Assalamu'alaikum.

Assalamu'alaikum
Selamat datang di blog ini. Terimaksih atas kunjungannya sahabat

Semoga dapat bermanfaat untuk membuat kita lebih baik lagi, amin....
(bagi yang ingin copy and share artikel yang ada dblog ini, silahkan saja, asal cantumkan sumbernya... :)

Thursday 1 April 2010

Cara Mudah Mendidik Anak Mencintai Islam

Setiap ibu bapa tentu bercita-cita supaya anaknya menjadi anak yang soleh dan mencintai agama Allah.

Bagaimana caranya untuk mencapai kedudukan tersebut ?

Ibnu Asakir meriwayatkan Hadis dari Saad bin Abi Waqas, Rasulullah (SAW) melarang Umair bin Abi Waqas ikut dalam perang Badar kerana dianggap masih kecil. Tetapi anihnya, larangan itu membuat Umair bersih dan menangis. Walaupun masih kecil, di dalam diri Umair sudah tertanam kuat bahawa perang membela Islam itu sebuah kemuliaan yang amat tinggi.

Melihat gelagat Umair, Rasulullah SAW turut merasa sedih. Baginda kemudian mengizinkan anak yang belum cukup umur itu ikut serta berjihad.

Dalam iriwayat lain Ibnu Syaibah Asy-Syakbi yang terjadi pada perang Uhud. Ada seorang ibu dengan penuh semangat menhantar anaknya yang masih kecil kepada Rasulullah SAW agar turut bersama berperang. Dia amat berharap agar Rasulullah SAW mengizinkan anaknya ikut serta dalam berjihad sambil berkata, “Ya Rasulullah, ini anakku sudah siap menyertai Anda berperang.” Rasulullah SAW kemudian memerintahkan anak itu membantu membawa peralatan perang.

Pada waktu peperangan berlaku, anak tersebut terluka. Ia lalu mendatangi Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Hai anakku, semoga engkau tidak gelisah dan tidak bersedih!” Dengan tegas ia menjawab, “Tidak, Ya Rasulullah.”

Kisah di atas adalah sebuah gambaran bagaimana para sahabat Rasulullah SAW berhasil mendidik anak-anak mereka mencintai Islam dengan sepenuh jiwa dan raga. Sekarang persoalannya, bolehkah kita mendidik anak-anak kita menjadi anak-anak kita menjadi seperti dalam kisah di atas ?

Harus kita akui bahawa tanggungjawab menjadi seorang ibu bapa pada zaman sekarang tidaklah mudah. Apatah lagi jika mengharapkan anak yang tidak memiliki kepintaran, tetapi tetap dituntut juga mesti taat dan mencintai Islam sepenuhnya.

Untuk mendidik anak agar soleh, kita tidak boleh menyerahkan bulat-bulat kepada sekolah. Tetapi peranan aktif kedua orangtua juga amat diperlukan dalam masalah ini. Orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anaknya.

Tidak mungkin anak mahu disuruh solat atau membaca al-Quran, jika orangtuanya tidak solat dan tidak berminat membaca Kitab Suci Al-Quran.

Di bawah ini terdapat beberapa langkah yang boleh dilakukan kedua ibu bapa dalam mendidik anaknya agar menjadi anak yang soleh dan mencintai Islam.

1. Menanamkan Akidah dan Syariah Sejak Kecil.

Menanamkan akidah yang kukuh adalah tugas utama kedua ibu bapa. Kedua orangtua lah yang mempunyai pengaruh besar dalam pertumbuhan dan berkembangnya nilai-nilai agama dalam diri anak. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu dan bapanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (Riwayat Bukhari).

Tujuan pengisian akidah pada anak semasa kecil adalah agar si buah hati mengenal secara benar siapakah Tuhannya. Sejak dalam kandungan, seorang ibu boleh memulainya dengan sering bersenandung mengagungkan Asma Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT). Begitu lahirnya, si bayi dibiasakan mendengarkan ayat-ayat al-Qur`an.

Pada usia ini, anak diajak untuk belajar membentuk bahawa dirinya, orang tuanya, seluruh keluarganya, manusia, dunia dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah SWT. Dari sini orangtuanya boleh menyampaikan kepada anaknya, mengapa manusia harus beribadah dan taat kepada Allah SWT.

Pada peringkat ini, anak diajak untuk belajar menalar bahawa dirinya, orangtuanya, seluruh keluarganya, manusia, dunia dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah SWT

Selanjutnya, anak dikenalkan dengan Asma' dan sifat-sifat Allah SWT. Dengan cara ini anak mengetahui betapa Allah Maha Besar, Maha Perkasa, Maha Kaya dan seterusnya. Jika anak boleh memahaminya dengan baik, insya Allah, akan tumbuh sebuah kesadaran pada dirinya untuk sentiasa mengagungkan Allah SWT dan bergantung hanya kepadaNya. Lebih dari itu, kita berharap dengan cara ini akan bertumbuh benih kecintaan anak kepada Allah SWT, cinta yang akan membentuknya gemar melakukan amal yang dicintai Allah SWT.

Kemudian, penanaman akidah pada anak harus disertai dengan pengenalan hukum-hukum syariah secara bertahap. Proses pembelajarannya boleh dimulai dengan memotivasi anak untuk senang melakukan hal-hal yang dicintai oleh Allah SWT misalnya, dengan mengajak solat, berdoa atau membaca al-Qur`an bersama.

Yang penting adalah, menanamkan akhlak seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada sesama, bersikap jujur, berani karena benar, tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja, bersahaja, sederhana dan sifat-sifat baik lainnya. Jangan sampai luput untuk mengajarkan bahawa itu semua semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian .

2. Kerjasama Ayah dan Ibu

Anak akan lebih mudah memahami dan mengamalkan hukum jika dia melihat contoh secara langsung dari orangtuanya. Orangtua adalah guru dan orang terdekat bagi si anak yang harus menjadi panduan. Oleh kerana itu, orangtua dituntut untuk bekerja keras memberikan contoh dalam memelihara ketaatan serta ketekunan dalam beribadah dan beramal saleh. Insya Allah, dengan cara tersebut anak akan mudah diingatkan secara sukarela.

Tentu saja hal yang demikian memerlukan kerjasama yang kompak antara ayah dan ibu. Jika ayah dan ibu masing-masing mempunyai target dan cara yang berbeda dalam mendidik anak, tentu anak akan bingung. Bahkan mungkin akan memanfaatkan orangtua menjadi kambing hitam dalam kesalahan yang dilakukannya. Ambil contoh, seorang ayah sudah bersusah payah agar anaknya mahu menunaikan solat. Namun kerana seorang ibu merasa tidak perlu, tentu sahaja akan membingungkan anaknya dan menjadikan si ibu sebagai alasan dia untuk tidak solat.

3. Peran Lingkungan, Keluarga dan Masyarakat

Pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anak belumlah cukup untuk mengantarkan si anak menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Anak juga memerlukan sosialisasi dengan lingkungan dimana dia beraktivitas, baik di sekolah, rumah mahupun masyarakat secara luas.

Di sisi inilah, lingkungan dan masyarakat memiliki peranan penting dalam pendidikan anak. Masyarakat yang menganut nilai-nilai, aturan, dan pemikiran Islam, seperti juga yang dianut oleh sebuah keluarga Muslim, akan mampu mengantarkan anak menjadi seorang Muslim sejati.

Gambar masyarakat sekarang yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan pemikiran materialisme, sekularisme, permisivisme, hedonisme, dan liberalisme merupakan tantangan besar bagi keluarga Muslim.

Hal ini yang menjadikan si anak hidup dalam sebuah lingkungan yang membuatnya berada dalam posisi diharuskan. Dia dia mendapatkan pengajaran Islam dari keluarga, namun di sisi lain anak bergaul dalam lingkungan yang sarat dengan nilai yang bertentangan dengan Islam.

Pengaruh dalam lingkungan remaja dan keluarga akan mempengaruhi pertmbuhan peribadi anak. Untuk mengatasi persoalan ini, maka dakwah untuk mengubah sistem masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam secara mutlak harus dilakukan. Hanya dengan semikian akan muncul generasi Islam yang taat pada Syariah. Insya Allah.

Oleh: Qutuz salahuddin

No comments:

Post a Comment