebaikan dan kasih sayang yang diberikan oleh Allah tidak bisa masuk ke dalam hati kita karena hati kita tertutupi oleh kebencian dengan daftar panjang kesalahan dan dosa orang lain, hal itu membuat hidup kita senantiasa diliputi oleh rasa cemas, gelisah, mencurigai orang lain, menganggap dunia dipenuhi dengan kepalsuan, kebencian telah membakar seluruh tubuh kita dan menyebabkan tubuh kita menjadi sakit.

Disinilah sikap memberi maaf menjadi bermakna mulia, menjadikan hidup tanpa beban, tubuh menjadi terasa ringan. Hati kita menjadi lapang, bersih dan hati kita menerima pancarana kemuliaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala itulah sebabnya bagi orang-orang yang memaafkan mampu membuat tubuhnya menjadi sehat dan bugar.

Pertanyaan berikutnya, lantas bagaimana dengan orang yang terus menerus berbuat kesalahan kepada kita? Pada dasarnya hati kita tidak boleh dipenuhi oleh dendam dan kebencian namun juga tidak menjadikan diri kita membiarkan orang tersebut kembali melakukan kesalahan hal yang sama secara terus menerus maka diperlukan sikap lembut sekaligus tegas agar tidak mengulangi kesalahannya lagi karena sikap ini diperlukan agar kita mampu menjaga hati tetap jernih dan tubuh kita tetap sehat serta bugar.

Wassalam,
agussyafii

Wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam

Bismillahirahmanirrahim

Dalam sebuah kesempatan sahabat Abu Dzar a-Ghifffari r.a pernah bercakap-cakap dalam waktu yang cukup lama dengan Rasulullah S.a.w. Diantara isi percakapan tersebut adalah wasiat beliau kepadanya. Berikut petikannya ;

Aku berkata kepada Nabi S.a.w, "Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku." Beliau bersabda, "Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan." "Ya Rasulullah, tambahkanlah." pintaku.

"Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit."
"Ya Rasulullah, tambahkanlah." kataku.
"Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah."
"Lagi ya Rasulullah."
"Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku."
"Lagi ya Rasulullah."
"Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka."
"Tambahilah lagi."
"Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya."
"Tambahlah lagi untukku."
"Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui)."

Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda,"Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan diri (dari meminta), tidaklah disebut menghitung diri sebagaimana orang yang baik akhlaqnya."

Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah S.a.w kepada salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan wasiat beliau. Wallahu A`lam.

Sumber: http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=1445604830611

JANGAN MERASA PALING SUCI

”Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(QS, al-Hujurat [49]: 13)

Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja. Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .

Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo’a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi kepercayaan sang direktur. Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki. Dia mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.

Lalu sang kakak berdo’a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo’a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do’anya itu.

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo’a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo’a.

Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo’a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik, sesungguh ketidak mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. “

Sang adik Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do’anya tak pernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka, do’a selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:

“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.”

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya. Dia telah salah menilai adiknya. Tak disangka ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya dan ternyata keberhasilan sang kakak tak luput dari ketekunan do’a adiknya.

Sahabat, Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu semua bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan janganlah putus asa karena kemiskinan.

” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah BERITA GEMBIRA KEPADA ORANG-ORANG YANG SABAR, “ (Q.S.Al-Baqoroh 155 ).

Seringkali kita mengukur kedekatan kita kepada Allah SWT adalah karena terpenuhinya segala permintaan duniawi yang sering kita mohonkan dalam do’a-do’a kita.

Cobalah kita lihat orang yang sedang jatuh cinta atau bisa jadi kita sendiri pernah jatuh cinta kepada seseorang. Wajahnya selalu terbayang, canda tawanya serta tingkahnya selalu terkenang. Mau tidur ingat dia, mau makan ingat dia, mau mandi ingat dia bahkan kita sedang sholatpun ingat dia, surat cintanya atau sms nya kita selalu baca berkali-kali dan kita simpan dengan sangat rapi ketika ingat dia kita baca lagi surat cinta atau sms itu, hari-harinya selalu ingin bertemu, tidak ketemu sehari saja rasanya setahun. Padahal belum tentu dia akan menjadi milik kita. Masya Allah.

Pernahkah kita merasakan jatuh cinta kepada Allah ? Dia yang memberi nafas kita setiap detik, memberi berbagai makanan yang kita suka, memberi mata yang dengan itu kita bisa melihat indahnya dunia, memberi tangan yang membuat kita bisa berkarya, memberi kecerdasan yang membuat kita mampu berinovasi dan berkreasi dan memberi segala macam kebutuhan kita tanpa meminta imbalan sedikitpun, adakah semua itu kita rasakan ? mengapa kita tidak jatuh cinta kepadaNYA ? sejauh mana bukti cinta kita kepadanya ?

114 surat cintaNYA seberapa sering kita baca dan kita renungkan ? 114 surat kasihnya adakah pernah kita balas ? Panggilan AdzanNYA sesegera apakah kita menghadap ? tergetarkah hati kita dan gembirakah hati kita ketika mendengar panggilanNYA ? bandingkan dengan kita kalau dipanggil atasan kita atau dipanggil presiden ?

Yach, ada 114 SURAT CINTA yang telah dikirimkan kepada kita dan telah sampai kepada kita, kapan kita akan mau balas ?

http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

Sumber: http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=1438288870466

WANITA DALAM NERAKA

Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat Renungan khususnya untuk para wanita….

Sayyidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah
menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis.

Beliau menjawab, “Pada malam aku di-isra’- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. “Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Aku lihat perempuan digantung susunya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

Aku lihat perempuan tergantang kedua kakinya dengan terikat
tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta,
dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

Aku lihat perempuan yang badannya seperti hima, kepalanya seperti babi, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang
rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,” kata Nabi.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

*Rasulullah menjawab, “Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang ‘mengotori’ tempat tidurnya.

*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami.”Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fat imah Az-Zahra pun turut menangis.

Naudzubillah min dzalik…..

Semoga kita tidak termasuk diantara mereka, amin...

Sumber: http://www.facebook.com/notes/qasman-alfaridzi/wanita-dalam-neraka/395279126323

Saturday 29 May 2010

Kewajiban Membentuk Rumah Tangga Islam

dakwatuna.com - Islam agama yang diturunkan Allah swt. kepada manusia untuk menata seluruh dimensi kehidupan mereka. Setiap ajaran yang digariskan agama ini tidak ada yang berseberangan dengan fitrah manusia. Unsur hati, akal, dan jasad yang terdapat dalam diri manusia senantiasa mendapatkan “khithab ilahi” (arahan Allah) secara proporsional.

Oleh karenanya, Islam melarang umatnya hidup membujang laiknya para pendeta. Hidup hanya untuk memuaskan dimensi jiwa saja dan meninggalkan proyek berkeluarga dengan anggapan bahwa berkeluarga akan menjadi penghalang dalam mencapai kepuasan batin. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan fitrah manusia yang berkaitan dengan unsur biologis.

Berkeluarga dalam Islam merupakan sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk (kecuali malaikat), baik manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan ditekankan dalam ajaran Islam bahwa nikah adalah sunnah Rasulullah saw. yang harus diikuti oleh umat ini. Nikah dalam Islam menjadi sarana penyaluran insting dan libido yang dibenarkan dalam bingkai ilahi. Agar kita termasuk dalam barisan umat ini dan menjadi manusia yang memenuhi hak kemanusiaan, maka tidak ada kata lain kecuali harus mengikuti Sunnah Rasul, yaitu nikah secara syar’i. Meskipun ada sebagian Ulama yang sampai wafatnya tidak sempat berkeluarga. Dan ini bukan merupakan dalih untuk melegalkan membujang seumur hidup. Adapun hukumnya sendiri –menurut ulama– bertingkat sesuai faktor yang menyertainya. Coba perhatikan beberapa nash di bawah ini:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.” (An-Nisa: 1)

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21)

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِى مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ بْنُ أَبِى حُمَيْدٍ الطَّوِيلُ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ – رضى الله عنه – يَقُولُ جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا فَقَالُوا وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ . قَالَ أَحَدُهُمْ أَمَّا أَنَا فَإِنِّى أُصَلِّى اللَّيْلَ أَبَدًا . وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ . وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا . فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا أَمَا وَاللَّهِ إِنِّى لأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ ، لَكِنِّى أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى » . تحفة 745 – 2/7 ، رواه البخاري

Sa’idbin Abu Maryam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Humaid bin Abu Humaid At-Thawil bahwasanya ia mendengar Anas bin Malik r.a. berkata: “Ada tiga orang yang mendatangi rumah-rumah istri Nabi saw. menanyakan ibadah Nabi saw. Maka tatkala diberitahu, mereka merasa seakan-akan tidak berarti (sangat sedikit). Mereka berkata: “Di mana posisi kami dari Nabi saw., padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang.” Salah satu mereka berkata: “Saya akan qiyamul lail selama-lamanya.” Yang lain berkata: “Akan akan puasa selamanya.” Dan yang lain berkata: “Aku akan menghindari wanita, aku tidak akan pernah menikah.” Lalu datanglah Rasulullah saw. seraya bersabda: “Kalian yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh aku yang paling takut dan yang paling takwa kepada Allah. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku sholat, aku tidur, dan aku juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (Al-Bukhari)

Ada beberapa faktor yang mendasari urgensinya pembentukan keluarga dalam Islam sebagaimana berikut:

1. Perintah Allah swt.

Membentuk dan membangun mahligai keluarga merupakan perintah yang telah ditetapkan oleh Allah swt. dalam beberapa firman-Nya. Agar teralisasi kesinambungan hidup dalam kehidupan dan agar manusia berjalan selaras dengan fitrahnya. Kata “keluarga” banyak kita temukan dalam Al-Quran seperti yang terdapat dalam beberapa ayat berikut ini;

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Asy-Syu’ara’: 214)

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaha: 132)

2. Membangun Mas’uliah Dalam Diri Seorang Muslim.

Sebelum seorang berkeluarga, seluruh aktivitasnya hidupnya hanya fokus kepada perbaikan dirinya. Mas’uliah (tanggung jawab) terbesar terpusat pada ucapan, perbuatan, dan tindakan yang terkait dengan dirinya sendiri. Dan setelah membangun mahligai keluarga, ia tidak hanya bertanggungjawab terhadap dirinya saja. Akan tetapi ia juga harus bertanggungjawab terhadap keluarganya. Bagaimana mendidik dan memperbaiki istrinya agar menjadi wanita yang shalehah. Wanita yang memahami dan melaksanakan hak serta kewajiban rumah tangganya. Bagaimana mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi rabbani nan qurani. Coba kita perhatikan beberapa hadits berikut ini:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

عَنْ قَتادَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ تَعَالَى سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ حَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَهُ حَتىَّ يُسْأَلَ الرَّجُلُ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ غَرِيْبٌ مِنْ حَدِيْثِ قَتادةَ لَمْ يَرْوِهِ إِلَّا مُعاذُ عَنْ أَبِيْهِ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya.” (Hadits gharib dalam Hilayatul Auliya, 9/235, diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam Isyratun Nisaa’, hadits no 292 dan Ibnu Hibban dari Anas dalam Shahihul Jami’, no.1775; As-Silsilah Ash-Shahihah no.1636).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- :« خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى ».

Dari Aisyah r.a., berkata: “Nabi saw. bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik pada kelurganya dan aku paling baik bagi keluargaku.” (Imam Al-Baihaqi)

وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – : (( أكْمَلُ المُؤمِنِينَ إيمَاناً أحْسَنُهُمْ خُلُقاً ، وخِيَارُكُمْ خياركم لِنِسَائِهِمْ )) رواه الترمذي ،

Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (Imam At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Hadits hasan shahih.”

3. Langkah Penting Membangun Masyarakat Muslim

Keluarga muslim merupakan bata atau institusi terkecil dari masyarakat muslim. Seorang muslim yang membangun dan membentuk keluarga, berarti ia telah mengawali langkah penting untuk berpartisipasi membangun masyarakat muslim. Berkeluarga merupakan usaha untuk menjaga kesinambungan kehidupan masyarakat dan sekaligus memperbanyak anggota baru masyarakat.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

عَن أنسٍ رضي الله عنه قَالَ : { كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِالْبَاءَةِ ، وَيَنْهَى عَنْ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا ، وَيَقُولُ : تَزَوَّجُوا الْوَلُودَ الْوَدُودَ .فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ } رَوَاهُ أَحْمَدُ ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ .وَلَهُ شَاهِدٌ عِنْدَ أَبِي دَاوُد ، وَالنَّسَائِيُّ ، وَابْنِ حِبَّانَ مِنْ حَدِيثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ

Dari Anas r.a. berkata: “Rasulullah saw. memerintahkan kami dengan “ba-ah” (mencari persiapan nikah) dan melarang membunjang dengan larangan yang sesungguhnya seraya bersabda: “Nikaihi wanita yang banyak anak dan yang banyak kasih sayang. Karena aku akan berlomba dengan jumlah kamu terhadap para nabi pada hari kiamat.” (Imam Ahmad, dishahihkan Ibnu Hibban. Memiliki “syahid” pada riwayat Abu Dawud, An-Nasaai dan Ibnu Hibban dari hadits Ma’qil bin Yasaar)

4. Mewujudkan Keseimbangan Hidup

Orang yang membujang masih belum menyempurnakan sisi lain keimanannya. Ia hanya memiliki setengah keimanan. Bila ia terus membujang, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidupnya, kegersangan jiwa, dan keliaran hati. Untuk menciptakan keseimbangan dalam hidupnya, Islam memberikan terapi dengan melaksanakan salah satu sunnah Rasul, yaitu membangun keluarga yang sesuai dengan rambu-rambu ilahi. Rasulullah saw. bersabda:

عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ فَلْيَتَّقِ اللهَ فِى النِّصْفِ الْبَاقِى. رَوَاهُ الْبَيْهَقِي

Dari Anas bin Malik r.a. berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agama. Hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam setengahnya.” (Imam Al-Baihaqi)

Menikah juga bisa menjaga keseimbangan emosi, ketenangan pikiran, dan kenyamanan hati. Rasulullah saw. bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ».رواه مسلم

Dari Abdullah berkata: Rasulullah saw. bersabda kepada kami: “Wahai para pemuda, barangsiapa dari kalian yang memiliki kemampuan, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya menikah itu akan menundukkan pandangan dan memelihara farji (kemaluan). Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa. Karena puasa itu merupakan benteng baginya. (Imam Muslim)

Semoga kita dimudahkan Allah untuk melaksanakan sunnah ini. Amin


Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/kewajiban-membentuk-rumah-tangga-islam/

Hukum Tidak Terikat Dengan Mazhab

Soalan: Dr Asri, saya membaca buku Fekah as-Sunnah karangan Sayyid Sabiq. Saya amat tertarik dengan perbahasan buku tersebut yang mengambil kira pendapat berbagai mazhab. Tapi, kawan saya melarang membaca buku tersebut. Dia memberitahu saya bahawa pendapat yang tidak mengikut Mazhab Shafie adalah sesat. Saya keliru, sebab saya juga diberitahu buku Fekah as-Sunnah diterima di seluruh dunia. Bolehkah Dr Asri huraikan masalah ini?

Kamaruzaman, Kuala Selangor.

Jawapan Dr MAZA:

Saudara, wajib bagi kita umat Islam menghormati imam-imam akidah dan fekah dari semua aliran mazhab Islam yang muktabar. Sikap menyesatkan aliran mazhab fekah yang lain adalah sikap fanatik dan melampaui batas. Merujuk kepada masalah yang dikemukakan, saya tegaskan perkara-perkara berikut;

1. Kitab Fekah as-Sunnah adalah rujukan yang baik. Ia ditulis oleh tokoh ilmuwan besar al-Imam Sayyid Sabiq r.h atas cadangan al-Imam Hasan al-Banna r.h. Tujuan buku tersebut ditulis antaranya untuk membebaskan sikap fanatik mazhab yang wujud dalam kalangan umat Islam. Sebab itu adanya kata aluan Hasan al-Banna pada buku tersebut. Sayyid Sabiq sendiri menjelaskan tujuan bukunya untuk menghapuskan taksub mazhab dan khurafat yang menganggap bahawa pintu ijtihad telah tertutup. Buku ini amat baik untuk bacaan. Ia telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa. Sebahagian hadis dalam buku diberi komentar oleh al-Albani dalam bukunya Tamam al-Minnah.

2. Bermazhab dalam fekah itu bukan satu kesalahan. Namun fanatik mazhab adalah menyanggahi syarak. Imam-imam mazhab yang mulia seperti para imam yang empat dan selain mereka melarang sikap fanatik mazhab. Fanatik mazhab dalam ertikata berpegang dengan sesuatu pandangan dalam masalah fekah secara keras dan enggan melepaskannya sekalipun dirinya mengetahui bahawa pandangan tersebut salah, atau tidak berasas atau lemah, atau menyanggahi dalil syarak yang lebih kuat dan ada pendapat lain yang lebih benar atau kuat.

Prof Dr. Muhammad Raft ‘Uthman menyebut:

“Taksub mazhab adalah sesuatu yang dibenci dan dilarang di sisi syarak. Ini kerana maksud taksub mazhab ialah seseorang beriltizam dengan pendapat tertentu dalam masalah syarak dan enggan berubah, sedangkan dalam masa yang sama –antara dirinya dengan Allah azza wajalla- dia sedar pendapat tersebut tidak sahih, atau lemah, dan mazhab lain, atau ahli fekah lain telah memberikan pendapat yang sahih. Namun dia meninggalkan pendapat yang sahih tersebut dan mempertahankan pendapat yang lemah lagi bertentangan dengan yang sahih. Ini sikap yang dikecam di sisi syarak, kerana seseorang itu wajib beramal dengan apa yang dia yakin benar dari segi dalil dan kesahihannya. Seseorang tidak boleh berpegang dengan sesuatu pandangan sedangkan dia tahu pandangan itu lemah, atau tidak sahih. (lihat: al-Ta’asub al-Mazhabi Atharuhu ‘Ala al-Mazahib al-Islamiyyah, http://www.al-forqan.net/)

3. Mengikut sesuatu mazhab seperti Mazhab al-Syafi’i atau Hanafi atau Hanbali atau Maliki selain mereka dari kalangaan imam-imam yang muktabar bukan satu kesalahan, namun bukan juga satu kewajipan untuk seseorang menentu diri mesti sentiasa bermazhab tertentu. Seseorang muslim wajib menghormati para imam dan juga pandangan-pandang mereka. Namun, kita dilarang untuk taksub yang menghalang kita untuk meneliti atau memahami pendapat yang pelbagai dari mazhab-mazhab Islam tersebut.

Dr Yusuf al-Qaradawi menyebut:

“Perkara yang penting untuk anda mengetahuinya bahawa hukum orang awam mengikut salah seorang imam-imam mazhab ialah harus dengan syarat-syaratnya. Ianya bukan sesuatu yang wajib seperti yang dikatakan oleh golongan mutakhir. Ini kerana tiada kewajipan kecuali apa yang diwajibkan oleh al-Kitab dan al-Sunnah. Al-Quran dan al-Sunnah tidak mewajibkan seseorang terikat dengan mazhab. Maka tidak menjadi halangan untuk seseorang muslim bebas dari terikat dengan mana-mana mazhab. Dia boleh bertanya berkaitan agamanya kepada sesiapa sahaja di kalangan ulama. Tanpa perlu terikat dengan seseorang ilmuan sahaja tanpa bertanya orang lain. Inilah jalan para sahabah dan sesiapa yang mengikuti mereka dengan cara yang baik pada zaman sebaik-baik kurun. Allah telah selamatkan mereka dari taklid yang dicerca ini. Sebaik-baik manusia untuk bebas dari terikat dengan mazhab ialah sesiapa yang baru menganut Islam. Maka tiada kepentingan mewajibkannya apa yang tidak diwajibkan Allah ta’ala. Dia boleh bertanya sesiapa sahaja dari kalangan ulama yang dia mahu. Wajib ditulis untuk mereka buku-buku fekah yang memudahkan tanpa terikat dengan mazhab tertentu”.( Al-Qaradawi: Dr Yusuf, Kaif Nata’amal Ma’ al-Turath, m.s. 83-84, Kaherah: Maktab Wahbah).

4. Beraliran mazhab tertentu seperti orang Malaysia beraliran Mazhab al-Syafi’i, Pakistan beraliran Hanafi, Morocco beraliran Maliki dan Saudi beraliran Hanbali, tidak menjadi masalah. Namun yang menjadi masalah keengganan untuk akur kepada dalil yang diyakini dan sikap sudah menuduh orang yang beraliran lain sebagai sesat. Dr Wahbah al-Zuhaili dalam bukunya Al-Rukhas al-Syar’iyyah meletakkan satu tajuk: Adakah beriltizam dengan mazhab tertentu perkara yang dituntut syarak?.

Beliau menyebut tiga pendapat. Namun beliau telah mentarjihkan (memilih) pendapat yang menyatakan tidak wajib. Kata beliau: “Kata majoriti ulama: Tidak wajib bertaklid kepada imam tertentu dalam semua masalah atau kejadian yang berlaku. Bahkan harus untuk seseorang bertaklid kepada mana-mana mujtahid yang dia mahu. Jika dia beriltizam dengan mazhab tertentu, seperti mazhab Abu Hanifah, atau al-Syafi’i atau selainnya, maka tidak wajib dia berterusan. Bahkan boleh untuk dia berpindah-pindah mazhab. Ini kerana tiada yang wajib melainkan apa yang diwajibkan Allah dan RasulNya. Allah dan RasulNya tidak pula mewajibkan seseorang bermazhab dengan mazhab imam tertentu. Hanya yang Allah wajibkan ialah mengikut ulama, tanpa dihadkan hanya tokoh tertentu, dan bukan yang lain.

Firman Allah: (maksudnya): “Maka bertanyalah kamu kepada Ahl al-Zikr jika kamu tidak mengetahui.” Ini kerana mereka yang bertanya fatwa pada zaman sahabah dan tabi’in tidak terikat dengan mazhab tertentu. Bahkan mereka bertanya sesiapa sahaja yang mampu tanpa terikat dengan hanya seorang sahaja.

Maka ini adalah ijmak (kesepakatan) dari mereka bahawa tidak wajib mengikut hanya seseorang imam, atau mengikut mazhab tertentu dalam semua masalah. Kemudian, pendapat yang mewajibkan beriltizam dengan mazhab tertentu membawa kepada kesusahan dan kesempitan, sedangkan mazhab adalah nikmat, kelebihan dan rahmat. Inilah pendapat yang paling kukuh di sisi ulama Usul al-Fiqh.

Maka jelas dari pendapat ini, bahawa yang paling sahih dan rajih di sisi Ulama Usul al-Fiqh adalah tidak wajib beriltizam dengan mazhab tertentu. Harus menyanggahi imam mazhab yang dipegang dan mengambil pendapat imam yang lain. Ini kerana beriltizam dengan mazhab bukan suatu kewajipan –seperti yang dijelaskan-. Berdasarkan ini, maka pada asasnya tidak menjadi halangan sama sekali pada zaman ini untuk memilih hukum-hakam yang telah ditetapkan oleh mazhab-mazhab yang berbeza tanpa terikat dengan keseluruhan mazhab atau pendetilannya”. (Al-Zuhaili, Dr Wahbah, al-Rukhas al-Syar’iyyah, m.s. 17-19, Beirut: Dar al-Khair).

5. Maka, elakkanlah fanatik mazhab. Dalam masa yang sama kita menghormati para imam mazhab atas limpahan kesarjanaan mereka. Dr al-Qaradawi menjelaskan:

“Kebebasan kita dari sikap keras dalam bertaklid dan taksub mazhab tertentu tidak bermaksud kita mencerca mazhab-mazhab, atau menghina kedudukan para imam r.ahum. Ini tidak mungkin untuk dilakukan oleh seorang muslim yang mencium haruman ilmu. Syeikh al-Islam Ibn Taimiyyah telah mengarang kitab yang bernilai lagi masyur mengenai hal ini. Beliau namakan Raf’u al-Malam ‘an al-Immah al-A’lam yang mana diterangkan dalamnya keuzuran buat para imam apabila mereka meninggalkan hadis. Beliau menjelaskan bahawa tiada seorang pun dalam kalangan mereka yang sengaja menyanggahi RasululLah s.a.w., atau cuba berpaling dari sunnah baginda yang thabit…Namun yang kita maksudkan kebebasan dari mazhab ialah: seorang ahli fekah tidak mengikat dirinya dengan ikatan yang tidak diwajibkan oleh Allah dan RasulNya. Maka dia hendaklah mengambil pandangan dari mana-mana mazhab sekalipun, yang didapati lebih kuat hujahnya berdasarkan penilaian syarak”. (Al-Qaradawi, Taisir al-Fiqh li al-Muslim al-Mu’asir, m.s. 36).

http://drmaza.com/home/?p=1142

Sumber: http://www.facebook.com/?ref=home#!/?page=1&sk=updates&tid=1439037266648

Mari Kita Menangis

By: agussyafii

Ada satu kisah ketika Umar Bin Abdul Azis mendekati ajal, ia menangis. Lalu, ada orang yang bertanya kepadanya, Wahai Amirul Mukminin, bersyukurlah Allah telah memberikan engkau kemuliaan dan menjaminkan surga untukmu, kenapa engkau mesti menangis?'

Umar yang yang masih terus menangis mengatakan, ' aku menangis karena masih banyak orang yang menderita karena ketidakadilan, aku menangis karena orang-orang yang lapar ada dimana-mana ketika aku bersujud, aku menangis karena banyak orang yang hidup dalam kemiskinan dan kebodohan.' Bukankah aku akan berdiri di depan pengadilanNya lalu aku dimintai pertanggungjawaban tentang urusan makhlukNya? Demi Allah, aku tidak pernah yakin apakah yang pernah aku lakukan benar-benar sesuatu yang di ridhoi oleh Allah? Lalu bagaimana jika yang aku lakukan adalah perbuatan sia-sia?' Kemudian Umar Bin Abdul Azis berlinang air mata. Tidak lama kemudian akhirnya Umar meninggal dunia.

Itulah air mata seorang hamba Allah yang bernama Umar Bin Abdul Azis yang di dalam sejarah peradaban Islam telah menggoreskan tinta emas namun di dalam hidupnya penuh berlinangan air mata ketika melihat ketidakadilan, kemiskinan, kelaparan dan kebodohan karena semata-mata cintanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Sepatutnya kita menangis ditengah malam hari ini, betapa masih banyaknya saudara kita yang kelaparan disaat malam bersujud, marilah kita menangis betapa masih banyak saudara kita yang hidup dengan kemiskinan dan kebodohan. Mari kita menangis bersama-sama memohon kepada Allah agar keadilan dinegeri ini ditegakkan. Mari kita menangis dengan menumpahkan semua air mata yang kita miliki memohon kepada Allah agar tidak ada kesewenang-wenangan negara kepada rakyatnya dinegeri ini. Mari kita menangis bersama-sama dalam setiap sholat tahajud kita memohon kepada Allah agar negeri ini damai dan sentosa sehingga kemiskinan dan kebodohan tidak ada lagi membelenggu negeri yang kita cintai.

Mari kita menangis di dalam tahajud kita, untuk negeri yang cintai ini.

Wassalam,
agussyafii

Sumber: http://www.facebook.com/?ref=home#!/?page=1&sk=updates&tid=1480968032728

MARAH?

Emosi atau suka marah adalah bagian dari akhlak tercela yang harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimat. Kenapa? Ya, karena hanya akan mendatangkan permusuhan dan kerugian dalam hidup bermasyarakat. Rosulullah SAW memberikan larangan kepada ummatnya untuk melakukan perbuatan emosi atau mudah marah dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Karena yang dikatakan orang kuat bukanlah orang yang mampu membanting atau meninju, memukul seseorang dengan keras, tetapi yang dikatakan orang kuat adalah yang mampu menahan emosinya ketika marah. Bahkan mampu memaklumi dan memaafkan kesalahan orang lain. Bila bisa dilakukan, maka dia termasuk golongan manusia yang mendapat jaminan syurga dengan berbagai kenikmatan di dalamnya.

Nabi Muhammad SAW pada suatu ketika (waktu ashar) berkhutbah yang antara lain bersabda bahwa "Sesungguhnya anak cucu Adam dijadikan atas beberapa tingkatan yang bermacam-macam. Ada yang lambat marahnya dan cepat kembali, ada yang cepat marahnya dan cepat kembali, ada yang cepat marahnya dan marah terus. Untuk itu, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemarahan adalah bara api di hati anak Adam, Coba perhatikan, apakah tidak kalian lihat memerahnya kedua belah mata dan menegangkan urat leher? Karena itu, barangsiapa merasakan munculnya perasaan emosi, hendaklah dia tetap berada di tempat”.

Larangan manusia bersikap emosi, banyak diterangkan dalam Al-Qur'an, diantaranya dalam Surat Al-Fatihah ayat 7, Surat Asy-Syura ayat 37, Surat Al-Anbiya ayat 87, dan Surat Al-Mumtahanah ayat 13 (tolong baca Al-Qur’an dan terjemahannya). Sedangkan hadist-hadist Nabi Muhammad SAW di antaranya sabda beliau yang melarang bersikap emosi adalah :

1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa sesungguhnya ada seorang lelaki berkata kepada Nabi SAW : "Ya Rosulullah, berwasiatlah kepadaku". Jawab Rosulullah : "Janganlah engkau marah". Rosulullah mengulangi berkali-kali "Janganlah engkau marah" (HR Bukhari).
2. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa sesungguhnya Rosulullah SAW telah bersabda : "Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat bantingan, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai nafsunya ketika marah" (HR Bukhari dan Muslim).
3. Dari Mu'adz bin Anas r.a. bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda : "Barangsiapa menahan marah padahal dia mampu untuk mencurahkan kemarahannya, maka pada hari kiamat nanti Allah SWT akan memanggil dirinya sebagai pemimpin makhluk, sehingga dia dipersilahkan untuk memilih bidadari yang dikehendakinya" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
4. Dari Sulaiman bin Shurad r.a. dia telah berkata : "Aku pernah duduk bersama Nabi SAW, sedang di sisi lain ada dua orang yang sedang saling memaki. Salah seorang diantaranya telah kelihatan merah mukanya dan urat-uratnya kelihatan tegang. Rosulullah SAW kemudian bersabda : "Sungguh aku mengetahui kata-kata, yang seandainya seseorang di antara keduanya bersedia mengucapkannya, niscaya hilanglah dari padanya apa yang ia dapati. Seandainya dia bersedia membaca : A'udzu billahi minasy syaithanir rajim (aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk), niscaya hilanglah emosi yang dia dapati. Lalu para sahabat berkata kepadanya : 'Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda "Berlindunglah kamu kepada Allah dari syaitan yang terkutuk" (HR Bukhari dan Muslim).
5. Hadist yang diriwayatkan oleh Dailami bahwa Rosulullah bersabda "Allah 'azza wa jalla telah berfirman : 'Barangsiapa ingat kepada-Ku ketika marah, maka Aku akan ingat kepadanya ketika Aku marah, dan Aku tidak menghancurkannya dalam golongan orang yang Aku hancurkan".

Apa resep untuk menghentikan rasa marah?

Resepnya yaitu dengan membaca ta'awudz "A'udzu billahi minasy syaithanir rajim (aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk)" atau dengan berwudhu'. Sebab emosi atau marah itu adalah pengaruh syaitan, sedangkan syaitan sangat takut terhadap orang yang membaca ta'awudz dan sebaliknya apabila salah seorang di antara kalian marah, hendaklah segera berdiam diri. Jangan banyak bicara atau banyak bergerak, namun perbanyaklah berdzikir kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Surat Thaha ayat 81,"Makanlah di antara rizki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah dia".

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat....amiin.

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=114477478595151

Mengenal Akhlak

By: agussyafii

Pada dasarnya menngenal akhlak mengenali keadaan batin seseorang, oleh karena itu marah belum tentu bermakna benci, menolak belum tentu bermakna tidak simpati, tidak mau memberi belum tentu bermakna tidak mencintai, membiarkan belum tentu bermakna tak peduli, meninggalkan belum tentu bermakna marah, diam belum tentu bermakna ngambek.. Di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala, nilai suatu perbuatan bukan pada perbuatan itu sendiri, tetapi pada apa yang ada di balik perbuatan itu, yakni niatnya, keikhlasannya, kesabarannya, ketabahannya dan hal-hal lain yang bersifat rohaniah.

Untuk menilai kualitas akhlak seseorang bisa dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Pertama: Konsistensi antara yang dikatakan dengan yang dilakukan, satunya kata dengan perbuatan. Orang yang berakhlak baik jika berbicara maka ia menyadari betul apa yang dikatakan, menyadari betul apa implikasi dan konsekwensi dari apa yang dikatakan. Oleh karena itu keputusan yang diambil juga sejalan dengan apa yang telah dikatakan. Untuk mengetahui konsistensi seseorang tidak cukup hanya dengan melihat satu kasus, tetapi beberapa kasus dan dalam waktu yang lama, karena adakalanya seseorang dalam satu hal nampaknya tidak konsisten, tetapi setelah dianalisis dengan banyak hal yang dilakukan jauh sebelumnya ternyata itu merupakan konsistensi. Orang awam memandangnya sebagai inkonsistensi, tetapi orang 'arif justeru memandangnya sebagai konsistensi.

Kedua: Konsistensi orientasi, yakni antara pandangannya dalam satu hal dengan pandangannya dalam bidang lain. Seorang yang memiliki sikap pemihakan kepada orang lemah, maka sikapnya itu akan nampak ketika berurusan dengan segala bidang, ekonomi, hukum, sosial dan juga politik. Seorang humanis akan selalu mengorientasikan perhatiannya pada masalah kemanusiaan yang berjangka jauh, berbeda dengan politisi yang sering mengukurnya dengan kepentingan politis jangka pendek.

Ketiga: Konsistensi pola hidup. Orang yang berakhlak baik pada umumnya pola hidupnya tidak mudah berubah. Jika ia menempuh pola hidup sederhana, maka baik ketika ia miskin maupun setelah menjadi kaya raya, pola hidupnya tetap hidup sederhana. Ketika ia menjadi pemimpin pun ia tetap bertingkah laku sederhana, mudah dihubungi, tetap santai dan tidak jaim didepan bawahannya.

Wassalam,
agussyafii

KEHIDUPAN DUNIA YANG SEMENTARA

Seorang pilsuf dari India, Baidaba bercerita :

pada suatu hari tersesatlah seseorang kepadang luas. tiba2 seekor gajah berlari mengejarnya. karena sudah jauh berlari, ia tertumbuk pada sebuah jurang dan terjatuh kedalamnya. tetapi nasib ia tdk langsung jatuh ke dasar jurang, karena tertahan oleh akar2 kayu yg menjalar di pinggir jurang. setelah sadar diri dia masih selamat, ia menengok ke kiri dan kekanan memperhatikan jalan mana yg harus dilaluinya agar dapat keluar dari jurang yg berbahaya dan mengerikan ini. dalam melihat kesana kemari tertumbuklah pandangannya kepada sarang lebah yg penuh manisan dan telah ditinggal penghuninya.sang tersesat itupun meraih sarang lebah sambil meneguk madu yg tertinggal itu. kurang ia sadari bahwa dirinya dalam keadaan bahaya. diatas jurang masih menunggu kawanan gajah, dibawah menganga mulut jurang yang amat dalam dan dibalik akar pergantungannya ada 2 ekor tikus, tikus hitam dan tikus putih yg senantiasa menggigit pangkal akar yg digantunginya.
didalam kesedapan meneguk madu itulah akar tadi putus karena gigitan tikus. sang tersesat pun jatuhlah ke dalam jurang dan tdk akan kembali lagi buat selama-lamanya.

begitulah manisnya harta duniawi. ketika orang sedang senang2 menikmatinya, umur pun habis. nafsu yg dilambangkan oleh Baidaba dgn gajah, akan selalu memburu manusia kemana2 tidak senang hatinya sebelum manusia itu tersesat. tikus putih dan hitam yg menjadi lambing waktu, siang dan malam akan menghabiskan akar atau umur manusia.
bila akar atau usia telah habis, madu duniawi telah tertinggal, barulah orang sadar bahwa dia salah, dia tersesat, dia dalam bahaya yg mengancamnya dari atas dan dari bawah, dari muka dan belakang. akhirnya manusia mengeluh :
“Duhai kiranya, mengapa saya tidak jadi tanah saja dahulu” ( QS. An-Naba : 40 )


renungkanlah sahabatku..

Sumber: http://www.facebook.com/?ref=home#!/?page=1&sk=messages&tid=1127388402745

Kiat Sukses Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu.” (Al-Hujurat: 10).

“Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.”(Al-Hijr: 47).

Betapa banyak kehidupan yang berubah menjadi keras ketika ikatan persaudaraan telah pupus, ketika sumber-sumber kecintaan terhadap Allah telah kering, ketika individualisme telah menggeser nilai-nilai persaudaraan, saat itu setiap individu berada dalam kehidupan yang sulit, merasa terpisah menyendiri dari masyarakatnya.

Kebanyakan manusia pada umumnya, perilaku mereka telah tercemari oleh hal-hal yang dapat merusak persaudaraan, yang terkadang mereka menyadari hal tersebut, dan terkadang tidak menyadarinya.

Dalam sebuah hadis yang menerangkan tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari tiada naungan kecuali naungan Allah, Rasulullah menyebutkan salah satu di antaranya adalah, “Dan dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya.”(HR Bukhari dan Muslim). Dan di dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, berhak atas kecintaan-Ku..”(HR Malik dan Ahmad).

Muhammad bin Munkadir ketika ditanya tentang kenikmatannya dalam kehidupan ini, beliau menjawab, “Ketika bertemu dengan saudara-saudara (sahabat-sahabat), dan membahagiakan mereka.”

Al-Hasan pernah berkata, “Kami lebih mencintai sahabat-sahabat kami dari pada keluarga kami, karena sahabat-sahabat kami mengingatkan kami akan kehidupan akherat, sedangkan keluarga kami mengingatkan kami akan kehidupan dunia.”

Khalid bin Shafwan berkata, “Orang yang lemah adalah yang sedikit menjalin persaudaraan.”
Perhatikanlah beberapa perkataan di atas, baik dari ayat-ayat Allah, hadis, maupun perkataan para ulama, kemudian lihatlah pada kenyataan tentu akan menunjukkan kebenarannya. Siapakah yang menolongmu untuk mampu tetap teguh memegangi hidayah? Siapakah yang meneguhkan kamu untuk tetap istiqamah? Siapakah yang menemani kamu ketika dirundung bencana dan malapetaka? Karena itu Umar pernah berkata, “Bertemu dengan para ikhwan bisa menghilangkan kegalauan dan kesedihan hati.”

Untuk dapat sukses dalam menjaga ukhuwah islamiyah kita perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat merusak ukhuwah dan berupaya untuk menghindarinya sehingga ukhuwah bisa terjalin secara langgen. Hal-hal tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Tamak dan rakus terhadap dunia, terhadap apa-apa yang dimiliki orang lain.

Rasulullah saw. Bersabda, “Zuhudlah terhadap dunia, Allah akan mencintai kamu. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki oleh manusia, mereka akan mencintai kamu.”(HR Ibnu Majah).

Jika kamu tertimpa musibah, mintalah musyawarah kepada saudaramu dan jangan meminta apa yang engkau butuhkan. Sebab jika saudara atau temanmu itu memahami keadaanmu, ia akan terketuk hatinya untuk menolongmu, tanpa harus meminta atau meneteskan air mata.

2. Maksiat dan meremehkan ketaatan.

Ibnu Qayim, dalam kitab “Al-Jawabul Kafi” mengatakan, “Di antara akibat dari perbuatan maksiyat adalah rasa gelisah (takut dan sedih) yang dirasakan oleh orang yang bermaksiyat itu untuk bertemu dengan saudara-saudaranya.”

Jika di dalam pergaulan tidak ada nuansa dzikir dan ibadah, saling menasehati, mengingatkan dan memberi pelajaran, berarti pergaulan atau ikatan persahabatan itu telah gersang disebabkan oleh kerasnya hati dan hal itu bisa mengakibatkan terbukannya pintu-pintu kejahatan sehingga masing-masing akan saling menyibukkan diri dengan urusan yang lain. Padahal Rasulullah saw. Bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak mendzoliminya dan tidak menghinakannya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, Tidaklah dua orang yang saling mengasihi, kemudian dipisahkan antara keduanya kecuali hanya karena satu dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya.”(HR Ahmad).

Orang-orang ahli maksiyat dan kemungkaran, pergaulan dan persahabatan mereka tidak dibangun atas dasar ketakwaan melainkan atas dasar materi sehingga akan dengan mudah berubah menjadi permusuhan. Bahkan hal itu nanti akan menjadi beban di hari kiamat.
Allah swt.berfirman, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”(Az-Zukhruf: 67). Sedangkan persahabatan karena Allah, akan terus berlanjut sampai di surga, “.sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.”(Al-Hijr: 47).

3. Tidak menggunakan adab yang baik (syar’i) ketika berbicara.

Ketika berbicara dengan saudara atau kawan, hendaknya seseorang memilih perkataan yang paling baik. Allah berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘hendaklah mereka mengucapkan kata-kata yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia’.”(Al-Isra: 53).

Dalam sebuah hadis Nabi saw. Bersabda, “Kalimah thayibah adalah shadaqah.”(HR Bukhari).

4. Tidak memperhatikan apabila ada yang mengajak berbicara dan memalingkan muka darinya.

Seorang ulama salaf berkata, “Ada seseorang yang menyampaikan hadis sedangkan aku sudah mengetahui hal itu sebelum ia dilahirkan oleh ibunya. Akan tetapi, akhlak yang baik membawaku untuk tetap mendengarkannya hingga ia selesai berbicara.”

5. Banyak bercanda dan bersenda gurau.

Betapa banyak orang yang putus hubungan satu sama lainnya hanya disebabkan oleh canda dan senda gurau yang tidak pantas yang terkadang dapat menyinggung perasaan tanpa disadarinya.

6. Banyak berdebat dan berbantah-bantahan.

Rasulullah saw.Bersabda, “Orang yang paling dibenci di sisi Allah adalah yang keras dan besar permusuhannya.”(HR Bukhari dan Muslim). Orang yang banyak permusuhannya adalah yang suka menggelar perdebatan, adu argumen dan pendapat.

Terkadang hubungan persaudaraan terputus karena terjadinya perdebatan yang sengit yang bisa jadi itu adalah tipuan setan. Dengan alasan mempertahankan ‘akidah dan prinsipnya’ padahal sesungguhnya adalah mempertahankan dirinya dan kesombongannya.

Tetapi mujadalah atau debat dengan cara yang baik untuk menerangkan kebenaran kepada orang yang bodoh, dan kepada ahli bidah, hal itu tidak masalah. Tetapi, jika sudah melampaui batas, maka hal itu tidak diperbolehkan. Bahkan jika perdebatan itu dilakukan untuk menunjukkan kehebatan diri, hal itu malah menjadi bukti akan lemahnya iman dan sedikitnya pengetahuan.

Jadi, bisa saja dengan perdebatan ini, tali ukhuwah akan terurai dan hilang. Sebab masing-masing merasa lebih lebih kuat hujjahnya dibanding yang lain.

7. Berbisik-bisik (pembicaraan rahasia)

Rasulullah bersabda, “Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang di antaranya berbisik-bisik tanpa mengajak orang yang ketiga karena itu akan bisa menyebabkannya bersedih.”(HR Bukhari dan Muslim).

Berbisik-bisik adalah merupakan hal yang sepele tetapi mempunyai pengaruh yang dalam bagi orang yang berfikiran ingin membina ikatan persaudaraan.

Allah swt. Berfirman, “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman berduka cita..”(Al-Mujadalah: 10).

Para ulama berkata, “Setan akan membisikkan kepadanya dan berkata, ‘Mereka itu membicarakanmu’.” Maka dari itu para ulama mensyaratkan agar meminta idzin terlebih dahulu jika ingin berbisik-bisik (berbicara rahasia).

Demikianlah beberapa hal yang dapat merusak tali ukhuwah yang perlu diwaspadai serta dihindari oleh setiap insan,agar hubungan persahabatan dan persaudaran yang selama ini terjalin dapat terus terbina dan dilestarikan sehingga kekuatan muslim semakin kokoh disegala sendi-sendi kehidupan yang pada akhirnya terwujudlah masyarakat islam yang Rahmatan lil a’lamin seperti yang telah dijanjikan Allah SWT.

Sumber: http://blog.its.ac.id/indramuslim/2008/01/25/kiat-sukses-menjaga-ukhuwwah-islamiyah/

Tentang Iblis

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah."

Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang aku kehendaki." Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya.

Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.

Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.

Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Apakah yang membuat kamu menangis?" Lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu."
Firman Allah bagi bermaksud, "Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku."
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu."

Lalu Allah berfirman yang bermaksud, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum."
Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman yang maksudnya, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman dengan maksud, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram."

"Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka." (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : "Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan."

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=126720694014533&id=100000316545576

WASIAT-WASIAT SEPANJANG ZAMAN....

Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.

Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul- Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’ at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontoh mu dalam mengamalkannya.

Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.

Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/ keangkuhan.

Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.

Janganlah engkau menyerupai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.

Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (hari. Bukhari Dan Muslim)

Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.

Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.

Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.

Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.
“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)

“Dan beramar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

Wajib bagimu untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

Wajib bagimu untuk duduk bermajlis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajlis dengan orang-orang yang jelek.

Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.

Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.

Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.

Janganlah melaknat seorangpun termasuk haiwan dan benda mati.

Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan orang lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.

Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerosakan di antara mereka.

Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.

Janganlah engkau menakuti dan menyakiti sesama muslim.

Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia kerana hal itu merupakan amalan yang paling utama.

Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan membawa kepada dosa dan dosa akan membawa ke Neraka.

Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.

Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.

Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.

Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.

Janganlah menggambarkan gambar manusia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras azabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.

Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"

Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.

Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .

Takutlah kepada azab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikmatan yang ada.

Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarkan ilmu.

Mohonlah Syurga kepada Allah dan berlindunglah dari Nereka.

Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.

SEMOGA BERMANFAAT....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sumber: http://www.facebook.com/notes/rasdiana-abdul-aziz/-wasiat-wasiat-sepanjang-zaman-/396043182351

*BAHAGIA DENGAN 5 AT*

Semua orang pasti menginginkan dan memburu kebahagiaan.Tapi cara setiap orang dlm mencari kebahagiaan tidak sama.Bagi yg berfikir ia dpt bahagia dgn hartanya,ia akan berlomba2 untuk menumpuk hartanya tak perduli bagaimanapun caranya.Lihatlah QORUN bagaimana ia binasa krn mendewakan hartanya tanpa KEIMANAN...?
Harta adlh nikmat yg hrs disyukuri,hiasan hidup yg hrs diantisipasi,amanah yg hrs dipertanggungjawabkan,cobaan yg harus diwaspadai,dan harta adlah bekal ibadah...

Bagi yg berfikir kekuasaan,pangkat jabatan bisa membuat hidupnya bahagia mereka akan berlomba2 merebut kekuasaan bagaimanapun caranya.entah itu halal atau tidak.Karena mereka haus ingin dihormati dan disegani.Bahkan aksi sogok,suap dgn uang ratusan juta mereka lakukan demi kekuasaan yg mereka rebutkan.tapi betulkah kekuasaan itu akan membuat kebahagiaan yg abadi..?
Lihatlah FIR'AUN bagaimana ia binasa krn mendewakan kekuasaanya tanpa KEIMANAN...?
KEKUASAAN adalah amanah yg harus dipertanggung jawabkan...

Bagaimanapun hanya keimanan,ketakwaanlah,ridho,ikhlas, syukur yg tertanam dlm hati kita akan membuati kita bahagia dan tentram..aamiin

Beberapa waktu yg lalu ketika saya mengikuti tadhabur alam ke pantai Tuenmun bersama Halaqoh bimbingan Bp H.Abdul Muhaimin Karim.ada sedikit ilmu yg saya petik bagaiman meraih kebahagiaan.

BAHAGIA DENGAN 5 AT..

Hidup adalah perjuangan.Perjuangan sgt identik dgn pengorbanan.Pengorbanan sgt identik dgn kesulitan,kesusahan dan ketidaknyamanan.Manusia yg hidup pasti akan dihadapkan dgn beragam ujian.

Allah berfirman:"Barang siapa yg bertaqwa kpd Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rizki dari arah yg tdk disangka-sangkanya.Dan barang siapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluanya..."(Ath-Thalaq:2-3)

Ayat diatas menjelaskan bahwa untuk mendapatkan hidup mudah dan bahagia syaratnya ada satu yaitu TAQWA.

Untuk mendapatkan pangkat taqwa seseorang hrus menjalankan 5 AT berikut:

1.Tekad yg sgt ku-AT untuk meraih ridho Allah.Jadikan Allah sbg tujuan tertinggi hidup kita.INNA SHOLATI WANUSUKI WAMAHYAYA WA MAMATI LILLAHI ROBBIL 'ALAMIIN.

2.Perbanyak tob-AT.Sungguh Allah teramat gembira melihat hamba-hamba-Nya bertobat.Menurut nabi,kegembiraan Allah melebihi kegembiraan seorang musafir yg menemukan kembali unta serta seluruh pembekalanya yg sempat hilang.Perbanyak tobat,istighfar,tangisi dosa2 yg pernah dilakukan dan tanamkan dalam hati kebencian untuk melakukan dosa serupa.

3.Jauhi maksi-AT.maksiat adalh penghalang tebal untuk mendapatkan pertolongan Allah.Maksiat akan terjadi bila ada niat dan kesempatan.Kendalikan dari lintasa-lintasan buruk.Tutup sekecil apapun peluang berbuat maksiat.Kendalikan mata,telinga dan lisan dari yg duharamkan.Jaga pergaulan.Selektif memilih kawan dan bacaan.

4.Perkuat ta-AT.Setelah membersihkan diri dgn taubat,menjaganya dari maksiat,maka perindahlah ia dgn taat.Maka pastikan progam berikut dilakukan setiap hari:

1. ACM= AKU CINTA MASJID
2.ACQ= AKU CINTA QUR'AN
3.ACT= AKU CINTA TAHAJJUD
4.ACS= AKU CINTA SEDEKAH

5.Tebatkan manfa-AT.Lakukan kebaikan sebanyak mungkin.Karena kebaikan adalah tabungan.Semakin banyak kita menolong orang semakin banyak pula kekayaan kita disisi Allah.Jika belum bisa melakukan itu,maka lakukanlah dgn menolong hal2 kecil misalnya memungut sampah dijalan yg menghadang langkah kita,mengongkosi orang,dan sebagainya.Jadikan pedoman tiada hari tanpa kebaikan,maka akan disayangi Allah subhanahu wata'ala.dan kita pun akan merasakan efeknya yaitu kebahagiaan...insyaAllah...Aamiin..
Ihdinassirotol mustaqiim...aamiin

Wallahu A'lam bisahawaab..
Barakallahu Fikum...

Sumber: http://www.facebook.com/notes/nurhayati-sobo-inung/meraih-kebahagiaanbahagia-dengan-5-at/123094637723872

Friday 28 May 2010

Rp. 30.000, yang menggugah hati

bagus banget ne cerita.....
moga keLak bisa mendapatkan keturunan yang soLeh dan soLeha
^___^


Sahabat...
Seorang ayah ingin mengajarkan kepada anaknya sejak dini yang baru duduk dikelas 3 SD untuk mengatur uang jajannya. Sang anak diberi uang Rp 30.000 perminggu (termasuk ongkos ojek). Biasanya uang tersebut diberikan sang ayah sehari sebelum anaknya masuk sekolah.

Pada minggu pagi mereka berdua hendak jalan-jalan ke kota untuk menikmati liburan. Sebelum berangkat, tak lupa sang ayah memberikan uang jajan mingguan anaknya dengan tiga lembar uang Rp 10.000. Dan uang tersebut disimpan rapi dalam saku celananya.

Ditengah keasikan sang ayah dan anaknya menikmati hari libur mereka, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kedatangan seorang kakek pengemis yangg telah tua renta sambil memelas.
Tak tega melihat sang kakek tua memelas, sang anak dengan sigap langsung mengeluarkan 3 lembar uang 10.000,- dari saku celana dan diberikan seluruhnya.

Kontan saja kakek pengemis ini terlihat sangat senang seraya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang tak terkira kepada sang anak dan ayahnya ini.

Setelah si kakek tua berlalu, kemudian sang ayah bertanya;
“Sayang, kenapa kamu berikan semua uangmu untuk kakek itu? Bukankah satu lembar saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga nanti malam?”

“Ayah..kalau kakek tua itu ikhlas menerima yang sedikit maka aku ikhlas untuk memberikan yang lebih besar!” Jawab anaknya dengan wajah tersenyum..

“Tek!!!” Hati sang ayah langsung tersentak kaget mendengar jawaban tersebut.

“Nah, terus uang jajanmu untuk seminggu ke depan bagaimana?” Tanya sang ayah mencoba menguji.

“Kan aku masih punya ayah dan bunda! Tidak seperti kakek tua itu yang mungkin hanya hidup sebatangkara di dunia ini.” Balas anaknya.

“Kenapa kamu begitu yakin kalo ayah dan bunda akan mengganti uang jajanmu? Ayah nggak janji loh?” Kembali sang ayah mengujinya.

“Kalo ayah merasa bahwa aku adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada ayah dan bunda, maka aku sangat yakin ayah dan bunda tak akan membiarkan aku kelaparan seperti kakek tua itu..” Jawab sang anak mantap.

Seakan sang ayah tak percaya dengan jawaban dari putranya hingga ia kehabisan kata-kata. Ia tak menyangka jawaban seperti itu keluar dari seorang bocah kelas 3 SD. Ia seperti sedang berhadapan dengan seorang ulama besar dan ia tak bernilai apa-apa ketika berada dihadapannya.

Lalu ia berjongkok dan memegang kedua pundak anaknya..
“Sayang…ayah dan bunda janji akan selalu menjaga dan merawatmu hingga Allah tetapkan batas umur ini. Ayah sangat sayang padamu..” Sambil kedua matanya berkaca-kaca seolah tak kuat menahan haru..

Sambil memegang kedua pipi ayahnya, sang anak membalas,
“Ayah tak perlu berkata seperti itu. Sejak dulu aku sudah tahu bahwa ayah dan bunda sangat mencintai dan menyayangiku. Kelak jika aku sudah dewasa aku akan selalu menjaga ayah dan bunda, dan aku tidak akan membiarkan ayah dan bunda hidup dijalan seperti kakek tua itu…”

Dan airmata sang ayahpun tak terbendung mendengar jawaban tulus dari anaknya. Dipeluklah tubuh mungil itu dengan sangat erat. Dan kedua larut dalam haru dan kasih sayang.

Sahabat.....
Luqman adalah tokoh orang tua yang bijak dalam mendidik anak yang diabadikan dalam Al-Qur’an, ada beberapa Nasehat dari Lukman kepada anaknya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran kepada anak-anak kita atau anak buah kita ( tentu saja redaksinya silahkan Anda rubah sesuai dengan kondisi ), nasehat-nasehat tersebut diantaranya :

1. Anakku ; jauhilah SYIRIK, karena itu akan mematikan hati menimbulkan MURKA Allah

2. Anakku ; janganlah berjalan di muka bumi dengan SOMBONG, karena itu akan menghancurkanmu

3. Anakku ; BERSYUKURLAH kepad Allah dan kepada kedua orang tuamu, karena Allah yang telah menciptakanmu dan orang tuamulah yang melahirkan, membesarkan dan mendidikmu.


4. Anakku ketahuilah sesungguhnya DUNIA BAGAIKAN LAUT YANG DALAM , banyak yang karam kedalamnya bila engkau ingin selamat , agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya adalah tawakkal kapada Allah

5. Orang yang senantiasa MENYEDIAKAN DIRINYA untuk MENERIMA NASEHAT, maka dirinya akan mendapatkan penjagaan dari Allah. Orang yang insyaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia kan senantiasa menerima kemuliaan dari Allah juga.

6. Orang yang MERASA DIRINYA HINA DAN RENDAH dalam beribadah dan taat kepada Allah, jadilah ia tawadhu’ kepada Allah , dia akan lebih dekat dengan Allah dan selalu berusaha menghindarkan ma’siat kepada-Nya.

7. Hai anakku; seandainya orang tuamu marah kapadamu karena kesalahanmu maka MARAHNYA ORANG TUA itu adalah bagaikan PUPUK bagi tanaman.

8. JAUKANLAH dirimu dari BERHUTANG, karena berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.

9. Senantiasalah BERHARAP kapada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai Allah. Takutlah kapada Allah dengan sebenar-benarnya takut, tentulah engkau akan lepas dari sifat keputusasaan dari Rahmat-Nya

10. Hai anakku ; seorang PENDUSTA akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercyai orang dan seorang yang telah bejat akhlaqnya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah , memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.

11. Hai anakku ; engkau telah merasaan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi dari pada itu semua adalah bilamana engkau mempunya TETANGGA YANG JAHAT.

12. Hai anakku ; janganlah sekali-kali engkau mengirimkan seseorang yang BODOH menjadi utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdas dan pintar, sebaiknya dirimu sendirilah yang menjadi utusan.

13. JAUHILAH SIFAT DUSTA, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

14. Hai anakku ; bila engkau menghadapi dua alternative ta’ziyah orang mati ataukah menghadiri pesta perkawinan maka hendaklah engkau memilih untuk MELAYAT ORANG MATI, sebab melayat orang mati itu akan mengingatkanmu pada kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta perkawinan itu akan mengingatkanmu kesenangan duniawi saja.

15. Janganlah engkau makan sampai KENYANG YANG BERLEBIHAN, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baiknya bila diberikan kepada anjing saja.

16. Hai anakku ; jangnlah kamu langsung menelan saja karena manisnya barang dan janganlah kamu langsung memuntahkan barang karena pahitnya. Karena YANG MANIS BELUM TENTU MENIMBULKAN KESEGARAN, dan YANG PAHIT ITU BELUM TENTU MENIMBULKAN KEGETIRAN.

17. MAKANLAH makananmu bersama-sama dengan ORANG YANG TAQWA dan MUSYAWARAHKANLAH urusanmu dengan para ALIM ULAMA dengan cara memohon nasihat kepadanya.

18. Hai anakku ; bukanlah suatu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencri ilmu namun engkau tidak mengamalkanya. Hal itu tak ubahnya bagaikan seorang yang mencari kayu bakar, banyak terkumpul maka ia tidak kuat memikulnya tetapi ia masih selalu menambahnya juga

19. Hai anakku ; bila engkau ingin menemukan KAWAN SEJATI, maka ujilah dahulu dengan membuat dia MARAH bila dalam kemarahanya itu dia masih berusaha menginsyafkan atau menyadarkan kamu, maka bolehlah dia engkau ambil sebagai kawan. Bila tidak demikian maka berhati-hatilah engkau terhadapnya.

20. Selalulah BAIK TUTUR KATAMU dan HALUS BUDI BAHASAMU serta MANIS WAJAHMU, karena engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseoran terhadap orang lain yang pernah memberikan barang berharganya.

21. Hai anakku ; bila engkau BERTEMAN, tempatkan dirimu padanya sebagai orang yang TIDAK MENGHARAPKAN SESUATU DARIPADANYA namun BIARKAN DIA YANG MENGHARAPKAN SESUATU DARIMU.

22. Jadikanlah dirimu dalam segala perilakumu sebagai orang yang TIDAK INGIN MENERIMA PUJIAN atau orang yang mengharapkan sanjungan orang lain, karena motivasi riya/pamrih itu menimbulkan CELA dan MENGECEWAKAN DIRIMU.

23. Hai anakku ; usahakanlah agar mulutmu jangan sampai mengeluarkan kat-kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akanLEBIH SELAMAT BILA BERIAM DIRI. Kalu berbicara usahakanlah agar bicaramu mendatangkan kemanfaatan bagi orang lain.

24. Hai anakku ; janganlah engkau CONDONG KEPADA URUSAN DUNIA dan hatimu selalu direpotkan dunia saja karena engkau diciptakan kedunia bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tak ada makhluk yang paling hina dari pada orang yang terpedaya oleh dunia.

25. Hai anakku janganlah engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, engkau berjalan tanpa tujuan pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.

26. Barang siapa yang PENYAYANG AKAN DISAYANG, barang siapa pendiam tentu akan selamat dari berkata yang mengandung racun, dan barang siapa yang tidak bisa menahan lidahnya dari berkata kotor tentulah akan menyesal.

27. Hai anakku ; BERGAULLAH RAPAT engkau dengan orang ULAMA dan ILMUWAN, perhatikan lah nasihat dan perkataanya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur tersiram air hujan.

28. Hai anakku ; AMBILLAH DUNIA SEKEDAR KEPERLUANMU, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Janganlah kau tendang dunia ini ke keranjang sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya jangan engkau peluk dunia ini serta merengguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.